Anda di halaman 1dari 12

“HASIL PENGUJIAN AGREGAT KASAR DAN HALUS”

Dosen : Rahmat Natsir, S.T., M.T

Nama : Rifky (4042022097)

TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK BOMBANA

2023
A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian/ distribusi besaran atau
jumlah persenatase butiaran (gradasi) agregat halus dan kasar dengan menggunakan
saringan.

B. Peralatan
1. Neraca dan timbangan dengan ketelitian 0.2 % dari berat benda uji.
2. Satu set saringan: 1”; ¾”; ½”; 3/8”; no.4; no.8; no. 30; no. 50; no.100; no.200 dan
pan (ASTM).
3. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)
o
C.
4. Alat pemisah saringan (Sample Splitter).
5. Mesin penggetar saringan.
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuning, sendok, dan alat-alat lainnya.

C. Bahan

Benda uji yang didapat dari alat pemisah contoh atau cara perempat sebanyak;

Agregat halus:
- Ukuran maksimum no.4; berat minimum 500 gram
- Ukuran maksimum no.8; berat minimum 100 gram

Agregat kasar:
- Ukuran maksimum 3,5” ; berat minimum 35000 gram
- Ukuran maksimum 3” ; berat minimum 30000 gram
- Ukuran maksimum 2,5” ; berat minimum 25000 gram
- Ukuran maksimum 2” ; berat minimum 20000 gram
- Ukuran maksimum 1,5” ; berat minimum 15000 gram
- Ukuran maksimum 1” ; berat minimum 10000 gram
- Ukuran maksimum ¾” ; berat minimum 5000 gram
- Ukuran maksimum ½” ; berat minimum 2500 gram
- Ukuran maksimum ¼” ; berat minimum 1000 gram

D. Prosedur
1. Mengeringkan benda uji dalam oven dengan suhu (110 + 5) oC, sampai berat
tetap.
2. Menyaring benda uji lewat susunan saringaan dengan ukuran paling besar
ditempatkan di paling atas. Susunana saringan digetar dengan mesin penggetar
selama 15 menit.
3. Maka mendapatkan besar berat sampel yang tertahan dalam saringan.

2
E. Data Praktikum
1. Agregat Halus
w sebelum di oven : 1543 gram
w setelah di oven : 1538 gram
w wadah : 545 gram

Sampel
Saringan Berat Tertahan
Saringan (gram)
No. 4 30
No. 8 207
No. 30 463
No. 50 125
No. 100 60
No. 200 21
Pan 85
Total 991

2. Agregat Medium
w sebelum di oven : 2514 gram
w setelah di oven : 2502 gram
w wadah penampung ketika perhitungan berat tertahan : 505 gram

Sampel
Saringan Berat Tertahan
Saringan (gram)
3/8” 107
No. 4 1767
No. 8 88
No. 30 11
Pan 47
Total 1990
3. Agregat Kasar
w sebelum di oven : 2503 gram
w setelah di oven : 2490 gram
w wadah penampung ketika perhitungan berat tertahan : 495 gram

Saringan Sampel

3
Berat Tertahan
Saringan (gram)
1” 0
¾” 93
½” 834
3/8” 625
No. 4 414
Pan 28
Total 1994

F. Pengolahan Data
1. Agregat Halus

Sampel
Saringa
Berat Tertahan Persen Cumulative Cumulative
n
(gr) Tertahan (%) Retained (%) Passed (%)
No. 4 30 3.027245 3.027245 96.97275
No. 8 207 20.88799 23.91524 76.08476
No. 30 463 46.72048 70.63572 29.36428
No. 50 125 12.61352 83.24924 16.75076
No. 100 60 6.05449 89.30373 10.69627
No. 200 21 2.119072 91.42281 8.577195
Pan 85 8.577195 100 0
Total 991 100

2. Agregat Medium

Sampel
Saringan Berat Tertahan Persen Cumulative Cumulative
(gr) Tertahan (%) Retained (%) Passed (%)
3/8” 107 5.376884 5.376884 94.62312

4
No. 4 1767 88.79397 94.17085 5.829146
No. 8 88 4.422111 98.59296 1.407035
No. 30 11 0.552764 99.14573 0.854271
Pan 47 0.854271 100 0
Total 1990 100

3. Agregat Kasar

Sampel
Saringan Berat Tertahan Persen Cumulative Cumulative
(gr) Tertahan (%) Retained (%) Passed (%)
1” 0 0 0 100
¾” 93 4.663992 4.663992 95.33601
½” 834 41.82548 46.48947 53.51053
3/8” 625 31.34403 77.8335 22.1665
No. 4 414 20.76229 98.59579 1.404213
Pan 28 1.404213 100 0
Total 1994 100

5
Cumulative Passed Aggregates
100
90
80
70
Cumulative Passed (%)

60
coarse
50 medium
fine
40
30
20
10
0
1 1" 3/42 " 1/2"
3 3/84 " 45 86 307 8
50 9
100 10
200 11
pan

Nomor Saringan

G. Analisis
1. Analisis Praktikum
Pada praktikum analisa saringan agregat ini, dilakukan tiga tipe analisis saringan
yaitu untuk agregat kasar, medium, dan halus. Pada praktikum ini, praktikan
melakukan persiapan praktikum dengan mengambil sample agregat yang telah
tersedia di laboratorium. Untuk sample agregat kasar dan medium praktikan
mengambil 2000 gram sampel dan untuk yang sample halus praktikan mengambil
sampel sebanyak 1000 gram. Kemudian, ketiga sample ini praktikan keringkan
dalam oven. Tujuan dari pengeringan oven ini yaitu untuk mendapatkan kondisi
agregat yang benar-benar kering luar dan dalam. Lamanya proses pengeringan yaitu
sampai didapat kondisi agregat dengan berat yang konstan, kurang lebih lamanya
pengeringan selama 18 jam. Praktikan juga mempersiapkan susunan saringan untuk
tiap-tiap jenis agregat mulai dari ukuran yang paling besar hingga ukuran terkecil dan
tidak lupa memasang pan pada bagian bawah susunan. Untuk agregat halus, susunan
saringan dimulai dari ukuran saringan no.4, no. 8, no.30, no.50, no.100, no.200.
Sedangkan untuk agregat medium, susunan saringannya yaitu mulai dari saringan
3/8”, no.4, no.8, no. 30. Untuk agregat kasar, susunan saringannya dimulai dari
saringan 1”, ¾”, ½”, 3/8”. Pada praktikum ini, praktikan melakukan paralel pekerjaan
dengan kelompok 1 untuk dua kali pelaksanaan penyaringan dengan dua sampel

6
agregat dengan jenis yang sama, dengan cara melakukan penyaringan tipe agregat
yang berbeda setelah penyaringan yang dilakukan, sehingga mempersingkat waktu
pelaksanaan praktikum. Hal ini disebabkan oleh penggunaan saringan tidak
bergantung (menuggu) dari penyaringan sebelumnya karena penggunaan susunan
saringan sebelumnya berbeda dengan susunan saringan yang digunakan setelahnya,
mengingat jenis agregat yang di saring berbeda.

Setelah siap, agregat dimasukkan ke dalam susunan saringan yang kemudian


ditutup. Selanjutnya, susunan saringan diletakkan dalam pada motorized dynamic
Sieve Shaker dan dipastikan terpasang dengan baik yang kemudian digetarkan selama
15 menit. Lamanya penggetaran sesuai dengan standard dari ASTM. Setelah proses
penggetaran, berat tiap-tiap agregat yang tertahan pada tiap-tiap saringan di timbang.
Pada saat penimbangan, untuk efisiensi perhitungan, kami melakukan pengukuran
tiap-tiap agregat tertahan dengan meletakkan wadah penampung di atas neraca
penimbang lalu di kalibrasikan sehingga berat dari wadah penampung tidak terhitung,
dengan kata lain penimbangan langsung terhadap berat dari tiap-tiap agregat tertahan.
Selain itu, cara ini juga memberikan akurasi yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan
pada setiap pengukuran berat tiap-tiap agregat tertahan ada kemungkian berat dari
agregat tertahan pada saringan nomor sebelumnya masih tersisa pada wadah
penampung. Namun, dengan metode ini, kita dapat meminimalkan kemungkinan
tersebut dengan melihat berat wadah pada neraca penimbang haruslah bernilai 0
setelah setiap penimbangan agregat tertahan dari tiap-tiap saringan. Setelah proses
pengukuran didapatlah data persebaran berat (gradasi) dari sample.

2. Analisis Hasil
Berdasarkan pada praktikum, didapat persebaran agregat berdasarkan ukurannya
seperti pada data praktikum. Dari data praktikum, terlihat banyak sampel yang kurang
dari dari berat awal sampel tetapi besar kehilangan berat sample tidak lebih dari 1%.
Selanjutnya, untuk menghitung persentase tertahan kita cukup dengan menggnunakan
Berat Tertahan
×100 , untuk tiap ukuran saringan. Selain itu, dicari pula nilai
Berat Total
cumulative retained (kumulatif tertahan) dengan cara menjumlahkan nilai persen
tertahan pada saringan tersebut dengan jumlah nilai persen tertahan sebelumnya.
Sedangkan untuk cumulative passed (kumulatif lewat) cukup dengan 1

7
00−cumulative retained untuk tiap nomor saringannya, yang tentunya keseluruhan
perhitungan tersebut dalam satuan persen (%).

Cumulative Passed Aggregates


100
90
80
70
Cumulative Passed (%)

60
coarse
50 medium
40 fine

30
20
10
0
1 "1 3/42" 3
1/2" 4
3/8 45 8
6 7
30 8
50
9
100
10
200 11
pan
"
Nomor Saringan

Dari hasil yang didapat setelah perhitungan, kita dapat melihat bahwa grafik
persebaran dari tiap-tiap jenis agregat. Bila kita bandingkan dengan grafik acuan ini:

8
Kita dapat menganalisis bahwa untuk sampel agregat kasar dapat dikatakan
sebagai agregat dengan tingkat gradasi yang cukup baik, hal ini ditandai dengan
bentuk grafik yang menyerupai dengan grafik well-graded pada grafik acuan tetapi
ada kekurangan distribusi pada bagian atau ukuran ¾”. Namun, secara garis besar,
sampel agregat kasar dapat dikategorikan sebagai sampel agregat kasar yang baik.
Sedangkan, untuk sampel agregat medium dapat dianalisis bahwa sampel yang diuji
dapat dikategorikan sebagai sampel yang uniform. Hal ini dapat dilihat dari bentuk
grafik yang lurus vertikal, dengan kata lain terlalu banyaknya dominasi satu ukuran
agregat dalam sampel sehingga tidak ada persebaran distribusi yang merata. Jadi,
tidak dapat diketegorikan sebagai sampel agregat medium yang baik. Untuk agregat
halus, dapat kita analisis bahwa sampel yang diuji dapat dikategorikan sebagai agregat
yang baik. Hal ini disebabkan oleh hampir meratanya persebaran agregat dalam
sampel yang ada, hal ini juga dapat dilihat dari bentuk grafik yang cenderung memilki
gradien yang sama dengan satu. Dengan kata lain, perbandingan jumlah antara ukuran
sub-agregat dari sampel dapat dikategorikan merata meskipun sub-agregat pada
saringan no. 30 relatif mendominasi dari persebaran yang ada.

3. Analisis Kesalahan
Pada dasarnya untuk praktikum ini tidak mendapatkan adanya kesalahan realtif
dari data praktikum. Namun, berdasarkan hasil praktikum dan standard yang berlaku
terjadi beberapa penyimpangan yang kemungkinan disebabkan oleh:

 Ketidaktepatan praktikan dalam menimbang berat agregat dari tiap-tiap saringan.


 Terjatuhnya sebagian agregat pada saat pengambilan sample ke saringan yang
berada di bawah.
 Tertumpahnya sebagian agregat pada saat pemindahan agregat ke alat penimbang.
 Tertinggalnya sebagian agregat pada saringan atau pada wadah penampung di alat
penimbang.
 Masih basahnya agregat, atau sample agregat belum kering luar dalam. Dengan
kata lain kurang sempurnanya pengeringan oven.
 Kesalahan dalam penyusunan tingkat saringan, sehingga terdapat saringan yang
celahnya lebih kecil berada di bagian atas susunan saringan.

9
H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum, dapat diperoleh pembagian butir (Gradasi) agregat halus
dengan menggunakan saringan dari perhitungan persentase berat benda uji yang
tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat total benda uji, seperti yang
praktikan cantum dalam pengolahan data. Sedangkan dari acuan grafik yang ada,
apabila kita bandingkan dengan hasil grafik yang didapat, diketahui bahwa sampel
agregat kasar dan halus dapat dikatergorikan sebagai sampel agregat yang baik (well-
graded), sedangkan untuk agregat medium dikategorikan sebagai sampel yang
uniform yang pada dasarnya tidak disarankan untuk digunakan.

I. Referensi

American Society for Testing and Materials. “Standards Test Method for Sieve
Analysis of Fine and Coarse Aggregate”, No. ASTM C 136-04. Annual Book of
ASTM Standards, Vol 04.02.

Badan Standardisasi Nasional. “Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus


dan Kasar”, SNI 03-1968-1990.

Pedoman Praktikum. “Pemerikasaan Bahan Perkerasan Jalan”, Laboratorium Struktur


dan Material Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.

10
J. Lampiran

11
DAFTAR PUSTAKA

Maebara, Mohammed Mahdi. 2012. “Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar”.

https://id.scribd.com/doc/83003791/Analisa-Saringan-Agregat-Halus-Dan-Kasar.
Diunduh 27 Oktober 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai