BAHAN KONSTRUKSI
BAGIAN
PENENTUAN PARAMETER
1 UNSUR PEMBENTUK ADUKAN
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat isi agregat yang
didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya.
2. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Oven dengan pengatur suhu sampai pemanasan (110 5)C.
c. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm, yang ujungnya bulat, terbuat dari
baja tahan karat.
d. Mistar perata.
e. Sekop.
f. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang, berkapasitas
sebagai berikut :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 1
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
3. BAHAN
Bahan yang digunakan adalah agregat kasar dan agregat halus.
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah
sesuai tabel di atas; keringkan dengan oven dengan suhu (110 5)C sampai berat menjadi
tetap, untuk digunakan sebagai benda uji.
b. Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38,1 mm (1 ½”) dengan cara penusukan :
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 2
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara
merata.
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
Timbang dan catatlah berat wadah + benda uji (W2).
Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1).
c. Berat isi agregat ukuran butir antara 38,1 mm (1 ½”) sampai 101,1 mm (4”) dengan
cara penggoyangan :
Timbang dan catatlah berat wadah (W1)
Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.
Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah dengan prosedur
sebagai berikut :
Letakkan wadah di atas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah satu
sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak 25 kali
untuk setiap sisi.
Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
Timbang dan catatlah berat wadah + benda uji (W2).
Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1).
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 3
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
5. PERHITUNGAN
W3
Berat isi = ( kg/dm3 )
V
Dimana : V = isi wadah (dm3)
Contoh perhitungan :
Berat isi agregat kasar
Berat benda uji (W3)= 21620 – 7930 = 13690 gr
Isi tempat = 10.000 m3
𝑤3 13690
Berat isi benda uji = = = 1,369
𝑣 10000
∑ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖
Berat isi benda uji rata-rata =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
1,369+1,401+1,368
=
3
= 1,379
Untuk hasil perhitungan berat isi agregat yang lainnya sama seperti
perhitungan di atas.
6. CATATAN
Wadah sebelum digunakan harus dikalibrasi dengan cara :
a. Isilah wadah dengan air sampai penuh pada suhu kamar, sehingga waktu ditutup
dengan plat kaca tidak terlihat gelembung udara.
b. Timbang dan catatlah berat wadah beserta air.
c. Hitunglah berat air ((berat wadah + air) – berat wadah).
d. Berat air adalah sama dengan volume wadah dalam dm3 (liter).
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 4
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
7. Kesimpulan
Semakin padat suatu agregat yang diisikan dalam volume yang sama, maka berat
isi semakin besar, demikian pula dengan semen.
Dari hasil perhitungan didapat :
- Lepas/ gembur :
Berat isi agregat kasar = 1,379 gr/cm 3
Berat isi agregat halus = 1,315 gr/cm 3
Berat isi semen = 1,273 gr/cm 3
- Padat :
Berat isi agregat kasar = 1,523 gr/cm 3
Berat isi agregat halus = 1,405 gr/cm 3
Berat isi semen = 1,402 gr/cm 3
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 5
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan pembagian butir (gradasi)
agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.
Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan agregat kasar. Alat yang
digunakan adalah seperangkat saringan dengan ukuran lubang (jaring-jaring) tertentu.
2. PERALATAN
Ukuran lubang
Nomor saringan Keterangan
mm inchi
- 76,20 3 Perangkat saringan untuk agregat
- 63,50 2,5 kasar ukuran # 2 (diameter
- 50,80 2 agregat antara ukuran 100 mm –
- 37,50 1,5 19 mm)
- 25,00 1 Berat minimum contoh 35 kg
- 50,00 2
- 37,50 1,5 Perangkat saringan untuk agregat
- 25,00 1 kasar ukuran # 467 (diameter
- 19,10 3/4 agregat antara ukuran 50 mm –
- 12,50 1/2 4,76 mm)
- 9,50 3/8 Berat minimum contoh 20 kg
- 4,76 -
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 6
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Ukuran lubang
Nomor saringan Keterangan
mm inchi
- 25,00 1
- 19,10 3/4 Perangkat saringan untuk
agregat kasar ukuran # 67
- 12,50 1/2
(diameter agregat antara ukuran
- 9,50 3/8 25 mm – 2,38 mm)
No. 4 4,76 - Berat minimum contoh 10 kg
No. 8 2,38 -
Ukuran lubang
Nomor saringan Keterangan
mm inchi
- 9,50 3/8
No. 4 4,76 -
No. 8 2,38 - Berat
No. 16 1,19 - minimum
No. 30 0,59 - contoh
No. 50 0,297 - 500 gram
No. 100 0,149 -
No. 200 0,075 -
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 7
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
3. BAHAN
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempatan. Berat dari contoh
disesuaikan dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan, seperti
diuraikan pada tabel perangkat saringan.
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Benda uji dikeringkan di dalam oven pada suhu (110 5)C hingga mencapai berat tetap.
b. Contoh dicurahkan pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai dari saringan
paling besar di atas. Perangkat saringan diguncang-guncang dengan tangan atau alat
penggetar saringan, selama 15 menit.
5. PERHITUNGAN
Hitunglah prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringan
terhadap berat total benda uji.
Contoh Perhitungan :
Untuk agregat kasar ( batu pecah )
Jika diketahui : berat bertahan total 18070,5 gr
Berat bertahan dari ukuran saringan 19,1 mm = 2962,6 gr
Maka :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 8
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
6. LAPORAN
a. Analisis gradasi dengan menetapkan jumlah prosentase lolos saringan atau yang tertahan
saringan.
b. Membuat grafik akumulatif (kurva gradasi).
c. Memeriksa grafik dengan batasan kurva gradasi.
100
90
No.57
80
Prosentase Berat Lolos Kumulatif
No.8
70
Butiran
60
50
40
Butiran
30
No.46 No.7
20
10
0,15 0,30 0,60 1,19 2,38 4,76 9,5 19,0 38,1 75,2
Ukuran Saringan (mm)
Kurva pembatasan bagi gradasi agregat yang digunakan dalam perancangan campuran
beton dengan Metode Texas
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 9
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
7. KESIMPULAN
Dari data percobaan didapat :
1. Untuk agregat halus masuk dalam grafik zona 2, yang akan digunakan data perencanaan
campuran beton, karena pada zona 2 yang letaknya di antara pembatas kurva dan didapat
butiran kehalusan agregat halus.
2. untuk agregat kasar pada Ø ( 4,8 – 38 mm ) adalah yang digunakan dalam perencanaan
adukan beton karena pada diameter tersebut hasil analisa saringan terletak diantara
pembawa kurva.
3. dari hasil percobaan ini nanti akan digunakan untuk perencanaan campuran beton.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 10
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan jumlah bahan yang terdapat
dalam agregat yang lolos saringan No. 200 dengan cara pencucian.
2. PERALATAN
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 11
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
3. BAHAN
Berat minimum contoh agregat tergantung pada ukuran maksimum, dengan batasan
sebagai berikut :
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Masukkan contoh agregat yang beratnya 1,25 kali berat minimum benda uji ke dalam
talam. Keringkan di dalam oven pada suhu (110 5)C hingga mencapai berat tetap.
b. Masukkan benda uji agregat ke dalam wadah, dan diberi air pencuci secukupnya sehingga
benda uji terendam.
c. Guncang-guncangkan wadah dan tuangkan air cucian ke dalam susunan saringan No. 16
dan No. 200.
d. Masukkan air pencuci baru, dan ulangilah pekerjaan di atas sampai air pencuci jernih.
e. Masukkan kembali semua bahan yang tertahan saringan No. 16 dan No. 200 dalam
wadah; kemudian masukkan seluruh bahan tersebut ke dalam talam yang telah diketahui
beratnya (W2). Keringkan dalam oven, dengan suhu (110 5)C hingga mencapai berat
tetap.
f. Setelah kering timbang dan catatlah beratnya (W3).
g. Hitunglah berat bahan kering tersebut (W4 = W3 – W2).
5. PERHITUNGAN
W1 W4
Jumlah bahan lewat saringan No. 200 = x 100 %
W1
Dimana :
W1 = berat benda uji semula (gram)
W4 = berat benda uji tertahan saringan No. 200 (gram).
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 12
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
6. LAPORAN
Analisis jumlah bahan yang lewat saringan No. 200 dalam prosen. Jika prosentase
bahan yang lewat > 5 %, berarti bahan mempunyai kandungan lumpur yang tinggi.
7. CATATAN
Pada waktu menuang air cucian, usahakan bahan-bahan yang kasar tidak ikut
tertuang.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 13
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan adanya kandungan bahan organik
dalam agregat halus. Kandungan bahan organik yang berlebihan dapat mempengaruhi
kualitas hasil penggunaan pasir untuk campuran, misalnya beton.
2. PERALATAN
a. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan lainnya yang
tidak bereaksi terhadap NaOH. Volume gelas = 350 ml.
b. Standar warna (organics plate).
c. Larutan NaOH 3%.
3. BAHAN
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
5. LAPORAN
Analisis kotoran organik berdasarkan observasi warna contoh terhadap warna standar
No. 3.
6. CATATAN
a. Larutan NaOH 3% diperoleh dari campuran 3 bagian larutan berat NaOH dalam 97
bagian berat air suling.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 14
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
b. Bila warna cairan contoh lebih tua dari warna standar No. 3, berarti kandungan bahan
organik melebihi toleransi (pasir terlalu kotor).
7. KESIMPULAN
Dengan melihat warna yang ada, setelah larutan NaOH 3% + pasir didiamkan selama
24 jam = kuning muda, menyatakan kandungan bahan organic tidak melebihi toleransi,
sehingga pasir dapat digunakan untuk campuran beton.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 15
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan prosentase kadar lumpur dalam
agregat halus. Kandungan lumpur < 5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi
penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.
1. PERALATAN
a. Gelas ukur
b. Alat pengaduk
2. BAHAN
Contoh pasir secukupnya (kondisi lapangan) dengan bahan pelarut air biasa.
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
4. PERHITUNGAN
V2
Kadar Lumpur = x 100 %
V1 V2
Dimana :
V1 = tinggi pasir
V2 = tinggi lumpur
Contoh Perhitungan :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 16
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
5. LAPORAN
Lakukan perbandingan hasil pemeriksaan kadar lumpur dengan peraturan, dan berikan
kesimpulan dari perbandingan tersebut.
6. CATATAN
Pemeriksaan kadar lumpur ini merupakan cara lain untuk melakukan pemeriksaan kadar
lumpur dengan penyaringan bahan lewat saringan no. 200.
7. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, prosentase pada lumpur dalam agregat halus adalah 0,232%
dank arena kurang dari 5% maka agregat tersebut layak untuk digunakan dalam
pembuatan beton dan sebagai material yang digunakan sebagai adukan dalam beton tanpa
perlu dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 17
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air agregat dengan cara
pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering.
2. PERALATAN
a. Timbangan.
b. Oven dengan pengatur suhu sampai pemanasan (110 5)C.
c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan contoh benda
uji.
3. BAHAN
Berat minimum contoh agregat tergantung pada ukuran maksimum, dengan batasan
sebagai berikut :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 18
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Berat Berat
Ukuran maksimum Ukuran maksimum
minimum minimum
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
5. PERHITUNGAN
W3 W5
Kadar air agregat = x 100 %
W3
Dimana :
W3 = berat contoh semula (gram)
W5 = berat contoh kering (gram)
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 19
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Contoh Perhitungan :
1. Kadar agregat kasar ( asli )
Asli I
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 2520 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 23140 gr
Berat tempat + contoh kering open ( C ) = 22940 gr
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = × 100%
𝐶−𝐴
23140−22940
= × 100%
22940−2520
= 0,98%
Asli II
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 2520 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 23470 gr
Berat tempat + contoh kering open ( C ) = 23270 gr
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = 𝐶−𝐴 × 100%
23470−23270
= × 100%
23270−2520
= 0,96%
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di tabel
0,98+0,96
Sehingga kadar air rata-rata = = 0,97%
2
SSD I
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 2510 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 4634,7 gr
Berat tempat + contoh kering open ( C ) = 4583,7 gr
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = 𝐶−𝐴 × 100%
4634,7−4583,7
= 4583,7−2510 × 100%
= 2,46%
SSD II
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 2500 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 4330,9 gr
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 20
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
4330,9−4289
= × 100%
4289−2500
= 2,34%
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di tabel
2,46+2,34
Sehingga kadar air rata-rata = = 2,40%
2
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = × 100%
𝐶−𝐴
17750−15950
= × 100%
15950−2390
= 13,27%
Asli II
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 2760 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 16500 gr
Berat tempat + contoh kering open ( C ) = 15020 gr
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = × 100%
𝐶−𝐴
16500−15020
= × 100%
15020−2760
= 12,07%
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di tabel
13,27+12,07
Sehingga kadar air rata-rata = = 12,67%
2
SSD I
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 165,1 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 992,3 gr
Berat tempat + contoh kering open ( C ) = 950,8 gr
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 21
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = 𝐶−𝐴 × 100%
992,3−950,8
= 950,8−165,1 × 100%
= 5,28%
SSD II
Diketahui : Berat tempat ( A ) = 180,42 gr
Berat tempat + contoh ( B ) = 843,6 gr
Berat tempat + contoh kering open ( C ) = 810 gr
𝐵−𝐶
Maka : kadar air = 𝐶−𝐴 × 100%
843,6−810
= 810−180,42 × 100%
= 5,33%
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di tabel
5,28+5,33
Sehingga kadar air rata-rata = = 5,305%
2
6. CATATAN
7. KESIMPULAN
Semakin besar kadar air yang terkandung agregat, maka jumlah air yang digunakan
untuk suatu campuran beton akan semakin kecil.
Kadar air agregat :
Kadar air rata-rata agregat kasar ( asli ) = 0,97%
Kadar air rata-rata agregat kasar ( SSD ) = 2,40%
Kadar air rata-rata agregat halus ( asli ) = 12,67%
Kadar air rata-rata agregat halus ( SSD ) = 5,305%
Dimana hasil akan digunakan untuk menentukan berat jenis agregat hubungan dan
menentukan jumlah air yang diperlukan dalam pencampuran beton.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 22
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan “bulk dan apparent” specific gravity dan penyerapan (absorbsi) agregat kasar
menurut prosedur ASTM C-127. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi
volume agregat dalam adukan beton.
2. PERALATAN
3. BAHAN
Berat contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering muka (SSD =
Saturated Surface Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau
cara perempatan. Butiran agregat yang lolos saringan No. 4 tidak dapat digunakan sebagai
benda uji.
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 23
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
5. PERHITUNGAN
Bk
Berat Jenis (bulk)
Bj Ba
Bj
Berat jenis kering permukaan jenuh
Bj Ba
Bk
Berat jenis semu (apparent)
Bk Ba
Bj - Bk
Penyerapan (absorbsi) x 100 %
Bk
Dimana :
Bj = berat contoh kering permukaan jenuh = 5000 gram
Bk = berat contoh kering oven
Ba = berat contoh di dalam air
Contoh Perhitungan :
Untuk percobaan I agregat kasar
4870,9
- Berat jenis ( bulk ) 2,595
5000 3122,9
5000
- Berat jenis kering permukaan jenuh 2,664
5000 3122,9
4870,9
- Berat jenis semu ( apparent ) 2,786
4870,9 3122,9
5000 4870,9
- Penyerapan ( absorbsi ) 100% 2,65%
4870,9
6. LAPORAN
Melakukan analisis hasil pengamatan bagi penentuan nilai specific gravity dan prosentase
absorbsi bahan dalam berbagai kondisi.
7. KESIMPULAN
Dari hasil analisa spesifik grafity dan penyerapan agregat kasar diperoleh :
Berat jenis ( bulk ) rata-rata = 2,595
Berat jenis kering permukaan jenuh rata-rata = 2,664
Berat jenis semua ( apparent ) rata-rata = 2,786
Penyerapan ( absorbsi ) rata-rata = 2,65%
Hasil perhitungannya selanjutnya dapat dilihat pada tabel.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 24
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan “bulk dan apparent” specific gravity dan
penyerapan agregat halus menurut prosedur ASTM C-128.
2. PERALATAN
Gambar 6 : Aparatus untuk analisis specific gravity dan absorbsi agregat halus
3. BAHAN
Berat contoh agregat disiapkan sebanyak 1000 gram. Contoh diperoleh dari bahan yang
diproses melalui alat pemisah atau cara perempatan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 25
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi dengan indikasi
contoh tercurah dengan baik.
b. Sebagian dari contoh dimasukkan pada “metal sand cone mold”. Benda uji dipadatkan
dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah 25 kali. Kondisi SSD
(Saturated Surface Dry) contoh diperoleh jika cetakan diangkat, butiran-butiran pasir
longsor/runtuh.
c. Contoh agregat halus seberat 500 gram dimasukkan ke dalam piknometer. Isilah
piknometer tadi dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung-gelembung udara
dengan cara menggoyang-goyangkan piknometer tadi. Rendamlah piknometer dengan
suhu air (73,4 3) Fahrenheit selama 24 jam.
d. Pisahkan contoh benda uji dengan piknometer dan keringkan pada suhu (213 230)
Fahrenheit. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam.
e. Timbanglah berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kapasitas kalibrasi pada temperatur
(73,4 4) Fahrenheit, dengan ketelitian 0,1 gram.
5. PERHITUNGAN
Bk
Berat Jenis (bulk)
(B Bj Bt )
Bj
Berat jenis kering permukaan jenuh
(B Bj Bt )
Bk
Berat jenis semu (apparent)
(B Bk Bt )
Bj - Bk
Penyerapan (absorbsi) x 100 %
Bk
Dimana :
Bj = berat contoh kering permukaan jenuh = 500 gram
Bk = berat contoh kering oven
B = berat piknometer diisi air pada 25C
Bt = berat piknometer + contoh SSD + air (25C)
Contoh Perhitungan :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 26
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
475
- Berat jenis ( bulk ) 2,406
676 500 978,6
500
- Berat jenis kering permukaan jenuh 2,533
676 500 978,6
475
- Berat jenis semua ( apparent ) 2,406
676 475 978,6
500 475
- Penyerapan ( absorbsi ) 100% 5,263%
475
6. LAPORAN
Melakukan analisis hasil pengamatan bagi penentuan nilai specific gravity dan prosentase
absorbsi bahan dalam berbagai kondisi.
7. KESIMPULAN
Dari hasil analisa spesifik grafity dan penyerapan agregat halus diperoleh :
Berat jenis ( bulk ) rata-rata = 2,406
Berat jenis kering permukaan jenuh rata-rata = 2,533
Berat jenis semua ( apparent ) rata-rata = 2,406
Penyerapan ( absorbsi ) rata-rata = 5,263%
Hasil perhitungannya selanjutnya dapat dilihat pada tabel.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 27
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan ketahanan agregat kasar yang
lebih kecil dari 37,5 mm (1 ½”) terhadap keausan menggunakan alat Los Angeles.
2. PERALATAN
a. Mesin Abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm (28”) dan panjang 50 cm (20”). Silinder ini bertumpu
pada dua poros pendek tidak menerus yang berputar pada poros mendatar. Silinder
mempunyai lubang untuk memasukkan benda uji. Penutup lubang terpasang rapat
sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Di bagian dalam silinder terdapat
bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm (3,56”).
b. Bola-bola baja mempunyai diameter rata-rata 4,68 cm (1 7/8”) dan berat masing-masing
antara 400 gram sampai 440 gram.
c. Saringan mulai ukuran 37,5 mm (1 ½”) sampai 2,38 mm (N0. 8).
d. Timbangan dengan kapasitas 5000 gram dan dengan ketelitian 1 gram.
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu, memanasi sampai (110 5)C.
3. BAHAN
Benda uji harus bersih. Bila benda uji masih mengandung kotoran, debu, bahan
organik atau terselimuti oleh bahan lain, maka benda uji harus dicuci dahulu sampai bersih
kemudian dikeringkan dalam suhu (110 5)C.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 28
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Jumlah bola 12 11 8 6
Berat bola (gram) 5000 25 4584 25 3330 25 2500 25
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles dan mesin diputar
dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 5001 putaran.
b. Setelah selesai putaran, benda uji dikeluarkan, disaring dengan saringan 4,75 mm (No. 4)
dan 1,7 (No. 12). Butiran yang lebih besar dari 1,7 mm (tertahan di kedua saringan
tersebut) dicuci bersih, dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5)C sampai berat
menjadi tetap. Kemudian timbang dengan ketelitian 5 gram.
5. PERHITUNGAN
a -b
Nilai keausan Los Angeles = x 100 %
a
5000 4000,7
100% 19,986%
5000
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 29
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Dimana :
a = Berat benda uji semula (gram)
b = Berat benda uji tertahan di saringan No. 12 (dan No. 4) (gram)
6. PELAPORAN
7. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diperoleh nilai keausan = 19,986 %. Berarti masih memenuhi
persyaratan keausan yaitu kurang dari 40 %, sesuai dengan peraturan Bina Marga 183.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 30
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis semen Portland. Berat
jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu kamar dengan berat
isi kering air suling pada 4 C yang isinya sama dengan isi semen.
2. PERALATAN
a. Botol Le Chatelier.
b. Kerosin bebas air atau naptha dengan berat jenis 62 API.
3. BAHAN
Contoh semen portland sebanyak 64 gram
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 31
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin atau naptha sampai antara skala 0 dan 1; bagian
dalam botol di atas permukaan cairan dikeringkan.
b. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup untuk
menghindarkan variasi suhu botol lebih dari 0,2 C.
c. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol (V1).
d. Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol; jangan sampai terjadi ada semen
yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.
e. Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dengan posisi miring secara perlahan-
lahan sampai gelembung-gelembung udara tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
f. Masukkan botol ke dalam bak air dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup untuk
menghindarkan variasi suhu botol lebih dari 0,2 C.
g. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol (V2).
5. PERHITUNGAN
Berat semen
Berat jenis = x d
V2 V1
Dimana :
V1 = pembacaan pertama pada skala botol.
V2 = pembacaan kedua pada skala botol.
(V2-V1) = isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berat tertentu.
d = berat isi air pada suhu 4 C (= 1 gram/cm3).
6. LAPORAN
Laporkan nilai berat jenis sampai dua angka di belakang koma, sesuai dengan formulir.
6. CATATAN
Berat jenis semen portland sekitar 3,15. percobaan dibuat dua kali (duplo); selisih yang
diijinkan 0,01.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 32
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan konsistensi normal dari semen hidrolis
untuk keperluan penentuan waktu pengikatan semen.
2. PERALATAN
a. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkuk
yang dapat dilepas.
b. Alat vicat (dengan menggunakan ujung C seperti pada gambar).
c. Timbangan dengan ketelitian sampai 1,0 gram.
d. Alat pengorek (scrapper) dibuat dari karet yang agak kaku.
e. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml.
f. Sendok perata (trowel).
g. Sarung tangan karet.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 33
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
3. BAHAN
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 34
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
h. Bila konsistensi normal belum tercapai, ulangilah langkah-langkah di atas sampai maksimal 6
kali percobaan, sehingga tercapai.
5. LAPORAN
6. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pemeriksaan konsistensi normal semen hidrolis yaitu pada penetrasi
10 mm dan mempunyai kadar air sebesar 26 %.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 35
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan waktu pengikatan semen hidrolis (dalam
keadaan konsistensi normal) dengan alat vicat dan alat gillmore.
2. PERALATAN
a. Mesin aduk (mixer) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta mangkuk
yang dapat dilepas.
b. Alat vicat (dengan memakai jarum D seperti pada gambar).
c. Alat gillmore dengan jarum tekanan rendah (diameter 1/12 inch ¼ lb) dan jarum tekanan
tinggi (diameter 1/24 inchi 1 lb).
d. Timbangan dengan ketelitian sampai 1,0 gram.
e. Alat pengorek (scrapper) dibuat dari karet yang agak kaku.
f. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml.
g. Sendok perata (trowel).
h. Sarung tangan karet.
i. Ruang lembab yang mampu memberikan kelembaban relatif minimum 90%.
3. BAHAN
a. Semen portland.
b. Air bersih (dengan suhu kamar).
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Dalam test vicat, waktu pengikatan terjadi apabila jarum vicat kecil (jarum D), membuat
penetrasi sedalam 25 mm ke dalam pasta setelah mapan selama 30 detik.
b. Dalam test Gillmore, waktu pengikatan awal terjadi apabila jarum rekanan rendah tidak
memberikan bekas yang tampak (jelas) pada pasta, sedang waktu pengikatan akhir terjadi
apabila jarum tekanan tinggi tidak memberikan bekas yang tampak (jelas) pada pasta.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 36
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Alat Vicat :
o Tempatkan sudu serta mangkuk (kering) pada posisi mengaduk pada alat aduk.
o Tempatkan bahan-bahan untuk satu “BATCH” ke dalam mangkuk dengan cara sebagai
berikut :
Masukkan semua air pencampur yang jumlahnya telah ditetapkan sebelumnya dalam
pembuatan pasta semen dengan konsistensi normal untuk semen 500 gram.
Tambahkan 500 gram semen pada air tersebut dan biarkan menyerap untuk 30 detik.
o Jalankan alat aduk dengan kecepatan rendah (140 5 rpm) selama 30 detik.
o Hentikan alat aduk selama 15 detik dan koreklah semua pasta dari sisi mangkuk.
o Jalankan alat aduk dengan kecepatan sedang (248 10 rpm) dan aduklah selama 1 menit.
o Segera ambil pasta semen dari mangkuk dan bentuklah sebagai bola, dan tekankan ke
dalam cincin konis sesuai cara dalam penentuan konsistensi normal.
o Segera masukkan benda coba tersebut ke dalam ruang lembab dan biarkan di sana terus
kecuali bila mau dipakai untuk percobaan.
o Setelah 30 menit di dalam ruang lembab, tempatkan benda coba pada alat vicat. Turunkan
jarum D sehingga menyentuh permukaan pasta semen. Keraskan sekrup E dan geser
jarum penunjuk F pada bagian atas dari skala dan lakukan pembacaan awal.
o Lepaskan batang B dengan memutar sekrup E dan biarkan jarum mapan pada permukaan
pasta untuk 30 detik. Adakan pembacaan untuk menetapkan dalamnya penetrasi. Apabila
pasta ternyata terlalu lembek, lambatkan penurunan batang B untuk mencegah
melengkungnya jarum.
o Jarak antara setiap penetrasi pada pasta tidak boleh lebih kecil dari 6 mm, untuk semen
tipe I, percobaan dilakukan dengan segera setelah diambil dari ruang lembab dan setiap
15 menit sesudahnya sampai tercapai penetrasi sebesar 25 mm atau kurang. Untuk semen
tipe III, percobaan dilakukan segera setelah diambil dari ruang lembab dan setiap 10
menit sesudahnya sampai tercapai penetrasi sebesar 25 mm atau kurang.
o Gambarkan dalam suat grafik, besarnya penetrasi jarum vicat sebagai fungsi dari waktu
untuk semen-semen tipe I atau III.
o Catat semua hasil percobaan penetrasi. Tentukan waktu tercapainya penetrasi sebesar 25
mm. Inilah waktu ikat.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 37
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Alat Gillmore :
o Tempatkan sudu serta mangkuk (kering) pada posisi mengaduk pada alat aduk.
o Tempatkan bahan-bahan untuk satu “BATCH” ke dalam mangkuk dengan cara sebagai
berikut :
Masukkan semua air pencampur yang jumlahnya telah ditetapkan sebelumnya dalam
pembuatan pasta semen dengan konsistensi normal untuk semen 500 gram.
Tambahkan 500 gram semen pada air tersebut dan biarkan menyerap untuk 30 detik.
o Jalankan alat aduk dengan kecepatan rendah (140 5 rpm) selama 30 detik.
o Hentikan alat aduk selama 15 detik dan koreklah semua pasta dari sisi mangkuk.
o Bentuklah suatu lingkaran pipih dari pasta dengan diameter 75 mm dan tebal 12 mm.
Ditengah-tengah lingkaran pipih tersebut datar ditengah dan menipis ke arah pinggir.
Pembuatan lingkaran pipih tersebut dilakukan pada kaca datar bersih berukuran 10 x 10
cm.
o Tempatkan benda coba (beserta kacanya) ke dalam ruang lembab, dan biarkan di sana
terus, kecuali bila akan dilakukan percobaan.
o Peganglah jarum-jarum ke dalam posisi vertikal dan letakkan ujung-ujungnya pelan-pelan
pada permukaan pasta.
o Bila jarum tekanan rendah tidak memberi bekas pada pasta, maka pasta telah mencapai
waktu ikat mula. Bila jarum tekanan tinggi tidak memberi bekas pada pasta, maka pasta
telah mencapai waktu ikat akhir.
o Catatlah waktu-waktu ikat awal dan ikat akhir.
o Buatlah tabel yang menunjukkan perbedaan-perbedaan dalam waktu semen tipe I dan III.
5. KESIMPULAN
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 38
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. MAKSUD
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan :
a. kekuatan tekan mortar semen portland dengan contoh benda uji berbentuk kubus
berukuran (5 x 5 x 5) cm.
b. Kekuatan tarik aksial mortar semen portland dengan contoh benda uji Briquette
c. Kekuatan lentur tarik mortar semen portland dengan benda uji (40 x 40 x 160) mm
2. PERALATAN
a. Neraca, kapasitas 2000 gram dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh.
b. Gelas ukur, dengan ketelitian 2 ml. Alat pengaduk, (ASTM C.305-65). Gambar no. 2 PA
– 0103-76.
c. Stop watch, sendok perata, dan pengukur leleh.
d. Meja leleh (flow table, ASTM C.230-68).
e. Cetakan kubus (5 x 5 x 5) cm, dan alat pemadat.
f. Mesin tekan, dengan ketelitian pembacaan 1%
g. Pasir Ottawa.
h. Air suling 500 cm3.
i. Cetakan Briquette
j. Cetakan (4 x 4 x 16) cm
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 39
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
3. BENDA UJI
4. CARA MELAKUKAN
a. Masukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 30 % dari berat semen ke dalam
mangkok alat pengaduk.
b. Timbanglah 500 gram semen dan masukkan ke dalam mangkok.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (145 5) putaran per menit (rpm) selama 30
detik.
d. Masukkan pasir Ottawa sebanyak 1375 gram perlahan-lahan sambil pengaduk dijalankan
dengan kecepatan (145 5) putaran per menit (rpm) selama 30 detik.
e. Hentikan mesin pengaduk, naikkan kecepatan putaran menjadi (285 10) rpm dan
jalankan selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk, segera bersihkan mortar yang menempel pada pinggir
mangkok selama 15 detik. Kemudian biarkan mortar selama 75 detik.
g. Aduk lagi mortar dengan kecepatan pengaduk (285 10) rpm selama 1 menit.
h. Lakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar ke dalam cincin yang terletak di atas
meja leleh, cincin diisi dalam 2 lapis, setiap lapis dipadatkan dengan menumbuk sebanyak
20 kali. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata, angkatlah cincin dan getarkan
meja leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik.
i. Ukurlah diameter leleh, sekurang-kurangnya pada 4 tempat dan ambil harga rata-rata.
(diameter leleh harus antara 100 – 115% dari diameter semula).
j. Apabila diameter leleh yang disyaratkan belum didapat, ulanglah pekerjaan dari a sampai
i dengan mengubah kadar air.
k. Setelah diameter leleh yang disyaratkan didapat, mortar dimasukkan ke dalam mangkok
dan diaduk dengan kecepatan pengaduk (285 10) putaran per menit (rpm) selama 15
detik.
l. 30 detik setelah selesai pengadukan, cetaklah mortar dengan cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm;
cetakan diisi dalam 2 lapisan dimana setiap lapisan dipadatkan dengan penumbuk
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 40
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
sebanyak 32 kali dalam 4 putaran . Keseluruhan waktu yang digunakan untuk mencetak
tidak boleh lebih dari 2 menit.
m. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata kemudian simpan di atas “moist
cabinet” selama 24 jam.
n. Bukalah cetakan dan rendamlah mortar dalam air bersih kemudian periksalah kekuatan
tekan mortar pada Mesin Tekan sesuai dengan umur yang diinginkan, biasanya pada
umur 3, 7, dan 28 hari. Demikian juga kekuatan tarik aksial dan tarik lentur diperiksa
dengan menggunakan mesin Flexure – Tensile Testing.
5. PERHITUNGAN
Beban maksimum
o Kekuatan tekan mortar = kg/cm2.
Luas permukaan benda uji
Gaya aksial
o Kekuatan tarik aksial mortar = kg/cm2.
Luas penampang putus
Momen maksimum
o Kekuatan tarik lentur mortar = kg/cm2.
Momen tahanan penampang
Contoh perhitungan kekuatan tekan mortar :
- Beban = 4000 kg
- Luas permukaan benda uji kubus 25 cm2
4000
- Kuat tekan mortar = 160kg / cm 2
25
Contoh perhitungan kekuatan tarik aksial mortar :
- a aksial = 100 kg
- luas penampang patah = 7,02 cm2
100
- kuat tarik aksial = 14,245kg / cm 2
7,02
Contoh perhitungan kekuatan lentur tarik mortar :
- P = 90 kg
1
- Momen maksimum = P L
4
1
= 90 16
4
= 360 kg
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 41
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1
- Momen tahanan penampang = b h2
6
1
= 4 4 2 10,667 kg / cm 2
6
6. PELAPORAN
Laporkan nilai-nilai kekuatan tekan, kekuatan tarik dan lentur mortar pada tiap umur
pemeriksaan sesuai dengan lembar isian.
7. CATATAN
8. KESIMPULAN
Dari percobaan didapatkan kesimpulan bahwa :
Kuat tekan mortar semen Portland pada umur 3 hari adalah 120 kg/cm2, 14 hari
adalah 140 kg/cm2 , 28 hari adalah 200 kg/cm2.
Kuat tarik aksial mortar semen Portland pada umur 3 hari adalah 14,245 kg/cm2 dan
seterusnya dapat dilihat di tabel.
Kuat lentur tarik mortar semen Portland pada umur 3 hari adalah 33,739 kg/cm2 dan
seterusnya dapat dilihat di tabel.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 42
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
BAGIAN
PENETAPAN VARIABEL PERENCANAAN &
2 3 & PERHITUNGAN KOMPOSISI UNSUR BETON
1. TUJUAN
2. PERALATAN
a. Timbangan.
b. Peraltan untuk membuat adukan : wadah, sendok semen, peralatan pengukur slump,
dan peralatan pengukur berat volume.
3. BAHAN
Unsur beton (air, semen, agregat halus, dan agregat kasar) yang telah memenuhi
persyaratan.
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Tabel-tabel berikut ini dapat digunakan bagi nilai parameter yang perlu dalam perancangan
campuran beton.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 43
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Setelah terkumpul sejumlah benda uji, maka pada umur 28 hari dilakukan pemeriksaan
kekuatan tekan beton.
Tabel 1 : Deviasi Standar Berdasarkan Isi Pekerjaan
Seperti telah diuraikan, beton merupakan campuran antara semen, pasir (agregat
halus), kerikil (agregat kasar) dan air. Proporsi dari unsur pembentuk ini harus ditentukan
sedemikian rupa, sehingga terpenuhi syarat-syarat :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 44
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Oleh karena sifat rumusan dan tabel bagi penentuan proporsi unsur-unsur beton adalah
empiris, maka di dalam pembuatan beton bagi tingkat kekuatan tekan tertentu, selalu harus
dibuat adukan rencana yang disebut adukan uji coba atau trial mix.
Berdasarkan hasil-hasil trial mix inilah kemudian pembuatan beton dilakukan, setelah
dari pemeriksaan benda uji terpenuhinya ketentuan kekenyalan, kekuatan dan sifat
ekonomis adukan.
Sebelum digunakan tabel-tabel atau grafik untuk menentukan pembuatan trial mix
beton, beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam perancangan campuran beton dengan
metode modifikasi ACI adalah :
100
90
No.57
80
Prosentase Berat Lolos Kumulatif
No.8
70
Butiran
60
50
40
Butiran
30
No.46 No.7
20
10
0
0,15 0,30 0,60 1,19 2,38 4,76 9,5 19,0 38,1 75,2
Ukuran Saringan (mm)
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 45
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
merupakan kelompok agregat dengan ukuran maksimum butir 75,0 mm (3 inch); uuran
no. 467 dengan butiran maksimum 25,0 mm (1 inch) yang umum digunakan dalam
bangunan; dan ukuran no. 8 dengan butiran maksimum 10,0 mm (1/2 inch) yang sering
disebut sebagai beton gradasi jagung bagi pekerjaan perbaikan atau grouting.
2. untuk menghitung komposisi campuran beton dengan metode ini terlebih dahulu harus
diketahui data sebagai berikut :
a. ukuran terbesar kerikil (agregat kasar) yang akan digunakan
b. specific gravity agregat halus
c. specific gravity agregat kasar
d. specific gravity agregat kasar (dry rodded unit weight)
e. modulus kehalusan (fineness modulus) agregat halus.
Perencanaan campuran beton yang dilakukan berdasarkan rumusan, tabel atau grafik
menurut ketentuan yang ada pada metode ini adalah :
a. W/C (faktor air semen) merupakan perbandingan berat air dengan berat semen.
Penentuan nilai W/C ratio guna menentukan jumlah semen yang diperlukan dalam
setiap kubikasi beton dapat mengacu pada tabel 2 berikut ini yang berupakan nilai W/C
ratio maksimum yang diijinkan untuk berbagai jenis struktur dan sifat lingkungannya.
Kondisi lingkungan
Jenis konstruksi
Basah kering Mendapat pengaruh
Kondisi normal
bergantian sulfat dan air laut
Konstruksi
langsing, atau yang
mempunyai 0,53 0,49 0,40
penutup tulangan
kurang dari 25 mm
Struktur dinding
- 0,53 0,44
penahan tanah,
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 46
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
pilar, balok,
abutmen
Beton yang
tertanam dalam air, - 0,44 0,44
pilar, balok.
Struktur lantai
- - -
beton di atas tanah
Beton yang
terlindung dari
perubahan udara - - -
(konstruksi interior
bangunan)
W/C ratio ditentukan berdasarkan persyaratan kekuatan tekan rencana beton tabel 3 atau
gambar 12
Di samping faktor air semen berdasarkan tabel 2, unsur lain penentu faktor air
semen ditetapkan atas kekuatan rencana tekan beton, yang dinyatakan sebagai berikut :
411 0,44
331 0,53
263 0,62
193 0,73
153 0,80
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 47
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
500
Kuat tekan rata-rata 28 (kg/cm2)
400
300
200
100
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7 0.75 0.8
W/C
Gambar 12 : Hubungan antara kekuatan tekan 28 hari dengan W/C
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 48
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Slump (mm)
Uraian
maksimum minimum
Perkerasan jalan 80 25
Pembetonan massal 50 25
Catatan : Nilai pada tabel 4 di atas berlaku untuk pemadatan menggunakan alat penggetar.
Untuk cara pemadatan yang lain, nilai slump dapat dinaikkan 25 mm lebih besar.
c. Ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan sesuai dengan ketentuan
dalam kemudahan pelaksanaan pengecoran dan syarat monolit beton adalah :
3/4 lebih kecil atau sama dari jarak bersih tulagan, berkas tulangan atau berkas
kabel pratekan
Untuk hal-hal khusus sesuai dengan jenis konstruksi beton tertentu, rincian ketentuan
ukuran maksimum agregat dapat diperoleh dari ketentuan yang berlaku. Pemilihan
jarak tulangan dari beberapa kemungkinan yang ditetapkan dalam peraturan, umumnya
didasarkan pada tinjauan kemudahan saat dilaksanakan pengecoran dan integritas beton
dengan tulangan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 49
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
d. Dalam perancanaan adukan, berat air rencana dan prosentase udara yang terperangkap,
ditetapkan berdasarkan besarnya slump rencana dan ukuran maksimum agregat kasar
yang digunakan menurut tabel 6.
Tabel 6 : Jumlah air perlu untuk setiap m3 beton dan udara terperangkap untuk
berbagai slump dan ukuran maksimum agregat
e. Untuk mendapatkan volume rencana agregat kasar untuk setiap unit volume beton,
digunakan nilai-nilai yang tercantum pada tabel 7 dengan menetapkan terlebih dahulu
ukuran agregat kasar dan nilai modulus kehalusan (fineness modulus) agregat hallus.
10,0 50 48 46 44
12,5 59 57 55 53
20,0 66 64 62 60
25,0 71 69 67 65
37,5 75 73 71 69
50,0 78 76 74 72
75,0 82 80 78 76
150,0 87 85 83 81
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 50
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Catatan : volume pada tabel di atas berdasarkan kondisi agregat kering muka atau dry
rodded. Nilai dalam tabel tersebut dipilih dari hubungan empiris untuk memperoleh
beton dengan tingkat kekenyalan umum. Untuk beton yang kurang kenyal bagi pekerjaan
jalan, nilai di dalam tabel dapat ditingkatkan hingga 10 %. Untuk beton yang lebih
kenyal, seperti beton yang ditempatkan melalui sistem pompa, nilai pada tabel dikurangi
sampai 10 %.
Prosedur perencanaan adukan dengan metode ini terdiri atas beberapa tahap pekerjaan
:
a. Menetapkan konsistensi beton dengan slump rencana berdasarkan tabel 4.
b. Menetapkan ukuran maksimum agregat kasar yang digunakan sesuai dengan jenis
konstruksi dari tabel 5.
c. Berdasarkan nilai slump dan ukuran agregat rencana, penentuan jumlah air yang
diperlukan untuk setiap m3 beton dan prosentase udara yang terperangkap mengacu
pada tabel 6.
d. Dari dua penentuan nilai W/C ratio; yang masing-masing diperoleh atas batasan sifat
ketahanan beton terhadap lingkungan (tabel 2) dan atas kekuatan rencana beton (tabel
3), gunakan nilai W/C ratio yang bernilai lebih kecil bagi perencanaan.
e. Jumlah semen dihitung dengan membagi besaran jumlah air yang diperoleh pada
langkah 3 dengan nilai W/C ratio :
Jumlah semen = Jumlah air / (W/C) ratio
f. Dengan besaran diameter maksimum agregat kasar dan nilai modulus kehalusan
agregat halus rencana, berdasarkan tabel 7 ditetapkan prosentase volume agregat
kasar/m3 beton.
Berat total agregat kasar yang digunakan diperoleh dari perkalian prosentase volume
dengan satuan berat agregat.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 51
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
g. Volume agregat halus dihitung dari selisih volume total beton dengan (volume semen +
volume agregat kasar + volume air + volume udara yang terperangkap). Dengan
diketahuinya nilai specific gravity agregat halus, berat agregat halus dapat dihitung.
h. Jumlah unsur adukan untuk jumlah kubikasi beton tertentu dihitung atas dasar jumlah
yang diperlukan pada saat pengecoran.
i. Untuk kondisi lapangan, modifikasi bagi konsistensi W/C ratio disesuaikan dengan
sifat bahan.
Jika G merupakan berat bahan rencana yang diperoleh dari tabel-tabel, m adalah
prosentase kadar kelembaban bahan di lapangan dan a adalah prosentase kemamuan
absorbsi di lapangan, maka :
Tambahan air yang diperlukan = G (a – m) / (1 – m)
Tambahan agregat yang diperlukan = G (m – a) / (1 – m)
Sebagai contoh perencanaan proporsi unsur beton (semen, pasir, agregat kasar
dan jumlah air adukan) bagi elemen struktur balok/kolom yang terlindung, ditetapkan
kekuatan tekan rencana pada umur 28 hari = 246 kg/cm 2 .
Untuk perencanaan ditetapkan :
a. Berdasarkan kondisi lingkungan pengecoran, ditetapkan besarnya slump rencana antara
75 mm – 100 mm.
b. Jarak tulangan dan ukuran penampang balok hanya memungkinkan penggunaan ukuran
agregat maksimum = 40 mm; dan dari hasil pemeriksaan di laboratorium, pada kondisi
kering muka (Saturated Surface Dry = SSD) diperoleh :
Sifat agregat kasar :
Specific gravity = 2,68
Berat volume padat = 1600 kg/m3
Sifat agregat halus :
Specific gravity = 2,64
Modulus kehalusan = 2,80
c. Dari tabel 6 dengan ketentuan di atas diperoleh berat air campuran beton dan
prosentase udara yang terperangkap sebagai berikut :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 52
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 53
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 54
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Pada metode British 1986 persyaratan yang menyangkut gradasi agregat yang harus
dipenuhi yang ditunjukkan oleh besarnya prosentase barat lolos kumulatif saringan tertentu
untuk beberapa ukuran diameter maksimum butiran tercantum dalam BS 882 : 1983
sebagai standar mengenai agregat dari sumber alam untuk beton yang disahkan kembali
pada tahun berikutnya, seperti terlihat pada tabel berikut :
Guna menentukan komposisi campuran untuk setiap unit volume beton juga
diperlukan data mengenai tingkat kemudahan pelaksanaan bagi jenis struktur yang
bersangkutan dan ditunjukkan oleh besarnya nilai slump rencana. Pada metode British,
besarnya slump rencana untuk berbagai tipe struktur dapat dilihat pada tabel 9 di bawah
ini.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 55
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Berbeda dengan metode sebelumnya, pada metode British 1986 ini penentuan
besarnyasemen yang diperlukan untuk 1 m3 beton didasarkan atas perbandingan berat air
terhadap berat semen sebesar 0,5 sehubungan dengan kuat tekan kubus beton bersisi 150
mm untuk umur, tipe semen dan agregat kasar yang digunakan pada proses perancangan
campuran. Dengan kata lain, penentuan faktor air-semen sangat tergantung pada jenis
agregat kasar yang digunakan, tipe semen serta umur beton dimana kekuatan tekannya
akan ditinjau.
Untuk lebih jelasnya, maka besarnya perkiraan kekuatan tekan beton bagi faktor air
semen sebesar 0,5 seperti terlihat pada tabel berikut telah disusun guna membantu dalam
menentukan faktor air-semen untuk kekuatan tekan yang direncanakan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 56
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Tabel 10 : Perkiraan kekuatan tekan beton dengan faktor air semen (w/C) = 0,5
Penentuan faktor air semen (W/C) untuk kekuatan tekan rencana tertentu ditetapkan
dengan langkah sebagai berikut :
a. Tentukan kadar kuat tekan rencana, tipe semen, jenis agregat kasar yang digunakan,
serta umur kubus beton dimana kekuatan tekan rencananya akan ditinjau.
b. Dari tabel 10, maka perkiraan kekuatan tekan kubus beton untuk W/C = 0,5 dapat
ditetapkan.
c. Dengan menggunakan kurva hubungan antara kekuatan tekan dan W/C pada gambar
13, tarik garis vertikal ke atas dari W/C = 0,5 sehingga memotong kekuatan tekan
sesuai tabel pada langkah b.
d. Dari perpotongan antara W/C = 0,5 dan perkiraan kekuatan tekan menurut tabel 10,
gambarkan kurva mengikuti kurva di sebelahnya pada kurva hubungan kekuatan tekan
dengan W/C seperti pada gambar 13.
e. Nilai W/C untuk kekuatan tekan yang direncanakan dapat dicari dengan menarik garis
dari kekuatan tekan rencana hingga memotong kurva yang telah digambar pada
langkah d, kemudian dari titik potong tersebut ditarik garis vertikal ke bawah hingga
memotong nilai W/C. Nilai W/C inilah yang dijadikan dasar untuk perhitungan jumlah
semen bagi kekuatan tekan yang direncanakan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 57
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
100
90
80
Kekuatan Tekan (MPa)
70
60
50
40
30
20
10
0
0.3 0.4 0.5 W/C
0.6 0.7 0.8 0.9
Gambar 13 : Kurva hubungan kekuatan tekan dengan W/C (kurva ini didasarkan
pada benda uji kubus 150 mm x 150 mm x 150 mm).
Dengan telah ditetapkannya nilai W/C, maka kuantitas semen yang dibutuhkan dalam
perencanaan dapat dihitung dengan menggunakan data banyaknya air bebas yang
diperlukan untuk setiap kubikasi beton, seperti tercantum pada tabel 11 berikut :
Tabel 11 : Perkiraan jumlah air bebas yang diperlukan untuk memberikan tingkat
workability tertentu
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 58
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Besarnya jumlah semen yang dihitung atas dasar jumlah air bebas dan W/C yang
sebelumnya telah ditetapkan, tidak boleh kurang dari jumlah semen minimum yang
disyaratkan pada kondisi “exposure” tertentu untuk menjamin ketahanan pada kondisi yang
disyaratkan seperti tabel berikut :
Langkah selanjutnya dari perancangan beton dengan metode British 1986 ini adalah
memperkirakan berat jenis beton segar dengan memanfaatkan data jumlah air bebas dan
specific gravity agregat gabungannya. Untuk memperkirakan besarnya berat jenis beton
segar, guna menentukan jumlah masing-masing agregat untuk 1 m3 beton, terlebih dahulu
dibutuhkan prosentase masing-masing agregat sehingga langkah untuk memperkirakan
berat jenis beton segar dapat dilakukan.
Perkiraan prosentase masing-masing agregat dalam satu unit beton dapat ditempuh
dengan memanfaatkan grafik hubungan antara besarnya faktor air semen (W/C) dengan
prosentase agregat halus untuk beberapa ilai slump dan ukuran maksimum agregat yang
dipakai yang dapat dilihat pada gambar 14a, 14b, dan 14c berikut :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 59
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
80 80
slump 0 - 10 mm slump 10 - 30 mm
70 70
Prosentase agregat halus / m3 beton
50 50 15 1
1
40 2 40 40 2
60 3
3 80
30 30 100 4
4
20 20
10 10
0 0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
W/C W/C
80 80
slump 30 - 60 mm slump 60 - 180 mm
70 70
Prosentase agregat halus / m3 beton
Prosentase agregat halus / m3 beton
1
60 60 15
15 40
50 1 50
2
60
40 2
40 40 3
60 3 80
100 4
30 80 4 30
100
20 20
10 10
0 0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
W/C W/C
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 60
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
80
80
70 slump 0 - 10 mm slump 10 - 30 mm
70
Prosentase agregat halus / m3 beton
W/C W/C
70 80
slump 30 - 60 mm slump 60 - 180 mm
60 70
Prosentase agregat halus / m3 beton
60
50
1 50 1
40 15
15
40 2
40 40 2
30
3 3
60 30 60
80 80 4
20 4
20 100
100
10 10
0 0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
W/C W/C
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 61
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
80 80
slump 0 - 10 mm slump 10 - 30 mm
70 70
60 60
50 50
40 40
15
1 1
30 30
15 2 2
40
40 3
20 60 3 20 60
80 4 80 4
100
10 100 10
0 0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
W/C W/C
80 80
slump 30 - 60 mm slump 60 - 180 mm
70 70
Prosentase agregat halus / m3 beton
60 60
50 50
40 40 15 1
15 1
40 2
2
30 40 30
3
60 60
3 4
20 80 4 20 80
100 100
10 10
0 0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
W/C W/C
Angka-angka di sebelah kiri garis pada gambar 14a, 14b, 14c menunjukkan prosentase
agregat halus lolos saringan 0,60 mm.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 62
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Dengan telah ditentukannya prosentase agregat halus, maka prosentase agregat kasar
adalah 100 % - prosentase agregat halus, sehingga besarnya specific gravity agregat
gabungan merupakan jumlah hasil perkalian antara masing-masing prosentase agregat
dengan specific gravity-nya.
Perkiraan berat jenis beton segar dapat dihitung dengan menggunakan bantuan grafik
hubungan antara jumlah air bebas dengan specific gravity gravity gabungan seperti pada
gambar 15 berikut :
2500
2,9
2400
2,8
2,7
2300
2,6
2200 2,5
2,4
2100
95 110 125 140 155 170 185 200 215 230 245 260
Kadar air bebas (kg/m3)
Berat keseluruhan agregat yang diperlukan untuk setiap m3 beton merupakan hasil
pengurangan jumlah semen dan air dari berat jenis beton segar yang diperkirakan menurut
gambar 15 di atas.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 63
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Prosentase
Ukuran saringan Berat tertahan Prosentase berat Prosentase berat
lolos
(mm) (gram) tertahan tertahan kumulatif
kumulatif
0,50 0 0 0 100
4,76 0 0 0 100
2,38 37 7,40 7,40 92,60
1,19 87 17,40 24,80 75,20
0,59 135 27,00 51,80 48,20
0,297 126 25,20 77,00 23,00
0,149 75 15,00 92,00 8,00
Wadah 40
Jumlah 500
Modulus kehalusan 253/100 = 2,53
Menentukan W/C
Kekuatan tekan karakteristik = 300 kg/cm2, maka kekuatan tekan rata-rata pada umur
28 hari (dengan s = 46 kg/cm2) adalah 375 kg/cm2 = 37,5 MPa.
Dari tabel 10 diperoleh bahwa untuk semen tipe I dan agregat dipecah untuk slump
125 mm (60 – 180 mm), maka untuk W/C = 0,5 perkiraan kuat tekan pada umur 28 hari
adalah 48 MPa.
Dengan menggunakan kurva pada gambar 13 didapat W/C untuk kekuatan tekan
rata-rata 37,5 MPa sebesar 0,60.
Dari tabel 12, untuk kondisi terekspos ringan, diperoleh jika selimut beton nominal
25 mm, maka W/C maksimum = 0,65 dengan jumlah semen minimum sebesar 275
kg/m3 beton.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 64
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Dalam contoh di atas untuk agregat dengan ukuran maksimum 20 mm dengan nilai slump
2 1
60-180 diperoleh : * 225 + * 195 = 215
3 3
Karena W/C yang diperoleh dari kurva pada gambar 13 lebih kecil dari nilai W/C
menurut tabel 12, maka yang diambil adalah nilai yang terkecil, yaitu 0,60. Sehingga jumlah
semen yang dibutuhkan adalah = 215 / 0,60 = 358 kg/m3 > 275 (memenuhi persyaratan
jumlah semen minimum menurut tabel 12).
Dari hasil analisis saringan agregat halus, diketahui agregat halus termasuk zone 2,
sehingga untuk W/C = 0,60 dengan nilai slump 125 mm (60 – 180) bagi agregat maksimum
berukuran 20 mm didapat dari gambar 14b bahwa prosentase agregat halusnya sebesar 45 %.
Diketahui dari hasil pengujian di laboratorium bahwa specific gravity kondisi SSD :
Agregat halus = 2,69
Agregat kasar = 2,70
sehingga specific gravity agregat gabungan adalah :
0,45 (2,68) + (1 – 0,45) (2,70) = 2,69
Dari gambar 15, untuk jumlah air bebas 215 kg/m3 dan specific gravity gabungan 2,69
diperkirakan bahwa berat jenis beton segar = 2400 kg/m3.
Jumlah total agregat = berat jenis beton segar – jumlah semen – jumlah air bebas
= 2400 – 358 – 215 = 1827 kg/m3
Jumlah agregat halus = 0,45 (1827) = 822 kg/m3
Jumlah agregat kasar = 0,55 (1827) = 1005 kg/m3
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 65
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Menentukan W/C
Dari hasil pengujian di laboratorium diketahui bahwa kelembaban agregat halus dan
kasar masing-masing sebesar 5 % dan 3 % serta absorbsi bagi masing-masing agregat adalah
3,5 % dan 1,5 %.
Jumlah agregat halus = 822 + 822 * (5 – 3,5) / 100 = 834 kg/m3
Jumlah agregat kasar = 1005 + 1005 * (3 – 1,5) / 100 = 1020 kg/m3
Jumlah air = 215–822 (5–3,5) / 100–1005 * (3–1,5) / 100 = 167,6 kg/m3
Jumlah semen = 358 kg/m3
Inspeksi secara visual untuk evaluasi konsistensi pasta adukan dan integritas unsur-unsur
beton dapat dilakukan dengan membandingkan catatan inspeksi (gambar dokumentasi)
dengan dokumentasi gambar dari contoh-contoh trial mix berindikasi sifat pasta/adukan
tertentu. Hal ini adalah salah satu usaha dalam merencanakan kembali adukan pasta beton
yang mudah dikerjakan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 66
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
BAGIAN
PELAKSANAAN PRAKTIKUM CAMPURAN,
4,5 6 &
PERAWATAN BENDA UJI & PEMERIKSAAN
KEKUATAN TEKAN HANCUR BETON
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 67
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
1. TUJUAN
2. PERALATAN
a. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian
atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian atas dan bawah cetakan terbuka.
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm. Ujung dibulatkan dan
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
c. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
d. Sendok cekung.
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 68
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
4. PERHITUNGAN
5. LAPORAN
6. CATATAN
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, lakukan dua kali pemeriksaan untuk adukan
yang sama, kemudian nilai slump yang diukur = hasil rata-rata pengamatan.
1. TUJUAN
Menentukan berat isi beton. Berat isi beton adalah berat beton per satuan isi.
2. PERALATAN
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 69
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
c. Alat perata.
d. Takaran dengan kapasitas penggunaan :
6 25,00
10 37,50
14 50,00
28 75,00
3. BAHAN
4. PROSEDUR PRAKTIKUM
5. PERHITUNGAN
W2 - W1
Berat isi beton = D
V
dimana :
W1 = berat takaran
W2 = berat takaran + beton
V = volume takaran (liter)
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 70
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
6. LAPORAN
7. CATATAN
a. Untuk takaran 28 liter dilakukan penusukan 50 kali secara merata pada tiap-tiap
permukaan lapisan.
b. Kadar udara dari beton tidak ditentukan.
2. PERALATAN
a. Cetakan silinder, diameter 10 cm dan tinggi 20 cm (digunakan untuk pengujian
tekan).
b. Cetakan silinder, diameter 15 cm dan tinggi 30 cm (digunakan untuk pengujian
tarik belah)
c. Cetakan balok (15 x 15 x 60) cm (digunakan untuk pengujian lentur)
d. Tongkat pemadat baja tahan karat, diameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan ujung
dibulatkan
e. Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk (molen / mixer)
f. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh
g. Mesin uji tekan dengan kapasitas sesuai kebutuhan
h. Mesin uji lentur balok beton
i. Satu set alat pelapis (capping)
j. Peralatan tambahan : ember, sekop, sendok perata dan talam.
3. PROSEDUR PENCETAKAN
a. Benda uji (silinder atau balok) harus dibuat dengan cetakan yang sesuai dengan
bentuk benda uji. Cetakan disapu sebelumnya dengan vaselin/lemak/minyak agar
mudah nanti dilepaskan dari beton hasil cetakan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 71
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
b. Adukan beton diambil langsung dari wadah adukan beton dengan menggunakan
ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air. Bila dirasakan perlu bagi
konsistensi adukan, lakukan pengadukan ulang sebelum dimasukkan ke dalam
cetakan.
c. Padatkan adukan dalam cetakan, sampai permukaan adukan beton mengkilap.
d. Isilah cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan
dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada saat melakukan pemadatan lapisan
pertama, tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan. Pada saat
pemadatan lapisan kedua serta ketiga pemadat boleh masuk antara 25,4 mm ke
dalam lapisan di bawahnya. Setelah selesai melakukan pemadatan, ketuklah sisi
cetakan perlahan-lahan sampai rongga bekas tusukan tertutup. Ratakan permukaan
beton dan tutuplah segera dengan bahan yang kedap air dan tahan karat. Kemudian
biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan tempatkan di tempat yang bebas
dari getaran.
e. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
f. Rendamlah benda uji dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi
persyaratan untuk perawatan (curing), selama waktu yang dikehendaki.
4. PERSIAPAN PENGUJIAN
a. Ambillah benda uji yang akan ditentukan kekuatannya dari bak perendam,
kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab.
b. Tentukan berat dan ukuran benda uji.
c. Untuk benda uji silinder (10 x 20) cm, lapislah permukaan atas dan bawah benda
uji dengan mortar belerang dengan cara sebagai berikut :
o Lelehkan mortar belerang di dalam pot peleleh (melting pot) sampai suhu kira-
kira 130C.
o Tuangkan belerang cair ke dalam cetakan pelapis (capping plate) yang dinding
dalamnya telah dilapisi gemuk tipis-tipis. Diamkan sampai mortar belerang
mengeras.
o Dengan cara yang sama lakukan pelapisan pada permukaan yang lainnya.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 72
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
5. CATATAN
1. TUJUAN
Menentukan kekuatan tekan, tekan-belah dan lentur beton yang dibuat dan dirawat
(cured) di laboratorium.
2. PERALATAN
Mesin penguji
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 73
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
3. PENGUJIAN
a. Kekuatan Tekan :
o Ambillah benda uji dari tempat perawatan
o Timbang dan catatlah berat benda uji
o Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris
o Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan
kenaikan berkisar antara 4 kg/cm2 s/d 6 kg/cm2 per detik.
o Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah beban maksimum
hancur yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
o Lakukan langkah-langkah di atas sesuai dengan jumlah benda uji yang akan
ditentukan kekuatan tekan karakteristiknya.
b. Kekuatan Tekan-Belah :
o Ambillah benda uji dari tempat perawatan
o Timbang dan catatlah berat benda uji
o Pasang benda uji pada pemegang benda uji belah secara secara sentris,
kemudian letakkan benda uji beserta pemegangnya pada mesin tekan secara
sentris.
o Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan
kenaikan berkisar antara 4 kg/cm2 s/d 6 kg/cm2 per detik.
o Lakukan pembebanan sampai benda uji terbelah dan catatlah beban maksimum
yang terjadi pada saat benda uji terbelah.
o Lakukan langkah-langkah di atas sesuai dengan jumlah benda uji yang akan
diperiksa.
c. Kekuatan Lentur :
o Ambillah benda uji dari tempat perawatan
o Timbang dan catatlah berat benda uji
o Letakkan benda uji pada mesin lentur secara sentris
o Jalankan mesin uji lentur.
o Lakukan pembebanan sampai benda uji patah dan catatlah beban maksimum
yang terjadi pada saat benda uji patah.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 74
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
o Lakukan langkah-langkah di atas sesuai dengan jumlah benda uji yang akan
diperiksa.
4. PERHITUNGAN
P x Faktor bentuk
Kuat tekan beton = f’ci =
A x Fu
5. CATATAN
Dari kelengkapan mesin uji, selain data beban kuat tekan yang dicatat, dapat juga
diperoleh grafik hubungan antara beban tekan dengan regangan.
CONTOH PERHITUNGAN :
a. Tekan hancur
Ukuran benda uji : silinder 10 x 20 cm
P
F’ci = Kv
A Fu
A = ¼ × π × d2
= ¼ × 3,14 × 102
= 78,5 cm2
Umur 7 hari
Tekanan = 8000 kg
Fu = 0,400
Kv = 1,25
8000
F’ci = 1,25
78,5 0,400
= 318,47 kg/cm2
Umur 14 hari
Tekanan = 9500 kg
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 75
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
Fu = 0,880
Kv = 1,25
9500
F’ci = 1,25
78,5 0,880
= 171,902 kg/cm2
Umur 28 hari
Tekanan = 13500 kg
Fu = 1,0
Kv = 1,25
13500
F’ci = 1,25
78,5 1,0
= 214,97 kg/cm2
b.Tekan belah
Ukuran benda uji : silinder 15 × 30 cm
Tekanan = 14000 kg
Kv = 1,25
2P
σt = Kv
Ld
2 14000
1,25 24,77
3,14 30 15
d2 15 2
σc = σt 1 24,77 1 74,31kg / cm 2
r d r 7,515 7,5
c. Tarik lentur
Ukuran balok = 15 × 15 ×60 cm
Tekanan = 26000 kg
P L 26000 60
Fr = 462,22kg / cm 2 ( patahtengah)
bd 2 15 15 2
Fr = 2PA/bd2
(patah tepi) Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di tabel.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 76
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
6. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dan perhitungan dapat disimpulakan bahwa waktu
perendaman mempengaruhi kuat tekan beton, dimana semakin lama waktu perendaman
semakin kuat beton tersebut.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 77
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
BAGIAN
ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON
7 KARAKTERISTIK (f’c)
Dari hasil pengumpulan data kekuatan tekan hancur beton, dilakukan penentuan
tegangan tekan karakteristik beton. Tegangan tekan beton karakteristik ini diperoleh
dengan menggunakan rumus statistik sebagai berikut :
S=
n -1
Dimana :
S = deviasi standar
f’cr = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2), menurut rumus :
n
f ' ci
1
f’cr =
n
Dimana :
fc’i = kuat tekan beton benda uji ke i
n = jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan.
b. Menghitung nilai kekuatan tekan beton karakteristik dengan 5% kemungkinan adanya
kekuatan yang tidak memenuhi syarat :
f’c = f’cr – 1,64 . S
f’c = f’cr – 2,64 . S + 4
Nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang diperoleh pada langkah (b) dibandingkan
dengan nilai rencana. Disebut benda uji memenuhi persyaratan mutu kekuatan apabila nilai
ada lebih besar dari nilai rencana. Benda uji tidak memenuhi syarat, apabila mutu kekuatan
ada kurang dari nilai rencana. Untuk hal ini, perlu dilakukan koreksi pada perencanaan.
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 78
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
A. HASIL PERCOBAAN
∑ 2412.39 8677.17
∑𝑛 1
1 𝑓 𝑐𝑖 2412.39
Fc’r = = = 268.04
𝑛 9
∑𝑛 1 1
1 (𝑓 𝑐𝑖−𝑓𝑐 𝑟)^2
Standart Deviasi (S) = √
𝑛−1
8677.17
=√ = 32.93
9−1
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 79
LABORATORIUM SIPIL TERPADU
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
Jl. Danau Sentani no 99 Telp.(0341) 727150
D. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan didapat kuat tekan hancur karakteristik fc’ = 21.0807 MPa
dimana nilai tersebut, fc’ = 21.0807 MPa < fc’ rencana = 25 Mpa, karena factor :
Buku Petunjuk Praktikum BETON Jur. Teknik Sipil S-1 Universitas Wisnuwardhana Malang 80