Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEORI DAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN (NTSIUM6023)

Pengujian Campuran Aspal Panas Menggunakan Alat Marshall

Dosen Pengampu : Drs. Boedi Rahardjo, M.Pd., M.T.

Disusun Oleh :

Kelompok 2 – Offering F

Ajeng Ayu (220523609999)


Brilian Nir Fikri (220523604678)
Dendy Surya Bakti (220523608768)
M. Alvito (220523610059)
Marlyn Maini Kevin Hidayat (220523608425)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2023
Tujuan Praktikum
Metode ini menguraikan prosedur untuk menentukan stabilitas dan pelelehan (flow)
campuran beraspal panas dengan agregat. Hasil pengujian ini digunakan untuk menentukan
kandungan aspal (Kandungan Aspal Optimum/KAO) dimana campuran memiliki sifat-sifat yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga Divisi 6 Tahun 2010.

Peralatan Praktikum
Peralatan yang digunakan dalam pengujian campuran beraspal panas dengan alat
Marshall antara lain:

a. Cetakan benda uji yang berbentuk silinder berdiameter 4” (101,6 mm) dan tinggi
3” (76,2 mm) yang dilengkapi dengan pelat atas dan leher.
b. Alat penumbuk yang terdiri atas batang pengarah, telapan berdiameter 98,4 mm dan
permukaan dasar yang rata, serta beban yang memiliki berat ± 4536 gram dan tinggi
jatuh bebas 18” ±0,6” (457,2±15,24 mm)
c. Landasan penumbuk (pedestal) yang terdiri atas balok kayu keras, memiliki berat
isi 0,67 – 0,77 kg/cm3 , ukuran 8” x8” x 18” (304,8 x 304,8 x 457,2 mm), dilapisi
pelat baja , dan dijangkarkan pada lantai beton pada keempat sudutnya.
d. Alat pengeluar benda uji (sample extruder) dengan diameter 100 mm.
e. Alat Marshall yang dilengkapi dengan kepala penekan berbentuk lengkung dengan
jari-jari bagian dalam 2” (50,8 mm), dongkrak pembebanan yang digerakkan secara
elektrik dengan kecepatan vertikal 2”/menit (50,8 mm/menit), cincin penguji
(poving ring) dengan kapasitas 2500 kg atau 5000 kg yang dilengkapi dengan arloji
pengukur beban (ketelitian pembacaan 0,0001” atau 0,0025 mm), serta arloji
pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,1” atau 0,25 mm.
f. Oven yang dilengkapi suhu pemanas hingga 200 ±3ºC.
g. Penangas air (water bath) dengan kedalaman 6” (152,4 mm) yang dilengkapi
pengatur suhu air hingga 60ºC±3ºC.
h. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan
ketelitian 0,1 gram.
i. Termometer logam dengan kapasitas 10 sampai 204ºC dengan ketelitian 2,8ºC.
j. Pengaduk, kompor gas, penggorengan, spatula, sarung tangan, serta peralatan lain
yang menunjang pengujian tersebut.
Penyiapan Benda Uji
Sebelum dilakukan pencampuran dan pengujian dengan alat Marshall, maka
dilakukan penyiapan benda uji sebagai berikut:

a. Kombinasi dan komposisi yang digunakan untuk benda uji merupakan komposisi
agregat dan aspal sebanyak 3 buah pada masing-masing variasi.
b. Sekurang-kurangnya terdapat 5 variasi kadar aspal untuk mengetahui hubungan
antara kandungan aspal dengan sifat-sifat campuran yang akan dianalisa.
c. Jika penentuan benda uji dan kadar aspal telah dilakukan langkah selanjutnya
adalah mengeringkan agregat dengan oven pada suhu 105-110ºC.
d. Melakukan penyaringan dan pemisahan agregat berdasarkan fraksi-fraksi yang
telah ditentukan dalam perencanaan.
e. Menimbang masing-masing fraksi agregat sehingga berat setiap benda uji sekitar
1200 gram yang akan memiliki tebal 63,5±1,27 mm (2,5”±0,05”). Setiap takaran
benda uji harus ditimbang dalam wadah terpisah.
f. Agar pencampuran agregat sesuai dengan gradasi yang diinginkan, maka dilakukan
dengan cara mengambil nilai tengah dari batas spesifikasi. Untuk memperoleh berat
agregat dari masing-masing fraksi untuk membuat satu benda uji adalah dengan
mengalikan nilai tengah dengan total berat agregat.
g. Memanaskan wajan berisi agregat yang sudah ditimbang 1200 gram di atas kompor.
Suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 28ºC (apabila campuran menggunakan aspal
keras) atau 14ºC, apabila campuran menggunakan aspal cair) di atas suhu
pencampuran.
h. Menuangkan aspal yang telah dipanaskan dengan takaran yang telah ditetapkan.
i. Melakukan pengadukan sampai seluruh butir agregat terselimuti aspal.
j. Sembari menunggu proses pencampuran agregat dengan aspal, maka disiapkan
cetakan benda uji. Sebelum digunakan, bagian dalam cetakan dan permukaan dasar
telapak penumbuk dibersihkan.
k. Meletakkan selembar kertas saring atau bahan sejenisnya pada dasar cetakan.
l. Menuangkan campuran ke dalam cetakan yang telah dipasangi leher.
m. Menusuk bagian pinggir benda uji sebanyak 15 kali dan bagian tengahnya sebanyak
10 kali dengan spatula.
n. Memasang leher cetakan dan meletakkan kertas saring pada permukaan campuran
sesaat setelah suhu pemadatan campuran dicapai.
o. Meletakkan cetakan pada pedestal dan pemegang.
p. Melakukan pemadatan sebanyak 75 kali pada permukaan benda uji dengan batang
penumbuk dipertahankan tetap tegak lurus terhadap pelat dasar cetakan.
q. Melepaskan leher cetakan dan membalik cetakan benda uji.
r. Melakukan penumbukan pada permukaan lain benda uji sebanyak 70 kali.
s. Melepaskan pelat alas dan meletakkan cetakan dan lehernya pada alat uji. Untuk
beberapa saat benda uji didiamkan hingga dingin.
t. Mengukur ketinggian benda uji dan menimbang dalam kondisi kering.
u. Merendam benda uji di dalam air selama 24 jam untuk memperoleh kondisi benda
uji jenuh air. Kemudian benda uji dikeringkan permukaannya dengan kain sehingga
kondisinya kering jenuh permukaan (SSD), lalu ditimbang.
v. Memasukkan benda uji kering jenuh permukaan ke dalam keranjang dan
memasukkan keranjang tersebut ke dalam air untuk dilakukan penimbangan.

Tabel Gradasi Agregat

Ayakan % Lolos Spek NT % Lolos


Gradasi
# 3/4 100 - - 0
# 1/2 90-100 95 5 60
# 3/8 72-90 81 14 168
#4 43-63 53 28 336
#8 28-39,1 33,5 19,45 233,4
# 16 19-25,6 22,3 11,25 135
# 30 13-19,1 16,05 6,25 75
# 50 9-15,5 12,25 3,8 45,6
# 100 6-13 9,5 2,75 33
# 200 4-10 7 2,5 30
PAN 7 84
TOTAL 100% 1200
Pengujian dengan Alat Marshall
Setelah dilakukan pengukuran dan penimbangan benda uji kondisi kering, kering
jenuh permukaan dan penimbangan benda uji di dalam air, pengujian selanjutnya adalah
pengujian dengan alat Marshall yang dilakukan menurut tahap-tahap berikut ini:

a. Merendam benda uji di dalam penangas (water bath) selama 30-40 menit dengan
suhu penangas 60±1ºC apabila benda uji menggunakan aspal keras.
b. Membersihkan tiang pengarah dan bagian dalam kepala penekan alat Marshall.
c. Mengangkat benda uji dari penangas air dan meletakkan pada segmen bawah kepala
penekan.
d. Meletakkan segmen atas kepala penekan pada benda uji.
e. Meletakkan kepala penekan pada alat Marshall.
f. Memasang arloji pengukur pelelahan apabila digunakan salah satu tiang pengarah
dan mengatur angka arloji tersebut pada angka nol.
g. Melakukan penekanan benda uji dengan kecepatan yang tetap yaitu 50,8 mm per
menit sampai dicapai beban maksimum.
h. Mencatat beban maksimum yang ditunjukkan pada arloji atau hasil konversi arloji
pengukur beban serta mencatat pelelehan pada saat beban maksimum dicapai.

Untuk benda uji yang tebalnya tidak 63,5 mm (2 ½ ”), maka beban yang dicapai
harus dikoreksi dengan faktor koreksi yang ditunjukkan pada tabel 2.8.1

Table 1Faktor Koreksi Stabilitas Ukuran Benda Uji

Volume Tebal Volume Tebal


Faktor Faktor
Benda Uji Benda Uji Benda Uji Benda Uji
Koreksi Koreksi
(cm³) (mm) (cm³) (mm)
1 2 3 4 5 6
200-213 25,4 5,56 406-420 50,8 1,47
214-225 27,0 5,00 421-431 52,4 1,39
238-250 28,6 4,55 432-443 54,0 1,32
251-264 30,2 4,17 444-456 55,6 1,25
265-276 31,8 3,85 457-470 57,2 1,19
277-289 33,3 3,57 471-482 58,7 1,14
290-301 34,9 3,33 483-495 60,3 1,09
302-316 35,5 3,03 496-508 61,9 1,04
317-328 38,1 2,78 509-522 63,5 1,00
329-340 39,7 2,50 523-535 65,1 0,96
341-353 41,3 2,27 536-546 66,7 0,93
354-367 42,9 2,08 547-559 68,3 0,89
368-379 44,4 1,92 560-573 69,9 0,86
380-392 46,0 1,79 574-585 71,4 0,83
393-405 47,6 1,67 586-598 73,0 0,81
49,2 1,56 599-610 74,6 0,78
611-625 76,2 0,76

Perhitungan
Untuk menentukan kandungan aspal optimum berdasarkan hasil pengujian dengan
alat Marshall, maka diperlukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut:

a. Perhitungan Bulk Spesific Gravity Agregat

100
% 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 % 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠
+
𝐵𝐽 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐵𝐽 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠

b. Perhitungan Effective Spesific Gravity Agregat

100
% 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 % 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠
𝐵𝐽 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 + 𝐵𝐽 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐻𝑎𝑙𝑢𝑠

c. Perhitungan Bulk Spesific Gravity Campuran

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝑆𝑆𝐷 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑖𝑟

d. Berat Jenis Maksimum Campuran (Maximal Theoritical Specific Gravity)

100
100 − % 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 % 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
+
𝐵𝐽 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐵𝐽 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
e. Volume Campuran/Benda Uji

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑆𝑆𝐷 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐴𝑖𝑟

f. Berat Isi Campuran/Benda Uji

𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦


𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 / 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖

g. Perhitungan Total Rongga dalam Campuran (VIM)

100 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑈𝑗𝑖


100 −
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

h. Perhitungan Jumlah Rongga dalam Agregat (VMA, Void in Mineral Aggregate)

(100 − 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡ℎ𝑑𝑝 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛) × 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛


100 −
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

i. Rongga Terisi Aspal (VFA, Voiled Filled with Asphalt)

100 × (𝑉𝑀𝐴 − 𝑉𝐼𝑀)


𝑉𝐹𝐴 =
𝑉𝑀𝐴

Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah pengujian dengan alat Marshall dan perhitungan
selesai. Data yang dianalisis berupa nilai rata-rata setiap kadar aspal untuk nilai stabilitas,
kelelehan, Marshall Quotient, VIM, VMA, dan VFB. Kemudian membuat grafik untuk
masing-masing stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, VIM, VMA, dan VFB dengan
kecenderungan umum grafik tersebut sebagai berikut:

a. Nilai stabilitas naik dengan bertambahnya kadar aspal dan akan mencapai
puncaknya pada suatu kadar aspal tertentu. Setelah itu pertambahan kadar aspal
akan menurunkan nilai stabilitas.
b. Nilai flow akan meningkat sesuai pertambahan kadar aspal.
c. Kurva untuk berat isi campuran kecenderungannya sama dengan kurva untuk
stabilitas, tetapi biasanya (tidak selalu) nilai maksimum untuk berat isi akan
diperoleh untuk kadar aspal yang sedikit lebih tinggi daripada kadar aspal untuk
stabilitas maksimum.
d. Kandungan rongga dalam campuran (VIM) akan menurun dengan bertambahnya
kadar aspal.
e. Kandungan rongga dalam agregat (VMA) akan turun ke suatu nilai minimum
kemudian akan naik lagi sesuai dengan pertambahan kadar aspal.
f. Rongga yang terisi aspal (VFA) akan naik sesuai pertambahan kadar aspal keran
VMA terisi oleh aspal.

Gambar Kerja di Laboratorium


No Dokumentasi Langkah Kerja
1 Mengambil aspal dan
memanaskan aspal hingga suhu
120oC sembari mengaduk aspal
untuk mencegah pemanasan
setempat.

2 Mengayak dan memisahkan


agregat berdasarkan fraksi- fraksi
agregat dan melakukan
penimbangan untuk menentukan
berat masing- masing fraksi
agregat.Mencampurkan agregat
dari masing-masing fraksi pada
penggorengan.
3 Memanaskan agregat sehingga
dicapai suhu pemanasan agregat
±170oC

4 Mencampurkan agregat dan aspal


dengan kadar 5%. Selanjutnya
dipanaskan kembali sehingga
aspal menyelimuti rongga
agregat dan suhu pencampuran
agregat dan aspal 155±1oC

5 Menyiapakan cetakan benda uji


dan meletakkannya pada
dudukan penumbuk. Lalu
memasukkan benda uji ke dalam
cetakan yang telah diberikan
kertas saring di bagian dasarnya,
dan menunggu hingga suhu
turun sampai 140± 1oC (suhu
pemadatan campuran aspal
panas).
6 Sesaat setelah suhu turun,
dilakukan penumbukan sesuai
dengan jenis lalu lintas jalan yang
direncanakan (2x75).

7 Mendinginkan benda uji minimal


2 jam.Mengeluarkan benda uji
dari cetakan dan memberikan
identitas pada masing-masing
benda uji. Untuk selanjutnya
dilakukan pengukuran tinggi dan
berat benda uji.

8 Merendam benda uji di dalam air


agar jenuh air selama 24
jam.Selanjutnya benda uji
dikeringkan permukaannya dan
ditimbang kondisi SSD, serta
berat di dalam air dengan
keranjang kawat.
9 Merendam benda uji di dalam
water bath selama 30 menit
dengan suhu 60± 1oC
10 Melakukan pengujian Marshall,
dan mencatat nilai stabilitas dan
flow yang ditunjukkan oleh
arloji pengukur.

Perhitungan Kadar Aspal Optimum (KAO)


BJ BJ BJ Komposisi
No Bulk Semu Efektif Agregat
(gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cm3) (gr/cm(%)
3
) (%)
1 Agregat
1 Kasar 2,55
Agregat Kasar 2,59
2,55 2,62
2,59 2,6277,7 77,7
2 Agregat
2 Halus 2,51
Agregat Halus 2,65
2,51 2,58
2,65 2,5815,3 15,3
3 Filler 3 Filler 2,5 2,5 7 7
4 Aspal 4 Aspal 1,071 1,071
Perhitungan
Perhitungan
3
5 Bulk
5 Specific
BulkGravity Agregate
Specific Gravity(gr/cm
Agregate) (gr/cm3) 2,54 2,54
3
6 Effective
6 Specific
EffectiveGravity Agregate
Specific Gravity(gr/cm
Agregate) (gr/cm3)2,61 2,61
Berat Jenis Bulk Agregat = 2.54 gram
Berat Jenis Efektif = 2.61 gram
Berat Jenis Aspal = 1.071 gram
❖ No uji 3, Benda uji 1, Kadar 6%, 2x75 tumbukan
a. Kadar aspal = 5%
b. Kadar Aspal Terhadap campuran :
% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
= × 100
100 + % 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
6
= × 100 = 5,7%
100 + 6
c. Berat benda uji diudara (kering) = 1253
d. Berat benda uji jenuh Kering permukaan = 1254
e. Berat benda uji dalam air = 725
f. Isi Benda Uji
= Jenuh Kering permukaan - Dalam air
= 1254 - 725
= 529
g. Berat isi campuran (bulk)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 𝑑𝑖 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 (𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
=
𝐼𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖
1253
= = 2,37
529

h. BJ Max Teoritis campuran


100
=
100 − 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
+
𝐵𝐽 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐵𝐽 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙
100
=
100 − 6 6
+
2.60507 1,071
= 2,40
i. % Volume Total Aspal
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡ℎ𝑑. 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
=
𝐵𝐽 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
5,7 𝑥 2,37
=
1,071
= 12,52

j. % Volume Total Agregat


(100 − 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡ℎ𝑑. 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 ) × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
=
𝐵𝐽 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
(100 − 5,7 )2,37
=
2,60507
= 85,78%

k. % Jumlah kandungan rongga


= 100 − % 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 − % 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
= 100 − 12,52 − 85,78 = 1,70%
l. % Rongga Terhadap Agregat (VMA)
= 100 − %𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡
= 100 − 85,78
= 14,22%

m. %rongga Terhadap agregat (VFA)


100 𝑥 % 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
=
𝑉𝑀𝐴
100 𝑋 12,52
=
14,22
= 88,02%
n. % Rongga Terhadap Campuran (VIM)
100 × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
= 100 −
𝐵𝑗 max 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
100 × 2,37
= 100 −
2,40
= 1,26

o. Stabilitas dibaca Alat = 290

p. Stabilitas dikalibrasi alat (kg)


= 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 × 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 × 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖
= 290 × 0,043 × 101,97 = 1271,57 𝑘𝑔

q. Stabilitas dikoreksi benda uji (kg)


= 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖
= 290 × 0,911 = 1158,71 𝑘𝑔

r. Flow :
= 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 × 0,01
= 420 × 0,01
= 4,2 𝑚𝑚

s. Tebal benda uji = 67,55

t. Nilai koreksi tebal benda uji = 0,911

u. Marshall Qoutient :
𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
=
𝑓𝑙𝑜𝑤
1158,71
= = 275,88 𝑘𝑔/𝑚𝑚
4,2
Kadar Berat Benda Uji
Berat isi
Kadar Aspal thd Jenuh Isi benda
No Uji Di udara Dalam Camp
Aspal Campura kering uji
(kering) Air (bulk)
n permuka
a b c d e f g
% aspal % aspal
thd. thd. dari lab dari lab dari lab (d-e) (c/f)
Batuan Campura
1 5 4.8 1201 1231 682 549 2.19
5 4.8 1230 1268 713 555 2.22
5 4.8 1231 1273 706 567 2.17
2.19
2 5.5 5.2 1262 1286 710 576 2.19
5.5 5.2 1144 1181 634 547 2.09
5.5 5.2 1228 1262 708 554 2.22
2.17
3 6 5.7 1253 1254 725 529 2.37
6 5.7 1207 1237 692 545 2.21
6 5.7 1215 1236 708 528 2.30
2.29
4 6.5 6.1 1267 1293 717 576 2.20
6.5 6.1 1258 1289 705 584 2.15
6.5 6.1 1271 1297 712 585 2.17
2.18
5 7 6.5 1265 1293 730 563 2.25
7 6.5 1195 1241 675 566 2.11
7 6.5 1235 1267 697 570 2.17
2.17
6 7.5 7.0 1273 1283 727 556 2.29
7.5 7.0 1256 1275 727 548 2.29
7.5 7.0 1234 1259 694 565 2.18
2.26
% Volume Total % Rongga % Rongga % Rongga
% Jumlah
BJ Max Teoritis Thd Thd Thd
Kandunga
Campuran Aspal Agregat Agregat Agregat Campuran
n Rongga
(VMA) (VFA) (VIM)
h i j k l m n
100
𝑏×𝑔 100 − 𝑏 𝑔 100 × 𝑖 100 − (100
100 − 𝑐 𝑐 (100 - i - j) (100 - j)
+ 𝐵𝑗 𝐴𝑠𝑝 𝐵𝑗 𝐴𝑔𝑔 𝑙 × 𝑔/ℎ)
𝐵𝑗 𝐴𝑔𝑔 𝐵𝑗 𝐴𝑠𝑝
2.43 9.73 79.98 10.30 20.02 48.58 10.01
2.43 9.85 81.02 9.12 18.98 51.92 8.83
2.43 9.65 79.37 10.98 20.63 46.80 10.69
2.43 9.74 80.12 10.13 19.88 49.10 9.85
2.41 10.66 79.72 9.62 20.28 52.59 9.27
2.41 10.18 76.10 13.72 23.90 42.59 13.39
2.41 10.79 80.65 8.56 19.35 55.77 8.21
2.41 10.54 78.82 10.63 21.18 50.31 10.29
2.40 12.52 85.78 1.70 14.22 88.02 1.26
2.40 11.70 80.20 8.09 19.80 59.12 7.68
2.40 12.16 83.33 4.51 16.67 72.97 4.08
2.40 12.13 83.10 4.77 16.90 73.37 4.34
2.38 12.54 79.28 8.18 20.72 60.51 7.70
2.38 12.28 77.64 10.08 22.36 54.91 9.61
2.38 12.38 78.31 9.31 21.69 57.08 8.83
2.38 12.40 78.41 9.19 21.59 57.50 8.72
2.37 13.72 80.61 5.67 19.39 70.78 5.10
2.37 12.90 75.74 11.36 24.26 53.17 10.83
2.37 13.23 77.73 9.04 22.27 59.43 8.49
2.37 13.29 78.03 8.69 21.97 61.12 8.14
2.35 14.91 81.76 3.33 18.24 81.76 2.67
2.35 14.93 81.84 3.23 18.16 82.23 2.57
2.35 14.23 77.99 7.78 22.01 64.64 7.15
2.35 14.69 80.53 4.78 19.47 76.21 4.13
Stabilitas (kg) Tebal Nilai
Dikoreksi Flow Benda Koreksi Marshall
Dikalibrasi
Dibaca Alat Tebal Uji Tebal Qoutient
Benda (mm) (mm) Benda Uji
o p q r s t u
100
dari lab dari lab (p × t) dari lab dari lab dari lab (q / r)

220 964.64 824.38 3.1 71.13 0.855 265.93


180 789.25 651.43 4.2 72.63 0.825 155.10
170 745.40 572.10 3.35 75.2 0.768 170.77
682.63 3.55 197.27
279 1223.33 972.09 4.6 73.78 0.795 211.32
90 394.62 318.17 2.4 74.4 0.806 132.57
170 745.40 593.57 4.2 73.87 0.796 141.33
627.94 3.73 161.74
290 1271.57 1158.71 4.2 67.55 0.911 275.88
249 1091.79 903.05 3.6 72.77 0.827 250.85
270 1183.87 959.38 4.1 71.43 0.810 234.00
1007.05 3.97 253.58
210 920.79 699.80 3.1 77.03 0.760 225.74
338 1482.03 1151.72 3.4 75.97 0.777 338.74
300 1315.41 999.71 3.8 77.72 0.760 263.08
950.41 3.43 275.86
160 701.55 533.79 3.2 74.67 0.761 166.81
160 701.55 539.93 2.7 75.37 0.770 199.98
140 613.86 480.31 3.4 73.13 0.782 141.27
518.01 3.10 169.35
326 1429.42 1169.44 4.9 72.05 0.818 238.66
195 855.02 701.12 2.85 72.2 0.820 246.01
190 833.09 633.46 3.3 74.63 0.760 191.96
834.67 3.68 225.54
Table 2 Diagram Interaksi Penentuan Kadar Aspal Optimum

Kadar Aspal (%)


SPESIFIKASI
5 5.5 6 6.5 7 7.5
Stabilitas ≥800 682.63 627.94 1007.05 950.41 518.01 834.67

Flow ≥3 mm 3.55 3.73 3.97 3.43 3.10 3.68

≥250
Marshall Quotient kg/mm
197.27 161.74 253.58 275.86 169.35 225.54

VIM 3% - 6% 9.85 10.29 4.34 8.72 8.14 4.13

VMA ≥15% 19.88 21.18 16.90 21.69 21.97 19.47

VFA ≥65% 49.10 50.31 73.37 57.50 61.12 76.21


Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)
Kadar Aspal Optimum (KAO) diperoleh dengan memblok daerah yang masuk spesifikasi
untuk HRS-WC. Berdasarkan tabel 2, daerah irisan yang memenuhi keseluruhan spesifikasi berada
pada kadar aspal 6%. Sehingga Kadar Aspal Optimum (KAO) diperoleh yaitu kadar aspal 6%.

Anda mungkin juga menyukai