Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

BAB III
PEMERIKSAAN BERAT ISI (SATUAN) AGREGAT

3.1 Pendahuluan
Perbandingan antara berat dan volume (termasuk rongga-rongga antara butir-butir
pasir ataupun kerikil) disebut berat satuan atau berat isi. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui cara mencari berat satuan (isi) tersebut.

3.2 Tujuan
Untuk menentukan berat isi agregat halus dan kasar atau campuran dari kedua agregat.

3.3 Alat
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % dari berat benda uji.
2. Talam atau nampan berukuran besar yang terbuat dari seng plat untuk
mengeringkan contoh agregat.
3. Tongkat pemadat silinder dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat dengan
panjang 60 cm dan diameter 15 mm serta ujungnya tumpul/bulat.
4. Mistar perata
5. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder untuk agregat halus, dengan
ukuran minimum sebagai berikut,
Diameter : 152.4 mm
Tinggi : 154.9 mm
Volume : 2832 mm3
6. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder untuk agregat kasar, dengan
ukuran minimum sebagai berikut,

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

Tabel 3.1 Ukuran bejana dengan ukuran maksimum butir agregat kasar
Ukuran butir Bejana
maksimum agregat
Diameter (mm) Tinggi (mm) Volume (liter)
(mm)
12.7 152.4 154.9 2.832
25.4 203.2 292.1 9.435
38.1 254 279.4 14.458

3.4 Benda Uji


Benda uji yang akan diuji pada pemeriksaan ini adalah agregat halus berupa pasir
jenuh permukaan (SSD) sebanyak (minimum sama dengan volume bejana yang dipakai).
Untuk ageregat kasar, benda uji yang digunakan adalah agregat kasar (kerikil) kering tungku
dengan volume sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas bejana yang akan dipakai ( Tabel
3.1)

3.5 Dasar Teori


Berat satuan merupakan berat dari suatu agregat dalam satu satuan volume yang
dinyatakan dalam kg/l atau ton/m3 atau gr/cm3. Berat satuan dari suatu agregat dihitung
dalam dua kondisi, yakni berat satuan tanpa pemadatan dan dengan pemadatan.
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
mekanis (menggilas / memukul / mengolah). Bertambahnya berat volume kering oleh beban
dinamis sehingga butir-butir tanah akan merapat & Mengurangi rongga udara. Yaitu usaha
secara mekanik agar butir-butir tanah merapat. Volume tanah akan berkurang. Volume pori
berkurang namun volume butir tidak berubah
Pada pemadatan timbunan tanah untuk jalan raya, dan tanah, dan banyak struktur
teknik lainnya, tanah yang lepas haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya.
Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga denagn demikian
meningkatkan daya dukung pondasi diatasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya
penurunan tanah yang tidak diinginkan dan meningkatkan kemampatan lereng timbunan.
Secara teoritis, berat satuan agregat dihitung berdasarkan berat agregat tersebut dalam
suatu tempat tertentu. Volume yang dihitung adalah volume tiap butiran serta volume pori
terbuka antar butiran agregat di dalam bejana, yang mengikuti persamaan sebagai berikut,
Vt = Vo + Vp
Petunjuk Praktikum Teknologi
Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

dimana Vt = Volume total, Vo = Volume butiran, dan Vp = Volume pori terbuka.

Setelah mengetahui parameter yang diperlukan, yakni berat agregat serta volume
agregat tersebut, maka dihitung berat satuan menggunakan rumus sebagai berikut,
𝑊
ɣsat =
𝑉𝑡
dimana, ɣsat = Berat satuan, W = Berat agregat, dan Vt = Volume total

3.6 Cara Kerja


Urutan proses dari pengujian ini adalah:
a. Berat isi (satuan) gembur atau lepas
1. Disediakan benda uji (agregat halus dan kasar) yang mewakili agregat dilapangan.
2. Ditimbang dan dicatat berat tempat/wadah bejana (W1).
3. Dimasukkan benda uji dengan perlahan-lahan (agar tidak terjadi pemisahan
butiran) maksimum 5 cm dari atas wadah dengan mempergunakan sendok lalu
datarkan permukaannya, jika perlu menggunakan mistar perata.
4. Ditimbang dan dicatat berat wadah/ bejana yang berisi benda uji (W2).

b. Berat isi (satuan) padat


1. Diambil benda uji (agregat halus dan kasar) yang akan diperiksa yang mewakili
agregat dilapangan.
2. Ditimbang dan dicatat berat/wadah (W1)
3. Dimasukkan benda uji kedalam wadah lebih kurang 3 lapis yang sama
ketebalannya, setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
tumbukan secara merata.Setiap tusukan tidak boleh sampai ke lapisan
sebelumnya.
4. Diratakan permukaan benda uji sehingga rata dengan bagian atas bejana dengan
menggunakan mistar perata (jika perlu)
5. Ditimbang dan dicatat berat wadah/ tempat yang berisi benda uji (W2).

3.7 Data Hasil Pengamatan


Diameter Wadah = cm
Tinggi Wadah = cm

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

Tabel 3.2 Tabel Pengamatan Berat Isi (Satuan)


Agregat halus Agregat kasar

Kondisi
Kondisi lepas Kondisi padat Kondisi padat
lepas

Berat Bersih (gr)


+ Wadah

Berat Bersih (gr)

3.8 Perhitungan
Dihitung berat isi (satuan) pada masing masing benda uji (agregat halus dan kasar)
melalui proses perhitungan berikut ini,
a. Dihitung berat bersih benda uji tesebut menggunakan rumus:
W3 (gram)= W2-W1
b. Dihitung volume wadah / bejana (Vb).
Vb= ¼ x π x d2 x t
Dimana : d = diameter tempat/ wadah (cm)
t = tinggi tempat/wadah (cm)
c. Dihitung berat satuan agregat halus dan kasar ( ɣsat).
ɣsat = 𝑊 3
𝑉𝑏

Dimana :W3 = berat bersih benda uji (gram)


Vb = Volume wadah / bejana (cm3)
Proses perhitungan ditunjukkan satu persatu untuk agregat halus maupun kasar dan
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3 Tabel Rekapitulasi Berat Isi (Satuan)


Agregat halus Agregat kasar
Kondisi lepas Kondisi padat Kondisi lepas Kondisi padat
Berat Bersih
(gr)
Volume wadah
/bejana (cm3)

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

Berat satuan
(gr/cm3)

3.9 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan maka dapat diambil kesimpulan untuk agregat
kasar pada kondisi lepas dan kondisi padat secara berurut sebesar … gr/cm 3 dan … gr/cm3 .
Sedangkan untuk agregat halus pada kondisi lepas dan kondisi padat secara berurut sebesar …
gr/cm3 dan … gr/cm3. Berdasarkan dari hasil yaitu berat isi agregat kasar dan halus yang
terbesar adalah berat agregat dalam kondisi padat. Hal ini disebabkan karena dalam kondisi
padat atau menggunakan metode penumbukan membuat rongga udara yang kosong menjadi
terisi dan lebih padat.

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

3.10 Sketsa Alat

Wadah Silinder Baja Tongkat Pemadat

Hand Scoop Talam

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

3.11 Dokumentasi
a. Berat isi (satuan) gembur
1. Benda uji yang sudah dicampurkan secara merata akan diperiksa mewakili
agregat dilapangan
2. Timbang berat wadah bejana
3. Masukkan agregat ke wadah bejana
4. Mendatarkan permukaan menggunakan mistar perata
5. Timbang berat wadah bejana berisi benda uji

b. Berat isi (satuan) padat


1. Benda uji yang sudah dicampurkan secara merata akan diperiksa mewakili
agregat dilapangan
2. Timbang berat wadah bejana
3. Masukkan agregat ke wadah bejana dengan 3 lapisan, yang setiap
lapisannya dipadatkan dengan tongkat sebanyak 25 kali tumbukan
4. Mendatarkan permukaan menggunakan mistar perata
5. Timbang berat wadah bejana berisi benda uji

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

BAB V
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT DI LAPANGAN

5.1 Pendahuluan
Pemeriksaan kadar air merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar serapan air
yang terjadi di dalam agregat. Dalam pembuatan beton, kadar air sangat dibutuhkan guna
mengetahui komposisi yang tepat dalam membuat suatu beton yang baik dan sesuai yang
diharapkan.

5.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai kadar air yang
terjadi di dalam agregat halus dan kasar saat di lapangan sehingga memenuhi prosedur yang
harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pembuatan beton.

5.3 Alat
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Timbangan dan Neraca dengan ketelitian 0,2 dari berat benda uji.
2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi benda uji sampai
(110±5)°C.
3. Talam atau nampan berukuran besar sebagai wadah agregat

5.4 Benda Uji


Benda uji adalah agregat halus dan kasar dalam kondisi jenuh kering permukaan
(SSD) atau kondisi eksisting yang terdapat di lapangan dan digunakan dalam proses
pembuatan beton.

5.5 Dasar Teori


Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat. kadar air agregat
dapat dibedakan menjdi empat jenis, yaitu,
1. Kadar air kering tungku yaitu keadaan yang benar-benar tidak berair
2. Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaan nya kering tetapi
sedikit mengandung air dalam porinya dan masih dapat menyerap air.\
Petunjuk Praktikum Teknologi
Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

3. Kadar air Jenuh kering permukaan (SSD) yaitu keadaan dimana ridak ada air di
permukaan agregat, tetapi agregat tersebut masih mampu menyerap air. pada
kondisi ini air dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi air pada
campuran beton.
4. Kadar air kondisi basah yaitu kondisi dimana butir-butir agegat banyak
mengandung air, sehingga akan menyebabkan penambahan kadar air campuran
beton.
Dari keempat kondisi tersebut hanya dua kondisi yang sering dipakai yaitu kondisi
kering tungku dan kondisi SSD. Kadar air biasanya dinyatakan dalam persen dan dapat
dihitung sebagai berikut,

Agregat basah ditimbang beratnya (W1) kemudian dikeringkan dalam tungku dengan
suhu 100 derajat celcius sampai beratnya konstan (biasanya selama 16-24jam) kemudian
ditimbang beratnya (W2) maka kadar airnya dapat diketahui.
Di dalam pembuatan beton, agregat kasar berfungsi untuk memadatkan dan
mengeraskan beton bersama-sama dengan semen dan pasir, untuk mengurangi biaya beton,
jika dipakai dalam volume yang besar.Sedangkan agregat halus berfungsi untuk mengisi pori
yang ada antar agregat kasar, sehingga membantu kekuatan dari beton serta mengeraskan
beton.
Jumlah air sama pentingnya untuk menghasilkan produk beton yang baik. Air
membantu meratakan semen di seluruh agregat dan membantu pengadukannya. Pola silica
yang terdapat di dalam pasir menyebabkan adanya kemampuan pasir menyerap air dan
membuat ikatannya dengan semen akan menjadi makin kuat. Namun, kadar air yang terdapat
di dalam pasir amat mempengaruhi volume pasir akibat sifat anomaly air pada pasir. Hal ini
akan menyebabkan berat satuan agregat, terutama berat satuan agregat halus, dalam hal ini
adalah pasir akan menjadi berubah ubah seiring kadar air yang berubah di dalam pasir. Oleh
karena itu, kadar air yang optimum menjadi salah satu pertimbangan dalam proses pembuatan
beton.

5.6 Cara Kerja

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

Urutan proses dari pengujian ini adalah (Untuk agregat kasar maupun halus):
1. Ditimbang agregat kasar dan halus yang ada di lapangan dan akan dipakai untuk
proses pembuatan beton ( biasanya untuk agregat kasar sebesar 3000 gram dan

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

agregat halus sebesar 500 gram).


2. Dimasukan oven selama 24 jam dengan temperature 110o + 5o C hingga mencapai
berat yang tetap.
3. Setelah di oven tunggu sampai dingin, lalu ditimbang agregat halus maupun
agregat kasar.

5.7 Data Hasil Pengamatan


Data hasil pengamatan uji kadar air agregat halus maupun kasar ditulis dari form
pengujian (terlampir)
Tabel 5.1 Data Pengamatan Kadar Air
Parameter Satuan Agregat Halus Agregat Kasar
A Berat cawan
B Berat cawan + agregat basah
C Berat cawan + agregat kering

5.8 Perhitungan
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut :
a. Untuk Agregat Halus
1. Berat Air
D=B–C
2. Berat Agregat Kering
E=C–A
3. Kadar Air
F = 𝐷 x 100%
𝐸

b. Untuk Agregat Kasar


1. Berat Air
D=B–C
2. Berat Agregat Kering
E=C–A
3. Kadar Air
F = 𝐷 x 100%
𝐸

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

Seluruh perhitungan ditulis secara detail dan hasilnya dimasukkan pada tabel berikut,

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Kadar Air

Parameter Satuan Agregat Agregat

Halus Kasar

A Berat cawan Gram

B Berat cawan + agregat basah Gram

C Berat cawan + agregat kering Gram

D Berat Air (B-C) Gram

E Berat Agregat Kering (C-A) Gram

F Kadar Air (D/E X 100) %

5.9 Kesimpulan
Dari pengujian yang telah dilakukan nilai kadar air yang diperoleh untuk agregat halus
sebesar … dan agregat kasar sebesar … Menurut SNI untuk pasir yang digunakan sebagai
campuran dalam adukan beton adalah 2% - 8%. Apabila agregat mengalami penambahan
atau pegurangan air yang dibutuhkan dalam pembuatan beton diharapkan dapat sama dengan
beton yang memiliki kadar air normal sehingga menghasilkan kuat tekan yang sesuai.

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

5.10 Sketsa Alat

Cawan Timbangan Digital

Oven Hand Scoop

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

5.11 Dokumentasi
1. Menimbang dan mencatat berat cawan
2. Memasukkan benda uji ke dalam cawan dan timbang
3. Mengeringkan benda uji
4. Timbang berat benda uji kering

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

BAB VI
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR AGREGAT

6.1 Pendahuluan
Pemeriksaan kandungan lumpur ini merupakan cara untuk menetapkan banyaknya
kandungan lumpur (tanah liat dan debu) terutama dalam pasir secara teliti. Dalam pengujian
kali ini menggunakan metoda penjumlahan bahan dalam agregat yang lolos saringan 200
(0,0075) yang dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melaksanakan pengujian
untuk menentukan jumlah setelah dilakukan pencucian benda uji.

6.2 Tujuan
Tujuan dari metoda ini adalah untuk memperoleh persentase jumlah bahan dalam
agregat melalui saringan 200 (0,075).

6.3 Alat
Peralatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan kalibrasi dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Peralatan yang digunakan harus baik, layak dipakai dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Jenis peralatan yang harus digunakan adalah :
a. Saringan yang terdiri dari dua ukuran yang pada bagian dibawahnya dipasang
saringan No.200 (0,075 mm) dan diatasnya saringan yang dipakai adalah saringan
No.16 (1,18 mm)
b. Wadah yang digunakan untuk mencuci benda uji adalah wadah yang dapat
menampung benda uji sehingga pada waktu pengadukan (melakukan pencucian)
benda uji dan air cucian tidak tumpah.
c. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0,1% dari berat benda uji.
4. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu sehingga mencapai suhu yang telah
ditentukan.

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

6.4 Benda Uji


Benda uji adalah agregat dalam kondisi kering oven dengan berat tergantung pada
ukuran maksimum agregat sesuai dengan tabel dibawah ini.
Tabel 6. 1. Ketentuan berat kering minimum benda uji
Ukuran Maksimum Agregat Berat kering minimum benda uji
Ukuran Saringan mm (gram)
No. 8 2.36 100
No. 4 4.75 500
3/8 " 9.50 1000
3/4" 19.00 2500
1 1/2" 38.10 5000

6.5 Dasar Teori


Agregat pembuat beton sangatlah mungkin terdapat tanah liat (lumpur) dan debu
sebagai campuran alam yang melapisi agregat tersebut. Bahan ini tidak mungkin dapat
dihindari keberadaannya, namun yang menjadi suatu penyelidikan tersendiri ialah apabila
jumlah bahan tersebut sangat besar (berlebihan) di dalam agregat, maka akan mengakibatkan
penurunan kekuatan dan daya tahan beton. Lumpur adalah bagian-bagian yang berasal dari
agregat alam yang dapat melaui ayakan 0,075mm dengan berat jenis kurang dari 2 t/m3
berdasarkan (SK SNI S-04-1989-F). Menurut Jhon S. Scott pengertian lumpur lainnya, yaitu
bahan padat yang berasal dari kotoran atau dalam jumlah yang lebih kecil terdapat dalam air
mentah. Biasanya terdiri dari 99% air dan sangat sulit untuk dipisahkan dari airnya, endapan
harus dipisahkan dari aliran karena mengandung sedikitnya setengah bahan polusi.Bahan-
bahan halus seperti ini memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk terefrensi dengan
kekuatan lekatan agregat-pasta. Lapisan-lapisan yang lunak dan longgar tersebut dapat
dihilangkan melalui cara pencucian. Adapun bahan yang bersifat stabil secara kimia dan
kuat, tidak mempunyai pengaruh yang membahayakan kecuali adanya kemungkinan untuk
membuat susutan yang lebih besar.

a. Agregat halus
Pasir yang digunakan sebagai material pengisi memiliki standar-standar kelayakan
penggunaan bahan seperti ASTM dan SNI. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pasir,
perlu dilakukan percobaan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas pasir tersebut. Salah
satu syarat agregat halus (pasir) sebagai bahan penyusun beton adalah agregat halus tidak

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

boleh mengandung lumpur lebih dari 5%(ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan
dengan lumpur adlah bagian-bagian yang melalui ayakan 0,063mm. apabila kadar lumpur
melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci (PBI-1971). Kebersihan material penyusun
beton harus dipertimbangkan, maksudnya adalah tidak boleh ada benda asing selain material
tersebut dalam beton. Adanya benda asing lain inilah yang menyebabkan kekuatan beton
menjadi berkurang. Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,075 mikron atau lebih.
Lumpur yang terdapat pada permukaan agregat dapat mengganggu ikatan antara agregat
dengan pasta semen. Karena ikatan ini sangat penting dalam adukan beton, maka dapat
berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton. Jika dalam agregat mengandung
banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga keperluan air untuk
membasahi semua permukaan butiran dalam campuran meningkat. Ini mengakibatkan
kekuatan dan ketahanan beton dapat menurun. Karena pengaruh buruk tersebut, maka
jumlahnya dalam agregat dibatasi yaitu tidak boleh lebih dari 5 % menurut PBI 1971 atau
3% menurut ASTM C-33- 2003.

b. Agregat kasar
Menurut SNI 03-2834-2000 Agregat kasar adalah kerikil yang berupa batu pecah yang
diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm
( SNI 03-4804-1998). Pengujian kebersihan kerikil terhadap lumpur adalah pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui kandungan lumpur yang terdapat pada kerikil (agregat kasar).
Hal ini penting dilakukan akibat adanya pengaruh lumpur yang berlebihan terhadap agregat
kasar untuk pembuatan beton, antara lain,
 Lumpur mengandung air sehingga memungkinkan kecendrungan penggunaan air
berlebih sehingga dapat merubah factor air semen yang digunakan pada mix desain.
 Sifat lumpur tidak dapat menjadi satu dengan semen sehingga menghalangi
pengikatan antara semen dan agregat sehingga dapat mempengaruhi kekuatan beton,
yang nantinya juga akan berpengaruh pada mutu dan umur beton yang akan dihasilkan
 Unsur Sulfat pada lumpur dapat memberikan pengaruh yang paling besar yaitu
menyebabkan pengembangan pada beton dan korosi pada tulangan beton

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

Adapun syarat minimal yang akan digunakan dalam pemeriksaan ini adalah
berdasarkan SK SNI S-04-1989 bahwa kandungan lumpur yang terdapat pada agregat kasar
(kerikil) tidak boleh melebihi 1% (ditentukan pada keadaan kering lolos ayakan 0.063mm).

6.6 Cara Kerja


Urutan proses dari pengujian ini adalah (Untuk agregat kasar maupun halus:
1. Ditimbang wadah tanpa benda uji.
2. Ditimbang benda uji yang telah dimasukan kedalam wadah.
3. Dimasukan air pencuci kedalam wadah sehingga benda uji terendam.
4. Diaduk benda uji dalam wadah hingga menghasilkan pemisahan yang sempurna
antara butir-butir kasar dan halus lainnya, yang lolos saringan No.200 (0,075 mm),
diusahakan bahan yang halus tersebut melayang di dalam air pencucian hingga
mempermudah pemisahannya.
5. Dibuang air pencucian tersebut dan hati-hati supaya benda uji yang dicuci tidak ikut
terbuang.
6. Diulangi langkah kerja No 3, No 4, dan No 5 sehingga tuangan air pencuci terlihat
jernih.
7. Kemudian dikeringkan benda uji di dalam oven hingga mencapai berat tetap dan
timbang benda uji tersebut hingga mencapai ketelitian 0,1% dari berat contoh.

6.7 Data Hasil Pengamatan


Data hasil pengataman uji kadar lumpur agregat halus maupun agregat kasar
Tabel 6.1 Data Tabel Pengamatan Kadar Lumpur
Berat (gram)
No Uraian
Agregat Halus Agregat Kasar
1 Berat Tempat (W1)
2 Berat Benda Uji Kering + Berat Tempat (Sebelum Dicuci) (W2)
3 Berat Benda Uji Kering + Berat Tempat (Sesudah Dicuci) (W3)

6.8 Perhitungan
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut,
a. Agregat Halus
1. Berat Benda Uji Kering Sebelum
Dicuci (W4) = W2 – W1

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

2. Berat Benda Uji Kering Sesudah Dicuci


(W5) = W3 – W1
3. Persentase Kadar Lumpur
𝑊4 − 𝑊5
% Kadar Lumpur = X 100 %
𝑊4

b. Agregat Kasar
1. Berat Benda Uji Kering Sebelum
Dicuci (W4) = W2 – W1
2. Berat Benda Uji Kering Sesudah Dicuci
(W5) = W3 – W1
3. Persentase Kadar Lumpur
𝑊4 − 𝑊5
% Kadar Lumpur = X 100 %
𝑊4

Tabel Perhitungan Kadar Lumpur


Berat (gram)
No Uraian
Agregat Halus Agregat Kasar
1 Berat Tempat (W1)
2 Berat Benda Uji Kering + Berat Tempat (Sebelum Dicuci) (W2)
3 Berat Benda Uji Kering + Berat Tempat (Sesudah Dicuci) (W3)
4 Berat Benda Uji Kering Sebelum Dicuci (W4)
5 Berat Benda Uji Kering Sesudah Dicuci (W5)
6 Persentase Kadar Lumpur

6.9 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan persentase kadar lumpur agregat halus sebesar …
dan agregat kasar sebesar … Berat benda uji sebelum dicuci memiliki berat yang lebih besar
daripada berat benda uji yang sudah dicuci lalu dikeringkan karena kadar lumpur pada benda
uji telah dihilangkan pada saat proses pencucican. Sesuai standar spesifikasi agregat dimana
nilai kadar lumpur agregat halus < 1% dan agregat kasar < 5%. Jika kadar lumpur melebihi
standar yang telah ditentukan maka agregat harus dicuci

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

6.10 Sketsa Alat

Cawan Timbangan Digital

Oven Saringan Agregat No. 200 (0,075 mm)

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa
LABORATORIUM STRUKTUR, MATERIAL DAN KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Jln. Kaharudin Nasution No. 113 Telp. 0761 – 674635 fax: (0761)674835

6.11 Dokumentasi
1. Penimbangan benda uji sebelum dicuci
2. Proses pencucian benda uji
3. Proses pengeringan benda uji setelah dicuci
4. Penimbangan benda uji setelah dicuci

Petunjuk Praktikum Teknologi


Bahan Pa

Anda mungkin juga menyukai