Anda di halaman 1dari 44

LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS


DAN KASAR
(SNI 03-1968-1990)

A. Standar Uji
SNI 03-1973-1990”Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan
kasar”
B. Maksud dan Tujuan
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk
menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan kasar dengan menggunakan
saringan. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar.

C. Ruang Lingkup
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-jenis agregat halus
maupun agregat kasar, yang persyaratannya tercantum dalam (cara pelaksanaan benda
uji). Hasil pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara
lain:
1. Penyelidikan quarry agregat.
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu.

D. Pengertian
Analisis saringan adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.

E. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
b. Satu set saringan : 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2 ½”); 50,8 mm ( 2” ); 37,5 mm (
1 ½”); 25 mm (1”); 19,1 mm (3/4”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (3/8”); No. 4 (4,75
mm); No. 8 (2,36 mm); No. 16 (1,18 mm); No. 30 (0,600 mm); No. 50 (0,3
mm); No. 100 (0,150 mm); No. 200 (0,075 mm).

1
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai


(110+5)0C.
d. Mesin pengguncang saringan.
e. Talam-talam.
f. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat yang lainya.

2
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

2. Benda Uji
Benda uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali
apabila butiran yang melalui saringan No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya
dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki ketelitian.
a. Agregat halus terdiri dari:
1) Ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram.
2) Ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram.
b. Agregat kasar terdiri dari:
1) Ukuran maksimum 3,5”; berat minimum 35,0 kg.
2) Ukuran maksimum 3”; berat minimum 30,0 kg.
3) Ukuran maksimum 2,5”; berat minimum 25,0 kg.
4) Ukuran maksimum 2”; berat minimum 20,0 kg.
5) Ukuran maksimum 1,5”; berat minimum 15,0 kg.
6) Ukuran maksimum 1”; berat minimum 10,0 kg.
7) Ukuran maksimum 3/4”; berat minimum 5,0 kg.
8) Ukuran maksimum 1/2”; berat minimum 2,50 kg.
9) Ukuran maksimum 3/8”; berat minimum 1 kg.
c. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan saringan No. 4 selanjutnya agregat
halus dan kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.

3. Cara Pengujian
a. Benda uji disiapkan sebanyak 2500 gram untuk agregat kasar dan 1500 gram
untuk agregat halus.
b. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0 C selama 24 jam.
c. Alat saring dan mesin pengguncang disiapkan. Alat saring disusun dari
ukuran paling kecil hingga besar.
d. Setelah 24 jam, benda uji dikeluarkan dari oven. Kemudian diambil
sebanyak 2500 gram agregat kasar dan 1500 gram agregat halus.
e. Pengujian agregat kasar dan halus dilakukan bergantian.
f. Benda uji yang telah ditimbang tadi dituang ke dalam alat saringan.
g. Alat saring tersebut diletakkan pada mesin pengguncang dan diguncang
selama 15 menit.
h. Setelah 15 menit, mesin pengguncang dimatikan dan ditimbang berat setiap
ukuran saringan.

4. Perhitungan
Perhitungan adalah persentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji yang disaring.

3
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT


HALUS DAN KASAR
(SNI 03-1968-1990)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

Tabel Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar


Berat kering agregat: 2500 gram

Berat Jumlah Berat


Jumlah %
Nomor Tertahan Tertahan Jumlah % Tertahan
Lolos
Saringan (gram) (gram)

A B C= 𝑩
x 100 % D
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒈𝒓𝒆𝒈𝒂𝒕

1”
3/4” 559,0 559,0 0,2236 99,7764
1/2” 827,5 1386,5 0,5546 99,4454
3/8” 625,6 2012,1 0,8048 99,1952
No.3
No.4 377,1 2389,2 0,9556 99,0444
No.8
No.10
No.20
No.100
No.200
PAN

4
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Grafik Kumulatif Agregat Kasar


90%
80%
70%
60%
Presentasi Lolos

50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 10 100
Ukuran Saringan

Hasil Pengujian Analisis Agregat Kasar


Uji ini dilakukan untuk memperoleh data hasil agregat kasar yang lolos dan tertahan di setiap
ayakan. Data yang diperoleh akan dimasukkan pada kolom data dan penimbangan sesuai
ayakan.
- Jumalah berat tertahan (Gram) diperoleh dari hasil penjumlahan silang antara Berat
Tertahan dijumlahkan dengan Jumlah Berat Tertahan.
Contoh : 599,0 + 827,5 = 1386,5
Hasil 1386,5 dimasukkan kedalam tabel saringan no ½ .
- Jumlah % Tertahan dapat diperoleh dari rumus dibawah ini :
B
C= X 100%
Berat Agregat
Contoh : 599,0
X 100%
2.500
= 0,2396
Hasil 0,2396 dimasukkan ke dalam tabel saringan ¾ dan seterusnya.
- Jumlah % Lolos dapat diperoleh
100 – Jumlah Tertahan
Contoh :
Saringan ¾ = 100 – 0,2396
= 99,7764

5
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Tabel Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus


Berat kering agregat: 1500 gram

Berat Jumlah Berat


Jumlah %
Nomor Tertahan Tertahan Jumlah % Tertahan
Lolos
Saringan (gram) (gram)

A B C= 𝑩
x 100 % D
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒈𝒓𝒆𝒈𝒂𝒕

1”
3/4”
1/2”
3/8”
No.3
No.4
No.8 151,0 151,0 0,1006 99,899
No.16 355,6 506,6 0,337 99,663
No.30 410,7 917,3 0,611 99,389
No.100 455,6 1372,9 0,915 99,085
No.200 12,8 1385,7 0,9238 99,077
PAN 2,3 1388 0,9253 99,075

Grafik Kumulatif Agregat Halus


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
100 10 1 0,1 0,01 0,001

Hasil Pengujian Analisis Agregat Halus


Uji ini dilakukan untuk memperoleh data hasil agregat halus yang lolos dan tertahan di setiap
ayakan. Data yang diperoleh akan dimasukkan pada kolom data dan penimbangan sesuai ayakan.
- Jumalah berat tertahan (Gram) diperoleh dari hasil penjumlahan silang antara Berat
Tertahan dijumlahkan dengan Jumlah Berat Tertahan.
Contoh : 151,0 + 355,6 = 506,6
Hasil 506,6 dimasukkan kedalam tabel saringan no ½ .
6
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

- Jumlah % Tertahan dapat diperoleh dari rumus dibawah ini :


B
C= X 100%
Berat Agregat
Contoh : 151,0
X 100%
1.500
= 0,1006
Hasil 0,1006 dimasukkan ke dalam tabel saringan 8 dan seterusnya.
- Jumlah % Lolos dapat diperoleh
100 – Jumlah Tertahan
Contoh :
Saringan ¾ = 100 – 0,1006
= 99,899

7
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

DOKUMENTASI PRAKTIKUM
PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN
KASAR

8
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN PENETRASI ASPAL


(PA-301-76) (AASTHO T-49-68) (AASTM D-5-73) (SNI-06-2456-1991)

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau
lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,
beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu.

B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan jarum naik turun tanpa gesekan dan
dapat mengukur penetrasi 0,01 mm.
b. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gram.
c. Pemberat (50 ± 0.05) gram untuk bahan 100 gram dan (100 ± 0,05) gram
bahan 200 gram.
d. Jarum penetrasi dari stainless steel mutu 440 C/NRC 54-50.
e. Cawan terbuat dari logam atau gelas (kaca).
f. Bak perendam.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi.
h. Pengukur waktu dengan ketelitian 0,1 detik per menit.
i. Thermometer.

2. Benda Uji
Benda uji dipanaskan hingga bisa dituang kedalam cetakan, lalu didinginkan
pada suhu ruangan selama 1 – 1 ½ jam untuk uji kecil dan 1 ½ - 2 jam untuk uji
yang besar.

3. Cara Pengujian
a. Letakkan benda uji diatas bak perendam pada suhu ruangan.
b. Pastikan peralatan / mesin uji bekerja dengan baik dan periksalah jarum
dalam keadaan bersih.
c. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka 0 di arloji penetrometer sehingga
jarum penunjuk berimpit dengannya.
d. Lepaskan pemegang jarum serentak jalankan stopwatch selama (5 ± 0.1) detik.
e. Putar arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi hingga angka 0.1
terdekat.

9
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

f. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya hingga minimal 5 kali penetrasi dan jarak antar
pemeriksaan minimal 1 cm.

C. Pelaporan
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari
tiga pembacaan dengan ketentuan tidak melampaui ketentuan.

Hasil penetrasi 0‐49 50‐149 150‐249 200

Toleransi 2 4 6 8

10
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN PENETRASI ASPAL


(PA-301-76) (AASTHO T-49-68) (AASTM D-5-73) (SNI-06-2456-1991)

Hari/Tanggal Pengujian : Jum’at/28 Oktober 2022


Lokasi Pengujian : Lab. Perkerasan Jalan
Dikerjakan Oleh : Kelompok 3

Percobaan penetrasi aspal sampel 1 (beban 0 gram)

PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 35
2 45
3 49
4 53
5 60
6 75
7 88
8 100
9 110
10 120
11 129
12 139
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata

11
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Percobaan penetrasi aspal sampel 2 (beban 50 gram)

PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 60
2 83
3 100
4 115
5 126
6 135
7 143
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata

Percobaan penetrasi aspal sampel 3 (beban 100 gram)

PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 50
2 113
3 124
4 139
5
6
7

12
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Rata-rata

13
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR ASPAL DENGAN


CLEVELAND OPEN CUP
(SNI-06-2433-1991)

A. Maksud dan Tujuan


Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan besaran cara titik nyala dan titik
bakar bahan aspal dengan cleveland open cup.

B. Ruang Lingkup
Pengujian dilakukan terhadap bahan aspal, dan selanjutnya dapat digunakan
untuk mengetahui sifat-sifat bahan aspal terhadap bahaya api, pada suhu berapa bahan
aspal akan terbakar atau menyala.

C. Pengertian
1. Titik nyala adalah suhu pada saat aspal terlihat menyala singkat kurang dari 5
detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
2. Titik bakar adalah suhu pada saat aspal terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik
pada suatu titik pada permukaan aspal.

D. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Termometer.
b. Cleveland open cup; adalah cawan berbahan kuningan dengan bentuk dan
ukuran tertentu.
c. Pelat pemanas, terbuat dari logam untuk meletakkan cawan Cleveland.
d. Sumber pemanasan atau tungku; dalam hal ini digunakan alat pemanas
dengan bahan bakar gas LPG.
e. Penahan angin.
f. Nyala penguji.

2. Cara Pengujian
a. Persiapan Pengujian
1) Panaskan contoh aspal pada suhu tertentu sampai cair.
2) Isilah cawan cleveland sampai garis batas yang telah ditentukan,
hilangkan gelembung udara yang ada pada permukaan cairan aspal.

b. Pelaksanaan Pengujian
1) Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan aturlah sumber panas
sehingga terletak di bawah titik tengah cawan.

14
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

2) Letakkan alat nyala penguji dengan poros pada jarak 75 mm dari titik
tengah cawan.
3) Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4
mm diatas cawan dan aturlah sehingga poros termometer terletak pada
jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
4) Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
5) Nyalakan sumber pemanas sehingga kenaikan suhu menjadi (15±1)º per
menit sampai suhu 56ºC di bawah titik nyala perkiraan.
6) Atur kecepatan pemanasan 5ºC - 6ºC per menit dibawah suhu 56ºC dan
28ºC di bawah titik nyala perkiraan.
7) Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji menjadi
3,2 – 4,8 mm.
8) Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan dalam waktu
1 detik setiap kenaikan 2ºC dan catatlah hasilnya pada suhu tertentu dan
waktu tertentu pula.
9) Daftar toleransi.

Pengulanngan oleh Pengulangan oleh


Titik Nyala dan Titik satu orang dengan beberapa orang
Bakar satu alat dengan satu alat
Titik nyala 175 - 550oC 8oC (15oF) 17oC (30oF)
Titik bakar lebih dari 8oC (15oF) 14oC (30oF)

E. Pelaporan
Hasil pemeriksaan sebagai titik nyala benda uji, dengan toleransi tersebut di atas
adalah sebagai berikut:
1. Batasan titik nyala adalah 2000 C sampai dengan 3000 C, diambil nilai tengah
yaitu 2500 C.
2. Suhu dimulainya percobaan titik nyala dan titik bakar yaitu 2500 C – 56 = 1940 C.
3. Pengamatan dilakukan setiap kenaikan suhu 50 C.

15
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR


ASPAL DENGAN CLEVELAND OPEN CUP
(SNI-06-2433-1991)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

Waktu Suhu
⁰C Dibawah
No. Keterangan
Titik Nyala Detik (⁰C)
1 56
2 51
3 46
4 41
5 36
6 31
7 26
8 21
9 16
10 11
11 6
12 1

16
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL


(SNI 2432-2011)

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang
dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu
dan kecepatan tertentu.

B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Cetakan benda uji daktilitas terbuat dari kuningan.
b. Bak perendam harus dapat mempertahankan tempratur pengujian 25°C atau
tempratur lainnya dengan ketelitiam 0,1°C. Isi air dalam bak perendaman
tidak boleh kurang dari 10 liter, kedalaman air di dalam bak tidak boleh
kurang dari 50 mm agar benda uji dapat terendam pada kedalaman 25 mm.
c. Mesin penguji dengan ketentuan: dapat menjaga benda uji tetap terendam
dan dapat menarik benda uji tanpa menimbulkan getaran dengan kecepatan
tetap.
d. Termometer dengan rentang pengukut -8°C sampai dengan 32°C.

2. Persiapan Benda Uji


a. Lapisi seluruh permukaan dasar dan bagian yang akan dilepas dengan
campuran gliserin dan talk atau kaolin untuk mencegah melekatnya benda uji
pada cetakan daktilitas.
b. Letakkan cetakan daktilitas di atas pelat pada tempat yang datar dan rata,
sehingga semua bagian bawah cetakan menempel baik pada pelat dasar.
c. Panaskan bitumen sambil diaduk untuk menghindari pemanasan setempat
yang berlebihan, sampai cukup cair untuk dituangkan.
d. Tuangkan bitumen ke dalam cetakan mulai dari ujung ke ujung hingga
sedikit melebihi cetakan.
e. Diamkan benda uji pada temperatur ruang selama 30 menit sampai dengan
40 menit.
f. Rendam benda uj dalam bak perendam pada temperatur pengujian selama 30
menit.

3. Persiapan Air untuk Bak Perendam


Atur berat jenis air dalam bak perendam mesin uji agar sama dengan berat jenis
aspal yang akan diuji; dengan cara menambahkan metil alkohol, gliserin atau
garam.

17
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

4. Cara Uji
a. Masukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisl aspal)xke
dalam bak perendam pada temperatur 25°C selama 85 menit sampai dengan
95 menit.
b. Lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi cetakannya dan langsung
pasangkan benda uji ke mesin uji denqan cara memasukkan lubang cetakan
ke pemegang di mesin uji.
c. Jalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai
persyaratan (50 mm/menit). Perbedaan kecepatan ± 2.5 mm/menit masih
diperbolehkan.
d. Baca pemuluran benda uji pada saat putus

Catatan: selama pengujian, air dalam bak mesin uji harus diatur sedemikian rupa
sehingga jarak benda uji ke permukaan dari dasar air tidak kurang dari 25 mm
dan tempratur pengujian dipertahankan konstan pada tempratur pengujian
25°C ± 0,5°C.

C. Pelaporan
1. Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas.
2. Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka
pengujian dianggap gagal kemudian di!akukan penyesuaian berat jenis air.
3. Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir 5. b. di atas, laporkan bahwa
pengujian daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.

18
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL


(SNI 2432-2011)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

Bitumen dipanaskan mulai : 12.00


selesai : 13.00 Tempratur: 29 °C
Bitumen dituangkan mulai : 13.30
selesai : 13.33 Tempratur ruang: 29 °C
Didiamkan pada tempratur ruang mulai : 13.33
selesai : 14.33 Tempratur bak perendam: 29 °C
Direndam pada bak perendam mulai : 14.33
selesai : 15.07
Pemeriksaan daktilitas pada mulai : 14.33
tempratur 25°C selesai : 15.07

Hasil Pengujian
Daktilitas pada 25°C dengan kecepatan 5 cm/menit
1. 100 cm

Pengamatan 2.
3.
Rata-rata:

19
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN VISKOSITAS ASPAL


(SNI 7729-2011)

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk menentukan kekentalan aspal pada
suhu tertentu yang selanjutnya mempengaruhi suhu pemadatan dan suhu pencampuran
dari aspal beton.

B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Viskometer saybolt furol dan penangas.
b. Tabung viskometer.
c. Cincin pemindah.
d. Penutup tabung viskometer.
e. Penyangga termometer.
f. Termometer viskositas saybolt.
g. Termometer penangas.
h. Labu penampung.
i. Pengukur waktu.
j. Pemanas listrik (hot plate).

2. Persiapan Alat
a. Bersihkan tabung viskometer dengan larutan pembersih seperti xylol (xylene)
atau minyak tanah, buang semua pelarut dari tabung viskometer dan
keringkan, bersihkan cincin pemindah dan labu penampung dengan cara
yang sama.
b. Letakkan viskometer dan bak penangas pada tempat yang terlindung dari
angin, perubahan temperatur udara yang cepat, debu atau uap yang dapat
mencemari benda uji.
c. Tempatkan labu penampung di bawah tabung viskometer. Jarak antara tanda
batas pada labu penampung ke ujung tabung viskometer bagian bawah
adalah 100 mm sampai dengan 130 mm, atur penempatan labu penampung
sehingga aliran aspal tidak akan menyentuh leher labu penampung.
d. Isi penangas sampai paling sedikit 6 mm di atas tanda batas tabung
viskometer dengan media penangas yang sesuai dengan temperatur pada alat
pengujian:
1) gunakan oli dengan kekentalan SAE 40 untuk temperatur pengujian
sampai dengan 149C;
2) untuk temperatur di atas 149C gunakan oli yang lebih kental,
mempunyai viskositas pada temperatur 98,9C kira-kira 175 SUS
20
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

(saybolt universal second) sampai dengan 185 SUS dan mempunyai titik
nyala minimum 300C, sesuai SNI 06-2433- 1991;
3) ganti oli penangas secara periodik, dan bersihkan dinding-dinding luar
tabung untuk menghilangkan kerak.
e. Pertahankan panas pada penangas sehingga temperatur benda uji dalam
viskometer tidak bervariasi lebih dari 0,3C pada temperatur pengujian.

Termometer
Tempratur Pengujian
Standar °C Rentang Pengukuran °C Skala Pembacaan °C

121 119 – 130 0,1


135 132 – 143 0,1
149 145 – 158 0,1
163 160 – 171 0,1
177 174 – 185 0,1
204 202 – 213 0,1
232 230 – 241 0,1

3. Kalibrasi
a. Kalibrasi viskometer saybolt furol secara berkala dengan mengukur waktu
mengalir pada temperatur 37,8C dari oli standar. Hitung faktor koreksi
viskometer.
b. Waktu pengaliran oli standar harus sesuai dengan nilai viskositas saybolt yang
telah ditentukan, bila waktu pengaliran berbeda lebih dari 0,2%, hitung waktu
koreksi F, untuk viskometer sebagai berikut:
F =...............................................................................................................(1)
Dimana:
V adalah nilai viskositas saybolt oli standar dalam satuan detik;
T adalah pengukuran waktu alir pada temperatur 37,8C dalam satuan detik.

Catatan: bila kalibrasi didasarkan pada viskositas oli standar yang mempunyai
waktu alir 200 detik sampai dengan 600 detik, faktor koreksi dapat digunakan
setiap temperatur pengujian viskositas (pada SNI 06-6721-2002).

c. Kalibrasi viskometer saybolt furol pada 50C dengan cara yang sama seperti
Butir 3.a menggunakan viskositas oli standar yang mempunyai waktu alir
minimum 90 detik.
d. Viskometer atau lubang furol yang mempunyai koreksi viskositas lebih besar
dari 1%, tidak dapat digunakan.

21
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

4. Cara Uji
a. Tetapkan dan pertahankan penangas oli (oil bath) pada temperatur pengujian.
Tempratir penngujian yang ditetapkan untuk mengukur viskositas saybolt
furol adalah 120C, 130C, 140C, 150C, 160C, 180C bila dianggap
kurang dapat diteruskan sampai dengan 240C.
b. Masukkan penyumbat gabus yang dilengkapi tali, sehingga mudah dilepas ke
dalam lubang tabung viskometer pada bagian dasar tabung viskometer.
Penyumbatan harus kuat supaya udara tidak keluar.
c. Tempatkan cincin pemindah pada batas atas tabung viskometer.
d. Lakukan pemanasan awal 0,5 kg benda uji menggunakan kompor listrik
dalam wadah logam 500 mL. Pemanasan awal mencapai temperatur 10C
sampai dengan temperatur 15C di atas temperatur uji yang ditentukan.
1) Gunakan temperatur sedang pada pengatur panas dengan kapasitas daya
listrik 500 watt sampai dengan 600 watt pada kompor listrik selama ½
jam, dan atur pada temperatur tinggi sampai 1200 watt untuk sisa waktu
pemanasan. Hindari pemanasan awal yang berlebih karena dapat
menyebabkan oksidasi pada benda uji dan perubahan viskositas;
2) Pada tahap awal pemanasan, aduk sekali-kali benda uji, dan pada
temperatur 28C terakhir lakukan pengadukan secara menerus;
3) Selesaikan pemanasan awal pada 2 jam atau kurang dan segera
lanjutkan dengan pengukuran viskositas. Pemanasan ulang benda uji
tidak diizinkan.
e. Panaskan Saringan No.20 pada temperatur pengujian, dan tuangkan benda uji
panas melalui saringan langsung ke dalam tabung viskometer hingga tepat di
atas tanda batas pelimpahan.
f. Pasang tutup tabung viskometer dengan cincin pemindah, dan masukkan
termometer yang dilengkapi penyangga termometer ke dalam lubang di
tengah penyangga.
g. Aduk benda uji di dalam tabung viskometer secara terus menerus dengan
gerakan melingkar pada kecepatan putaran 30 rpm sampai dengan 50 rpm
pada bidang horizontal untuk mencegah masuknya udara ke dalam benda uji.
Lakukan dengan hatihati agar tidak membentur dinding tabung.
h. Bila temperatur benda uji tetap konstan pada rentang temperatur 0,3C
selama 1 menit, pengujian dapat dilanjutkan. Angkat termometer dan
pindahkan penutup tabung viskometer secepatnya, pindahkan cincin
pemindah, periksa untuk memastikan bahwa kelebihan benda uji di bawah
tanda batas pelimpahan, dan pasang kembali penutup tabung viskometer.
i. Pastikan bahwa labu penampung pada posisi yang tepat, lalu cabut gabus
penyumbat dengan menyentakkan tali gabus dan pada waktu bersamaan
hidupkan pengukur waktu.

22
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

j. Waktu antara pengisian tabung viskometer sampai dengan menarik gabus


penyumbat tidak boleh lebih dari 15 menit.
k. Hentikan pengukur waktu segera setelah benda uji mencapai tanda batas
pada labu penampung, catat waktu pengaliran dalam detik dengan
pembulatan 0,1 detik atau 0,2 detik.
l. Hitung waktu dalam saybolt furol detik yang telah dikoreksi dari masing-
masing temperatur pengujian viskositas pada temperatur tertentu.
m. Konversikan waktu dalam saybolt furol detik ke dalam sentistoke viskositas
kinematik (sesuai Lampiran).
n. Tentukan grafik temperatur terhadap viskositas dalam sentistoke.
o. Tentukan temperatur pencampuran campuran beraspal pada 170 cSt  20 cSt
dan temperatur pemadatan campuran beraspal pada 280 cSt  20 cSt.

C. Pelaporan
1. Kalikan waktu pengaliran dalam detik dengan faktor koreksi viskometer yang
diperoleh.
2. Laporkan waktu pengaliran yang telah dikoreksi sebagai viskositas saybolt furol
dari benda uji pada temperatur pengujian.
a. Untuk waktu pengaliran kurang dari 200 detik, laporkan dalam skala
pembacaan mendekati 0,5 detik. Sedangkan pengaliran lebih dari 200 detik
dibulatkan dalam detik yang terdekat;
b. Konversikan waktu pengaliran dalam detik saybolt furol ke kinematik
viskositas dengan satuan sentistoke (cSt), lihat Tabel pada Lampiran.
3. Tentukan temperatur pencampuran campuran beraspal pada 170 cSt  20 cSt dan
temperatur pemadatan campuran beraspal pada 280 cSt  20 cSt.

23
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

LAMPIRAN

Saybolt furol Viskositas Saybolt furol Viskositas


(detik) kinematis (detik) kinematis (cSt)
(cSt)
1,50 41,0 83,0

3,48 43,0 88,0

5,45 46,0 93,0

7,30 48,0 97,0


9,05 50,0 102,0

10,75 52,0 108,0

12,30 54,0 112,0


14,20 57,0 118,0

15,50 59,0 122,0

17,00 71,0 147,0


18,50 82,0 172,0

20,00 94,0 197,0

21,30 105,0 221,0


22,70 118,0 245,0

24,10 129,0 270,0

27,20 140,0 295,0


29,20 153,0 322,0

31,70 165,0 345,0


20,20 34,10 175,0 370,0

21,20 36,50 235,0 495,0

22,10 39,10 295,0 625,0


23,10 41,50 350,0 740,0

24,10 44,00 410,0 860,0

25,10 46,80 470,0 970,0


26,10 49,00 520,0 1100,0

27,10 52,00 575,0 1220,0

28,20 54,00 650,0 1350,0


29,30 57,00 700,0 1490,0

30,40 59,00 760,0 1600,0

31,30 61,00 810,0 1710,0


32,20 63,00 880,0 1850,0

33,30 66,00 936,0 1995,0

34,50 68,00 1000,0 2100,0

24
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN VISKOSITAS ASPAL


(SNI 7729-2011)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :
Kondisi Lingkungan :

a) Tempratur :
b) Kelembaban :
c) Tekanan Udara :

Waktu Alir
No Tempratur (C) Sentistokes (cSt) Keterangan
(detik)
1
2
3
4
5
6
7

25
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN METODE


MARSHALL (MARSHALL TEST)
(SNI 06-2489-1991)

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan terhadap campuran aspal dimaksudkan untuk menentukan ketahanan
(stabilitas) dan kelelehan plastis (flow) dari suatu campuran aspal. Ketahanan
(stabilitas) campuran aspal ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima
beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam Kg atau Pound.
Sedangkan kelelehan plasits (flow) ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran
aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm
atau 0,01”.

B. Tahap Pencampuran Aspal


1. Pemeriksaan Mutu Bahan
Mutu bahan untuk membuat campuran aspal didapatkan dari hasil pemeriksaan
bahan yang sudah dilakukan selama pengujian sebelumnya.

2. Spesifikasi terhadap Bahan


Spesifikasi bahan yaitu batasan-batasan yang harus dipenuhi agar didapat hasil
yang sesuai standar mutu. Spesifikasi bahan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
spesifikasi gradasi (Analisa Saringan) dan spesifikasi mutu campuran (Mix
Property). Dalam menentukan spesifikasi, ada beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan, antara lain:
a. Jenis Konstruksi, yaitu dimana lapisan aspal digunakan (misalnya surface
course).
b. Tebal lapisan yang direncanakan.
c. Jenis dan fungsi jalan, untuk menentukan karakteristik permukaan yang
dikehendaki.

3. Marshall Test
Melakukan pengujian mutu dari campuran yang dibuat dengan alat Marshall.
Terdapat beberapa benda uji yang telah dibuat dengan variasi kadar aspal yang
berbeda dari setiap campuran yang dibuat, oleh karena itu ditentukan kadar aspal
optimum yang dapat memenuhi spesifikasi mutu campuran. Spesifikasi untuk
campuran aspal, antara lain berdasarkan:
a. Ditjen Bina Marga Pekerjaan umum
b. The Asphalt Institute
c. Japan Road Association

26
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

C. Peralatan
1. 3 (tiga) buah cetakan benda uji, diameter 10 cm (4”), tinggi 7,5 cm (3”), lengkap
dengan alas dan leher lambung.
2. Alat ejector, alat untuk mengeluarkan benda uji dari cetakan, sesudah dipadatkan.
3. Penumbuk, berbentuk silinder dengan permukaan rata. Berat 4,356 kg (10
Pounds), dengan tinggi jatuh bebas 35,7 cm (18”).
4. Landasan pemadat, terdiri dari: balok kayu (jenis kayu atau sejenisnya) berukuran
kira-kira 20 x 20 x 15 cm, yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 20 x 15
cm, yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 20 x 2,3 cm dan diikatkan
pada lantai beton dengan 4 bagian siku.
5. Silinder cetakan benda uji.
6. Mesin tekan yang dilengkapi dengan:
a. Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking head).
b. Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg (5000 pounds) mempunyai
ketelitian 12,5 (25 pounds) dilengkapi arloji tekan (dial gauge) dengan
ketelitian 0,0025 cm (0,0001 “) dengan perlengkapannya.
c. Arloji kelelehan (dial gauge) dengan ketelitian 0,25 mm (0,01”) dengan
perlengkapannya.
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang dapat memanasi sampai (200
± 30o C).
8. Bak perendaman (water bath) yang dilengkapi dengan pengatur suhu minimum
20o C.

D. Perlengkapan-Perlengkapan Lainnya
1. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan mencampur aspal.
2. Pengatur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250o C dengan
ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas.
3. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2000
gram dengan ketelitian 0,2 gram dan timbangan berkapasitas 5000 gram dengan
ketelitian 1 gram.
4. Kompor LPG.
5. Sarung tangan asbest dan karet.
6. Sendok pengaduk dan perlengkapan lainnya.

E. Benda Uji
1. Agregat kasar
2. Agregat halus
3. Aspal

27
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

F. Prosedur Pengujian
1. Persiapan Benda Uji
a. Agregat dikeringkan dengan suhu 105°C, berat dipertahankan tetap. Setelah
mencapai suhu yang diperlukan, agregat dipisah-pisahkan dengan cara
penyaringan ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki.
b. Suhu pencampuran ditentukan, sehingga bahan pengikat yang digunakan
menghasilkan viskositas sesuai daftar berikut ini:
Campuran Pemadat
Bahan
Pengikat Saybolt Kinematik Saybolt
Kinematik Engler Engler
furol furol
Aspal Panas 170 ± 20 65 ± 10 - 280 ± 30 140 ± 35 -
Aspal Dingin 170 ± 20 65 ± 10 - 280 ± 30 140 ± 35 -
Ter - - 25 ± 3 - - 40 ± 5

2. Persiapan Campuran
a. Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram, sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm ± 0,125 cm (2,5” ± 0,05”).
b. Agregat dipanaskan dengan panci (wajan) dengan suhu mencapai kira-kira
28oC diatas suhu pencampuran (150oC) untuk aspal panas, sedangkan untuk
pencampuran aspal dingin suhu 14oC dan diaduk hingga merata.
c. Panaskan aspal hingga mencair, sehingga dapat dituangkan ke dalam agregat
sebanyak yang telah ditentukan. Kemudian diaduk dengan cepat sampai
agregat terlapisi oleh aspal dengan merata.

3. Pemadatan Benda Uji


a. Cetakan benda uji beserta perlengkapannya dan permukaan alat penumbuk
dibersihkan dengan seksama, lalu dipanaskan sampai 93,9o C dan 148,9oC.
b. Letakkan pada alat cetakan selembar kertas saring atau kertas penghisap
yang sudah dipotong bulat (sesuai bentuk cetakan).
c. Masukkan seluruh campuran (seberat 1200 gram) ke dalam cetakan.
Kemudian campuran ditusuk-tusuk dengan spatula (sendok semen) dengan
keras pada bagian tepi sekeliling cetakan sebangak 15 kali tusukan dan 10
kali tusukan pada bagian tengah (merata).
d. Leher cetakan dilepas, ratakan permukaan campuran dengan menggunakan
sendok semen menjadi bentuk sedikit cembung.
e. Waktu akan dipadatkan, suhu campuran dalam cetakan harus tetap pada
batas- batas suhu pemadatan. Kemudian letakkan cetakan di atas landasan
pemadat dan diperkuat dengan pemegang cetakan.

28
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

f. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk sebanyak 75x tumbukan dengan


tinggi jatuh 45 cm (18”). Selama pemadatan diusahakan sumbu alat pemadat
dalam keadaan tegak lurus pada alas cetakan.
g. Lepaskan keeping alas dan lehernya, kemudian cetakan benda uji dibalik.
Pasang kembali alas keeping dan lehernya dan diperkuat kembali dengan
pemegang cetakan. Ulangi perlakuan seperti item (6) pada benda uji yang
sudah dibalik tadi.
h. Lepaskan keeping alas dan pasanglah cetakan benda uji pada alat pengatur
atau pengeluar benda uji. Keluarkan benda uji dari cetakan dengan hati-hati.
Kemudian benda uji dibiarkan pada suhu ruangan selama 24 jam.

4. Pengujian Marshall
a. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel, kemudian diberi
tanda pengenal pada masing-masing benda uji untuk ketelitian pengujian.
b. Benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm dan ditimbang untuk memperoleh
berat kering.
c. Benda uji direndam dalam air minimal 24 jam pada suhu ruangan.
d. Setelah direndam selama 24 jam, benda uji dikeluarkan, di lap hingga
permukaan kering lalu ditimbang untuk mendapatkan berat basah (berat
kering permukaan jenuh).
e. Langkah selanjutnya benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan berat
dalam air.
f. Berikutnya benda uji direndam dalam oven air panas (Water Bath) hingga
mencapai suhu 60° C, selama 30 menit.
g. Bersihkan dahulu batang penuntun (guide rod) beserta permukaan dari
kepala penekan (test heads) sebelum melakukan pengujian dengan alat
Marshall.
h. Lumasi dengan cairan pelumas batang penunjuk hingga kepala penekan yang
atas dapat meluncur dengan bebas, apabila dikehendaki kepala penekan
dapat pula direndam bersama-sama benda uji pada suhu 21 - 38° C.
i. Setelah direndam 30 menit, benda uji dikeluarkan dari oven perendam
kemudian diletakkan pada segmen bawah kepala penekan. Sedangkan
sebelah atas benda uji dipasang segmen bagian atas. Keseluruhannya
diletakkan pada alat penguji.
j. Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada kedudukannya, putar pengatur
jarum arloji kelelehan sampai menunjukkan angka nol. Sementara tangki
arloji (sleve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan (breaking
head).
k. Kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh/menempel
alas cincin penguji dengan memutar tombol up pada mesin penguji.
Kedudukan jarum arloji penekan diatur pada angka nol.
l. Pemberian beban terhadap benda uji dengan memutar tombol up pada mesin
29
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009
penguji. Pembebanan terhadap benda uji dengan kecepatan tetap, yaitu 50
mm

30
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

per menit. Pembebanan dikatakan maksimum apabila putaran jarum arloji


penekan menunjukkan gerak kebalikan arah. Selubung tangki arloji
kelelehan pada segmen atas dari kepala penekan, ditekan selama
pembebanan berlangsung.
m. Apabila pembebanan sudah mencapai maksimum, angka kelelehan dicatat
yang ditunjukkan oleh jarum arloji kelelehan. Begitu pula angka ketahanan
dicatat yang ditunjukkan oleh jarum arloji ketahanan. Lepaskan selubung
tangkai arloji kelelehan untuk mengeluarkan benda uji.
n. Waktu yang diperlukan saat diangkatnya benda uji dari rendaman air sampai
tercapainya beban maksimum melalui alat Marshall tidak boleh melebihi 30
detik.

5. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Angka yang diperoleh dari hasil uji stabilitas dan kelelehan harus dikalibrasi
(koreksi) dengan menggunakan faktor perkalian dari daftar di bawah ini. Faktor
perkalian digunakan oleh karena benda uji tebalnya tidak sebesar 2,5 inchi.
Volume of Approximen Thickness
Corelation Ratio C
Speciment N of Speciment (mm)
411 to 420 50.0 1.47
421 to 431 52.4 1.30
432 to 443 54.0 1.32
444 to 456 57.0 1.25
457 to 482 5.7 1.14
483 to 495 60.3 1.09
496 to 508 61.9 1.04
509 to 522 63.5 1.00
523 to 535 64.0 0.96
536 to 546 65.1 0.93
547 to 556 66.7 0.89
557 to 573 68.3 0.86
574 to 585 71.4 0.83
586 to 598 73.0 0.81
599 to 610 74.6 0.78
611 to 625 76.2 0.76

Analisa dari percobaan Marshall Test terhadap Mix Design lapis permukaan dibuat

31
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

4 (empat) grafik yang didapat dari:


a. Stability (= q lbs) dengan kadar aspal (=%).
b. Rongga terisi aspal (= m%) dari kadar aspal.
c. Density (= q Gr/cc) dari kadar aspal.
d. Rongga dalam campuran (= n%) dari kadar aspal.

Berdasarkan ketentuan spesifikasi mutu campuran dari Bina Marga (dalam


percobaan menggunakan spesifikasi BM-III), akan diperoleh harga-harga m, n, q
dan r. Dari harga-harga tersebut akan didapat grafik untuk mencari kadar
optimum dari aspal terhadap campuran yang dibuat.
Untuk mendapatkan grafik yang memenuhi persyaratan, perlu diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:
a. Kadar aspal yang diberikan.
b. Gradasi agregat.
c. Cara pemadatan yang dilakukan.
d. Suhu waktu pemadatan.
e. Suhu waktu pengetesan.sss

32
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN


METODE MARSHALL (MARSHALL TEST)
(SNI 06-2489-1991)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

Kadar Berat Kering Berat Dalam


Berat Stabilitas Flow
Aspal Permukaan Air
(Gram) (Kg) (mm)
(%) (Gram) (Gram)
7,79% 1142,3 1151,5 662 150 1,9

33
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL –
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-
8280009

Berat Benda Uji = 1200 gram

Kadar Aspal 4.6% 5.1% 5.6% 6.1% 6.6%

Aspal (gr) 55.20 gram 61.20 gram 67.20 gram 73.20 gram 79.20 gram
Spesifikasi
Agregat (gr)1144.80 gram 1138.80 gram 1132.80 gram 1126.80 gram 1120.80 gram

Ukuran% AgregatAgregat% AgregatAgregat% AgregatAgregat% AgregatAgregat% AgregatAgregat SaringanLolosTertahan (gr)LolosTertahan


(gr)LolosTertahan (gr)LolosTertahan (gr)LolosTertahan (gr) AC-BC AC-WC
1" 100

3/4" 90- 100 100

1/2" 75 - 90 90 - 100

3/8" 66 - 82 77 - 90

4" 46 - 64 53 - 69

8" 30 - 49 33 - 53

18 - 38 21 - 40
16"
12 - 28 14 - 30
30"
7 - 20 9 - 22
50"
5 - 13 6 - 15
100"
4-8 4-9
200" PAN

Filler =

30
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN BERASPAL


DENGAN CARA SENTRIFUS
(SNI 03-6894-2002)

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kadar aspal dari
campuran beraspal sudah sesuai dengan kadar aspal yang sudah direncanakan pada
job mix design.

B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Alat ekstraksi sentrifus yang dilengkapi dengan cawan.
b. Kertas saring rendah abu berbentuk lingkaran yang bagian tengahnya
berlubang dengan tebal (0,125 ± 0,0125) cm dan berat (W) = ± 15 gr untuk 1
lembar.
c. Timbangan kapasitas 5 kg.
d. Timbangan kapasitas 250 kg.
e. Oven dengan alat pengatur suhu (110 ± 5)°C.
f. Penagas uap.
g. Cawan penguap.
h. Desikator.
i. Peralatan kadar air (SNI 06-2490-1991).

2. Bahan
a. Campuran beraspal.
b. Pelarut: Minyak tanah/bensin.

3. Tahapan Pengujian
a. Siapkan benda uji.
b. Timbang benda uji ke dalam cawan sentrifus sesuai tabel.
c. Letakkan cawan berisi contoh pada posisi yang benar pada alat Sentrifus.
d. Pasang kertas saring yang telah ditimbang.
e. Tambahkan pelarut ampai contoh terendam.
f. Tutup cawan rapat-rapat dengan klem dan letakkan wadah di bawah lubang
pengeluaran larutan untuk mengumpulkan larutannya.
g. Jalankan sentrifus dimulai dengan putaran konstan.
h. Hentikan alat sentrifus setelah tidak ada larutan yang mengalir dari lubang
pembuangan.

31
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

i. Lakukan proses (e) – (h) larutan yang mengalir dari lubang sudah tidak
berubah warna.
j. Kumpulkan larutan yang keluar dari alat sentrifus.
k. Ambil kertas saring dari cawan dan keringkan di udara kemudian keringkan
di oven sampai beratnya konstan pada suhu (110 ± 5)°C.
l. Pindahkan semua isi cawan ke pan dan keringkan di oven sampai beratnya
konstan pada suhu (110 ± 5)°C (W3), lalu timbang.

32
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya
60231 Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN


BERASPAL DENGAN CARA SENTRIFUS
(SNI 03-6894-2002)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

1 Berat kertas filter gram

2 Berat contoh gram

3 Berat kertas filter + contoh sebelum pengujian gram

4 Berat kertas filter + contoh sesudah pengujian gram

5 Berat Aspal (3 – 4) gram

6 Kadar Aspal (5 𝑥 100%) %


2

33
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR


(SNI 1969-2008)

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat jenis dan angka
penyerapan agregat kasar yang selanjutnya dapat menentukan pengaturan massa yang
tepat pada campuran aspal.

B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Timbangan
b. Wadah contoh uji
c. Bak berisi air
d. Alat penggantung
e. Oven

2. Cara Uji
a. Siapkan alat dan benda uji disesuaikan dengan SNI 03-6889-2002.
b. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat.
c. Rendam benda uji dalam air pada suhu ruang selama ±24 jam.
d. Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap
sampai selaput air pada permukaan agregat hilang. Kemudian ditimbang
sebagai berat benda uji kering-permukaan jenuh.
e. Timbang benda uji dalam air dengan bantuan keranjang yang diikat pada
timbangan.
f. Keringkan benda uji pada suhu 110°C ± 5 selama 24 jam.
g. Setelah itu keluarkan benda uji dari oven lalu ditunggu hingga dingin
sehingga tidak merusakan atau mempengaruhi timbangan, lalu bahan uji
ditimbang.

34
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN


AGREGAT KASAR
(SNI 1969-2008)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

Pengujian Notasi I II
Berat benda uji kering oven A 988,5 gr

Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara B 1006,0 gr

Berat benda uji dalam air C 212 gr

Perhitungan Notasi I II Rata-rata


A 1,244
Berat jenis curah kering
B−C
Berat jenis curah jenuh kering B 1,267
permukaan B−C
A 1,273
Berat jenis semu
A−C
B− A 0,177
x
Penyerapan air A
100%

Hasil Perhitungan :
a. Berat jenis curah kering

Berat benda uji kering oven


=
Berat bendauji jenuh kering permukaandi udara−Berat bendauji dalam air

988,5
=
1006,0−212

=1,244

35
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

b. Berat jenis curah jenuh kering permukaan

Berat benda uji jenuh kering permukaandi udara


=
Berat bendauji jenuh kering permukaandi udara−Berat bendauji dalam air

1006,0
=
1006,0−212

=1,267
c. Berat jenis semu

Berat benda uji kering oven


=
Berat bendauji kering oven−Berat benda uji dalam air

988,5
=
988,5−212

=1,273
d. Penyerapan air

=
Berat bendauji jenuh kering permukaandi udara−Berat bendauji kering oven
x 100 %
Berat benda uji kering oven

1006,0−988,5
= x 100 %
988,5

=0,177
e. Berat jenis Agregat Kasar

Berat Jenis Curah Kering +Berat Jenis Semu


=
2

1,244+1,273
=
2

=1,258<2,5

Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas didapat nilai berat jenis agregat kasar sebesar 1,258 dan nilai
penyerapan agregat adalah 0,177% sehingga dapat disimpulkan bahwa, agregat tersebut
tidak dapat digunakan dalam pembuatan aspal.

36
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS


(SNI 1970-2008)

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis kering
permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis kering oven, berat jenis
semu dan penyerapan pasir untuk kelengkapan mix design.

B. Cara Pelaksanaan
1. Peralatan
a. Timbangan
b. Piknometer
c. Oven

2. Cara Uji
a. Ambil benda uji sebanyak 250 gram, lalu masukkan benda uji ke dalam
piknometer.
b. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, putar-putar
sambil diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
c. Tambahkan air suling sampai pada batas.
d. Timbang piknometer berisi air dan benda uji (C).
e. Keluarkan benda uji, lalu keringkan dalam oven pada suhu 110°C ± 5 selama
24 jam.
f. Setelah itu keluarkan benda uji dari oven lalu ditunggu hingga dingin
sehingga tidak merusakan atau mempengaruhi timbangan, lalu bahan uji
ditimbang (A).
g. Timbang berat piknometer berisi air suling penuh (B).

37
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN


AGREGAT HALUS
(SNI 1970-2008)

Hari/Tanggal Pengujian :
Lokasi Pengujian :
Dikerjakan Oleh :

Pengujian Notasi I II
Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara S 250 gr
Berat benda uji kering oven A 214,4

Berat piknometer berisi air penuh B 667,8 ml


Berat piknometer berisi benda uji dan air sampai 810,8 gr
C
batas pembacaan

Perhitungan Notasi I II Rata-rata


A 2,003
Berat jenis curah kering
B+ S−C
Berat jenis curah jenuh kering S 2,336
permukaan B+ S−C
A 3,002
Berat jenis semu
B+ A−C
S− A 0,166
x
Penyerapan air A
100%

Hasil Perhitungan :

f. Berat jenis curah kering

A
=
B+ S−C

214,4
=
667,8+250−810,8

38
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

=2,003
g. Berat jenis curah jenuh kering permukaan

S
=
B+ S−C

250
=
667,8+250−810,8

=2,336
h. Berat jenis semu

A
=
B+ A−C

214,4
=
667,8+214,4−810,8

=3,002
i. Penyerapan air

S− A
= x 100 %
A

250−214,4
= x 100 %
214,4

=0,166
j. Berat jenis Agregat Kasar

Berat Jenis Curah Kering +Berat Jenis Semu


=
2

2,003+3,002
=
2

=2,502>2,5

Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas didapat nilai berat jenis agregat halus sebesar 2,502 dan nilai
penyerapan agregat adalah 0,166% sehingga dapat disimpulkan bahwa, agregat tersebut
dapat digunakan dalam pembuatan aspal.

39
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

40

Anda mungkin juga menyukai