Anda di halaman 1dari 34

PENGUJIAN PROPERTIS MATERIAL

PASIR, KERIKIL, SEMEN

MATA KULIAH

PENGUJIAN BAHAN 01

I KOMANG MAHARDIKA
2015113044

UNTUK PERENCANAAN CAMPURAN BETON:

MATERIAL CAMPURAN:
PASIR ALAMI EX KARANGASEM
KERIKIL BATU PECAH EX KARANGASEM DIAMETER MAX.
20 mm.
SEMEN TONASA INDONESIA

26 NOPEMBER 2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BALI

Laboratorium MATERIAL Jurusan Teknik Sipil


BAB 1
PENGUJIAN ANALISA AYAKAN UNTUK PASIR

1.1 Tujuan Pengujian


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui zone agregat halus serta kandungan
kerikil yang terkandung dalam pasir.
1.2 Material Uji
Dalam proses pengujian analisa ayakan untuk pasir, material uji yang diperlukan antara
lain:
a. Sampel Pasir;
 Jumlah/Berat Material : 1/16 dari total jumlah awal
 Kondisi Material : Kering

1.3 Peralatan yang Digunakan


Dalam proses pengujian analisa ayakan untuk pasir, peralatan yang digunakan antara lain:
a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel uji hingga mencapai kondisi kering
oven;
h. Set Ayakan, berfungsi untuk membagi sampel uji sesuai ukuran butirannya;
i. Timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;
j. Mesin Pengayak, berfungsi untuk mengayak sampel uji dalam set ayakan;
k. Timer, berfungsi sebagai alat bantu untuk mengatur waktu proses pengayakan dalam
mesin pengayak.

1.4 Proses Pengujian


1.4.1 Pembuatan Sampel Uji
Langkah kerja dalam proses pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada
ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
pasir tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/16 dari total sampel
awal;
g. Masukkan dan diamkan salah satu sampel pasir 1/16 ke dalam oven selama
± 24 jam ;
h. Setelah didiamkan selama ± 24 jam , keluarkan sampel pasir 1/16 dari oven;

1.4.2 Pengujian Ayakan


Langkah kerja dalam proses pengujian ayakan adalah sebagai berikut:
a. Siapkan set ayakan, timbang dan catat berat tiap-tiap nomor ayakan;
b. Susun set ayakan sesuai ukurannya dengan urutan dari bawah yaitu: pan,
0.075mm, 0.150mm, 0.300mm, 0.600mm, 1.180mm, 2.360mm, 4.750mm,
9.500mm, 19.00mm, dan penutup ayakan;
c. Siapkan timbangan, letakkan wadah kosong pada timbangan dan set
timbangan ke nol;
d. Tuangkan sampel pasir 1/16 ke dalam wadah kosong. Catat berat awal pasir
sebelum diayak pada form yang telah disediakan. Sampel pasir ini kemudian
disebut sebagai sampel uji;
e. Buka penutup set ayakan, masukan sampel uji ke dalam set saringan;
f. Tutup kembali set ayakan, goyang set saringan yang telah diisi sampel uji;
g. Buka penutup set ayakan, lepas ayakan yang tidak terisi agregat sama sekali;
h. Tutup kembali set ayakan yang tersisa, masukkan ke mesin pengayak;
i. Ayak sampel uji dalam set saringan selama 15 menit, gunakan bantuan timer;
j. Setelah 15 menit, buka seluruh set saringan, timbang dan catat berat seluruh
sampel uji yang tertahan pada tiap-tiap nomor ayakan;
k. Hitung dan cocokkan kembali berat sampel uji setelah pengayakan dengan
sebelum pengayakan. Apabila sesuai atau memenuhi batas toleransi,
pengujian lainnya dapat dilanjutkan.

1.4.3Input Data Hasil Pengujian


Dari pengujian tersebut, diperoleh data sebagai berikut:
No. Ukuran Berat Berat Sampel Sebelum Diayak (gram)
Ayakan Ayakan I II III
(mm) (gram) 1000 953.5 1123
Berat Agregat Tertahan pada Ayakan + Berat Ayakan
1 19.00 407.5 407.5 407.5 407.5
2 9.500 418.5 418.5 418.5 418.5
3 4.750 406.5 421.0 420.0 414.5
4 2.360 285.5 378.0 355.0 376.0
5 1.180 301.0 461.0 439.5 497.0
6 0.600 273.5 420.5 403.5 437.5
7 0.300 279 419.5 390.5 460.0
8 0.150 274.5 502.0 539.5 552.5
9 0.075 264.5 397.5 394.0 385.5
10 Pan 253 338.5 348.0 338.0
Berat Sampel uji Setelah
Diayak (gram) 1000 952.0 1123.0

1.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian


Dari data tersebut, diperoleh pengolahan data sebagai berikut:

Kode Sample : PASIR-01

Berat Benda Uji : 1000 gram.

Berat Agg. Berat


Komulatif Komulatif
Tertahan Agregat % Berat
Ukuran Berat Berat % Berat
pada Ayakan Tertahan Yang
No. Ayakan Ayakan Tertahan Tertahan
+ berat Pada Lolos
(mm) (gram) pd. Pada
Ayakan Ayakan Ayakan
Ayakan Ayakan
(gram) (gram)

5 =(4) -
1 2 3 4 6 7 8
(3)
1 19.000 407.500 407.500 0.000 0.000 0.00 100.00

2 9.500 418.500 418.500 0.000 0.000 0.00 100.00

3 4.750 406.500 421.000 14.500 14.500 1.45 98.55

4 2.360 285.500 378.000 92.500 107.000 10.70 89.30

5 1.180 301.000 461.000 160.000 267.000 26.70 73.30

6 0.600 273.500 420.500 147.000 414.000 41.40 58.60

7 0.300 279.000 419.500 140.500 554.500 55.45 44.55


8 0.150 274.500 502.000 227.500 782.000 78.20 21.80

9 0.075 264.500 397.500 133.000 915.000 91.50 8.50

10 FAN 253.500 338.500 85.000 1000.000 100.00 0.00

Berat Benda Uji setelah diayak (gram) 1000.000 gram.

Jumlah Berat Agregat yang Hilang 0.000 gram.

Jumlah Berat Agregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 10.00 gram.

Prosentase KERIKIL yang terdapat pada PASIR = 1.45%

Kode Sample : PASIR-02

Berat Benda Uji : 953.5 gram.

Berat Agg. Berat


Komulatif Komulatif
Tertahan Agregat % Berat
Ukuran Berat Berat % Berat
pada Ayakan Tertahan Yang
No. Ayakan Ayakan Tertahan Tertahan
+ berat Pada Lolos
(mm) (gram) pd. Pada
Ayakan Ayakan Ayakan
Ayakan Ayakan
(gram) (gram)

5 =(4) -
1 2 3 4 6 7 8
(3)
1 19.000 407.500 407.500 0.000 0.000 0.00 100.00

2 9.500 418.500 418.500 0.000 0.000 0.00 100.00

3 4.750 406.500 420.000 13.500 13.500 1.42 98.58

4 2.360 285.500 355.000 69.500 83.000 8.71 91.29

5 1.180 301.000 439.500 138.500 221.500 23.25 76.75

6 0.600 273.500 403.500 130.000 351.500 36.90 63.10


7 0.300 279.000 390.500 111.500 463.000 48.61 51.39

8 0.150 274.500 539.500 265.000 728.000 76.43 23.57

9 0.075 264.500 394.000 129.500 857.500 90.03 9.97

10 FAN 253.500 348.500 95.000 952.500 100.00 0.00

Berat Benda Uji setelah diayak (gram) 952.500 gram.

Jumlah Berat Agregat yang Hilang 1.000 gram.

Jumlah Berat Agregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 9.54 gram.

Prosentase KERIKIL yang terdapat pada PASIR = 1.42%

Kode Sample : PASIR-03

Berat Benda Uji : 1123 gram.

Berat Agg. Berat


Komulatif Komulatif
Tertahan Agregat % Berat
Ukuran Berat Berat % Berat
pada Ayakan Tertahan Yang
No. Ayakan Ayakan Tertahan Tertahan
+ berat Pada Lolos
(mm) (gram) pd. Pada
Ayakan Ayakan Ayakan
Ayakan Ayakan
(gram) (gram)

5 =(4) -
1 2 3 4 6 7 8
(3)
1 19.000 407.500 407.500 0.000 0.000 0.00 100.00

2 9.500 418.500 418.500 0.000 0.000 0.00 100.00

3 4.750 406.500 414.500 8.000 8.000 0.71 99.29

4 2.360 285.500 376.000 90.500 98.500 8.77 91.23

5 1.180 301.000 497.000 196.000 294.500 26.22 73.78


6 0.600 273.500 437.500 164.000 458.500 40.83 59.17

7 0.300 279.000 460.000 181.000 639.500 56.95 43.05

8 0.150 274.500 552.500 278.000 917.500 81.70 18.30

9 0.075 264.500 385.500 121.000 1038.500 92.48 7.52

10 FAN 253.500 338.000 84.500 1123.000 100.00 0.00

Berat Benda Uji setelah diayak (gram) 1123.000 gram.

Jumlah Berat Agregat yang Hilang 0.000 gram.

Jumlah Berat Agregat yang diperbolehkan hilang = 1% * Berat benda uji 11.23 gram.
Prosentase KERIKIL yang terdapat pada PASIR = 0.71%
BAB 2
PENGUJIAN ANALISA AYAK UNTUK KERIKIL

2.1 Tujuan Pengujian


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kandungan pasir yang terdapat dalam
kerikil.

2.2 Material Uji


Dalam proses pengujian analisa ayakan untuk kerikil, material uji yang diperlukan antara
lain:
a. Sampel Kerikil;
 Jumlah/Berat Material : 1/16 dari total jumlah awal
 Kondisi Material : Kering

2.3 Peralatan yang Digunakan


Dalam proses pengujian analisa ayakan untuk kerikil, peralatan yang digunakan antara
lain:
a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel uji hingga mencapai kondisi kering
oven;
h. Ayakan Ukuran 4.75 mm, berfungsi untuk memisahkan kandungan pasir dari kerikil
saat proses pengayakan;
i. Pan, berfungsi untuk menampung kandungan pasir dalam kerikil saat proses
pengayakan;
j. Penutup Ayakan, berfungsi sebagai penutup agar sampel uji tidak keluar ayakan saat
proses pengayakan;
k. Timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;

2.4 Proses Pengujian


2.4.1 Pembuatan Sampel Uji
Langkah kerja dalam proses pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil kerikil yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan
pada ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel kerikil sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
kerikil tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel kerikil dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/16 dari total sampel
awal;
g. Masukkan dan diamkan salah satu sampel kerikil 1/16 ke dalam oven selama
± 24 jam ;
h. Setelah didiamkan selama ± 24 jam , keluarkan sampel kerikil 1/16 dari oven.

2.4.2 Pengujian Ayakan


Langkah kerja dalam proses pengujian ayakan adalah sebagai berikut:
a. Letakkan wadah kosong pada timbangan;
b. Atur timbangan agar dalam kondisi nol;
c. Masukkan benda uji ke wadah tersebut. Catat berat yang diperoleh;
d. Turunkan benda uji beserta wadah kosong lalu atur kembali timbangan dalam
kondisi nol;
e. Letakkan ayakan No. 4.75 dan pan secara bergantian pada timbangan. Catat
masing-masing berat yang diperoleh;
f. Susun set saringan dengan urutan dari bawah: pan, ayakan No. 4.75, dan
penutup ayakan;
g. Buka penutup ayakan dan masukkan benda uji ke dalam set ayakan secara
bertahap hingga benda uji habis;
h. Goyangkan ayakan untuk mengayak benda uji;
i. Atur kembali timbangan dalam kondisi nol;
j. Buka set ayakan, letakkan ayakan yang berisi benda uji tertahan dan pan yang
berisi benda uji lolos ayakan pada timbangan secara bergantian. Catat berat
yang diperoleh;

2.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Dari hasil pengujian tersebut, diperoleh data sebagai berikut:
No Keterangan Satuan Hasil Penimbangan
.
1 Berat Benda Uji Sebelum Diayak gr 1335.5
2 Berat Ayakan No. 4.75 gr 404.5
3 Berat Pan gr 245.5

2.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian


Dari data tersebut, diperoleh pengoalahan data sebagai sebagai berikut:
No Keterangan Satuan Hasil Penimbangam
.
1 Berat Ayakan + Benda Uji Tertahan gr 1479.5
2 Berat Pan + Benda Uji Lolos gr 506.5
Ayakan
3 Berat Benda Uji Tertahan (4-2) gr 1074.5
4 Berat Benda Uji Lolos (5-3) gr 261
5 Persentase Agregat Halus dalam % 19.5
Kerikil ((7/8)*100%)
BAB 3
PENGUJIAN BERAT JENIS PASIR

1
2
3
3.1 Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah pasir tersebut telah memenuhi
syarat atau belum untuk digunakan sebagai sebagai bahan campuran adukan beton.

3.2 Material Uji


Dalam proses pengujian berat jenis pasir, material uji yang diperlukan antara lain:
a. Sampel Pasir;
 Jumlah/Berat Material : 1/8 dari total jumlah awal
 Kondisi Material : SSD

3.3 Peralatan yang Digunakan


Dalam proses pengujian berat jenis pasir, peralatan yang digunakan antara lain:
a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. Set timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;
h. Stoples Kaca, berfungsi sebagai wadah sampel uji, air, serta digunakan untuk
menentukan volume sampel uji;
i. Kaca Penutup, berfungsi untuk menutup stoples kaca;
j. Alas untuk Menjemur, berfungsi untuk alas saat menjemur sampel uji agar mencapai
kondisi SSD;
k. Pipet, berfungsi untuk menuangkan air sedikit-demi sedikit ke permukaan wadah saat
proses pencucian serta untuk menghisap air sisa dari proses perendaman;
l. Alas Kaca, berfungsi sebagai alas saat pengujian SSD;
m. Kain Lap, berfungsi sebagai alas dari alas kaca agar tidak mudah bergeser;
n. Kuas, berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa pasir di sekitar corong;
o. Corong, berfungsi sebagai tempat pengujian SSD;
p. Penumbuk, berfungsi sebagai penumbuk sampel uji dalam pengujian SSD;
q. Spatula, berfungsi untuk meratakan permukaan sampel uji dalam pengujian SSD;
r. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel uji hingga mencapai kondidi kering
oven.
3.4 Proses Pengujian
3.4.1 Pembuatan Sampel Uji
Langkah kerja dalam proses pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada
ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
pasir tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/8 dari total sampel
awal;
g. Rendam salah satu sampel pasir 1/8 selama ± 24 jam dengan air ;
h. Ambil sampel pasir yang telah direndam selama ± 24 jam ;
i. Hilangkan sisa air yang tidak berwarna dari perendaman sampel pasir dengan
bantuan pipet hingga habis;
j. Tuangkan sampel pasir yang telah dibuang airnya ke atas alas untuk
menjemur, ratakan dan gemburkan sampel pasir ke seluruh permukaan alas;
k. Jemur sampel pasir di bawah sinar matahari hingga diperkirakan mencapai
kondisi SSD (Saturated Surface Dry). (Sampel pasir dapat diperkirakan telah
mencapai kondisi SSD apabila saat sampel pasir digenggam dengan tangan
dan kemudian dilepaskan terdapat bagian pasir yang runtuh atau tidak
menggumpal sepenuhnya);
l. Jika sampel pasir diperkirakan telah mencapai kondisi SSD, dapat dilanjutkan
dengan pengukuran SSD sampel pasir untuk memastikannya;
m. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran SSD, diantaranya
adalah: alas kaca, kain lap, sekop tangan, corong, dan alat penumbuk;
n. Letakkan alas kaca di atas kain lap dan pada permukaan yang rata agar alas
kaca tidak bergeser saat proses pengukuran;
o. Letakkan corong di atas alas kaca;
p. Masukkan sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai mengisi 1/3
bagian corong;
q. Tumbuk sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 8 kali
dengan ketinggian kira-kira 1/3 bagian corong diukur dari ujung atas corong;
r. Masukkan kembali sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai
mengisi 2/3 bagian corong;
s. Tumbuk kembali sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk
sebanyak 8 kali dengan ketinggian kira-kira 2/3 bagian corong diukur dari
ujung atas corong;
t. Masukkan kembali sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai
mengisi seluruh bagian corong;
u. Tumbuk kembali sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk
sebanyak 8 kali dengan ketinggian kira-kira sama dengan tinggi corong diukur
dari ujung atas corong;
v. Masukkan kembali sampel pasir secara bertahap ke dalam corong sampai
melewati lubang atas corong;
w. Tumbuk sampel pasir di dalam corong dengan alat penumbuk sebanyak 1 kali;
x. Terakhir, masukkan kembali sampel pasir hingga memenuhi corong, ratakan
permukaannya menggunakan spatula;
y. Bersihkan sisa-sisa butir sampel pasir di sekitar corong dengan menggunakan
kuas hingga benar-benar bersih;
z. Buka corong secara perlahan-lahan dan lihat bentuk sampel pasir yang
diperoleh;
aa. Apabila diperoleh sampel pasir berbentuk mengikuti bentuk corong secara
sempurna, maka sampel pasir tersebut tergolong basah. Apabila diperoleh
sampel pasir runtuh keseluruhan dan tidak mengikuti bentuk corong, maka
sampel pasir tersebut tergolong kering. Apabila diperoleh sampel pasir
berbentuk mengikuti bentuk corong namun terdapat bagian yang runtuh, maka
sampel pasir tersebut tergolong SSD;
bb. Apabila sampel pasir tergolong dalam SSD, maka dapat dilanjutkan ke proses
selanjutnya, yaitu pengukuran berat jenis sampel pasir;
cc.

3.4.2 Pengujian Berat Jenis SSD Pasir


Langkah kerja dalam pengujian berat jenis SSD Pasir adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengukuran berat jenis sampel pasir,
diantaranya adalah: stoples kaca, kaca penutup, sekop tangan, pipet, dan set
timbangan;
b. Siapkan set timbangan, atur agar ujung timbangan berada pada garis tengah
atau dalam kondisi nol;
c. Timbang berat stoples + kaca penutup;
d. Turunkan kembali stoples, masukkan sampel pasir SSD ke dalam stoples, lalu
tutup kembali dengan kaca penutup;
e. Timbang berat stoples + sampel pasir SSD + kaca penutup. Catat berat yang
diperoleh pada form yang telah disediakan. Sampel pasir ini kemudian disebut
sebagai sampel uji;
f. Turunkan kembali stoples, isi stoples dengan sampai sampel uji terendam oleh
air, lalu tutup kembali stoples dengan kaca penutup;
g. Pegang erat stoples dan kaca penutup kemudian kocok stoples hingga seluruh
butiran sampel uji tercampur dengan air;
h. Timbang berat stoples + sampel pasir SSD + air + kaca penutup. Catat berat
yang diperoleh pada form yang telah disediakan;
i. Turunkan kembali stoples, siapkan wadah kosong, tuangkan seluruh sampel
uji yang telah bercampur dengan air ke dalam wadah. Cuci seluruh bagian
stoples di dalam wadah sehingga tidak ada butiran-butiran sampel uji yang
menempel di stoples.
j. Simpan dan diamkan sampel uji dalam wadah selama ± 24 jam agar air pada
permukaan sampel uji menjadi bening dan tidak bercampur butiran-butiran
sampel uji;
k. Ambil kembali stoples, isi dengan air hinggap memenuhi stoples;
l. Tutup perlahan menggunakan kaca penutup hingga tidak tersisa gelembung
udara, jika masih terdapat gelembung udara, tambahkan kembali air dengan
bantuan pipet hingga benar-benar tidak tersisa gelembung udara;
m. Lap seluruh permukaan stoples dari tetesan-tetesan air;
n. Timbang berat stoples + air + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada
form yang telah disediakan;
o. Setelah didiamkan hilangkan seluruh air bening pada permukaan sampel uji
dengan bantuan pipet;
p. Masukkan sampel uji yang telah dihilangkan airnya ke dalam oven, diamkan
selama ± 24 jam agar sampel uji benar-benar mencapai kondisi kering;
q. Setelah didiamkan dalam oven selama ± 24 jam , letakkan sampel pada
timbangan. Dari hasil penimbangan ini diperoleh berat sampel uji kering oven.

3.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Dari pengujian tersebut, diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat (Stoples + Kaca gr 669 715 630
Penutup)
Berat (Stoples + Sampel uji gr 1548 1459 1339
SSD + Kaca Penutup)
Berat (Stoples + Sampel uji gr 2314 2289 2197
+ Air + Kaca Penutup)
Berat (Stoples + Air + Kaca gr 1797 1844 1769
Penutup)
Berat Sampel uji Kering gr 852 733 688
Oven

3.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian


Dari data tersebut, diperoleh pengolahan data sebagai berikut:

BUTIRAN PASIR YANG TERTAHAN PADA SARINGAN 4,75 mm.

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol, Formula SAMPEL
S.01 S.02 S.03
Berat sampel uji di udara gr. W10ps 0.0 0.0 0.0
Berat sampel uji dalam air gr. W11ps 0.0 0.0 0.0
Berat sampel uji kering open gr. W12ps 0.0 0.0 0.0
ANALISIS BUTIRAN PASIR YANG TERTAHAN PADA SARINGAN 4,75 mm.
Volume sampel uji cm3 V1=(W10-W11) 0.0 0.0 0.0
W13 = W10 -
Berat air dalam Agregat gr. 0.0 0.0 0.0
W12

BUTIRAN PASIR YANGLOLOS SARINGAN 4,75 mm.

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol, Formula SAMPEL
S.01 S.02 S.03
Berat (stoples + kaca penutup) gr. W1ps 669.0 715.0 630.0
Berat (stoples + SAMPEL UJI SSD+kaca 1548.
gr. W2ps 1459.0 1339.0
penutup) 0
Berat (stoples + kaca penutup + sampel uji 2314.
gr. W3ps 2289.0 2197.0
dalam air + Air) 0
1797.
Berat (stoples + kaca penutup + Air) gr. W4ps 1844.0 1769.0
0
Berat sampel uji kering open gr. W5ps 852.0 733.0 688.0
ANALISIS BUTIRAN PASIR YANGLOLOS SARINGAN 4,75 mm.
Berat sampel uji gr. W6 = W2 - W1 879.0 744.0 709.0
Berat (stoples + kaca penutup + Air) + Berat 2676.
gr. W7 = W6 + W4 2588.0 2478.0
sampel uji 0
Berat air yang tumpah akibat dimasukkannya
gr. W8 = W7 - W3 362.0 299.0 281.0
sampel uji ke dalam air
Volume sampel uji cm3 V = W8 362.0 299.0 281.0
27.00
Berat air dalam Agregat gr. W9 = W6 - W5 11.000 21.000
0

BERAT JENIS AGREGAT HALUS (PASIR)

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol, Formula SAMPEL
S.01 S.02 S.03
Berat sampel uji PASIR untuk butiran yang
gr. W1a 0.0 0.0 0.0
tertahan pada saringan 4,75 mm.
Berat sampel uji PASIR untuk butiran yang
gr. W1b 879.0 744.0 709.0
lolos saringan 4,75 mm.
W1ab = W1a +
Berat total sampel uji PASIR. gr. 879.0 744.0 709.0
W1b
Volume sampel uji PASIR untuk butiran yang
Cm3 V1a 0.0 0.0 0.0
tertahan pada saringan 4,75 mm.
Volume sampel uji PASIR untuk butiran yang
Cm3 V1b 362.0 299.0 281.0
lolos saringan 4,75 mm.
V1ab = V1a
Volume total sampel uji PASIR. Cm3 362.0 299.0 281.0
+V1b
gr/
Berat jenis sampel uji PASIR Bj =W1ab/V1ab 2.428 2.488 2.523
cm3
Berat jenis rata-rata sampel uji PASIR
    2.480
(gr/cm3)

PENYERAPAN AGREGAT HALUS (PASIR)

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol, Formula SAMPEL
S.01 S.02 S.03
Berat sampel uji PASIR KERING OPEN untuk
gr. W5a 0.000 0.000 0.000
butiran yang tertahan pada saringan 4,75 mm.
Berat sampel uji PASIR KERING OPEN untuk
gr. W5b 852.0 733.0 688.0
butiran yang lolos saringan 4,75 mm.
Berat total sampel uji PASIR KERING W5ab = W5a +
gr. 852.0 733.0 688.0
OPEN. W5b
Berat air dalam sampel uji PASIR untuk
gr. W8a 0.000 0.000 0.000
butiran yang tertahan pada saringan 4,75 mm.

Berat air dalam sampel uji PASIR untuk butiran 27.00


gr. W8b 11.000 21.000
yang lolos saringan 4,75 mm. 0
W8ab = W8a 27.00
Berat total air dalam sampel uji PASIR. gr. 11.000 21.000
+W8b 0
Pa
Penyerapan sampel uji PASIR % =W8ab*100/W5a 3.169 1.501 3.052
b

Penyerapan rata-rata Berat Uji PASIR (%)     2.574


BAB 4
PENGUJIAN BERAT JENIS KERIKIL
1
2
3
4
4.1 Tujuan Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat jenis kerikil pada kondisi SSD, dimana
berat jenis tersebut digunakan dalam menentukan volume yang diisi oleh agregat.

4.2 Material Uji


Dalam proses pengujian berat jenis kerikil, material uji yang diperlukan antara lain:
a. Sampel Kerikil;
 Jumlah/Berat Material : 1/8 dari total jumlah awal
 Kondisi Material : SSD

4.3 Peralatan yang Digunakan


Dalam proses pengujian berat jenis kerikil, peralatan yang diperlukan antara lain:
a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. Set timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;
h. Lap kering, berfungsi untuk mengeringkan permukaan kerikil agar mencapai kondisi
SSD.

4.4 Proses Pengujian


4
4.1
4.2
4.3
4.4
4.4.1 Pembuatan Sample Uji
Langkah kerja dalam pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil kerikil yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan
pada ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel kerikil sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
kerikil tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel kerikil dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/8 dari total sampel
awal;
g. Rendam salah satu sampel kerikil 1/8 selama ± 24 jam dengan air ;
h. Ambil sampel kerikil yang telah direndam selama ± 24 jam ;
i. Buang air rendaman kerikil lalu keringkan permukaan sampel kerikil dengan
menggunakan lap kering untuk mencapai kondisi SSD (Saturated Surface
Dry).

4.4.2 Pengukuran Berat Jenis SSD Kerikil


Langkah kerja dalam pengukuran berat jenis SSD kerikil adalah sebagai berikut:
j. Siapkan set timbangan, letakkan wadah kosong pada timbangan lalu atur agar
ujung timbangan berada pada garis tengah atau dalam kondisi nol;
k. Masukkan sampel kerikil yang permukaannya telah dilap ke dalam wadah
kosong tersebut. Selanjutnya sampel kerikil tersebut disebut sebagai sampel
uji;
l. Atur beban pada timbangan sedemikian rupa hingga ujung timbangan berada
pada garis tengah atau dalam kondisi nol. Jika beban yang tersedia pada
timbangan tidak mencukupi untuk mengukur berat kerikil tersebut, timbangan
dapat ditambahkan dengan beban tambahan yang tersedia;
m. Jika ujung timbangan telah berada pada garis tengah atau telah dalam kondisi
nol, baca dan jumlahkan beban yang digunakan dalam menimbang sampel
kerikil tersebut. Jumlah beban yang diperoleh pada proses ini merupakan
beban dari sampel uji di udara;
n. Setelah penimbangan berat sampel uji di udara selesai, pindahkan sampel uji
ke dalam keranjang yang tersedia pada bagian bawah timbangan dalam
kondisi terendam air;
o. Letakkan kembali wadah kosong yang sebelumnya digunakan dalam
pengukuran berat sampel uji di udara pada timbangan.
p. Atur beban pada timbangan sedemikian rupa hingga ujung timbangan berada
pada garis tengah atau dalam kondisi nol. Jika beban yang tersedia pada
timbangan tidak mencukupi untuk mengukur berat kerikil tersebut, timbangan
dapat ditambahkan dengan beban tambahan yang tersedia;
q. Jika ujung timbangan telah berada pada garis tengah atau telah dalam kondisi
nol, baca dan jumlahkan beban yang digunakan dalam menimbang sampel
kerikil tersebut. Jumlah beban yang diperoleh pada proses ini merupakan
beban dari sampel uji di dalam air;
r. Setelah penimbangan berat sampel uji di dalam air selesai, pindahkan sampel
uji ke dalam wadah baru, masukkan dan simpan sampel uji tersebut ke dalam
oven selama ± 24 jam
s. Setelah ± 24 jam , pindahkan kembali sampel uji ke dalam wadah kosong yang
sebelumnya digunakan pada penimbangan sampel uji di udara dan di dalam
air, kemudian letakkan kembali pada timbangan:
t. Atur beban pada timbangan sedemikian rupa hingga ujung timbangan berada
pada garis tengah atau dalam kondisi nol. Jika beban yang tersedia pada
timbangan tidak mencukupi untuk mengukur berat kerikil tersebut, timbangan
dapat ditambahkan dengan beban tambahan yang tersedia;
u. Jika ujung timbangan telah berada pada garis tengah atau telah dalam kondisi
nol, baca dan jumlahkan beban yang digunakan dalam menimbang sampel
kerikil tersebut. Jumlah beban yang diperoleh pada proses ini merupakan
beban dari sampel uji kering oven.
v. Catat seluruh hasil penimbangan, meliputi beban dari sampel uji di udara,
beban dari sampel uji di dalam air, dan beban dari sampel uji kering oven
pada form yang telah disediakan.

4.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Sampel uji di Udara gr 1045.5 1351 1918
Berat Sampel uji dalam Air gr 584 746 1085
Berat Sampel uji Kering gr 984 1261 1806
Oven

4.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian

BUTIRAN KERIKIL YANG TERTAHAN PADA SARINGAN 4,75 mm.

Hasil Pengujian SAMPEL


Keterangan Sat. Simbol, Formula
S.01 S.02 S.03
Berat sampel uji di udara gr. W10kr 1045.5 1351.0 1918.0
Berat sampel uji dalam air gr. W11kr 584.0 746.0 1085.0
Berat sampel uji kering open gr. W12kr 984.0 1261.0 1806.0
ANALISIS BUTIRAN KERIKIL YANG TERTAHAN PADA SARINGAN 4,75 mm.
Volume sampel uji cm3 V1=(W10-W11) 461.5 605.0 833.0
W13 = W10 -
Berat air dalam Agregat gr. 61.5 90.0 112.0
W12
BUTIRAN KERIKIL YANG LOLOS SARINGAN 4,75 mm.

Hasil Pengujian SAMPEL


Keterangan Sat. Simbol, Formula
S.01 S.02 S.03
Berat (stoples + kaca penutup) gr. W1kr 0.0 0.0 0.0
Berat (stoples + SAMPEL UJI SSD+kaca
gr. W2kr 0.0 0.0 0.0
penutup)
Berat (stoples + kaca penutup + sampel uji
gr. W3kr 0.0 0.0 0.0
dalam air + Air)
Berat (stoples + kaca penutup + Air) gr. W4kr 0.0 0.0 0.0
Berat sampel uji kering open gr. W5kr 0.0 0.0 0.0
ANALISIS BUTIRAN KERIKIL YANG LOLOS SARINGAN 4,75 mm.
Berat sampel uji gr. W6 = W2 - W1 0.0 0.0 0.0
Berat (stoples + kaca penutup + Air) +
gr. W7 = W6 + W4 0.0 0.0 0.0
Berat sampel uji
Berat air yang tumpah akibat
gr. W8 = W7 - W3 0.0 0.0 0.0
dimasukkannya sampel uji ke dalam air
Volume sampel uji cm3 V = W8 0.0 0.0 0.0
Berat air dalam Agregat gr. W9 = W6 - W5 0.0 0.0 0.0

BERAT JENIS AGREGAT KASAR (KERIKIL)

Hasil Pengujian SAMPEL


Keterangan Sat. Simbol, Formula
S.01 S.02 S.03
Berat sampel uji KERIKIL untuk butiran
gr. W1a 1045.5 1351.0 1918.0
yang tertahan pada saringan 4,75 mm.
Berat sampel uji KERIKIL untuk butiran
gr. W1b 0.0 0.0 0.0
yang lolos saringan 4,75 mm.
W1ab = W1a +
Berat total sampel uji KERIKIL. gr. 1045.5 1351.0 1918.0
W1b
Volume sampel uji KERIKIL untuk butiran
Cm3 V1a 461.5 605.0 833.0
yang tertahan pada saringan 4,75 mm.
Volume sampel uji KERIKIL untuk butiran
Cm3 V1b 0.0 0.0 0.0
yang lolos saringan 4,75 mm.
V1ab = V1a
Volume total sampel uji KERIKIL. Cm3 461.5 605.0 833.0
+V1b
gr/
Berat jenis sampel uji KERIKIL Bj =W1ab/V1ab 2.265 2.233 2.303
cm3
           
Berat jenis rata-rata sampel uji
    2.267
KERIKIL (gr/cm3)

PENYERAPAN AGREGAT KASAR (KERIKIL)

Hasil Pengujian SAMPEL


Keterangan Sat. Simbol, Formula
S.01 S.02 S.03
Berat sampel uji KERIKIL KERING OPEN
untuk butiran yang tertahan pada saringan gr. W5a 984.0 1261.0 1806.0
4,75 mm.
Berat sampel uji KERIKIL KERING OPEN
gr. W5b 0.0 0.0 0.0
untuk butiran yang lolos saringan 4,75 mm.
Berat total sampel uji KERIKIL W5ab = W5a +
gr. 984.0 1261.0 1806.0
KERING OPEN. W5b
Berat air dalam sampel uji KERIKIL untuk
butiran yang tertahan pada saringan 4,75 gr. W8a 61.50 90.00 112.00
mm.
Berat air dalam sampel uji KERIKIL untuk
gr. W8b 0.00 0.00 0.00
butiran yang lolos saringan 4,75 mm.
Berat total air dalam sampel uji W8ab = W8a
gr. 61.50 90.00 112.00
KERIKIL. +W8b
Pa
Penyerapan sampel uji KERIKIL % =W8ab*100/W5a 6.250 7.137 6.202
b
Penyerapan rata-rata Berat Uji
    6.530
KERIKIL (%)
BAB 5
PENGUJIAN BERAT VOLUME PASIR

1
2
3
4
5
5.1 Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan proporsi pasir yang nantinya akan
dalam campuran beton.
5.2 Material Uji
Dalam proses pengujian berat volume pasir, material yang digunakan antara lain:
a. Sampel Pasir.
 Jumlah/Berat Material : 1/2 + 1/4 dari total jumlah awal
 Kondisi Material : Basah

5.3 Peralatan yang Diperlukan


Dalam proses pengujian berat volume pasir, peralatan yang digunakan antara lain:
a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;
h. Mold, berfungsi sebagai wadah dalam pengukuran berat volume;
i. Spatula, untuk meratakan permukaan sampel uji.

5.4 Proses Pengujian


5
5.1
5.2
5.3
5.4
5.4.1 Pembuatan Sampel Uji
Langkah kerja dalam pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada
ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
pasir tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/4 dari total sampel
awal;
g. Ambil dan campurkan salah satu sampel 1/2 dengan salah satu sampel 1/4
yang tersisa dalam satu wadah dan simpan sampel tersebut;

5.4.2 Pengujian Berat Volume Pasir


Langkah kerja dalam pengujian berat volume pasir adalah sebagai berikut:
a. Siapkan sampel uji yang telah disimpan sebelumnya;
b. Timbang berat mold kosong. Catat berat yang diperoleh pada form yang telah
disediakan;
c. Timbang berat mold kosong + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada
form yang telah disediakan;
d. Data yang diperoleh pada tahapan ke-8 dan ke-9 dapat digunakan seterusnya
pada pengukuran berat volume kerikil dan semen;
e. Masukkan sampel pasir yang telah disimpan sebelumnya ke dalam mold
hingga memenuhi seluruh mold. Ratakan permukaan pasir dengan spatula;
f. Timbang berat mold + sampel uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan.

5.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Mold gr 2200 2200 2200
Berat Mold + Sampel uji gr 5900 5800 6000
Berat Mold + Kaca Penutup gr 4500 4500 4500
Berat Mold + Air + Kaca gr 7500 7500 7500
Penutup

5.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian


AGREGAT HALUS
(PASIR)
Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol / Formula
S1 S2 S3
Berat bejana kosong gr. W14ps 2200 2200 2200
Berat bejana + Sampel uji gr. W15ps 5900 5900 5800
Berat bejana kosong + tutup
gr. W16ps 4500 4500 4500
kaca
Berat bejana + Air + tutup
gr. W17ps 7500 7500 7500
kaca
Berat SAMPEL uji gr. W18ps = W15ps - W14ps 3,700.00 3,700.00 3,600.00
Volume SAMPEL cm3 Vps = W17ps - W16ps 3,000.00 3,000.00 3,000.00
Berat Volume sampel uji gr/
BVps = W18ps/Vps 1.233 1.233 1.200
PASIR cm3
           

Berat Volume rata-rata PASIR   1.222


BAB 6
PENGUJIAN BERAT VOLUME KERIKIL

6
6.1 Tujuan Pengujian
7 Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan proporsi kerikil yang nantinya akan
dalam campuran beton.

7.1 Material Uji


Dalam proses pengujian berat volume kerikil, material yang diperlukan antara lain:
a. Sampel Kerikil;
 Jumlah/Berat Material : 1/2 + 1/4 dari total jumlah awal
 Kondisi Material : Basah

7.2 Peralatan yang Digunakan


Dalam proses pengujian berat volume kerikil, peralatan yang digunakan antara lain:
a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;
h. Mold, berfungsi sebagai wadah dalam pengukuran berat volume;
i. Spatula, untuk meratakan permukaan sampel uji.

7.3 Proses Pengujian


6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.4.1 Pembuatan Sampel Uji
Langkah kerja dalam pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil kerikil yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan
pada ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel kerikil sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
kerikil tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel kerikil dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/4 dari total sampel
awal;
g. Ambil dan campurkan salah satu sampel 1/2 dengan salah satu sampel 1/4
yang tersisa dalam satu wadah dan simpan sampel tersebut;

6.4.2 Pengujian Berat Volume Kerikil


Langkah kerja dalam pengujian berat volume pasir adalah sebagai berikut:
a. Setelah disimpan, masukkan sampel kerikil ke dalam mold hingga memenuhi
seluruh mold. Ratakan permukaan kerikil dengan spatula, tambal permukaan
yang masih berlubang dengan kerikil sampai serapat mungkin;
b. Timbang berat mold + sampel uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan.

6.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Mold gr 2200 2200 2200
Berat Mold + Sampel uji gr 5900 5900 5800
Berat Mold + Kaca Penutup gr 4500 4500 4500
Berat Mold + Air + Kaca gr 7500 7500 7500
Penutup

6.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian

AGREGAT KASAR (KERIKIL)

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol / Formula
S1 S2 S3
Berat bejana kosong gr. W14kr 2200 2200 2200
Berat bejana + Sampel uji gr. W15kr 5900 5800 6000
Berat bejana kosong +
gr. W16kr 4500 4500 4500
tutup kaca
Berat bejana + Air + tutup gr. W17kr 7500 7500 7500
kaca
Berat SAMPEL uji gr. W18kr = W15kr - W14kr 3,700.00 3,600.00 3,800.00
Volume SAMPEL cm 3
Vkr = W17kr - W16kr 3,000.00 3,000.00 3,000.00
Berat Volume sampel uji
gr/cm3 BVkr = W18kr/Vkr 1.233 1.200 1.267
PASIR
           

Berat Volume rata-rata KERIKIL   1.233


BAB 7
PENGUJIAN BERAT VOLUME SEMEN

8
8.1 Tujuan Pengujian
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan proporsi semen yang nantinya akan
dalam campuran beton.

8.2 Material Uji


Dalam proses pengujian berat volume semen, material uji yang diperlukan antar
a. Sampel Semen;
 Jumlah/Berat Material :
 Kondisi Material :

8.3 Peralatan yang Digunakan


a. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter
dan wadah lain;
b. Timbangan, berfungsi untuk mengukur berat sampel uji;
c. Mold, berfungsi sebagai wadah dalam pengukuran berat volume;
d. Spatula, untuk meratakan permukaan sampel uji.
e. Kaca Penutup, berfungsi untuk menutup mold saat penimbangan berat air;
f. Pipet, berfungsi untuk menuangkan air sedikit-demi sedikit ke dalam mold untuk
menghilangkan gelembung udara dalam mold;
g. Lap, berfungsi untuk mengeringkan permukaan luar mold dan kaca penutup.

8.4 Proses Pengujian


7
7.1
7.2
7.3
7.4
7.4.1 Pembuatan Sampel Uji
a. Siapkan material uji semen yang akan digunakan;

7.4.2 Pengujian Berat Volume Semen


a. Masukkan semen ke dalam mold hingga memenuhi seluruh mold. Ratakan
permukaan kerikil dengan spatula;
b. Timbang berat mold + sampel uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan;
c. Ambil kembali mold, isi dengan air hinggap memenuhi stoples;
d. Tutup perlahan menggunakan kaca penutup hingga tidak tersisa gelembung
udara, jika masih terdapat gelembung udara, tambahkan kembali air dengan
bantuan pipet hingga benar-benar tidak tersisa gelembung udara;
e. Lap seluruh permukaan mold dan kaca penutup dari tetesan-tetesan air;
f. Timbang berat mold + air + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada
form yang telah disediakan;
g. Data yang diperoleh pada tahapan ke-3 sampai ke-6 dapat digunakan
seterusnya pada pengukuran berat volume kerikil dan pasir.
h. Masukkan semen ke dalam mold hingga memenuhi seluruh mold. Ratakan
permukaan kerikil dengan spatula;
i. Timbang berat mold + sampel uji. Catat berat yang diperoleh pada form yang
telah disediakan;
j. Ambil kembali mold, isi dengan air hinggap memenuhi stoples;
k. Tutup perlahan menggunakan kaca penutup hingga tidak tersisa gelembung
udara, jika masih terdapat gelembung udara, tambahkan kembali air dengan
bantuan pipet hingga benar-benar tidak tersisa gelembung udara;
l. Lap seluruh permukaan mold dan kaca penutup dari tetesan-tetesan air;
m. Timbang berat mold + air + kaca penutup. Catat berat yang diperoleh pada
form yang telah disediakan;
n. Data yang diperoleh pada tahapan ke-3 sampai ke-6 dapat digunakan
seterusnya pada pengukuran berat volume kerikil dan pasir.

7.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Keterangan Satuan Hasil Pengujian Sampel
S.01 S.02 S.03
Berat Mold gr 2200 2200 2200
Berat Mold + Sampel uji gr 5800 5800 5800
Berat Mold + Kaca Penutup gr 4500 4500 4500
Berat Mold + Air + Kaca gr 7500 7500 7500
Penutup

7.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian

SEMEN

Hasil Pengujian
Keterangan Sat. Simbol / Formula
S1 S2 S3
Berat bejana kosong gr. W14pc 2200 2200 2200
Berat bejana + Sampel uji gr. W15pc 5800 5800 5800
Berat bejana kosong + tutup
gr. W16pc 4500 4500 4500
kaca
Berat bejana + Air + tutup
gr. W17pc 7500 7500 7500
kaca
Berat SAMPEL uji gr. W18pc = W15pc - W14pc 3,600.00 3,600.00 3,600.00
Volume SAMPEL cm3 Vpc = W17pc - W16pc 3,000.00 3,000.00 3,000.00
Berat Volume sampel uji
gr/cm3 BVpc = W18pc/Vpc 1.200 1.200 1.200
SEMEN
           

Berat Volume rata-rata SEMEN   1.200


BAB 8
PENGUJIAN KADAR LUMPUR PASIR

9
9.1 Tujuan Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kadar lumpur dalam pasir yang nantinya akan
digunakan sebagai campuran beton.

9.2 Material Uji


a. Sampel Semen;
 Jumlah/Berat Material : 1/16 dari total jumlah awal
 Kondisi Material :

9.3 Peralatan yang Digunakan


a. Sekop, berfungsi untuk mengambil material uji dari quarry;
b. Splitter Sample Agregat Ukuran Sedang, berfungsi untuk membagi material uji
menjadi dua bagian dengan jumlah dan komposisi yang hampir sama;
c. Sekop Splitter, berfungsi untuk memudahkan saat memasukkan material uji ke dalam
splitter;
d. Sekop Tangan, berfungsi untuk memindahkan material uji ke dalam sekop splitter dan
wadah lain;
e. Ompreng, berfungsi sebagai tempat dalam mengambil serta menyimpan material uji;
f. Wadah, berfungsi sebagai tempat dalam menyimpan sampel uji;
g. Oven, berfungsi untuk mengeringkan sampel uji hingga mencapai kondisi kering
oven;
h. Gelas Ukur Berkapasitas 1000 ml, berfungsi untuk mengukur kandungan lumpur
pada pasir;
i. Pipet, berfungsi untuk menuangkan air sedikit-demi sedikit ke permukaan wadah saat
proses pencucian serta untuk menghisap air sisa dari proses perendaman.

9.4 Proses Pengujian


8
8.1
8.2
8.3
8.4
8.4.1 Pembuatan Sampel Uji
Langkah kerja dalam proses pembuatan sampel uji adalah sebagai berikut:
a. Ambil pasir yang telah disediakan dengan menggunakan sekop, letakkan pada
ompreng secukupnya;
b. Siapkan alat splitter sampel agregat ukuran sedang beserta dua wadah sampel
yang diletakkan di sisi kanan dan sisi kiri alat splitter;
c. Ambil dan masukkan sampel pasir sedikit demi sedikit ke dalam alat splitter
dengan menggunakan bantuan sekop tangan dan sekop splitter:
d. Jika wadah pada kedua sisi alat splitter telah penuh, pindahkan kedua sampel
pasir tersebut ke dalam dua wadah yang berbeda;
e. Ulangi langkah ke-4 dan ke-5 sampai sampel pasir dalam ompreng habis dan
diperoleh dua sampel dengan komposisi dan jumlah hampir sama dalam
wadah yang berbeda dengan pembagian 1/2 dan 1/2;
f. Ambil salah satu dari kedua sampel 1/2. Bagi terus sampel tersebut secara
bertahap hingga diperoleh sampel dengan komposisi 1/16 dari total sampel
awal;
g. Simpan dan diamkan salah satu sampel pasir 1/16 selama ± 24 jam ;

8.4.2 Pengujian Kadar Lumpur Pasir


Langkah kerja dalam proses pengujian kadar lumpur pasir adalah sebagai berikut:
a. Setelah didiamkan selama ± 24 jam , masukkan sampel pasir 1/16 ke dalam
gelas ukur secara perlahan-lahan dengan menggunakan bantuan sekop tangan;
b. Tambahkan air secukupnya hingga permukaan sampel pasir terendam oleh air;
c. Tutup lubang gelas ukur dengan menggunakan tangan lalu bolak-balikkan
gelas ukur hingga seluruh butiran sampel pasir tercampur dengan air;
d. Bersihkan sisa-sisa butiran sampel pasir yang menempel pada dinding-dinding
gelas ukur hinga benar-benar bersih dengan menggunakan pipet.
e. Letakkan gelas ukur pada permukaan yang rata kemudian putar-putar gelas
ukur agas permukaan sampel pasir yang terendam air tersebut menjadi rata;
f. Simpan gelas ukur yang berisi rendaman pasir tersebut selama ± 24 jam .
g. Setelah didiamkan selama ± 24 jam , baca pembacaan skala pasir dan skala
lumpur pada gelas ukur;
h. Hitung kadar lumpur sampel uji dengan data-data yang telah diperoleh di atas.

8.4.3 Input Data Hasil Pengujian


Dari pengujian tersebut diperoleh data hasil pengujian sebagai berikut:

No Indeks Sampel
Item Pengujian Satuan
.   S.01 S.02 S.03
1 Pembacaan skala pasir   cm3 SKLps 410.00 470.00 480.00
2 Pembacaan skala lumpur   cm3 SKLlp 460.00 490.00 530.00

8.4.4 Pengolahan Data Hasil Pengujian


Dari data tersebut diperoleh pengolahan data hasil pengujian sebagai berikut:

No. Item Pengujian Satuan Indeks Sampel


  S.01 S.02 S.03

1 Pembacaan skala pasir   cm3 SKLps 410.00 470.00 480.00

2 Pembacaan skala lumpur   cm3 SKLlp 460.00 490.00 530.00

SE=SKLps*100/
3 Sand Equivalent (SE)   % 89.130 95.918 90.566
SKLlp

4 Kadar lumpur   % 100% - SE 10.870 4.082 9.434

Rata-rata Kadar Lumpur Pasir (%) 8.128

Anda mungkin juga menyukai