Anda di halaman 1dari 7

Modul IV

Pemeriksaan Bahan Volume Agregat

(SNI 03-4080-1998 dan ASTM C-29)

4.1 Dasar Teori


Dasar teori dari pratikum Pemeriksaan Bahan Volume Agregat didasarkan pada aturan SNI
03-4080-1998 dan ASTM C-29. Agregat merupakan salah satu pengisi pada beton, namun
demikian peranan agregat pada beton sangatlah pentinh. Kandungan agregat dalam beton kira
kira mencapai 70%-75% dari volume beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat sifat
betonn, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian yang penting dalam pembuatan
beton.

Berat volume atau berat isi merupakan rasio antara berat agregat dan isi atau volume. Berat
isi agregat diperlukan dalam perhitungan bahan campuran beton, apabila jumlah bahan
ditakar dengan ukuran volume. Berat agregat ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume
gembur dan berat volume padat. Berat volume gembur merupakan perbandingan berat
agregat dengan volume literan, sedangkan berat volume padat adalah perbandingan berat
agregat dalam keadaan padat dengan volume literan.

4.2 Tujuan
Pemeriksaan berat volume agregat digunakan untuk menentukan proporsi agregat yang
digunakan dalam campuran. Berat volume agregat diartikan sebagai perbandingan antara
berat material kering dengan volumenya.

4.3 Alat dan Bahan yang digunakan


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu sebagai berikut
4.3.1 Alat
Alat yang digunakan sebagaoi berikut :
1. Timbangan Digital
Timbangan Digital berfungsi untuk menimbang agregat kasar dan halus yang berada
di wadah baja.
2. Wadah Baja 10 L dan 15 L
Wadah Baja, berfungsi sebagai tempat menaruh agregat yang akan ditimbang.
3. Sekop
Sekop, berfungsi untuk memasukan agregat kasar atau halus kedalam wadah.
4. Batang Penusuk
Batang Penusuk,berfungsi untuk meratakan agregat yang berada didalam wadah
dan digunakan juga sebagai penusuk agregat pada tahapan tusuk.
4.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut :
1. Agregat Halus
2. Agregat Kasar

4.4 Prosedur Praktikum


Dalam pelaksanaan praktikum ini yang digunakan terbagi menjadi 3 tahapan pelaksanaan
sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan praktikum.
2. Gunakan sarung tangan untuk keselamatan.
3. Timbang dan catat berat wadah baja dengan menggunakan timbangan digital .
A. Metode Lepas
1. Masukan agregat kedalam wadah baja dengan menggunakan sekop sampai penuh.
2. Ratakan permukaan benda uji yang penuh dengan menggukanan batang penusuk.
3. Timbang dan catat berat wadah setelah di isi dengan benda uji.
4. Hitung berat benda uji.
5. Setelah selesai rapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
B. Metode Tusuk
1. Masukan agregat dengan menggunakan sekop kedalam wadah dalam 3 lapis yang
pertama 1/3 kedua 2/3 da terakhir sampai penuh, setiap lapisan di tusuk dengan batang
penusuk sebanyak 25X sampai merata.
2. Pada saat lapis ke 3 isi wadah dengan agregat sampai penuh melebihi ukuran wadah
dan tusuk sebanyak 25x hingga merata dan akhirnya ratakan dengan batang penusuk.
3. Timbang dan catat berat wadah yang sudah terisi agregat.
4. Hitung berat benda uji.
5. Setelah selesai rapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
C. Metode Ketuk
1. Masukan agregat kedalam wadah dengan menggunakan sekop dalam 3 lapis yang
sama, lalu setiap lapis diketuk sebanyak 25x.
2. Pada saat lapis terakhir isi agregat sampai melebihi ukuran wadah lalu ketuk sebanyak
25x dan di ratakan dengan menggukana batang penusuk.
3. Timbang dan catat berat wadah beserta agregat.
4. Hitunglah berat benda uji.
5. Setelah selesai rapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
4.5 Data Praktikum

LABORATORIUM STRUKTUR DAN GEOTEKNIK


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
Kelompok :5
Tgl. Praktikum : 16 Mei 2023
Observasi I : Lepas
Agregat Halus Agregat Kasar
A. Volume wadah = 10 ltr = 15 ltr
B. Berat wadah = 5,138 kg = 6,464 kg
C. Berat wadah + benda uji = 19,065 kg = 25,236 kg
D. Berat benda uji (C – B) = 13,927 kg = 18,772 kg
4.6 Berat volume (D/A) = 1,392 Kg/ltr = 1,251 kg/ltr
Observasi II : Tusuk
Agregat Halus Agregat Kasar
A. Volume wadah = 10 ltr = 15 ltr
B. Berat wadah = 5,138 kg = 6,464 kg
C. Berat wadah + benda uji = 20,993 kg = 27,005 kg
D. Berat benda uji (C – B) = 15,855 kg = 20,541 kg
Berat volume (D/A) = 1,585 kg/ltr = 1,369 kg/ltr
Observasi III : Ketuk
Agregat Halus Agregat Kasar
A. Volume wadah = 10 ltr = 15 ltr
B. Berat wadah = 5,138 kg = 6,464 kg
C. Berat wadah + benda uji = 19,159 kg = 27,015 kg
D. Berat benda uji (C – B) = 14,021 kg = 20,551 kg
Berat volume (D/A) = 1,402 kg/ltr = 1,370 kg/ltr
BERAT VOLUME RATA-RATA
𝐷 𝐷 𝐷
( )+( + )
) (
Agregat Halus 𝐴 𝐴 𝐴 = 1,45 kg/ltr
= 3
𝐷 𝐷 𝐷
( )+( + )
) (
Agregat Kasar 𝐴 𝐴 𝐴 = 1,33 kg/ltr
= 3

Analisa Data Praktikum


W
Berat Jenis Isi Agregat =
V
Dimana :
W = Berat Agregat
V = Volume Wadah Agregat

Observasi Menggunakan Metode Lepas


Berat Jenis isi Agregat Metode Lepas
Agregat Kasar
Berat benda uji = C - B
= 25,236 – 6,464
= 13,927
D
Berat Volume =
A
18,772
=
15
= 1,251
Agregat Halus
Berat benda uji =C-B
= 19,065 – 5,138
= 13,927
D
Berat Volume =
A
13,927
=
10
= 1,392

4.7 Kesimpulan
Dari data uji diatas dengan 3 metode yang berbeda di dapat hasil yang berbeda juga sebagai
contoh data di atas di dapat pada uji metode lepas agregat halus 14,245 dan untuk agregat
kasar 19,497 untuk metoe tusuk pada uji agregat halus 16,678 untuk agregat kasar 20,494
kemudian untuk metode ketuk di dapat untuk agregat halus 14,067 dan agregat kasar 16,838
maka kita dapat menyimpulkan bahwa metode tusuk lebih padat daripada metode lepas dan
ketuk.

4.8 Dokumentasi Praktikum


4.8.1 Peralatan Kegiatan
Gambar 3. Wadah Baja Gambar 3. Batang
10 L Penusuk

Gambar 3. Timbangan Gambar 3. Sekop


Digital

Gambar 3. Agregat Gambar 3. Agregat


Halus kasar

Gambar 3. Wadah Baja


15 L
4.8.2 Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3. Dokumentasi sedang Gambar 3. Dokumentasi sedang


memasukan agregat halus kedalam menimbang wadah baja yang
wadah baja 15 L berisi dengan bahan ujinya

Gambar 3. Dokumentasi sedang


memasukan agregat kasar kedalam
wadah baja 10 L

Anda mungkin juga menyukai