A. Standar Uji
SNI 03-1973-1990”Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan
kasar”
B. Maksud dan Tujuan
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan kasar dengan menggunakan
saringan. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar.
C. Ruang Lingkup
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-jenis agregat halus
maupun agregat kasar, yang persyaratannya tercantum dalam (cara pelaksanaan benda
uji). Hasil pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara
lain:
1. Penyelidikan quarry agregat.
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu.
D. Pengertian
Analisis saringan adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.
E. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
b. Satu set saringan : 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2 ½”); 50,8 mm ( 2” ); 37,5 mm (
1 ½”); 25 mm (1”); 19,1 mm (3/4”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (3/8”); No. 4 (4,75
mm); No. 8 (2,36 mm); No. 16 (1,18 mm); No. 30 (0,600 mm); No. 50 (0,3
mm); No. 100 (0,150 mm); No. 200 (0,075 mm).
1
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
2
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
2. Benda Uji
Benda uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali
apabila butiran yang melalui saringan No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya
dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki ketelitian.
a. Agregat halus terdiri dari:
1) Ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram.
2) Ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram.
b. Agregat kasar terdiri dari:
1) Ukuran maksimum 3,5”; berat minimum 35,0 kg.
2) Ukuran maksimum 3”; berat minimum 30,0 kg.
3) Ukuran maksimum 2,5”; berat minimum 25,0 kg.
4) Ukuran maksimum 2”; berat minimum 20,0 kg.
5) Ukuran maksimum 1,5”; berat minimum 15,0 kg.
6) Ukuran maksimum 1”; berat minimum 10,0 kg.
7) Ukuran maksimum 3/4”; berat minimum 5,0 kg.
8) Ukuran maksimum 1/2”; berat minimum 2,50 kg.
9) Ukuran maksimum 3/8”; berat minimum 1 kg.
c. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan saringan No. 4 selanjutnya agregat
halus dan kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.
3. Cara Pengujian
a. Benda uji disiapkan sebanyak 2500 gram untuk agregat kasar dan 1500 gram
untuk agregat halus.
b. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0 C selama 24 jam.
c. Alat saring dan mesin pengguncang disiapkan. Alat saring disusun dari
ukuran paling kecil hingga besar.
d. Setelah 24 jam, benda uji dikeluarkan dari oven. Kemudian diambil
sebanyak 2500 gram agregat kasar dan 1500 gram agregat halus.
e. Pengujian agregat kasar dan halus dilakukan bergantian.
f. Benda uji yang telah ditimbang tadi dituang ke dalam alat saringan.
g. Alat saring tersebut diletakkan pada mesin pengguncang dan diguncang
selama 15 menit.
h. Setelah 15 menit, mesin pengguncang dimatikan dan ditimbang berat setiap
ukuran saringan.
4. Perhitungan
Perhitungan adalah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji yang disaring.
3
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
A B C= 𝑩
x 100 % D
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒈𝒓𝒆𝒈𝒂𝒕
1”
3/4” 559,0 559,0 0,2236 99,7764
1/2” 827,5 1386,5 0,5546 99,4454
3/8” 625,6 2012,1 0,8048 99,1952
No.3
No.4 377,1 2389,2 0,9556 99,0444
No.8
No.10
No.20
No.100
No.200
PAN
4
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 10 100
Ukuran Saringan
5
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
A B C= 𝑩
x 100 % D
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒈𝒓𝒆𝒈𝒂𝒕
1”
3/4”
1/2”
3/8”
No.3
No.4
No.8 151,0 151,0 0,1006 99,899
No.16 355,6 506,6 0,337 99,663
No.30 410,7 917,3 0,611 99,389
No.100 455,6 1372,9 0,915 99,085
No.200 12,8 1385,7 0,9238 99,077
PAN 2,3 1388 0,9253 99,075
7
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
DOKUMENTASI PRAKTIKUM
PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN
KASAR
8
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan jarum naik turun tanpa gesekan dan
dapat mengukur penetrasi 0,01 mm.
b. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gram.
c. Pemberat (50 ± 0.05) gram untuk bahan 100 gram dan (100 ± 0,05) gram
bahan 200 gram.
d. Jarum penetrasi dari stainless steel mutu 440 C/NRC 54-50.
e. Cawan terbuat dari logam atau gelas (kaca).
f. Bak perendam.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi.
h. Pengukur waktu dengan ketelitian 0,1 detik per menit.
i. Thermometer.
2. Benda Uji
Benda uji dipanaskan hingga bisa dituang kedalam cetakan, lalu didinginkan
pada suhu ruangan selama 1 – 1 ½ jam untuk uji kecil dan 1 ½ - 2 jam untuk uji
yang besar.
3. Cara Pengujian
a. Letakkan benda uji diatas bak perendam pada suhu ruangan.
b. Pastikan peralatan / mesin uji bekerja dengan baik dan periksalah jarum
dalam keadaan bersih.
c. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka 0 di arloji penetrometer sehingga
jarum penunjuk berimpit dengannya.
d. Lepaskan pemegang jarum serentak jalankan stopwatch selama (5 ± 0.1) detik.
e. Putar arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi hingga angka 0.1
terdekat.
9
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
f. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya hingga minimal 5 kali penetrasi dan jarak antar
pemeriksaan minimal 1 cm.
C. Pelaporan
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari
tiga pembacaan dengan ketentuan tidak melampaui ketentuan.
Toleransi 2 4 6 8
10
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 35
2 45
3 49
4 53
5 60
6 75
7 88
8 100
9 110
10 120
11 129
12 139
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata
11
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 60
2 83
3 100
4 115
5 126
6 135
7 143
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata
PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 50
2 113
3 124
4 139
5
6
7
12
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata
13
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Ruang Lingkup
Pengujian dilakukan terhadap bahan aspal, dan selanjutnya dapat digunakan
untuk mengetahui sifat-sifat bahan aspal terhadap bahaya api, pada suhu berapa bahan
aspal akan terbakar atau menyala.
C. Pengertian
1. Titik nyala adalah suhu pada saat aspal terlihat menyala singkat kurang dari 5
detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
2. Titik bakar adalah suhu pada saat aspal terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik
pada suatu titik pada permukaan aspal.
D. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Termometer.
b. Cleveland open cup; adalah cawan berbahan kuningan dengan bentuk dan
ukuran tertentu.
c. Pelat pemanas, terbuat dari logam untuk meletakkan cawan Cleveland.
d. Sumber pemanasan atau tungku; dalam hal ini digunakan alat pemanas
dengan bahan bakar gas LPG.
e. Penahan angin.
f. Nyala penguji.
2. Cara Pengujian
a. Persiapan Pengujian
1) Panaskan contoh aspal pada suhu tertentu sampai cair.
2) Isilah cawan cleveland sampai garis batas yang telah ditentukan,
hilangkan gelembung udara yang ada pada permukaan cairan aspal.
b. Pelaksanaan Pengujian
1) Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan aturlah sumber panas
sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.
14
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
2) Letakkan alat nyala penguji dengan poros pada jarak 75 mm dari titik
tengah cawan.
3) Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4
mm diatas cawan dan aturlah sehingga poros termometer terletak pada
jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
4) Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
5) Nyalakan sumber pemanas sehingga kenaikan suhu menjadi (15±1)º per
menit sampai suhu 56ºC di bawah titik nyala perkiraan.
6) Atur kecepatan pemanasan 5ºC - 6ºC per menit dibawah suhu 56ºC dan
28ºC di bawah titik nyala perkiraan.
7) Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji menjadi
3,2 – 4,8 mm.
8) Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan dalam waktu
1 detik setiap kenaikan 2ºC dan catatlah hasilnya pada suhu tertentu dan
waktu tertentu pula.
9) Daftar toleransi.
E. Pelaporan
Hasil pemeriksaan sebagai titik nyala benda uji, dengan toleransi tersebut di atas
adalah sebagai berikut:
1. Batasan titik nyala adalah 2000 C sampai dengan 3000 C, diambil nilai tengah
yaitu 2500 C.
2. Suhu dimulainya percobaan titik nyala dan titik bakar yaitu 2500 C – 56 = 1940 C.
3. Pengamatan dilakukan setiap kenaikan suhu 50 C.
15
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
Waktu Suhu
⁰C Dibawah
No. Keterangan
Titik Nyala Detik (⁰C)
1 56
2 51
3 46
4 41
5 36
6 31
7 26
8 21
9 16
10 11
11 6
12 1
16
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Cetakan benda uji daktilitas terbuat dari kuningan.
b. Bak perendam harus dapat mempertahankan tempratur pengujian 25°C atau
tempratur lainnya dengan ketelitiam 0,1°C. Isi air dalam bak perendaman
tidak boleh kurang dari 10 liter, kedalaman air di dalam bak tidak boleh
kurang dari 50 mm agar benda uji dapat terendam pada kedalaman 25 mm.
c. Mesin penguji dengan ketentuan: dapat menjaga benda uji tetap terendam
dan dapat menarik benda uji tanpa menimbulkan getaran dengan kecepatan
tetap.
d. Termometer dengan rentang pengukut -8°C sampai dengan 32°C.
17
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
4. Cara Uji
a. Masukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisl aspal)xke
dalam bak perendam pada temperatur 25°C selama 85 menit sampai dengan
95 menit.
b. Lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi cetakannya dan langsung
pasangkan benda uji ke mesin uji denqan cara memasukkan lubang cetakan
ke pemegang di mesin uji.
c. Jalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai
persyaratan (50 mm/menit). Perbedaan kecepatan ± 2.5 mm/menit masih
diperbolehkan.
d. Baca pemuluran benda uji pada saat putus
Catatan: selama pengujian, air dalam bak mesin uji harus diatur sedemikian rupa
sehingga jarak benda uji ke permukaan dari dasar air tidak kurang dari 25 mm
dan tempratur pengujian dipertahankan konstan pada tempratur pengujian
25°C ± 0,5°C.
C. Pelaporan
1. Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas.
2. Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka
pengujian dianggap gagal kemudian di!akukan penyesuaian berat jenis air.
3. Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir 5. b. di atas, laporkan bahwa
pengujian daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.
18
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
Hasil Pengujian
Daktilitas pada 25°C dengan kecepatan 5 cm/menit
1. 100 cm
Pengamatan 2.
3.
Rata-rata:
19
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Viskometer saybolt furol dan penangas.
b. Tabung viskometer.
c. Cincin pemindah.
d. Penutup tabung viskometer.
e. Penyangga termometer.
f. Termometer viskositas saybolt.
g. Termometer penangas.
h. Labu penampung.
i. Pengukur waktu.
j. Pemanas listrik (hot plate).
2. Persiapan Alat
a. Bersihkan tabung viskometer dengan larutan pembersih seperti xylol (xylene)
atau minyak tanah, buang semua pelarut dari tabung viskometer dan
keringkan, bersihkan cincin pemindah dan labu penampung dengan cara
yang sama.
b. Letakkan viskometer dan bak penangas pada tempat yang terlindung dari
angin, perubahan temperatur udara yang cepat, debu atau uap yang dapat
mencemari benda uji.
c. Tempatkan labu penampung di bawah tabung viskometer. Jarak antara tanda
batas pada labu penampung ke ujung tabung viskometer bagian bawah
adalah 100 mm sampai dengan 130 mm, atur penempatan labu penampung
sehingga aliran aspal tidak akan menyentuh leher labu penampung.
d. Isi penangas sampai paling sedikit 6 mm di atas tanda batas tabung
viskometer dengan media penangas yang sesuai dengan temperatur pada alat
pengujian:
1) gunakan oli dengan kekentalan SAE 40 untuk temperatur pengujian
sampai dengan 149C;
2) untuk temperatur di atas 149C gunakan oli yang lebih kental,
mempunyai viskositas pada temperatur 98,9C kira-kira 175 SUS
20
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
(saybolt universal second) sampai dengan 185 SUS dan mempunyai titik
nyala minimum 300C, sesuai SNI 06-2433- 1991;
3) ganti oli penangas secara periodik, dan bersihkan dinding-dinding luar
tabung untuk menghilangkan kerak.
e. Pertahankan panas pada penangas sehingga temperatur benda uji dalam
viskometer tidak bervariasi lebih dari 0,3C pada temperatur pengujian.
Termometer
Tempratur Pengujian
Standar °C Rentang Pengukuran °C Skala Pembacaan °C
3. Kalibrasi
a. Kalibrasi viskometer saybolt furol secara berkala dengan mengukur waktu
mengalir pada temperatur 37,8C dari oli standar. Hitung faktor koreksi
viskometer.
b. Waktu pengaliran oli standar harus sesuai dengan nilai viskositas saybolt yang
telah ditentukan, bila waktu pengaliran berbeda lebih dari 0,2%, hitung waktu
koreksi F, untuk viskometer sebagai berikut:
F =...............................................................................................................(1)
Dimana:
V adalah nilai viskositas saybolt oli standar dalam satuan detik;
T adalah pengukuran waktu alir pada temperatur 37,8C dalam satuan detik.
Catatan: bila kalibrasi didasarkan pada viskositas oli standar yang mempunyai
waktu alir 200 detik sampai dengan 600 detik, faktor koreksi dapat digunakan
setiap temperatur pengujian viskositas (pada SNI 06-6721-2002).
c. Kalibrasi viskometer saybolt furol pada 50C dengan cara yang sama seperti
Butir 3.a menggunakan viskositas oli standar yang mempunyai waktu alir
minimum 90 detik.
d. Viskometer atau lubang furol yang mempunyai koreksi viskositas lebih besar
dari 1%, tidak dapat digunakan.
21
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
4. Cara Uji
a. Tetapkan dan pertahankan penangas oli (oil bath) pada temperatur pengujian.
Tempratir penngujian yang ditetapkan untuk mengukur viskositas saybolt
furol adalah 120C, 130C, 140C, 150C, 160C, 180C bila dianggap
kurang dapat diteruskan sampai dengan 240C.
b. Masukkan penyumbat gabus yang dilengkapi tali, sehingga mudah dilepas ke
dalam lubang tabung viskometer pada bagian dasar tabung viskometer.
Penyumbatan harus kuat supaya udara tidak keluar.
c. Tempatkan cincin pemindah pada batas atas tabung viskometer.
d. Lakukan pemanasan awal 0,5 kg benda uji menggunakan kompor listrik
dalam wadah logam 500 mL. Pemanasan awal mencapai temperatur 10C
sampai dengan temperatur 15C di atas temperatur uji yang ditentukan.
1) Gunakan temperatur sedang pada pengatur panas dengan kapasitas daya
listrik 500 watt sampai dengan 600 watt pada kompor listrik selama ½
jam, dan atur pada temperatur tinggi sampai 1200 watt untuk sisa waktu
pemanasan. Hindari pemanasan awal yang berlebih karena dapat
menyebabkan oksidasi pada benda uji dan perubahan viskositas;
2) Pada tahap awal pemanasan, aduk sekali-kali benda uji, dan pada
temperatur 28C terakhir lakukan pengadukan secara menerus;
3) Selesaikan pemanasan awal pada 2 jam atau kurang dan segera
lanjutkan dengan pengukuran viskositas. Pemanasan ulang benda uji
tidak diizinkan.
e. Panaskan Saringan No.20 pada temperatur pengujian, dan tuangkan benda uji
panas melalui saringan langsung ke dalam tabung viskometer hingga tepat di
atas tanda batas pelimpahan.
f. Pasang tutup tabung viskometer dengan cincin pemindah, dan masukkan
termometer yang dilengkapi penyangga termometer ke dalam lubang di
tengah penyangga.
g. Aduk benda uji di dalam tabung viskometer secara terus menerus dengan
gerakan melingkar pada kecepatan putaran 30 rpm sampai dengan 50 rpm
pada bidang horizontal untuk mencegah masuknya udara ke dalam benda uji.
Lakukan dengan hatihati agar tidak membentur dinding tabung.
h. Bila temperatur benda uji tetap konstan pada rentang temperatur 0,3C
selama 1 menit, pengujian dapat dilanjutkan. Angkat termometer dan
pindahkan penutup tabung viskometer secepatnya, pindahkan cincin
pemindah, periksa untuk memastikan bahwa kelebihan benda uji di bawah
tanda batas pelimpahan, dan pasang kembali penutup tabung viskometer.
i. Pastikan bahwa labu penampung pada posisi yang tepat, lalu cabut gabus
penyumbat dengan menyentakkan tali gabus dan pada waktu bersamaan
hidupkan pengukur waktu.
22
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
C. Pelaporan
1. Kalikan waktu pengaliran dalam detik dengan faktor koreksi viskometer yang
diperoleh.
2. Laporkan waktu pengaliran yang telah dikoreksi sebagai viskositas saybolt furol
dari benda uji pada temperatur pengujian.
a. Untuk waktu pengaliran kurang dari 200 detik, laporkan dalam skala
pembacaan mendekati 0,5 detik. Sedangkan pengaliran lebih dari 200 detik
dibulatkan dalam detik yang terdekat;
b. Konversikan waktu pengaliran dalam detik saybolt furol ke kinematik
viskositas dengan satuan sentistoke (cSt), lihat Tabel pada Lampiran.
3. Tentukan temperatur pencampuran campuran beraspal pada 170 cSt 20 cSt dan
temperatur pemadatan campuran beraspal pada 280 cSt 20 cSt.
23
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
LAMPIRAN
24
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
Kondisi Lingkungan :
a) Tempratur :
b) Kelembaban :
c) Tekanan Udara :
Waktu Alir
No Tempratur (C) Sentistokes (cSt) Keterangan
(detik)
1
2
3
4
5
6
7
25
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
3. Marshall Test
Melakukan pengujian mutu dari campuran yang dibuat dengan alat Marshall.
Terdapat beberapa benda uji yang telah dibuat dengan variasi kadar aspal yang
berbeda dari setiap campuran yang dibuat, oleh karena itu ditentukan kadar aspal
optimum yang dapat memenuhi spesifikasi mutu campuran. Spesifikasi untuk
campuran aspal, antara lain berdasarkan:
a. Ditjen Bina Marga Pekerjaan umum
b. The Asphalt Institute
c. Japan Road Association
26
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
C. Peralatan
1. 3 (tiga) buah cetakan benda uji, diameter 10 cm (4”), tinggi 7,5 cm (3”), lengkap
dengan alas dan leher lambung.
2. Alat ejector, alat untuk mengeluarkan benda uji dari cetakan, sesudah dipadatkan.
3. Penumbuk, berbentuk silinder dengan permukaan rata. Berat 4,356 kg (10
Pounds), dengan tinggi jatuh bebas 35,7 cm (18”).
4. Landasan pemadat, terdiri dari: balok kayu (jenis kayu atau sejenisnya) berukuran
kira-kira 20 x 20 x 15 cm, yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 20 x 15
cm, yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 20 x 2,3 cm dan diikatkan
pada lantai beton dengan 4 bagian siku.
5. Silinder cetakan benda uji.
6. Mesin tekan yang dilengkapi dengan:
a. Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking head).
b. Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg (5000 pounds) mempunyai
ketelitian 12,5 (25 pounds) dilengkapi arloji tekan (dial gauge) dengan
ketelitian 0,0025 cm (0,0001 “) dengan perlengkapannya.
c. Arloji kelelehan (dial gauge) dengan ketelitian 0,25 mm (0,01”) dengan
perlengkapannya.
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang dapat memanasi sampai (200
± 30o C).
8. Bak perendaman (water bath) yang dilengkapi dengan pengatur suhu minimum
20o C.
D. Perlengkapan-Perlengkapan Lainnya
1. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan mencampur aspal.
2. Pengatur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250o C dengan
ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas.
3. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2000
gram dengan ketelitian 0,2 gram dan timbangan berkapasitas 5000 gram dengan
ketelitian 1 gram.
4. Kompor LPG.
5. Sarung tangan asbest dan karet.
6. Sendok pengaduk dan perlengkapan lainnya.
E. Benda Uji
1. Agregat kasar
2. Agregat halus
3. Aspal
27
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
F. Prosedur Pengujian
1. Persiapan Benda Uji
a. Agregat dikeringkan dengan suhu 105°C, berat dipertahankan tetap. Setelah
mencapai suhu yang diperlukan, agregat dipisah-pisahkan dengan cara
penyaringan ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki.
b. Suhu pencampuran ditentukan, sehingga bahan pengikat yang digunakan
menghasilkan viskositas sesuai daftar berikut ini:
Campuran Pemadat
Bahan
Pengikat Saybolt Kinematik Saybolt
Kinematik Engler Engler
furol furol
Aspal Panas 170 ± 20 65 ± 10 - 280 ± 30 140 ± 35 -
Aspal Dingin 170 ± 20 65 ± 10 - 280 ± 30 140 ± 35 -
Ter - - 25 ± 3 - - 40 ± 5
2. Persiapan Campuran
a. Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram, sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm ± 0,125 cm (2,5” ± 0,05”).
b. Agregat dipanaskan dengan panci (wajan) dengan suhu mencapai kira-kira
28oC diatas suhu pencampuran (150oC) untuk aspal panas, sedangkan untuk
pencampuran aspal dingin suhu 14oC dan diaduk hingga merata.
c. Panaskan aspal hingga mencair, sehingga dapat dituangkan ke dalam agregat
sebanyak yang telah ditentukan. Kemudian diaduk dengan cepat sampai
agregat terlapisi oleh aspal dengan merata.
28
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
4. Pengujian Marshall
a. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel, kemudian diberi
tanda pengenal pada masing-masing benda uji untuk ketelitian pengujian.
b. Benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm dan ditimbang untuk memperoleh
berat kering.
c. Benda uji direndam dalam air minimal 24 jam pada suhu ruangan.
d. Setelah direndam selama 24 jam, benda uji dikeluarkan, di lap hingga
permukaan kering lalu ditimbang untuk mendapatkan berat basah (berat
kering permukaan jenuh).
e. Langkah selanjutnya benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan berat
dalam air.
f. Berikutnya benda uji direndam dalam oven air panas (Water Bath) hingga
mencapai suhu 60° C, selama 30 menit.
g. Bersihkan dahulu batang penuntun (guide rod) beserta permukaan dari
kepala penekan (test heads) sebelum melakukan pengujian dengan alat
Marshall.
h. Lumasi dengan cairan pelumas batang penunjuk hingga kepala penekan yang
atas dapat meluncur dengan bebas, apabila dikehendaki kepala penekan
dapat pula direndam bersama-sama benda uji pada suhu 21 - 38° C.
i. Setelah direndam 30 menit, benda uji dikeluarkan dari oven perendam
kemudian diletakkan pada segmen bawah kepala penekan. Sedangkan
sebelah atas benda uji dipasang segmen bagian atas. Keseluruhannya
diletakkan pada alat penguji.
j. Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada kedudukannya, putar pengatur
jarum arloji kelelehan sampai menunjukkan angka nol. Sementara tangki
arloji (sleve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan (breaking
head).
k. Kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh/menempel
alas cincin penguji dengan memutar tombol up pada mesin penguji.
Kedudukan jarum arloji penekan diatur pada angka nol.
l. Pemberian beban terhadap benda uji dengan memutar tombol up pada mesin
29
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
penguji. Pembebanan terhadap benda uji dengan kecepatan tetap, yaitu 50
mm
30
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Analisa dari percobaan Marshall Test terhadap Mix Design lapis permukaan dibuat
31
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
32
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
33
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL –
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-
8280009
Aspal (gr) 55.20 gram 61.20 gram 67.20 gram 73.20 gram 79.20 gram
Spesifikasi
Agregat (gr)1144.80 gram 1138.80 gram 1132.80 gram 1126.80 gram 1120.80 gram
1/2" 75 - 90 90 - 100
3/8" 66 - 82 77 - 90
4" 46 - 64 53 - 69
8" 30 - 49 33 - 53
18 - 38 21 - 40
16"
12 - 28 14 - 30
30"
7 - 20 9 - 22
50"
5 - 13 6 - 15
100"
4-8 4-9
200" PAN
Filler =
30
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Alat ekstraksi sentrifus yang dilengkapi dengan cawan.
b. Kertas saring rendah abu berbentuk lingkaran yang bagian tengahnya
berlubang dengan tebal (0,125 ± 0,0125) cm dan berat (W) = ± 15 gr untuk 1
lembar.
c. Timbangan kapasitas 5 kg.
d. Timbangan kapasitas 250 kg.
e. Oven dengan alat pengatur suhu (110 ± 5)°C.
f. Penagas uap.
g. Cawan penguap.
h. Desikator.
i. Peralatan kadar air (SNI 06-2490-1991).
2. Bahan
a. Campuran beraspal.
b. Pelarut: Minyak tanah/bensin.
3. Tahapan Pengujian
a. Siapkan benda uji.
b. Timbang benda uji ke dalam cawan sentrifus sesuai tabel.
c. Letakkan cawan berisi contoh pada posisi yang benar pada alat Sentrifus.
d. Pasang kertas saring yang telah ditimbang.
e. Tambahkan pelarut ampai contoh terendam.
f. Tutup cawan rapat-rapat dengan klem dan letakkan wadah di bawah lubang
pengeluaran larutan untuk mengumpulkan larutannya.
g. Jalankan sentrifus dimulai dengan putaran konstan.
h. Hentikan alat sentrifus setelah tidak ada larutan yang mengalir dari lubang
pembuangan.
31
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
i. Lakukan proses (e) – (h) larutan yang mengalir dari lubang sudah tidak
berubah warna.
j. Kumpulkan larutan yang keluar dari alat sentrifus.
k. Ambil kertas saring dari cawan dan keringkan di udara kemudian keringkan
di oven sampai beratnya konstan pada suhu (110 ± 5)°C.
l. Pindahkan semua isi cawan ke pan dan keringkan di oven sampai beratnya
konstan pada suhu (110 ± 5)°C (W3), lalu timbang.
32
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
33
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Timbangan
b. Wadah contoh uji
c. Bak berisi air
d. Alat penggantung
e. Oven
2. Cara Uji
a. Siapkan alat dan benda uji disesuaikan dengan SNI 03-6889-2002.
b. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat.
c. Rendam benda uji dalam air pada suhu ruang selama ±24 jam.
d. Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap
sampai selaput air pada permukaan agregat hilang. Kemudian ditimbang
sebagai berat benda uji kering-permukaan jenuh.
e. Timbang benda uji dalam air dengan bantuan keranjang yang diikat pada
timbangan.
f. Keringkan benda uji pada suhu 110°C ± 5 selama 24 jam.
g. Setelah itu keluarkan benda uji dari oven lalu ditunggu hingga dingin
sehingga tidak merusakan atau mempengaruhi timbangan, lalu bahan uji
ditimbang.
34
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
Pengujian Notasi I II
Berat benda uji kering oven A 988,5 gr
Hasil Perhitungan :
a. Berat jenis curah kering
988,5
=
1006,0−212
=1,244
35
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
1006,0
=
1006,0−212
=1,267
c. Berat jenis semu
988,5
=
988,5−212
=1,273
d. Penyerapan air
=
Berat bendauji jenuh kering permukaandi udara−Berat bendauji kering oven
x 100 %
Berat benda uji kering oven
1006,0−988,5
= x 100 %
988,5
=0,177
e. Berat jenis Agregat Kasar
1,244+1,273
=
2
=1,258<2,5
Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas didapat nilai berat jenis agregat kasar sebesar 1,258 dan nilai
penyerapan agregat adalah 0,177% sehingga dapat disimpulkan bahwa, agregat tersebut
tidak dapat digunakan dalam pembuatan aspal.
36
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Timbangan
b. Piknometer
c. Oven
2. Cara Uji
a. Ambil benda uji sebanyak 250 gram, lalu masukkan benda uji ke dalam
piknometer.
b. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, putar-putar
sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
c. Tambahkan air suling sampai pada batas.
d. Timbang piknometer berisi air dan benda uji (C).
e. Keluarkan benda uji, lalu keringkan dalam oven pada suhu 110°C ± 5 selama
24 jam.
f. Setelah itu keluarkan benda uji dari oven lalu ditunggu hingga dingin
sehingga tidak merusakan atau mempengaruhi timbangan, lalu bahan uji
ditimbang (A).
g. Timbang berat piknometer berisi air suling penuh (B).
37
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
Pengujian Notasi I II
Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara S 250 gr
Berat benda uji kering oven A 214,4
Hasil Perhitungan :
A
=
B+ S−C
214,4
=
667,8+250−810,8
38
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
=2,003
g. Berat jenis curah jenuh kering permukaan
S
=
B+ S−C
250
=
667,8+250−810,8
=2,336
h. Berat jenis semu
A
=
B+ A−C
214,4
=
667,8+214,4−810,8
=3,002
i. Penyerapan air
S− A
= x 100 %
A
250−214,4
= x 100 %
214,4
=0,166
j. Berat jenis Agregat Kasar
2,003+3,002
=
2
=2,502>2,5
Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas didapat nilai berat jenis agregat halus sebesar 2,502 dan nilai
penyerapan agregat adalah 0,166% sehingga dapat disimpulkan bahwa, agregat tersebut
dapat digunakan dalam pembuatan aspal.
39
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
40