Anda di halaman 1dari 13

MODUL XII

PENGUJIAN INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT


(SNI 4137 : 2012)

12.1 Dasar Teori


Butiran agregat berbentuk lonjong merupakan butiran agregat yang mempunyai rasio
Panjang berhadap lebih lebar besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi,
sedangkan butiran agregat berbentuk pipih merupakan butiran agregat yang mempunyai
rasio lebar terhadap tebal besar dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi.

Butiran agregat berbentuk pipih dan lonjong merupakan butiran agregat yang
mempunyai rasio Panjang terhadap tebal dari nilai yang ditentukan dalam spesifikasi.
Berdasarkan SNI 4137-2012 untuk agregat pipih dan lonjong maksimal dalam
penggunaannya dibatasi yaitu 10%.
Ada 2 macam bentuk agregat yaitu sebagai berikut :
1. Butiran Agregat Berbentuk Lonjong
Butiran agregat yang mempunyai rasio panjang terhadap lebar lebih besar dari
nilai yang ditentukan dalam spesifikasi.
2. Bentuk Agregat Berbentuk Pipih
Butiran agregat yang mempunyai rasio lebar terhadap tebal besar dari nilai yang
ditentukan dalam spesifikasi.

12.2 Tujuan Praktikum


Tujuan adanya praktikum ini yaitu dapat menetukan dan menyimpulkan persentase (%)
indeks kepipihan dan kelonjongan suatu agregat yang digunakan dalam campuran dalam
beton dan aspal.

12.3 Alat dan Bahan yang Digunakan


Peralatan dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
12.3.1 Alat
Peralatan praktikum yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Timbangan Digital
Berfungsi untuk menimbang agregat.
2. Wadah
Berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan agregat kasar.
3. Alat Pengukur Kepipihan
Berfungsi untuk mengklasifikasikan kepipihan berdasarkan jumlah agregat
tertahan pada masing-masing ukuran.
4. Alat Pengukur Kelonjongan
Berfungsi untuk mengkur kelonjongan benda uji.
5. Sekop
Sekop berfungsi untuk mengambil benda uji
6. Saringan No. ½ dan Saringan No. 3/8
Saringan No. ½ dan saringan no. 3/8 berfungsi untuk menyaring benda uji.

12.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Agregat kasar yang tertahan di saringan no. 1/2 dan saringan No. 3/8 sebanyak
2,5 kg.

12.4 Prosedur Praktikum


Dalam pelaksanaan praktikum ini, prosedur yang digunakan sebagi berikut:

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum;


2. Timbang agragat sebanyak 2,5 kg menggunakan timbangan digital;
3. Susun kedua saringan dengan susunan dari atas ke bawah sesuai urutan yaitu
saringan no. ½ dan saringan no. 3/8;
4. Setelah saringan disusun, masukkan agregat kasar ke dalam susunan saringan
tersebut;
5. Lalu ayak agregat kasar;
6. Setelah diayak ukur agregat kasar menggunakan alat pengukur kelonjongan;
7. Timbang berat masing - masing agregat yang tertahan pada alat pengukur
kelonjongan ;
8. Selanjutnya uji agregat yang tertahan dengan alat pengukur kepipihan;
9. Timbang berat masing - masing agregat yang tertahan pada alat pengukur
kepipihan;
10. Lakukan kedua pengukuran tersebut pada agregat kasar di saringan no. ½ dan
saringan no. 3/8;
11. Catat data praktikum ke dalam formulir data tabel, kemudian lakukanlah
perhitungan kepipihan dan kelonjongan;
12. Setelah praktikum selesai bersihkan dan kembalikan alat - alat yang telah
digunakan.
12.5 Data Praktikum
12.5.1 Data Saringan No. ½
LABORATORIUM STRUKTUR DAN GEOTEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
PENGUJIAN INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT
Kelompok :5
Tgl. Praktikum : 22 mei 2023

No Saringan : ½
Kelonjongan
Berat Tertahan Uji
No Saringan % Tertahan
Tertahan Kelonjongan
1. 20,1 100 7,88 1169
2. 14,2 1165 92,12 0
Kepipihan
Berat Tertahan Lolos Uji
No Saringan % Tertahan
Kelonjongan
1. 40 3,15 800
2. 455 35,86 345
3. 265 20,88 80
4. 80 6,30 0
Total M1 = 1269 M2E = 1269
M2F = 840
M3E = 1169
M3F = 1225
Indeks Kepipihan (M3F/M2F)*100% 146
Indeks Kelonjongan (M3E/M2E)*100% 92,12
Ket:
M1 = Total berat sampel
M2E = Total berat sampel untuk pengujian kelonjongan dengan persentase >5%
M2F = Total berat sampel untuk pengujian kepipihan dengan persentase >5%
M3E = Total berat sampel tertahan alat uji kelonjongan
M3F = Total berat sampel tertahan alat uji kepipihan

Mengetahui

( )
Asisten Laboratorium

12.5.2 Data Saringan No. 3/8


LABORATORIUM STRUKTUR DAN GEOTEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
PENGUJIAN INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN AGREGAT
Kelompok :5
Tgl. Praktikum : 22 mei 2023

No Saringan : 3/8
Kelonjongan
Berat Tertahan Uji
No Saringan % Tertahan
Tertahan Kelonjongan
1. 55 19,64 225
2. 225 80,36 0
Kepipihan
Berat Tertahan Lolos Uji
No Saringan % Tertahan
Kelonjongan
1. 90 32,14 520
2. 210 75,00 310
3. 220 78,57 90
4. 90 32,14 0
Total M1 = 280 M2E = 280
M2F = 610
M3E = 225
M3F = 920
Indeks Kepipihan (M3F/M2F)*100% 151
Indeks Kelonjongan (M3E/M2E)*100% 80,36
Ket:
M1 = Total berat sampel
M2E = Total berat sampel untuk pengujian kelonjongan dengan persentase >5%
M2F = Total berat sampel untuk pengujian kepipihan dengan persentase >5%
M3E = Total berat sampel tertahan alat uji kelonjongan
M3F = Total berat sampel tertahan alat uji kepipihan

Mengetahui

( )
Asisten Laboratorium
12.6 Analisa Data Praktikum
12.6.1 Analisis Agregat Saringan No. ½
1. Kelonjongan
Diketahui bahwa pada saringan no. ½” sebagai berikut :
Berat Tertahan Saringan No.1 = 100
Berat Tertahan Saringan No.2 = 1169
M1 = 1269
M2E = 1269
M3E = 1169

Untuk menghitung presentase tertahan dapat menggunakan rumus :

berat tertahan
Presentase tertahan = x 100%
M1

100
= x 100%
1269

= 7,88%

Untuk menghitung tertahan uji kelonjongan dapat menggunakan rumus :


Tertahan uji kelonjongan no. 1 = M2E – Berat Tertahan Saringan No. 1
= 1269 − 100
= 1169
Tertahan uji kelonjongan no. 2 = Berat Uji Kelonjongan Saringan No. 1
– Berat Tertahan Saringan No. 2
= 1169 − 1169
=0

Untuk menghitung indeks kelonjongan dapat menggunakan rumus :


M3E
Indeks Kelonjongan = x 100%
M2E
1169
= x 100%
1269

= 92,12 %

2. Kepipihan
Diketahui bahwa pada saringan no. ½ sebagai berikut:
Berat tertahan saringan no.1 = 40
Berat tertahan saringan no.2 = 455
Berat tertahan saringan no.3 = 265
Berat tertahan saringan no.4 = 80
M1 = 1269
M2F = 840
M3F = 1225

Untuk menghitung presentase tertahan dapat menggunakan rumus :


Berat Tertahan
Presentase Tertahan = x 100
M 2F
40
= x 100
1269
= 3,15%

Untuk menghitung tertahan uji kepipihan dapat menggunakan rumus:


Tertahan uji kepipihan no. 1 = M2F – Berat Tertahan
Saringan No.1
= 840 − 40
= 800
Tertahan uji kepipihan no. 2 = Berat Uji Kepipihan Saringan No. 1
– Berat Tertahan Saringan no. 2
= 800 − 455
= 345
Tertahan uji kepipihan no. 3 = Berat Uji Kepipihan Saringan No. 2
– Berat Tertahan Saringan No. 3
= 345 − 265
= 80
Tertahan uji kepipihan no. 4 = Berat Uji Kepipihan Saringan no. 3 –
Berat Tertahan Saringan No. 4
= 80 − 80
=0
Untuk menghitung indeks kepipihan dapat menggunakan rumus :
M3F
Indeks Kepipihan = x 100
M2F
1223
= x 100
840
= 145,835%

12.6.2 Analisis Agregat Saringan No. 3/8


1. Kelonjongan
Diketahui bahwa pada saringan no. 3/8 sebagai berikut:
Berat Tertahan Saringan No.1 = 55 gram
Berat Tertahan Saringan No.2 = 225 gram
M1 = 280 gram
M2E = 165 gram

Untuk menghitung presentase tertahan dapat menggunakan rumus :


berat tertahan
Presentase tertahan = x 100
M1

55
= x 100
280

= 19,64%

Untuk menghitung tertahan uji kelonjongan dapat menggunakan rumus :


Tertahan uji kelonjongan no. 1 = M2E – Berat Tertahan Saringan no. 1
= 280 − 55
= 225
Tertahan uji kelonjongan no. 2 = Berat Uji Kelonjongan Saringan No. 1
- Berat Tertahan Saringan No. 2
= 225 − 225
=0

Untuk menghitung indeks kelonjongan dapat menggunakan rumus :


M3E
Indeks Kelonjongan= M 2 E x 100

225
= x 100
280
= 80,36 %

2. Kepipihan
Diketahui bahwa pada saringan no. 3/8” sebagai berikut :
Berat tertahan saringan no.1 = 90
Berat tertahan saringan no.2 = 210
Berat tertahan saringan no.3 = 220
Berat tertahan saringan no.4 = 90
M1 = 280
M2F = 610
M3F = 920

Untuk menghitung presentase tertahan dapat menggunakan rumus :


berat tertahan
Presentase tertahan = x 100
M1

90
= x 100
280

= 32,14%

Untuk menghitung tertahan uji kepipihan dapat menggunakan rumus :


Tertahan uji kepipihan no. 1 = M2F – Berat Tertahan Saringan No. 1
= 610 − 90
= 520
Tertahan uji kepipihan no. 2 = Berat Uji Kepipihan Saringan No. 1 -
Berat Tertahan Saringan No. 2
= 520 − 210
= 310
Tertahan uji kepipihan no. 3 = Berat Uji Kepipihan Saringan No. 2 –
Berat Tertahan Saringan No. 3
= 310 − 220
= 90
Tertahan uji kepipihan no. 4 = Berat Uji Kepipihan Saringan no. 3 –
Berat Tertahan Saringan No. 4
= 90 − 90
=0

Untuk menghitung indeks kepipihan dapat menggunakan rumus :


M3F
Indeks Kepipihan = x 100
M2F

920
= x 100
610

= 151%

12.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum ini yang kami lakukan didapatkan nilai indeks kepipihan
dan Nilai Indeks kelonjongan sebagai berikut:
- Nilai indeks kepipihan saringan no.1/2 = 145, 835 %
- Nilai indeks kolonjongan no.1/2 = 92,09 %
- Nilai indeks kepipihan saringan no.3/8 = 151 %
- Nilai indeks kelonjongan no.3/8 = 80,36%
Hasil tersebut diperoleh dari agregat yang kami sering menggunakan saringan no.1/2 dan
saringan no.3/8. Untuk agregat pipih dan lonjong berdasartan SNI 03- 4737-1196 dalam
penggunanya dibatasi yaitu 10% maka agregat yang didadapat pada praktikum ini tidak
dapat digunakan untuk campuran beton.
12.8 Dokumentasi Praktikum
12.8.1 Peralatan

Gambar 3. Alat Pengukur Kelonjongan Gambar 3. Alat Pengukur


Kepipihan

Gambar 3. Saringan No. ½ dan Saringan No. ⅜ Gambar 3. Timbangan


Digital

Gambar 3. Wadah Gambar 3. Sekop


12.8.2 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3. Masukkan agregat ke dalam saringan no.½ dan saringan no.⅜

Gambar 3. Proses pengayakan agregat menggunakan saringan no.½ dan saringan


no.⅜

Gambar 3. Pengukuran kelonjongan agregat

Gambar 3. Pengukuran kepipihan agregat

Anda mungkin juga menyukai