Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

KELOMPOK II :

1. RAHMI OCTAVIA CAHYANI

2. IRVAN

3. HARRIS PADHILLAH

4. KEVIN

5. NIKI GUSTAV S.

6. RYAN ADAM

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2018
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpah
rahmat dan karunian-Nya, sehingga penyusunan Laporan Praktikum Teknologi
Bahan Konstruksi ini dapat terselesaikan. Laporan ini memuat tujuan praktikum,
dasar teori, langkah percobaan, hasil dari percobaan, serta hasil penyelidikan di
laboratorium dalam Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Fakultas
Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran


mengenai pelaksanaan kegiatan praktikum serta sebagai bentuk untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi dan melaporkan hasil-
hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan selama di laboratorium.

Disadari bahwa laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi ini masih


sangat jauh dari kata sempurna, untuk kritik dan saran yang membangun bagi
laporan ini sangatlah diharapkan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu selesainya Laporan Praktikum Teknologi
Bahan Konstruksi ini.

Jakarta, 20 May 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Cover......................................................................................................................................

Kata Pengantar.......................................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................................

Bab I Pemeriksaan Berat Isi Agregat ..............................................................................

Bab II Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus…………………………….………

Bab III Pemeriksaan Kadar Air Agregat…………………………….………...…………

Bab IV Analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus .............................................

Bab V Mix Design Perencanaan Campuran Adukan Beton Normal..……...……………

Bab VI Prosedur Melakukan Pencampuran Beton……………………………………….

Bab VII Mengukur Hasil Uji Slump …………..……………….........................................

Bab VIII Memasukan Campuran Beton Kedalam Silinder ..................................................

Bab IX Uji Kuat Tekan Beton ...........................................................................................


BAB I
PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT

I. DASAR TEORI
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F). Agregat
adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai
bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen
hidraulik atau adukan.

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengatahui berat isi dari agregat halus
dan juga agregat kasar.

III. ALAT & BAHAN


Alat yang digunakan pada praktikum pemeriksaan berat isi agregat adalah :
a. Timbangan
b. Mould
c. Sendok / Sekop
d. Tongkat Pemadat
e. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
f. Agregat Kasar
g. Agregat Halus

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Berat Isi Lepas
a. Timbang dan catat berat wadah (W1)
b. Masukkan butir dari ketinggian 5 cm diatas wadah dengan menggunakan
sendok atau sekop sampai penuh.
c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)

2. Berat Isi agregat ukuran butir maksimum 38,10 mm (1,5 in) dengan
cara pemasukan :
a. Timbang dan catat berat wadah (W1)
b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap
lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak
75 kali secara merata.
c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)

3. Berat Isi untuk agregat ukuran butir 38,10 mm–101,10 mm (1,5 – 4 in)
dengan cara penggoyangan:
a. Timbang dan catat berat wadah (W1)
b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c. Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah
dengan prosedur sebagai berikut :
o Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah
satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
o Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak
25 kali untuk setiap sisi.
d. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
f. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)

V. ANALISIS PRAKTIKUM

 Agregat Kasar
Jenis Berat Metode Pelaksanaan
Cara Lepas Cara Penusukkan Cara Penggoyangan
Berat Moud 0.245 0.245 0.245
Berat Moud+Agregat 3.950 3.840 3.850
Berat Volume Agregat 3.705 3.595 3.605

 Agregat Halus
Jenis Berat Metode Pelaksanaan
Cara Lepas Cara Penusukkan Cara Penggoyangan
Berat Moud 0.245 0..245 0.245
Berat Moud+Agregat 3.735 3.600 3.725
Berat Volume 3.490 3.355 3.480

VI. HASIL PRAKTIKUM


Agregat Kasar
Data pemeriksaan berat volume agregat di dapat :
- Keadaan gembur dengan cara lepas : 3.705 (Kg/cm3)
- Keadaan padat dengan cara penusukan : 3.595 (Kg/cm3)
- Keadaan padat dengan cara penggoyangan : 3.605 (Kg/cm3)
Rata-rata : 3.635 (Kg/cm3)

Agregat Halus
Data pemeriksaan berat volume agregat di dapat :
- Keadaan gembur dengan cara lepas : 3.490 (Kg/cm3)
- Keadaan padat dengan cara penusukan : 3.355 (Kg/cm3)
- Keadaan padat dengan cara penggoyangan : 3.480 (Kg/cm3)
Rata-rata : 3.442 (Kg/cm3)
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
I. DASAR TEORI
Salah satu syarat penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton adalah kadar
lumpur yang dimiliki oleh agregat halus harus kurang dari 5%. Semakin banyak
kandungan kadar lumpur yang dimiliki oleh agregat halus akan mempengaruhi
kuat tekan beton.

II. TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan persentase kadar lumpur
dalam agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan ketentuan
dalam peraturan penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton.

III. ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Gelas ukur
b. Alat pengaduk

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


a. Agregat Halus
b. Air

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Contoh benda uji dimasukkan kedalam gelas ukur.
b. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.
c. Gelas dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.
d. Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap selama
24 jam.
e. Ukur tinggi pasir (V1) dengan tinggi lumpur (V3)

V. PERHITUNGAN
Tinggi Mula-Mula : 200 mL
Tinggi Air + Pasir : 300 mL

Setelah 1 Minggu, diperoleh data :


 Tinggi Pasir (V1) : 180 mL
 Tinggi Lumpur (V2) : 0.5 mL

Kadar Lumpur = x 100%

= x 100%

= 0.77 %
BAB III
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT

I. DASAR TEORI
Kadar air agregat adalah perbandingan kadar air agregat yang diterkandung
dalam suatu agregar. Kadar air agregat sangat berpengaruh pada kebutuhan air
pada suatu campuran beton.

II. TUJUAN PERCOBAAN


Menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan berat
agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan untuk koreksi
takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di
lapangan.

III. ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang digunakan pada penelitian pemeriksaan kadar air agregat adalah
sebagai berikut :
a. Timbangan dengan ketelitian 0.1% dari berat contoh.
b. Oven yang suhunya dapat diatur sampai 110 ± 5o C.
c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat pengeringan
contoh benda uji.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Timbang dan catat berat Talam (W1)
b. Masukkan benda uji kedalam talam, dan kemudian berat talam benda uji
ditimbang. Catat beratnya (W2)
c. Hitung berat hasil uji : W3 = W2 – W1
d. Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu 110 ± 5o C
sampai bobot tetap
e. Setelah kering, contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta wadah
(W4)
f. Hitung berat benda uji kering : W5 = W4 – W1

V. PERHITUNGAN

Kadar Air Agregat = x 100%

Dimana : W3 = Berat contoh semula (gr)


W5 = Berat contoh kering (gr)
VI. DATA PERCOBAAN

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS


I. Berat Wadah : 0.245 kg
II. Berat Wadah + Benda Uji : 0.745 kg
III. Berat Benda Uji ( B-A) : 500 kg
IV. Berat Benda Uji Kering : 500 kg

Kadar Air = x 100%


= x 100%
=0%

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR


I. Berat Wadah : 0.245 kg
II. Berat Wadah + Benda Uji : 0.745 kg
III. Berat Benda Uji ( B-A) : 500 kg
IV. Berat Benda Uji Kering : 500 kg

Kadar Air = x 100%


= x 100%
=0%
BAB IV
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT
HALUS

I. DASAR TEORI
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang
lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada
grafik pembagian butir.

II. TUJUAN PERCOBAAN


Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.
Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar. Alat
yang digunakan adalah seperangkat saringan dengan ukuran jaring-jaring tertentu.

III. ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang digunakan pada praktikum analisa saringan agreagat kasar dan
agregat halus adalah sebagai berikut :
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.
b. Satu set saringan untuk agregat kasar ukuran #67 (diameter agregat antara
50,00 – 4,76 mm) dengan berat minimum contoh 20 kg.
c. Satu set saringan agregat halus dengan berat minimum contoh 500 gram.
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk pemanasan sampai 110o
C e. Alat pemisah contoh (sample spliter).
e. Talam
f. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat bantu lainnya.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


a. Agregat Kasar
b. Agregat Halus

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM


a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu 110o C sampai berat
contoh tetap.
b. Contoh dicurahkan pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai dari
saringan yang paling besar diletakkan paling atas. Perangkat saringan
diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 10 menit
V. PERHITUNGAN

a. Analisa Saringan Agregat Halus

Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Komulatif Berat Komulatif Lewat Ayakan
(mm) (gr) (%) (%) (%)
38.1 0 0 0 100
9.5 0 0 0 100
4.75 0 0 0 100
2.36 0 0 0 100
1.18 0.005 0 0 100
0.60 0.235 1 1 99
0.3 0.210 46.53 47.53 52.47
0.15 0.040 41.58 89.11 10.89
0.075 0.015 7.92 97.03 2.97
Sisa - 2.97 100 0
Total 0.505 100 334.67 -

 MHB = = = 3.35 → syaratnya 1.5 – 3.8.

b. Analisa Saringan Agregat Kasar

Lubang ayakan Berat Tertinggal Berat Komulatif Berat Komulatif Lewat Ayakan
(mm) (gr) (%) (%) (%)
38.1 0.175 11.4 11.4 88.6
9.5 1.360 88.6 100 0
4.75 0 0 0 0
2.36 0 0 0 0
1.18 0 0 0 0
0.6 0 0 0 0
0.3 0 0 0 0
0.15 0 0 0 0
0.075 0 0 0 0
Sisa 0 0 0 0
Total 1.535 100 111.4 -

 MHB = = = 1.114 → syaratnya 1.5 – 3.8


BAB V
MIX DESIGN
PERENCANAAN CAMPURAN ADUKAN BETON NORMAL

DIKETAHUI :
1. Kuat tekan beton yang disyaratkan F’c = 20 Mpa (pada 28 hari)
2. Semen Portland yang dipakai = semen Portland biasa ( Tipe 1 )
3. Agregat halus = Alami
4. Agregat Kasar = Pecahan batu, Agregat maksimum 40 mm
5. Pengecoran adukan beton Slump = 10 cm
6. BJ Agregat Halus = 2.6
7. BJ Agregat Kasar = 2.7
8. Analisa Saringan Agregat Halus

PENYELESAIAN :
 Langkah 1 :
Nilai Deviasi Standar itu diabaikan = 0

 Langkah 2 :
Untuk menghitung Nilai Tambah (Margin), M :
M = 1.64 x Sr
Jika nilai Standar Deviasi diabaikan maka nilai tambah M dapat dilihat dibawah ini :

Jadi, Nilai tambahnya = 7.0, karena kuat tekan beton yang disyaratkan < 21.

 Langkah 3 :
Menghitung kuat tekan rata-rata yang di targetkan :
Fcr = F’c + M
= 20 + 7
= 27

 Langkah 4 :
Penetapan Jenis Semen Portland =
Semen yang dipakai adalah Semen Portlan Type 1 (umum).
 Langkah 5 :
Penetapan Jenis Agregat =
Jenis Agregat → a. Agregat Halus = Alami
→ b. Agregat Kasar = Pecah

 Langkah 6 :
Penetapan nilai Faktor Air Semen :

Maka, nilai faktor Air Semen = 0.6.

 Langkah 7 :
Penetapan Nilai Slump :
Slump ditetapkan sesuai kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang
mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan. Dapat dilihat dibawah ini :

Maka, nilai slump adalah = 10 cm.


 Langkah 8 :
Penetapan Besar butir Agregat Maksimum :
Besar agregat maksimum yang dipakai adalah 40 mm.

 Langkah 9 :
Menentukan Nilai Kadar Air Bebas :

Agregat campuran (tak pecah dan dipecah),dihitung dengan rumus :

Wh + Wk
= . 140 + . 175
= 93.33 + 58.33
= 151.66

 Langkah 10 :
Menghitung berat semen yang diperlukan :
Berat semen permeter kbik beton dapat dihitung dengan :

Wsmn = Wair

= 151.66
= 252.76
 Langkah 11 :
Penetapan Jenis Agregat Halus :
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Komulatif Berat Komulatif Lewat Ayakan
(mm) (gr) (%) (%) (%)
38.1 0 0 0 100
9.5 0 0 0 100
4.75 0 0 0 100
2.36 0 0 0 100
1.18 0.005 0 0 100
0.60 0.235 1 1 99
0.3 0.210 46.53 47.53 52.47
0.15 0.040 41.58 89.11 10.89
0.075 0.015 7.92 97.03 2.97
Sisa - 2.97 100 0
Total 0.505 100 334.67 -

 MHB = = = 3.35 → syaratnya 1.5 – 3.8.

Maka, terletak pada zona 2.

 Langkah 12 :
Proporsi Berat Agregat Halus Terhadap Agregat Campuran :

foto

Dapat di hitung, % pasir terhadap kadar total Agregat :

= = 38 %

 Langkah 13 :
Menghitung berat Jenis Agregat Campuran :

Bj.camp = ( x Bj.h ) + ( x Bj.k ) → ket : - Kh = 38 % -Bjh = 2.6


=( x 2.6 ) + ( x 2.7 ) - Kk = 100-38 = 62 - Bjk = 2.7
= 0.988 + 1.674 = 2.662
 Langkah 14 :
Perkiraan Berat Beton,dapat dilihat dibawah ini :

foto

Hasilnya adalah 2476

 Langkah 15 :
Menghitung kebutuhan agregat Campuran dengan Rumus :

Wagr.camp = Wbtn- Wair - Wsmn


= 2476 – 151.66 – 252.76
= 2071.58

 Langkah 16 :
Menghitung Berat Agregat Halus yang diperlukan, dengan rumus :

Wagr.h = Kh x Wagr.camp
= x 2071.58 = 787.200

 Langkah 17 :
Menghitung Berat Agregat Kasar yang diperlukan, dengan rumus :

Wagr.k = Kk x Wagr.camp
= x 2071.58 = 1284.380
 KESIMPULAN :

foto
BAB VI
(PROSEDUR MELAKUKAN PENCAMPURAN BETON)

Setelah ditetapkan unsur-unsur campuran, prosedur praktikum untuk pelaksanaan


campuran beton adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang
terpisah.
2. Mempersiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana.
3. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam wadah.
4. Mencampurkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses
pencampuran, sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.
5. Menambahkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses
pencampuran, sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.
6. Menambahkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan merata.
7. Menambahkan kembali 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
8. Melakukan pemeriksaan SLUMP.
9. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda
uji silinder beton. Jika belum tercapai SLUMP yang diinginkan, tambahkan sisa
air dan lakukan pengadukan kembali.
10. Menghitung berat jenis beton.
11. Membuat benda uji silinder sesuai petunjuk.
12. Mencatat hal hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah air dan
nilai SLUMP
BAB VII
(MENGUKUR HASIL UJI SLUMP)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk dapat menentukan konsistensi suatu campuran
beton berdasarkan satuan SLUMP. Suatu campuran beton memiliki konsistensi
yang berbeda beda sesuai kebutuhan suatu bangunan yang akan dibeton.
Konsistensi itu dapat sangat kering, kering, plastis, plastis cair, cair dan
sebagainya.

II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


a. Aparatus bagi pemeriksaan SLUMP yang terdiri dari :
- Cetakan
- Timbangan
- Alat ukur
b. Tongkat pemadat dengan diameter 10 mm dan panjang 100 cm. Ujung
dibulatkan dan sebaiknya dari bahan baja tahan karat.
c. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
d. Sendok cekung

III. BAHAN – BAHAN


Contoh beton segar sesuai dengan isi cetakan.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.
2. Letakan cetakan diatas pelat.
3. Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam 3 lapis. Tiap lapis kira-
kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Tongkat pemadat harus masuk tepat
sampai lapisan bagian bawah tiaptiap lapisan. Pada lapisan pertama,
penusukan bagian tepi dilakukan dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan dinding cetakan.
4. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat,
tunggu selama ½ menit dan dalam jangka waktu ini, semua kelebihan beton
segar disekitar cetakan harus dibersihkan.
5. Cetakan diangkat perlahan lahan tegak lurus keatas.
6. Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.
7. Ukur SLUMP yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata dari benda uji.

V. PERHITUNGAN
Nilai SLUMP rendah = 6 cm
Nilai SLUMP tinggi = 3 cm
BAB VIII
(MEMASUKAN CAMPURAN BETON KE DALAM SILINDER)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang keras dalam bentuk
silinder (1 buah), yang digunakan sebagai benda uji dalam pemeriksaan kekuatan
tekan beton.

II. PERALATAN
a. Cetakan dari baja berbentuk silinder 1 buah.
b. Tongkat pemadat.
c. Pisau perata.
d. Sendok.
e. Bak perendam atau karung basah.

III. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan minyak.
2. Adukan dimasukkan kedalam cetakan dengan menggunakan sendok semen,
dan dipadatkan dengan menumbuk setiap campuran dimasukkan 1/3nya
sampai permukaan adukan beton terlihat basah dan tidak ada gelembung
udara yang naik ke permukaan.
3. Permukaan adukan diratakan dengan menggunakan pisau perata.
4. Setelah itu setiap cetakan diberi tanda (nomor kelompok dan grup), serta
dicatat tanggal percobaan.

Anda mungkin juga menyukai