Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 3B

BAB IV
PENENTUAN BERAT ISI AGREGAT
(Unit Weight)
SNI 03-4804-1998

4.1 Pendahuluan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar
atau campuran dan penetapan rongga udara (air void). Berat isi adalah
perbandingan berat dan volume.
Setelah praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Memahami cara menetapkan nilai berat isi dengan menggunakan alat silinder
logam dan bahan agregat.
b. Membedakan nilai-nilai berat isi yang didapat dari berbagai cara pemasukkan
sampel.

4.2 Tujuan
1. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa mengenai bagaimana penentuan
berat jenis.
2. Mahasiswa dapat mengetahahui tentang air void.

4.3 Dasar Teori


Pengujian ini dijelaskan oleh British Standard sebagai parameter
perbandingan antara agregat yang terlihat sekilas. Metode pengujian berat isi
agregat ini adalah mengukur berat sampel agregat kering oven dalam suatu
silinder logam dibagi dengan volume silinder logam yang dinyatakan dalam
satuan gram perliter. Menurut AASHTO 1990, syarat berat isi yang digunakan
untuk aspal yaitu > 1,00 kg/cm3.
Metode ini membandingkan berat agregat yang mengisi suatu wadah dengan
volume wadah tersebut. Banyak cara memasukkan agregat ke dalam wadah
tersebut, yaitu dengan metode lepas, metode tusuk, dan metode penggoyangan.
Ketiga cara ini memberikan jumlah agregat yang berbeda yang dapat ditampung
dalam wadah. Jumlah tersebut ini akan memberikan nilai berat isi yang didapat.
Perbedaan ini dapat memberikan gambaran bahwa berat isi agregat memilki
variasi dan perlu kehati-hatian untuk menggunakan nilai berat isi.

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 1


KELOMPOK 3B

1. Metode Lepas
Pertama-tama dilakukan penimbangan berat mold, untuk mengetahui berat
mold. Hal ini penting untuk mendapatkan netto agregat yang ada didalam
wadah.Pada saat dilakukan penimbangan agregat, agregat ditimbangdengan
wadahnya, sehingga hasil penimbangan adalah bruto, untuk mendapatkan netto
diperlukan juga tara yang merupakan berat wadah. Netto dapat dicari dengan
rumus netto = bruto tara.
Netto dapat dicari dengan rumus netto = bruto tara. Agregat dimasukkan
dengan hati-hati ke dalam mold, dengan ketinggian maksimum 5 cm, agar tidak
terjadi pemisahan butir-butir.Agregat diratakan dengan menggunakan mistar
perata. Hal ini dilakukan agar permukaan agregat rata dengan bibir mold, dan
untuk memastikan agregat terisi sesuai dengan daya tampung/volume wadah.
Menimbang dan mencatat berat agregat beserta wadahnya. Pada langkah ini di
dapatkan bruto, lalu mengurangkan tara dari bruto untuk mendapatkan berat
agregat sebenarnya yang akan diolah pada bagian pengolahan data.

2. Metode Tusuk
Pertama-tama dilakukan penimbangan berat mold, untuk mengetahui berat
mold. Hal ini penting untuk mendapatkan netto agregat yang ada didalam wadah.
Pada saat dilakukan penimbangan agregat, agregat ditimbang dengan wadahnya,
sehingga hasil penimbangan adalah bruto, untuk mendapatkan netto diperlukan
juga tara yang merupakan berat wadah. Netto dapat
dicari dengan rumus netto = bruto tara.
Mengisi wadah dalam tiga tahap, sehingga agregat terbagi menjadi tiga lapis
yang sama tinggi. Setiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan efektifitas pemadatan. Tusukan belum tentu bisa
menembus lapisan bawah jika hanya dilakukan satu tahap pengisian, yang
akan membuat kurang efektifnya pemadatan. Agregat diratakan dengan
menggunakan mistar perata. Hal ini dilakukan agar permukaan agregat rata
dengan bibir wadah, dan untuk memastikan agregat terisi sesuai dengan daya
tampung/volume wadah. Kemudian dilanjutkan dengan menimbang dan mencatat
berat agregat beserta wadahnya. Pada langkah ini di dapatkan bruto, lalu

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 2


KELOMPOK 3B

mengurangkan tara dari bruto untuk mendapatkan berat agregat sebenarnya yang
akan diolah pada bagian pengolahan data.

3. Metode Penggoyangan
Pertama-tama dilakukan penimbangan berat wadah, untuk mengetahui berat
wadah. Hal ini penting untuk mendapatkan netto agregat yang ada didalam wadah.
Pada saat dilakukan penimbangan agregat, agregat ditimbang dengan wadahnya,
sehingga hasil penimbangan adalah bruto, untuk mendapatkan netto diperlukan
juga tara yang merupakan berat wadah. Netto dapat
dicari dengan rumus netto = bruto tara. Mengisi wadah dalam tiga tahap, sehingga
agregat terbagi menjadi tiga lapis yang sama tinggi. Setiap lapis dipadatkan
dengan 25 kali goyangkan yang terdiri 11 pengangkatan sisi kiri, dan 11
pengangkatan sisi kanan dan ke tengah sebanyak 3 kali. Penghentakan ke tengah
di lakukan di tiap hitungan ke 10 ke 20 dan ke 25 . Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan efektifitas pemadatan. Goyangan belum tentu bisa memadatkan
lapisan bawah agregat jika hanya dilakukan satu tahap pengisian, yang akan
membuat kurang efektifnya pemadatan. Agregat diratakan dengan menggunakan
mistar perata. Hal ini dilakukan agar permukaan agregat rata dengan bibir wadah,
dan untuk memastikan agregat terisi sesuai dengan daya tampung/volume wadah.
Selanjutnya dilakukan proses menimbang dan mencatat berat agregat beserta
wadahnya. Pada langkah ini di dapatkan bruto, lalu mengurangkan tara dari bruto
untuk mendapatkan berat agregat sebenarnya yang akan diolah pada
bagian pengolahan data.

4.4 Terminologi
Bulk density : Sama dengan unit weight berarti pengukuran berat dari
material dengan menggunakan satuan volume.
Berat isi : Angka perbandingan antara berat dengan volume agregat
dalam suatu silinder.
Rongga Udara : Air void adalah volume rongga udara antar agregat dan dalam
agregat.

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 3


KELOMPOK 3B

4.5 Prosedur Praktikum

1. Peralatan

1. Timbangan kapasitas 20 kg dengan ketelitian1 gram.

2. Loyang

3. Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 4


KELOMPOK 3B

4. Mold

2. Bahan (Persiapan Sampel)

Masukan Agregat ke dalam ember secukupnya.

4.6 Prosedur Pelaksanaan

1. Berat isi dengan metode lepas

a. Berat mold ditimbang dan dicatat (W1).

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 5


KELOMPOK 3B

b. Sampel dimasukkan dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir,


dari ketinggian maksimum 5 cm hingga sampel penuh

c. Permukaan sampel diratakan dengan menggunakan mistar perata.

d. Berat wadah beserta sampel ditimbang dan dicatat (W2).

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 6


KELOMPOK 3B

2. Berat isi padat dengan metode tusuk

1. Berat mold ditimbang dan dicatat (W1).

2. Wadah diisi dengan sampel dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sampai 25 kali tusukan yang merata.
Pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan paling bawah tiap-tiap
lapisan.

3. Setelah dipadatkan sebanyak 3 lapisan, ratakan permukaan sampel.

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 7


KELOMPOK 3B

4. Berat wadah beserta sampel ditimbang dan dicatat (W2).

4.6.3 Berat isi padat dengan metode goyang

1. Berat mold ditimbang dan dicatat (W1).

2. Wadah diisi dengan sampel dalam 3 lapis yang sama tebal.

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 8


KELOMPOK 3B

3. Wadah diletakkan di atas tempat yang kokoh dan datar, salah satu diangkat
sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian dilepaskan. Hal ini diulangi pada
sisi yang berlawanan, setiap lapisan dipadatkan sebanyak 25 kali untuk setiap
sisi.

4. Setelah penuh, permukaan sampel diratakan.

5. Berat wadah beserta sampel ditimbang dan dicatat (W2)

4.7 Data Percobaan

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 9


KELOMPOK 3B

LABORATORIUM TRANSPORT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Berat Isi Kasar


Agregat : Kasar
Jenis Agregat : Split 1:2
Tgl. Pengujian : 16 Maret 2019

Pemeriksaan Lepas Tusuk Goyang


No
Berat Isi A B A B A B

Berat silinder
1 4351 4351 4351 4351 4351 4351
kosong (W1) (gr)

Berat Material +
2 8648 8577 8973 9035 8935 8958
Silinder (W2) (gr)

Berat Material
3 (W3 = W2-W1)
(gr)

Volume Mold
4 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64
(W4) (cm3)

Berat isi material


5
(W3/W4) (gr/cm3)

6 Rata-rata

Mengetahui,

Asisten dosen Asisten dosen

Yogi Yudhatama Nurul Fadila


G1B015065 G1B016040

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 10


KELOMPOK 3B

LABORATORIUM TRANSPORT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Berat Isi Halus


Agregat : Halus
Jenis Agregat : Pasir Gunung
Tgl. Pengujian : 16 Maret 2019

Pemeriksaan Lepas Tusuk Goyang


No
Berat Isi A B A B A B

Berat silinder
1 4351 4351 4351 4351 4351 4351
kosong (W1) (gr)

Berat Material +
2 7449 7435 8171 8250 8573 8486
Silinder (W2) (gr)

Berat Material
3 (W3 = W2-W1)
(gr)

Volume Mold
4 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64
(W4) (cm3)

Berat isi material


5
(W3/W4) (gr/cm3)

6 Rata-rata

Mengetahui,

Asisten dosen 1 Asisten dosen 2

Yogi Yudhatama Nurul Fadila


G1B015065 G1B016040

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 11


KELOMPOK 3B

4.8 Pembahasan
1. Agregat Kasar
W3 = W2 – W1
W4 = Volume mold
= ¼ x π x d2 x t
= ¼ x 3,14 x 15 x 15 x 16,7 = 2949,64 cm3
Sampel A
4297,44
Berat Isi agregat dengan Metode Lepas = 2949,64 = 1,4569 g/cm3
4584
Berat Isi agregat dengan Metode Tusuk = 2949,64 = 1,5540 g/cm3
4622
Berat Isi agregat dengan Metode Goyang = 2949,64 = 1,5669 g/cm3

Sampel B
4226
Berat Isi agregat dengan Metode Lepas = 2949,64 = 1,4327 g/cm3
4607
Berat Isi agregat dengan Metode Tusuk = 2949,64 = 1,5678 g/cm3
4684
Berat Isi agregat dengan Metode Goyang =
2949,64
=1,5879 g/cm3
Rata – Rata Berat Isi Agregat Kasar (Split 1:2)
1,4569+1,4327
Berat Isi agregat dengan Metode Lepas = 2
= 1,4448 g/cm3
1,5540+1,5678
Berat Isi agregat dengan Metode Tusuk = 2
= 1,55791 g/cm3
1,5669+1,5879
Berat Isi agregat dengan Metode Goyang = 2
= 1,5774 g/cm3

2. Agregat Halus
W3 = W2 – W1
W4 = Volume mold
= ¼ x π x d2 x t
= ¼ x 3,14 x 15 x 15 x 16,7 = 2949,64 cm3
Sampel A
3098
Berat Isi agregat dengan Metode Lepas = 2949,64 = 1,0502 g/cm3
3820
Berat Isi agregat dengan Metode Tusuk = 2949,64 = 1,2950 g/cm3
4222
Berat Isi agregat dengan Metode Goyang = 2949,64 = 1,4313 g/cm3

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 12


KELOMPOK 3B

Sampel B
3122
Berat Isi agregat dengan Metode Lepas = 2949,64 = 1,0584 g/cm3
3899
Berat Isi agregat dengan Metode Tusuk = 2949,64 = 1,3218 g/cm3
4135
Berat Isi agregat dengan Metode Goyang = 2949,64 = 1,4018 g/cm3

Rata – Rata Berat Isi Agregat Halus (Pasir Gunung)


1,0502+1,0584
Berat Isi agregat dengan Metode Lepas = 2
= 1,0543 g/cm3
1,2950+1,3218
Berat Isi agregat dengan Metode Tusuk = 2
= 1,3084 g/cm3
1,4313+1,4018
Berat Isi agregat dengan Metode Goyang = 2
= 1,4165 g/cm3

4.9 Tabel Hasil Pembahasan

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 13


KELOMPOK 3B

LABORATORIUM TRANSPORT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Berat Isi Kasar


Agregat : Kasar
Jenis Agregat : Split 1:2
Tgl. Pengujian : 16 Maret 2019

Pemeriksaan Lepas Tusuk Goyang


No
Berat Isi A B A B A B

Berat silinder
1 4351 4351 4351 4351 4351 4351
kosong (W1) (gr)

Berat Material +
2 Silinder (W2) 8648 8577 8973 9035 8935 8958
(gr)

Berat Material
3 (W3 = W2-W1) 4297,44 4226 4622 4684 4584 4607
(gr)

Volume Mold
4 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64
(W4) (cm3)

Berat isi material


5 1,4569 1,4327 1,5669 1,5879 1,5540 1,5678
(W3/W4) (gr/cm3)

6 Rata-rata 1,4448 1,5579 1,5774

Mengetahui,

Asisten dosen Asisten dosen

Yogi Yudhatama Nurul Fadila


G1B015065 G1B016040

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 14


KELOMPOK 3B

LABORATORIUM TRANSPORT
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
JL.WR.Supratman, Lab Dekanat Universitas Bengkulu

Berat Isi Halus


Agregat : Halus
Jenis Agregat : Pasir Gunung
Tgl. Pengujian : 16 Maret 2019

Pemeriksaan Lepas Tusuk Goyang


No
Berat Isi A B A B A B

Berat silinder
1 4351 4351 4351 4351 4351 4351
kosong (W1) (gr)

Berat Material +
2 7449 7435 8171 8250 8573 8486
Silinder (W2) (gr)

Berat Material
3 (W3 = W2-W1) 3098 3122 3820 3899 4222 4135
(gr)

Volume Mold
4 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64 2949,64
(W4) (cm3)

Berat isi material


5 1,052 1,0584 1,2950 1,3218 1,4313 1,4018
(W3/W4) (gr/cm3)

6 Rata-rata 1,0543 1,3084 1,4165

Mengetahui,

Asisten dosen Asisten dosen

Yogi Yudhatama Nurul Fadila


G1B015065 G1B016040

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 15


KELOMPOK 3B

4.10 Kesimpulan

Menurut AASHTO 1990, syarat berat isi yang digunakan untuk aspal yaitu
>1,00 kg/cm3.Berdasarkan dari hasil uji berat isi didapatkan bahwa nilai berat isi
untuk Pasir Gunung dengan metode lepas adalah sebesar 1,0543 gr/cm3. Berat Isi
dengan metode tusuk didapat nilai sebesar 1,3084 gr/cm3. Berat isi dengan metode
goyang didapat nilai 1,4165 gr/cm3.
Sedangkan untuk Split 1:2 dengan metode lepas adalah sebesar 1,4448
gr/cm3. Berat isi dengan metode tusuk didapat nilai sebesar 1,5579 gr/cm3.
Sedangkan untuk berat isi dengan metode goyang didapat nilai 1,5774 gr/cm3 .
Jadi dapat disimpulkan berat isi paling besar terdapat pada metode goyang
baik agregat kasar maupun agregat halus dan nilai berat isi yang di dapatkan
memenuhi syarat yang ditentukan berdasarkan AASHTO 1990.

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN BAB IV - 16

Anda mungkin juga menyukai