Anda di halaman 1dari 38

LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

LAPORAN PRATIKUM PERKERASAN JALAN


Untuk memenuhi Laporan Pratikum mata kuliah Perkerasan Jalan yang ditugas oleh
Ibu Ari Widyayanti S.Pd, M.T ; Bapak Purwo Mahardi S.T, M.T

Disusun Oleh :
1. Bayu Hanif Nurmansyah [ 21091427001]
2. Shafira Nur Amalia P [ 21091427011]
3. Handoko Adi S [21091427016]
4. Miftahul Riza Efendi [ 21091427022]
5. Hanifah Imtinan [21091427028]

Progam Studi D4 Transportasi


Fakultas Vokasi
Universitas Negeri Surabaya
2022

1
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah- Nya kepada
kami, sehingga pada kesempatan ini kami kelompok 2 dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Laporan Praktikum
Disusun bertujuan untuk memenuhi tugas pokok mata kuliah Struktur Perkerasan
Jalan Dan Praktikum.
Dengan adanya kesempatan pada laporan praktikum Struktur Perkerasan Jalan
Dan Praktikum ini kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT. Kepada
dosen mata kuliah Struktur Perkerasan Jalan Dan Praktikum Bapak Ir. Purwo
Mahardi, S.T., M.T. Dan Ibu Dr. Ari Widayanti, S.T., M.T. Yang telah
memberikan bimbingan praktikum kepada kami.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan serta masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari Bapak. Akhir kata dari
kami berharap semoga laporan praktikum Struktur Perkerasan Jalan Dan
Praktikum ini bermanfaat bagi kami semua.

2
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS


DAN KASAR
(SNI 03-1968-1990)
A. Maksud dan Tujuan
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pemeriksaan untuk menentukan
pembagian butir (gradasi) agregat halus dan kasar dengan menggunakan saringan.
Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase
butiran baik agregat halus maupun agregat kasar.

B. Ruang Lingkup
Metode pengujian jenis tanah ini mencakup jumlah dan jenis-jenis agregat halus
maupun agregat kasar, yang persyaratannya tercantum dalam (cara pelaksanaan benda
uji). Hasil pengujian analisa saringan agregat halus dan kasar dapat digunakan antara
lain:
1. Penyelidikan quarry agregat.
2. Perencanaan campuran dan pengendalian mutu.

C. Pengertian
Analisis saringan adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos
dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.

D. Cara Pelaksanaan 1. Peralatan


a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
b. Satu set saringan : 37,5 mm (3”); 63,5 mm (2 ½”); 50,8 mm ( 2” ); 37,5 mm (
1 ½”); 25 mm (1”); 19,1 mm (3/4”); 12,5 mm (½”); 9,5 mm (3/8”); No. 4
(4,75 mm); No. 8 (2,36 mm); No. 16 (1,18 mm); No. 30 (0,600 mm); No. 50
(0,3 mm); No. 100 (0,150 mm); No. 200 (0,075 mm).
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)0C.
d. Mesin pengguncang saringan.
e. Talam-talam.
f. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat yang lainya.

2. Benda Uji
Benda uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali
apabila butiran yang melalui saringan No. 200 tidak perlu diketahui jumlahnya

3
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

dan bila syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki ketelitian. a. Agregat halus


terdiri dari:
1) Ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500 gram.
2) Ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100 gram.
b. Agregat kasar terdiri dari:
1) Ukuran maksimum 3,5”; berat minimum 35,0 kg.
2) Ukuran maksimum 3”; berat minimum 30,0 kg.
3) Ukuran maksimum 2,5”; berat minimum 25,0 kg. 4) Ukuran maksimum
2”; berat minimum 20,0 kg.
5) Ukuran maksimum 1,5”; berat minimum 15,0 kg.
6) Ukuran maksimum 1”; berat minimum 10,0 kg.
7) Ukuran maksimum 3/4”; berat minimum 5,0 kg.
8) Ukuran maksimum 1/2”; berat minimum 2,50 kg. 9) Ukuran maksimum
3/8”; berat minimum 1 kg.
c. Bila agregat berupa campuran dari agregat halus dan kasar, agregat tersebut
dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian dengan saringan No. 4 selanjutnya agregat
halus dan kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.

3. Cara Pengujian
a. Benda uji disiapkan sebanyak 2500 gram untuk agregat kasar dan 1500 gram
untuk agregat halus.
b. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 + 5)0 C selama 24 jam.
c. Alat saring dan mesin pengguncang disiapkan. Alat saring disusun dari
ukuran paling kecil hingga besar.
d. Setelah 24 jam, benda uji dikeluarkan dari oven. Kemudian diambil sebanyak
2500 gram agregat kasar dan 1500 gram agregat halus.
e. Pengujian agregat kasar dan halus dilakukan bergantian.
f. Benda uji yang telah ditimbang tadi dituang ke dalam alat saringan.
g. Alat saring tersebut diletakkan pada mesin pengguncang dan diguncang
selama 15 menit.
h. Setelah 15 menit, mesin pengguncang dimatikan dan ditimbang berat setiap
ukuran saringan.

4. Perhitungan
Perhitungan adalah persentase berat benda uji yang tertahan di atas
masingmasing saringan terhadap berat total benda uji yang disaring.

4
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT


HALUS DAN KASAR (SNI 03-1968-1990)

Hari/Tanggal Pengujian : Jum’at 28 Oktober 2022


Lokasi Pengujian : Lab Transportasi dan Perkerasan
Dikerjakan Oleh : Bayu Hanif Nurmansyah

Tabel Pengujian Analisa Saringan Agregat Kasar


Berat kering agregat: 2500 gram
Berat Jumlah Berat
Tertahan Tertahan Jumlah % Tertahan Jumlah % Lolos
Nomor (gram) (gram)
Saringan
x 100
A B C= %
D
1” - - - -

3/4” 546 546 21,8 78,2

1/2” 1339,3 1885,3 75,4 24,6

3/8” 448,7 2334 93,4 6,6

No.3 - - - -

No.4 106,4 2440,4 97.6 2,38

No.8

No.10

No.20

No.100

No.200

PAN

5
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Grafik Kumulatif Agregat Kasar


100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
100 10 1 0.1 0.01 0.001

Tabel Pengujian Analisa Saringan Agregat Halus


Berat kering agregat: 1500
6
Berat Jumlah Berat
Jumlah %
Tertahan Tertahan Jumlah % Tertahan
Nomor LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN LolosJALAN
(gram) (gram)
Saringan JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
C=
UNIVERSITAS
A NEGERI
B SURABAYA x 100 % D
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
1” +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

3/4”

1/2”

3/8”

No.3

No.4

No.8 1140,7 1140,7 7,65 92,35

No.10 155,5 1296,2 86,41 13,55

No.20 51,1 1347,3 89,82 10,18

No.100 17,7 1363,3 90,89 9,11

No.200 135 1498,3 99,89 0,11

PAN

Grafik Kumulatif Agregat Halus


100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
100 10 1 0.1 0.01 0.001

PENGUJIAN PENETRASI ASPAL (PA-301-76) (AASTHO T-49-68)


(AASTM D-5-73) (SNI-06-2456-1991)

7
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan dimaksudkan untuk mtenentukan penetrasi bitumen keras atau
lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,
beban dan waktu tertentu ke dalam bitumen pada suhu tertentu.

B. Cara Pelaksanaan 1. Peralatan


a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan jarum naik turun tanpa gesekan dan
dapat mengukur penetrasi 0,01 mm.
b. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gram.
c. Pemberat (50 ± 0.05) gram untuk bahan 100 gram dan (100 ± 0,05) gram
bahan 200 gram.
d. Jarum penetrasi dari stainless steel mutu 440 C/NRC 54-50.
e. Cawan terbuat dari logam atau gelas (kaca).
f. Bak perendam.
g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi.
h. Pengukur waktu dengan ketelitian 0,1 detik per menit.
i. Thermometer.

2. Benda Uji
Benda uji dipanaskan hingga bisa dituang kedalam cetakan, lalu didinginkan
pada suhu ruangan selama 1 – 1 ½ jam untuk uji kecil dan 1 ½ - 2 jam untuk uji
yang besar.

3. Cara Pengujian
a. Letakkan benda uji diatas bak perendam pada suhu ruangan.
b. Pastikan peralatan / mesin uji bekerja dengan baik dan periksalah jarum
dalam keadaan bersih.
c. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka 0 di arloji penetrometer sehingga
jarum penunjuk berimpit dengannya.
d. Lepaskan pemegang jarum serentak jalankan stopwatch selama (5 ± 0.1)
detik.
e. Putar arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi hingga angka 0.1
terdekat.
f. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya hingga minimal 5 kali penetrasi dan jarak antar
pemeriksaan minimal 1 cm.

C. Pelaporan
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari
tiga pembacaan dengan ketentuan tidak melampaui ketentuan.

8
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Hasil penetrasi 0‐49 50‐149 150‐249 200

Toleransi 2 4 6 8

9
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN PENETRASI ASPAL (PA-301-76)


(AASTHO T-49-68) (AASTM D-5-73) (SNI-06-2456-1991)

Hari/Tanggal Pengujian : Jum’at 28 Oktober 2022


Lokasi Pengujian : Lap Transportasi dan Perkerasan
Dikerjakan Oleh : Miftahul Riza Efendi,Hanifah Imtinan

Percobaan penetrasi aspal sampel 1 (beban 0 gram)


PENETRASI AGREGAT

PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 29 5 1
2 29 10 6
3 29 15 11
4 29 20 17
5 29 25 21
6 29 30 25
7 29 35 27
8 29 40 32
9 29 45 35
10 29 50 37
11 29 55 40
12 29 60 42
13 29 65 44
14 29 70 46
15 29 75 48
16 29 80 52
17 29 85 53
18 29 90 55
19 29 95 56
20 29 100 58
Rata-rata 706:20 = 35,3

10
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Percobaan penetrasi aspal sampel 2 (beban 50 gram)


PENETRASI AGREGAT
PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 29 5 11
2 29 10 15
3 29 15 20
4 29 20 23
5 29 25 29
6 29 30 32
7 29 35 38
8 29 40 45
9 29 45 55
10 29 50 65
11 29 55 70
12 29 60 76
13 29 65 84
14 29 70 90
15 29 75 92
16
17
18
19
20
Rata-rata 765:15 = 51

Percobaan penetrasi aspal sampel 3 (beban 100 gram)


PENETRASI AGREGAT

PENGAMATAN
NO SUHU BERAT WAKTU
PEMBACAAN KOEFISIEN (0,1)
°C GRAM DETIK
1 29 5 8
2 29 10 25
3 29 15 44
4 29 20 55
5 29 25 61
6 29 30 63

11
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

7
Rata-rata 256 : 6 = 42,6

Narasi : percobaan penetrasi aspal sampel 1 dengan beban 0 gram dengan suhu ruangan
29℃ dibaca per 5 detik,pada 100 detik aspal sudah mencapai titik maksimal dan didapat
hasil 58.percobaan penetrasi aspal sampel 2 dengan beban 50 gram dengan suhu ruangan
29℃ dibaca per 5 detik,pada 75 detik aspal sudah mencapai titik maksimal dan mendapatkan
hasil 92.percobaan penetrasi aspal sampel 3 dengan beban 100 gram dengan suhu ruangan
29℃ dibaca per 5 detik,pada 30 detik sudah mencapai titik maksimal dan mendapatkan hasil
63.pembacaan dilakukan pada saat jarum menyentuh aspal dan permukaan aspalnya dikasih
sedikit air.

PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL (SNI 2432-2011)


Dasar Teori

12
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal, apabila
digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara menarik
benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C dengan dengaa
toleransi ± 5 %. Uji daktilitas digunakan untuk ketahanan mengetahui aspal terhadap
retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan . Aspal dengan daktilitas yang
rendah akan mengalami retak - retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan
mengalami perubahan suhu yang agak tinggi . Oleh karena itu aspal perlu memiliki
daktilitas yang cukup tinggi . Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal , yaitu
susunan senyawa karbonat yang dika ndung oleh aspal tersebut. Sifat daktilitas
dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa hidrokarbon yang
dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah 100 – 200 cm.
Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik antara
cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.
Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :
· < 100 cm = getas
· 100 - 200 cm = plastis
· > 200 cm = sangat plastis liat

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat
ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu dan
kecepatan tertentu.

B. Cara Pelaksanaan 1. Peralatan


a. Cetakan benda uji daktilitas terbuat dari kuningan.
b. Bak perendam harus dapat mempertahankan tempratur pengujian 25°C atau
tempratur lainnya dengan ketelitiam 0,1°C. Isi air dalam bak perendaman
tidak boleh kurang dari 10 liter, kedalaman air di dalam bak tidak boleh
kurang dari 50 mm agar benda uji dapat terendam pada kedalaman 25 mm.
c. Mesin penguji dengan ketentuan: dapat menjaga benda uji tetap terendam dan
dapat menarik benda uji tanpa menimbulkan getaran dengan kecepatan tetap.
d. Termometer dengan rentang pengukut -8°C sampai dengan 32°C.

2. Persiapan Benda Uji


a. Lapisi seluruh permukaan dasar dan bagian yang akan dilepas dengan
campuran gliserin dan talk atau kaolin untuk mencegah melekatnya benda uji
pada cetakan daktilitas.
b. Letakkan cetakan daktilitas di atas pelat pada tempat yang datar dan rata,
sehingga semua bagian bawah cetakan menempel baik pada pelat dasar.
c. Panaskan bitumen sambil diaduk untuk menghindari pemanasan setempat
yang berlebihan, sampai cukup cair untuk dituangkan.

13
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

d. Tuangkan bitumen ke dalam cetakan mulai dari ujung ke ujung hingga sedikit
melebihi cetakan.
e. Diamkan benda uji pada temperatur ruang selama 30 menit sampai dengan 40
menit.
f. Rendam benda uj dalam bak perendam pada temperatur pengujian selama 30
menit.

3. Persiapan Air untuk Bak Perendam


Atur berat jenis air dalam bak perendam mesin uji agar sama dengan berat jenis
aspal yang akan diuji; dengan cara menambahkan metil alkohol, gliserin atau
garam.

4. Cara Uji
a. Masukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisl aspal)xke
dalam bak perendam pada temperatur 25°C selama 85 menit sampai dengan
95 menit.
b. Lepaskan benda uji dari pelat dasar dan sisi cetakannya dan langsung
pasangkan benda uji ke mesin uji denqan cara memasukkan lubang cetakan
ke pemegang di mesin uji.
c. Jalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai
persyaratan (50 mm/menit). Perbedaan kecepatan ± 2.5 mm/menit masih
diperbolehkan.
d. Baca pemuluran benda uji pada saat putus

Catatan: selama pengujian, air dalam bak mesin uji harus diatur sedemikian rupa
sehingga jarak benda uji ke permukaan dari dasar air tidak kurang dari 25 mm dan
tempratur pengujian dipertahankan konstan pada tempratur pengujian 25°C ±
0,5°C.

C. Pelaporan
1. Laporkan hasil rata-rata dari 3 benda uji sebagai nilai daktilitas.
2. Apabila benda uji mengambang atau menyentuh dasar bak mesin uji maka
pengujian dianggap gagal kemudian di!akukan penyesuaian berat jenis air.
3. Apabila tiga kali pengujian tidak sesuai pada Butir 5. b. di atas, laporkan bahwa
pengujian daktilitas tidak dapat dilaksanakan seperti yang disyaratkan.

14
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL


(SNI 2432-2011)
Hari/Tanggal Pengujian : Jum’at 28 Oktober 2022
Lokasi Pengujian : Lab Transportasi dan Perkerasan
Dikerjakan Oleh : Shafira Nur Amalia Putri

Bitumen dipanaskan mulai : 07,00


selesai : 08,00 Tempratur: 25 °C
Bitumen dituangkan mulai : 08,00
selesai : 09,00 Tempratur ruang: 30 °C
Didiamkan pada tempratur ruang mulai : 08,00
selesai : 09,00 Tempratur bak perendam: 25
Direndam pada bak perendam mulai : 09,00 °C
selesai : 10,00
Pemeriksaan daktilitas pada mulai : 10.00
tempratur 25°C selesai : 10.45

Hasil Pengujian
Daktilitas pada 25°C dengan kecepatan 5 cm/menit
1. 95,6
Pengamatan 2.
3.
Rata-rata:
Narasi : aspal dipanaskan pada pukul 07.00-08.00 lalu dituangkan ditempat pengujian
dan didiamkan dengan suhu ruang dari pukul 08.00-09.00.suhu ruang pada saat itu
30℃ setelah didiamkan aspal yang ditempat pemgujian direndam dalam bak
perendam selama 1 jam dari pukul 09.00-10.00.melakukan pengujian daktilitas pada
temperatur 25℃ dari pukul 10.00-10.45 dengan kecepatan 5 cm/menit dan didapatkan
hasil 95,6. standar sni mininum 100 Aspal dengan angka daktilitas yang rendah dapat
mengalami retak akibat lapisan aspal mengalami perubahan suhu yang tinggi.hasilnya
pengujian tidak sesuai sni sebab benda uji waktu mau dipasang ke bak perendaman
lepas dari tempat pengujian.Sifat daktilitas ini dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu
akibat susunan senyawa hidrokarbon yang dikandungnya.

15
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

16
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN METODE MARSHALL


(MARSHALL TEST)
(SNI 06-2489-1991)

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan terhadap campuran aspal dimaksudkan untuk menentukan ketahanan
(stabilitas) dan kelelehan plastis (flow) dari suatu campuran aspal. Ketahanan
(stabilitas) campuran aspal ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima
beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam Kg atau Pound.
Sedangkan kelelehan plasits (flow) ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran
aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm
atau 0,01”.

B. Tahap Pencampuran Aspal


1. Pemeriksaan Mutu Bahan
Mutu bahan untuk membuat campuran aspal didapatkan dari hasil pemeriksaan
bahan yang sudah dilakukan selama pengujian sebelumnya.

17
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

2. Spesifikasi terhadap Bahan


Spesifikasi bahan yaitu batasan-batasan yang harus dipenuhi agar didapat hasil
yang sesuai standar mutu. Spesifikasi bahan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
spesifikasi gradasi (Analisa Saringan) dan spesifikasi mutu campuran (Mix
Property). Dalam menentukan spesifikasi, ada beberapa hal yang perlu menjadi
pertimbangan, antara lain:
a. Jenis Konstruksi, yaitu dimana lapisan aspal digunakan (misalnya surface
course).
b. Tebal lapisan yang direncanakan.
c. Jenis dan fungsi jalan, untuk menentukan karakteristik permukaan yang
dikehendaki.

3. Marshall Test
Melakukan pengujian mutu dari campuran yang dibuat dengan alat Marshall.
Terdapat beberapa benda uji yang telah dibuat dengan variasi kadar aspal yang
berbeda dari setiap campuran yang dibuat, oleh karena itu ditentukan kadar aspal
optimum yang dapat memenuhi spesifikasi mutu campuran. Spesifikasi untuk
campuran aspal, antara lain berdasarkan:
a. Ditjen Bina Marga Pekerjaan umum
b. The Asphalt Institute
c. Japan Road Association

C. Peralatan
1. 3 (tiga) buah cetakan benda uji, diameter 10 cm (4”), tinggi 7,5 cm (3”), lengkap
dengan alas dan leher lambung.
2. Alat ejector, alat untuk mengeluarkan benda uji dari cetakan, sesudah dipadatkan.
3. Penumbuk, berbentuk silinder dengan permukaan rata. Berat 4,356 kg (10
Pounds), dengan tinggi jatuh bebas 35,7 cm (18”).
4. Landasan pemadat, terdiri dari: balok kayu (jenis kayu atau sejenisnya) berukuran
kira-kira 20 x 20 x 15 cm, yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 20 x 15
cm, yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30 x 20 x 2,3 cm dan diikatkan
pada lantai beton dengan 4 bagian siku.
5. Silinder cetakan benda uji.
6. Mesin tekan yang dilengkapi dengan:
a. Kepala penekan berbentuk lengkung (breaking head).
b. Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg (5000 pounds) mempunyai
ketelitian 12,5 (25 pounds) dilengkapi arloji tekan (dial gauge) dengan
ketelitian 0,0025 cm (0,0001 “) dengan perlengkapannya.
c. Arloji kelelehan (dial gauge) dengan ketelitian 0,25 mm (0,01”) dengan
perlengkapannya.

18
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu yang dapat memanasi sampai (200 ±
30o C).
8. Bak perendaman (water bath) yang dilengkapi dengan pengatur suhu minimum
20o C.

D. Perlengkapan-Perlengkapan Lainnya
1. Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan mencampur aspal.
2. Pengatur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250o C dengan
ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas.
3. Timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2000
gram dengan ketelitian 0,2 gram dan timbangan berkapasitas 5000 gram dengan
ketelitian 1 gram.
4. Kompor LPG.
5. Sarung tangan asbest dan karet.
6. Sendok pengaduk dan perlengkapan lainnya.

E. Benda Uji
1. Agregat kasar
2. Agregat halus
3. Aspal

F. Prosedur Pengujian 1. Persiapan Benda Uji


a. Agregat dikeringkan dengan suhu 105°C, berat dipertahankan tetap. Setelah
mencapai suhu yang diperlukan, agregat dipisah-pisahkan dengan cara
penyaringan ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki.
b. Suhu pencampuran ditentukan, sehingga bahan pengikat yang digunakan
menghasilkan viskositas sesuai daftar berikut ini:
Bahan Campuran Pemadat
Pengikat
Kinematik Saybolt Engler Kinematik Saybolt Engler
furol furol

Aspal Panas 170 ± 20 65 ± 10 - 280 ± 30 140 ± 35 -


Aspal Dingin 170 ± 20 65 ± 10 - 280 ± 30 140 ± 35 -
Ter - - 25 ± 3 - - 40 ± 5

2. Persiapan Campuran
a. Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram, sehingga
menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm ± 0,125 cm (2,5” ± 0,05”).

19
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

b. Agregat dipanaskan dengan panci (wajan) dengan suhu mencapai kira-kira


28oC diatas suhu pencampuran (150oC) untuk aspal panas, sedangkan untuk
pencampuran aspal dingin suhu 14oC dan diaduk hingga merata.
c. Panaskan aspal hingga mencair, sehingga dapat dituangkan ke dalam agregat
sebanyak yang telah ditentukan. Kemudian diaduk dengan cepat sampai
agregat terlapisi oleh aspal dengan merata.

3. Pemadatan Benda Uji


a. Cetakan benda uji beserta perlengkapannya dan permukaan alat penumbuk
dibersihkan dengan seksama, lalu dipanaskan sampai 93,9o C dan 148,9o C.
b. Letakkan pada alat cetakan selembar kertas saring atau kertas penghisap yang
sudah dipotong bulat (sesuai bentuk cetakan).
c. Masukkan seluruh campuran (seberat 1200 gram) ke dalam cetakan.
Kemudian campuran ditusuk-tusuk dengan spatula (sendok semen) dengan
keras pada bagian tepi sekeliling cetakan sebangak 15 kali tusukan dan 10
kali tusukan pada bagian tengah (merata).
d. Leher cetakan dilepas, ratakan permukaan campuran dengan menggunakan
sendok semen menjadi bentuk sedikit cembung.
e. Waktu akan dipadatkan, suhu campuran dalam cetakan harus tetap pada
batasbatas suhu pemadatan. Kemudian letakkan cetakan di atas landasan
pemadat dan diperkuat dengan pemegang cetakan.
f. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk sebanyak 75x tumbukan dengan
tinggi jatuh 45 cm (18”). Selama pemadatan diusahakan sumbu alat pemadat
dalam keadaan tegak lurus pada alas cetakan.
g. Lepaskan keeping alas dan lehernya, kemudian cetakan benda uji dibalik.
Pasang kembali alas keeping dan lehernya dan diperkuat kembali dengan
pemegang cetakan. Ulangi perlakuan seperti item (6) pada benda uji yang
sudah dibalik tadi.
h. Lepaskan keeping alas dan pasanglah cetakan benda uji pada alat pengatur
atau pengeluar benda uji. Keluarkan benda uji dari cetakan dengan hati-hati.
Kemudian benda uji dibiarkan pada suhu ruangan selama 24 jam.

4. Pengujian Marshall
a. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel, kemudian diberi
tanda pengenal pada masing-masing benda uji untuk ketelitian pengujian.
b. Benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm dan ditimbang untuk memperoleh
berat kering.
c. Benda uji direndam dalam air minimal 24 jam pada suhu ruangan.
d. Setelah direndam selama 24 jam, benda uji dikeluarkan, di lap hingga
permukaan kering lalu ditimbang untuk mendapatkan berat basah (berat
kering permukaan jenuh).

20
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

e. Langkah selanjutnya benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan berat
dalam air.
f. Berikutnya benda uji direndam dalam oven air panas (Water Bath) hingga
mencapai suhu 60° C, selama 30 menit.
g. Bersihkan dahulu batang penuntun (guide rod) beserta permukaan dari kepala
penekan (test heads) sebelum melakukan pengujian dengan alat Marshall.
h. Lumasi dengan cairan pelumas batang penunjuk hingga kepala penekan yang
atas dapat meluncur dengan bebas, apabila dikehendaki kepala penekan dapat
pula direndam bersama-sama benda uji pada suhu 21 - 38° C.
i. Setelah direndam 30 menit, benda uji dikeluarkan dari oven perendam
kemudian diletakkan pada segmen bawah kepala penekan. Sedangkan
sebelah atas benda uji dipasang segmen bagian atas. Keseluruhannya
diletakkan pada alat penguji.
j. Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada kedudukannya, putar pengatur
jarum arloji kelelehan sampai menunjukkan angka nol. Sementara tangki
arloji (sleve) dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan (breaking
head).
k. Kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh/menempel
alas cincin penguji dengan memutar tombol up pada mesin penguji.
Kedudukan jarum arloji penekan diatur pada angka nol.
l. Pemberian beban terhadap benda uji dengan memutar tombol up pada mesin
penguji. Pembebanan terhadap benda uji dengan kecepatan tetap, yaitu 50
mm
per menit. Pembebanan dikatakan maksimum apabila putaran jarum arloji
penekan menunjukkan gerak kebalikan arah. Selubung tangki arloji kelelehan
pada segmen atas dari kepala penekan, ditekan selama pembebanan
berlangsung.
m. Apabila pembebanan sudah mencapai maksimum, angka kelelehan dicatat
yang ditunjukkan oleh jarum arloji kelelehan. Begitu pula angka ketahanan
dicatat yang ditunjukkan oleh jarum arloji ketahanan. Lepaskan selubung
tangkai arloji kelelehan untuk mengeluarkan benda uji.
n. Waktu yang diperlukan saat diangkatnya benda uji dari rendaman air sampai
tercapainya beban maksimum melalui alat Marshall tidak boleh melebihi 30
detik.

5. Hasil Pengamatan dan Perhitungan


Angka yang diperoleh dari hasil uji stabilitas dan kelelehan harus dikalibrasi
(koreksi) dengan menggunakan faktor perkalian dari daftar di bawah ini. Faktor
perkalian digunakan oleh karena benda uji tebalnya tidak sebesar 2,5 inchi.
Volume of Approximen Thickness Corelation Ratio C
Speciment N of Speciment (mm)

21
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

411 to 420 50.0 1.47


421 to 431 52.4 1.30
432 to 443 54.0 1.32
444 to 456 57.0 1.25
457 to 482 5.7 1.14
483 to 495 60.3 1.09
496 to 508 61.9 1.04
509 to 522 63.5 1.00
523 to 535 64.0 0.96
536 to 546 65.1 0.93
547 to 556 66.7 0.89
557 to 573 68.3 0.86
574 to 585 71.4 0.83
586 to 598 73.0 0.81
599 to 610 74.6 0.78
611 to 625 76.2 0.76

Analisa dari percobaan Marshall Test terhadap Mix Design lapis permukaan dibuat
4 (empat) grafik yang didapat dari:
a. Stability (= q lbs) dengan kadar aspal (=%).
b. Rongga terisi aspal (= m%) dari kadar aspal.
c. Density (= q Gr/cc) dari kadar aspal.
d. Rongga dalam campuran (= n%) dari kadar aspal.

Berdasarkan ketentuan spesifikasi mutu campuran dari Bina Marga (dalam


percobaan menggunakan spesifikasi BM-III), akan diperoleh harga-harga m, n, q
dan r. Dari harga-harga tersebut akan didapat grafik untuk mencari kadar optimum
dari aspal terhadap campuran yang dibuat.
Untuk mendapatkan grafik yang memenuhi persyaratan, perlu diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu: a. Kadar aspal yang diberikan.
b. Gradasi agregat.
c. Cara pemadatan yang dilakukan.
d. Suhu waktu pemadatan.
e. Suhu waktu pengetesan.sss

22
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231 Telepon
+6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN


METODE MARSHALL (MARSHALL TEST) (SNI 06-2489-1991)

Hari/Tanggal Pengujian :

Lokasi Pengujian :

Dikerjakan Oleh :

Kadar Berat Kering Berat Dalam


Stabilitas Flow
Aspal Berat Permukaan Air
(Kg) (mm)
(%) (Gram) (Gram) (Gram)

5,6 1079,8 1040 ,2 606 98 11,7

Dokumentasi

23
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Berat Benda Uji = 1200 gram


Kadar Aspal 4.6% 5.1% 5.6% 6.1% 6.6%

Aspal (gr) 55.20 gram 61.20 gram 67.20 gram 73.20 Gram 79.20 gram
Spesifikasi
Agregat (gr) 1144.80 gram 1138.80 gram 1132.80 gram 1126.80 Gram 1120.80 gram

Ukuran % Agregat Agregat % Agregat Agregat % Agregat Agregat % Agregat Agregat % Agregat Agregat
Saringan Lolos Tertahan (gr) Lolos Tertahan (gr) Lolos Tertahan (gr) Lolos Tertahan (gr) Lolos Tertahan (gr) AC-BC AC-WC

1" 100 - 100

3/4" 94 67,9 90- 100 100

1/2" 80 158,6 75 - 90 90 - 100

3/8" 75 56,6 66 - 82 77 - 90

4" 50 283,2 46 - 64 53 - 69

8" 35 169,9 30 - 49 33 - 53

16" 25 113,2 18 - 38 21 - 40

30" 20 56,6 12 - 28 14 - 30

50" 15 7 - 20 9 - 22

24
100" 10 56,6 5 - 13 6 - 15

200" 6 45,3 4-8 4-9

PAN 67,9
Filler = BA

Dokumentasi:

25
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN BERASPAL


DENGAN CARA SENTRIFUS (SNI 03-6894-2002)

A. Maksud dan Tujuan


Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kadar aspal dari
campuran beraspal sudah sesuai dengan kadar aspal yang sudah direncanakan pada
job mix design.

B. Cara Pelaksanaan 1. Peralatan


a. Alat ekstraksi sentrifus yang dilengkapi dengan cawan.
b. Kertas saring rendah abu berbentuk lingkaran yang bagian tengahnya
berlubang dengan tebal (0,125 ± 0,0125) cm dan berat (W) = ± 15 gr untuk
1 lembar.
c. Timbangan kapasitas 5 kg.
d. Timbangan kapasitas 250 kg.
e. Oven dengan alat pengatur suhu (110 ± 5)°C.
f. Penagas uap.
g. Cawan penguap.
h. Desikator.
i. Peralatan kadar air (SNI 06-2490-1991).

2. Bahan
a. Campuran beraspal.
b. Pelarut: Minyak tanah/bensin.

3. Tahapan Pengujian
a. Siapkan benda uji.
b. Timbang benda uji ke dalam cawan sentrifus sesuai tabel.
c. Letakkan cawan berisi contoh pada posisi yang benar pada alat Sentrifus.
d. Pasang kertas saring yang telah ditimbang.
e. Tambahkan pelarut ampai contoh terendam.
f. Tutup cawan rapat-rapat dengan klem dan letakkan wadah di bawah lubang
pengeluaran larutan untuk mengumpulkan larutannya.
g. Jalankan sentrifus dimulai dengan putaran konstan.
h. Hentikan alat sentrifus setelah tidak ada larutan yang mengalir dari lubang
pembuangan.
i. Lakukan proses (e) – (h) larutan yang mengalir dari lubang sudah tidak
berubah warna.

26
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

j. Kumpulkan larutan yang keluar dari alat sentrifus.


k. Ambil kertas saring dari cawan dan keringkan di udara kemudian keringkan
di oven sampai beratnya konstan pada suhu (110 ± 5)°C.
l. Pindahkan semua isi cawan ke pan dan keringkan di oven sampai beratnya
konstan pada suhu (110 ± 5)°C (W3), lalu timbang.

27
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

FORM HASIL PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN


BERASPAL DENGAN CARA SENTRIFUS (SNI 03-6894-2002)

Hari/Tanggal Pengujian : Jum’at 25 November 2022

Lokasi Pengujian : Laboratorium Perkerasan Jalan Gedung A4

Dikerjakan Oleh : Semua Kelompok

1 Berat kertas filter 60,7 gram

2 Berat contoh 540 gram

3 Berat kertas filter + contoh sebelum pengujian 600,7 gram

4 Berat kertas filter + contoh sesudah pengujian 540,1 gram

5 Berat Aspal (3 – 4) 60,6 gram

5
6 Kadar Aspal ( x 100 ) 11,2 %
2
Analisa : Data-data tersebut diperoleh dari hasil penimbangan,untuk Berat kertas filter
yaitu sebesar 60.7,untuk Berat contohnya yaitu 540 gram,untuk data Berat kertas filter +
contoh sebelum pengujian didapat dari penjumlahan Berat kertas filter dan Berat contoh
yaitu 600,7,untuk Berat kertas filter + contoh sesudah pengujian didapat dari penjumlahan
Berat kertas filter dan hasil penimbangan Berat contoh setelah pengujian sebesar 479,4
gram sehingga hasil penjumlahannya yaitu 540,1 gram,untuk Berat Aspal didapat dari hasil
(berat kertas filter + contoh sebelum pengujian) – (Berat kertas filter + contoh sesudah
pengujian) dan diperoleh data sebesar 60,6 gram,untuk Kadar Aspal diperoleh dari Berat
Aspal dibagi berat contoh dikali 100 sehingga untuk Kadar Aspal sebesar 11,2%

Dokumentasi

BAB V
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT
KASAR(SNI 1969-2008)

28
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

A. Standar Uji

SNI 03-1969-1990 “Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar”.
Nilai berat jenis agregat minimal 2,5 dan nilai penyerapan agregat maksimal 3%.

B. Maksud dan Tujuan

Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk mendapatkan berat jenis dan angka
penyerapan agregat kasar yang selanjutnya dapat menentukan pengaturan massa
yang tepat pada campuran aspal.

C. Dasar Teori

Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh
permukaan kering (SSD = Satured Surface Dry). Untuk menentukan berat jenis
efektif agregat harus dihitung terlebih dahulu:

• Berat jenis curah (Bulk Spesific Grafity)


• Berat jenis jenuh (Saturared Surface Dry - SSD)
• Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)
• Penyerapan Agregat

D. Cara Pelaksanaan

a. Peralatan
b. Timbangan
c. Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa dari suatu material
atau benda.
d. Wadah contoh uji
e. Bak berisi air
f. Alat penggantung
g. Oven

29
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

E. Cara Uji

a. Siapkan alat dan benda uji disesuaikan dengan SNI 03-6889-2002.


b. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada
permukaan agregat.
c. Rendam benda uji dalam air pada suhu ruang selama ±24 jam.
d. Setelah 24 jam, keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai
selaput air pada permukaan agregat hilang. Kemudian ditimbang sebagai berat
benda uji kering-permukaan jenuh.
e. Timbang benda uji dalam air dengan bantuan keranjang yang diikat pada timbangan.
f. Keringkan benda uji pada suhu 110°C ± 5 selama 24 jam.
g. Setelah itu keluarkan benda uji dari oven lalu ditunggu hingga dingin sehingga tidak
merusakan atau mempengaruhi timbangan, lalu bahan uji ditimbang.

30
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

F. Pengolahan Data

FORM HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT


KASAR (SNI 1969-2008)

Hari/Tanggal Pengujian : Jumat, 4 November 2022


Lokasi Pengujian : Lab Transportasi dan Perkerasan Jalan
Dikerjakan Oleh : Kelompok 1
Pengujian Notasi I II
964,2
Berat benda uji kering oven A
gr
Berat benda uji jenuh kering 1005,4
B
permukaan di udara gr
586,3
Berat benda uji dalam air C
gr

Notas I Rata-
Perhitungan I
i I rata
Berat jenis A 2,301
curah kering B−C
Berat jenis 2,399
curah jenuh B
kering B−C
permukaan
Berat jenis A 2,551
semu A−C
B− A 4,273%
Penyerapan
A
air
x 100

Hasil Perhitungan
a. Berat jenis curah kering
= Berat benda uji kering oven
Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara – Berat benda uji dalam air
= 964,2
1005,4 – 586,3
= 2,301
b. Berat jenis curah jenuh kering permukaan

31
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

= Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara


Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara – Berat benda uji dalam air
= 1005,4
1005,4 – 586,3
= 2,399
c. Berat jenis semu
= Berat benda uji kering oven
Berat benda uji kering oven – Berat benda uji dalam air
= 964,2
964,2 – 586,3
= 2,551
d. Penyerapan air
= Berat benda uji jenuh kering permukaan di udara - Berat benda uji kering oven
X 100
Berat benda uji kering oven
= 1005,4 – 964,2
X 100
964,2
= 4,273%
e. BJ Agregat Kasar
= Berat jenis curah kering + Berat jenis semu
2
= 2,301 + 2,551
2
= 2,426 < 2,5

Dokumentasi

32
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

BAB VI
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT
HALUS (SNI 1970-2008)

A. Pendahuluan

Kegiatan praktikum ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis kering


permukaan jenuh (saturated surface dry = SSD), berat jenis kering oven, berat jenis
semu dan penyerapan pasir untuk kelengkapan mix design. Karakteristik berat jenis
secara umum digunakan dalam perhitungan volume agregat dalam berbagai jenis
campuran yang mengandung agregat termasuk beton semen portland, aspal beton,
dan campuran lain yang secara proporsional atau dianalisis berdasarkan volume.
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita
uji. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan
berat yang sama akan membutuhkan aspal yang banyak.
Pengukuran hasil berat jenis agregat ini sering dipakai untuk mengekspresikan
nilai kerapatan/density agregat, di mana nilai kerapatan agregat diperoleh dengan
mengalikan nilai berat jenis agregat dengan kerapatan air pada suhu standar yang
dipakai untuk pengukuran. Nilai penyerapan digunakan dalam perhitungan
perubahan berat agregat karena penyerapan air oleh pori-pori, dibanding dengan
kondisi kering. Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan
untuk menyerap air.
Nilai penyerapan adalah perbandingan perubahan berat agregat karena
penyerapan air oleh pori - pori dengan berat agregat pada kondisi kering. Jumlah
rongga atau pori yang didapat pada agregat disebut porositas.
Tujuan Percobaan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat jenis lepas (bulk), berat jenis
kering permukaan jenuh (saturated surface dry), berat jenis semu (apparent) dan
penyerapan dari agregat halus.

33
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

B. Teori Dasar

Berat jenis suatu agregat merupakan perbandingan berat dari suatu satuan
volume bahan terhadap berat jenis air dengan volume yang sama pada suhu –
25 .Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis jenuh permukaan serta
penyerapan dari agregat itu sendiri. Berat jenis yang telah diketahui digunakan untuk
menentukan volume yang diisi oleh agregat, di mana dari berat jenis tersebut dapat
ditentukan berat jenis beton sehingga dapat pula ditentukan banyaknya campuran
agregat yang digunakan dalam campuran beton. Untuk Mendapatkan nilai berat jenis
dan penyerapan agregat halus dapat dinyatakan dalam model matematik sebagai
berikut:
 Berat Jenis Curah Kering (Sd) = A (B+S−C)
 Berat Jenis Curah Jenuh Kering Permukaan (Ss) = S (B+S−C)
 Berat Jenis Semu (Sa) = A (B+A−C)
 Penyerapan Air (Sw) = (S−A) × 100 % A

Keterangan:
C = Berat piknometer dengan benda uji dan air sampai batas pembacaan
S = Berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan, (gram)
B = Berat piknometer berisi air, (gram)
A = Berat benda uji kering oven, (gram)
C. Cara Pelaksanaan

1. Peralatan
a. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa dari suatu
material atau benda.
b. Piknometer
Piknometer adalah alat yang berfungsi mengukur nilai suatu massa jenis atau
densitas
c. Oven
2. Cara Uji

34
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

a. Ambil benda uji sebanyak 250 gram, lalu masukkan benda uji ke dalam piknometer.
b. Masukkan air suling sampai mencapai 90% isi piknometer, putar-putar sambil
diguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
c. Tambahkan air suling sampai pada batas.
d. Timbang piknometer berisi air dan benda uji (C).
e. Keluarkan benda uji, lalu keringkan dalam oven pada suhu 110°C ± 5 selama 24
jam.
f. Setelah itu keluarkan benda uji dari oven lalu ditunggu hingga dingin sehingga tidak
merusakan atau mempengaruhi timbangan, lalu bahan uji ditimbang (A).
g. Timbang berat piknometer berisi air suling penuh (B).

35
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

D. Pengolahan Data

FORM HASIL PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT


HALUS (SNI 1970-2008)

Hari/Tanggal Pengujian : Jumat, 4 November 2022


Lokasi Pengujian : Lab Transportasi dan Perkerasan Jalan
Dikerjakan Oleh : Kelompok 1

Pengujian Notasi I II
Berat benda uji jenuh kering 228,
S
permukaan di udara 3 gr
213,
Berat benda uji kering oven A
6
Berat piknometer berisi air 668,
B
penuh 1 ml
Berat piknometer berisi benda 824
uji dan air sampai batas C gr
pembacaan

Rata-
Perhitungan Notasi I II
rata
Berat jenis A 2,950
curah kering B+ S−C
Berat jenis 3,153
curah jenuh S
kering B+ S−C
permukaan
Berat jenis A 3,702
semu B+ A−C
S− A 6,882%
Penyerapan
A
air
x 100

Analisis

36
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan data nilai untuk berat jenis
curah kering (bulk) sebesar 2,95 gram, untuk berat jenis kondisi SSD sebesar 3,153
gram, untuk berat jenis semu 3,702 gram, berat penyerapan air 6,882 %. Menurut
SNI 03 – 2417 – 1990 untuk nilai berat jenis minimum 2,5 gram dan untuk
penyerapan air maksimum 5% sudah melebihi maksimum. Maka, untuk berat jenis
bulk telah memenuhi standar SNI 03 – 2417 – 1990 dan. Hasil pengujian yang
didapatkan baik untuk digunakan sebagai bahan material dari kontruksi. Penyerapan
agregat ini, dipengaruhi oleh pori - pori yang ada pada agregat, semakin porositas
agregat tersebut maka semakin besar persentase penyerapan agregat tersebut.

Dokumentasi

37
LABORATORIUM TRANSPORTASI DAN PERKERASAN JALAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Kampus Ketintang, Jalan Ketintang, Gedung A4, Surabaya 60231
Telepon +6231-8280009, Faksimil: +6231-8280009

DAFTAR PUSTAKA

Tim editor. 2009. Buku Pedoman Praktikum Teknik Jalan Raya. Depok: Laboratorium
Struktur dan Material Departemen Sipil Universitas Indonesia
Spesifikasi Umum Bina Marga 2010 Divisi 6 revisi 2
SNI 2456:2011Cara Uji Penetrasi Aspal.
Departemen Teknik Sipil UI. (2009).

38

Anda mungkin juga menyukai