KELOMPOK II :
2. IRVAN
3. HARRIS PADHILLAH
4. KEVIN
5. NIKI GUSTAV S.
6. RYAN ADAM
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpah
rahmat dan karunian-Nya, sehingga penyusunan Laporan Praktikum Teknologi
Bahan Konstruksi ini dapat terselesaikan. Laporan ini memuat tujuan praktikum,
dasar teori, langkah percobaan, hasil dari percobaan, serta hasil penyelidikan di
laboratorium dalam Laporan Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi Fakultas
Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover......................................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................
I. DASAR TEORI
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral
lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F). Agregat
adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang dipakai
bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen
hidraulik atau adukan.
2. Berat Isi agregat ukuran butir maksimum 38,10 mm (1,5 in) dengan
cara pemasukan :
a. Timbang dan catat berat wadah (W1)
b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap
lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak
75 kali secara merata.
c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
3. Berat Isi untuk agregat ukuran butir 38,10 mm–101,10 mm (1,5 – 4 in)
dengan cara penggoyangan:
a. Timbang dan catat berat wadah (W1)
b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal
c. Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang-goyangkan wadah
dengan prosedur sebagai berikut :
o Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar, angkatlah salah
satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
o Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan. Padatkan lapisan sebanyak
25 kali untuk setiap sisi.
d. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata
e. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2)
f. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1)
V. ANALISIS PRAKTIKUM
Agregat Kasar
Jenis Berat Metode Pelaksanaan
Cara Lepas Cara Penusukkan Cara Penggoyangan
Berat Moud 0.245 0.245 0.245
Berat Moud+Agregat 3.950 3.840 3.850
Berat Volume Agregat 3.705 3.595 3.605
Agregat Halus
Jenis Berat Metode Pelaksanaan
Cara Lepas Cara Penusukkan Cara Penggoyangan
Berat Moud 0.245 0..245 0.245
Berat Moud+Agregat 3.735 3.600 3.725
Berat Volume 3.490 3.355 3.480
Agregat Halus
Data pemeriksaan berat volume agregat di dapat :
- Keadaan gembur dengan cara lepas : 3.490 (Kg/cm3)
- Keadaan padat dengan cara penusukan : 3.355 (Kg/cm3)
- Keadaan padat dengan cara penggoyangan : 3.480 (Kg/cm3)
Rata-rata : 3.442 (Kg/cm3)
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
I. DASAR TEORI
Salah satu syarat penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton adalah kadar
lumpur yang dimiliki oleh agregat halus harus kurang dari 5%. Semakin banyak
kandungan kadar lumpur yang dimiliki oleh agregat halus akan mempengaruhi
kuat tekan beton.
V. PERHITUNGAN
Tinggi Mula-Mula : 200 mL
Tinggi Air + Pasir : 300 mL
= x 100%
= 0.77 %
BAB III
PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT
I. DASAR TEORI
Kadar air agregat adalah perbandingan kadar air agregat yang diterkandung
dalam suatu agregar. Kadar air agregat sangat berpengaruh pada kebutuhan air
pada suatu campuran beton.
V. PERHITUNGAN
I. DASAR TEORI
Analisis saringan agregat ialah penentuan persentase berat butiran agregat yang
lolos dari satu set saringan kemudian angka-angka persentase digambarkan pada
grafik pembagian butir.
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Komulatif Berat Komulatif Lewat Ayakan
(mm) (gr) (%) (%) (%)
38.1 0 0 0 100
9.5 0 0 0 100
4.75 0 0 0 100
2.36 0 0 0 100
1.18 0.005 0 0 100
0.60 0.235 1 1 99
0.3 0.210 46.53 47.53 52.47
0.15 0.040 41.58 89.11 10.89
0.075 0.015 7.92 97.03 2.97
Sisa - 2.97 100 0
Total 0.505 100 334.67 -
Lubang ayakan Berat Tertinggal Berat Komulatif Berat Komulatif Lewat Ayakan
(mm) (gr) (%) (%) (%)
38.1 0.175 11.4 11.4 88.6
9.5 1.360 88.6 100 0
4.75 0 0 0 0
2.36 0 0 0 0
1.18 0 0 0 0
0.6 0 0 0 0
0.3 0 0 0 0
0.15 0 0 0 0
0.075 0 0 0 0
Sisa 0 0 0 0
Total 1.535 100 111.4 -
DIKETAHUI :
1. Kuat tekan beton yang disyaratkan F’c = 20 Mpa (pada 28 hari)
2. Semen Portland yang dipakai = semen Portland biasa ( Tipe 1 )
3. Agregat halus = Alami
4. Agregat Kasar = Pecahan batu, Agregat maksimum 40 mm
5. Pengecoran adukan beton Slump = 10 cm
6. BJ Agregat Halus = 2.6
7. BJ Agregat Kasar = 2.7
8. Analisa Saringan Agregat Halus
PENYELESAIAN :
Langkah 1 :
Nilai Deviasi Standar itu diabaikan = 0
Langkah 2 :
Untuk menghitung Nilai Tambah (Margin), M :
M = 1.64 x Sr
Jika nilai Standar Deviasi diabaikan maka nilai tambah M dapat dilihat dibawah ini :
Jadi, Nilai tambahnya = 7.0, karena kuat tekan beton yang disyaratkan < 21.
Langkah 3 :
Menghitung kuat tekan rata-rata yang di targetkan :
Fcr = F’c + M
= 20 + 7
= 27
Langkah 4 :
Penetapan Jenis Semen Portland =
Semen yang dipakai adalah Semen Portlan Type 1 (umum).
Langkah 5 :
Penetapan Jenis Agregat =
Jenis Agregat → a. Agregat Halus = Alami
→ b. Agregat Kasar = Pecah
Langkah 6 :
Penetapan nilai Faktor Air Semen :
Langkah 7 :
Penetapan Nilai Slump :
Slump ditetapkan sesuai kondisi pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh beton yang
mudah dituangkan, didapatkan dan diratakan. Dapat dilihat dibawah ini :
Langkah 9 :
Menentukan Nilai Kadar Air Bebas :
Wh + Wk
= . 140 + . 175
= 93.33 + 58.33
= 151.66
Langkah 10 :
Menghitung berat semen yang diperlukan :
Berat semen permeter kbik beton dapat dihitung dengan :
Wsmn = Wair
= 151.66
= 252.76
Langkah 11 :
Penetapan Jenis Agregat Halus :
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Komulatif Berat Komulatif Lewat Ayakan
(mm) (gr) (%) (%) (%)
38.1 0 0 0 100
9.5 0 0 0 100
4.75 0 0 0 100
2.36 0 0 0 100
1.18 0.005 0 0 100
0.60 0.235 1 1 99
0.3 0.210 46.53 47.53 52.47
0.15 0.040 41.58 89.11 10.89
0.075 0.015 7.92 97.03 2.97
Sisa - 2.97 100 0
Total 0.505 100 334.67 -
Langkah 12 :
Proporsi Berat Agregat Halus Terhadap Agregat Campuran :
foto
= = 38 %
Langkah 13 :
Menghitung berat Jenis Agregat Campuran :
foto
Langkah 15 :
Menghitung kebutuhan agregat Campuran dengan Rumus :
Langkah 16 :
Menghitung Berat Agregat Halus yang diperlukan, dengan rumus :
Wagr.h = Kh x Wagr.camp
= x 2071.58 = 787.200
Langkah 17 :
Menghitung Berat Agregat Kasar yang diperlukan, dengan rumus :
Wagr.k = Kk x Wagr.camp
= x 2071.58 = 1284.380
KESIMPULAN :
foto
BAB VI
(PROSEDUR MELAKUKAN PENCAMPURAN BETON)
1. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang
terpisah.
2. Mempersiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana.
3. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam wadah.
4. Mencampurkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses
pencampuran, sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.
5. Menambahkan semen pada agregat campuran dan mengulangi proses
pencampuran, sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen merata.
6. Menambahkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan merata.
7. Menambahkan kembali 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
8. Melakukan pemeriksaan SLUMP.
9. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda
uji silinder beton. Jika belum tercapai SLUMP yang diinginkan, tambahkan sisa
air dan lakukan pengadukan kembali.
10. Menghitung berat jenis beton.
11. Membuat benda uji silinder sesuai petunjuk.
12. Mencatat hal hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah air dan
nilai SLUMP
BAB VII
(MENGUKUR HASIL UJI SLUMP)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk dapat menentukan konsistensi suatu campuran
beton berdasarkan satuan SLUMP. Suatu campuran beton memiliki konsistensi
yang berbeda beda sesuai kebutuhan suatu bangunan yang akan dibeton.
Konsistensi itu dapat sangat kering, kering, plastis, plastis cair, cair dan
sebagainya.
V. PERHITUNGAN
Nilai SLUMP rendah = 6 cm
Nilai SLUMP tinggi = 3 cm
BAB VIII
(MEMASUKAN CAMPURAN BETON KE DALAM SILINDER)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang keras dalam bentuk
silinder (1 buah), yang digunakan sebagai benda uji dalam pemeriksaan kekuatan
tekan beton.
II. PERALATAN
a. Cetakan dari baja berbentuk silinder 1 buah.
b. Tongkat pemadat.
c. Pisau perata.
d. Sendok.
e. Bak perendam atau karung basah.