Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN TANAH

(PENGUJIAN KUAT TEKAN)

Di Laboratorium Mekanika Tanah JTS FT UM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengujian Mekanika Tanah

Dosen Pengampu: Bapak Muhammad Musthofa Al Ansyorie, S.Pd, M.Pd

Oleh:

1. Ade Fabarizi A. (220523601693)


2. Alex Kurniawan (220523604173)
3. Alfigo Bintara Y. (220523604943)
4. Arimbi Jovanca (220523602593)
5. Audina Ari Andini (220523601378)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Pengujian
Mekanika Tanah ini.

Laporan ini kami buat dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai Pengujian
Mekanika Tanah dalam bidang Teknik Sipil, dimana pekerjaan ini dipakai dalam
suatu pengujian, sehingga dapat mengetahui kondisi dari tanah tersebut.

Dalam kesempatan kali ini, kami menyadari bahwa praktikum ini tidak
lepas dari bimbingan dan dorongan beberapa pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Muhammad Musthofa Al
Ansyorie, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing kami, dan teman-teman kelompok
4 serta Offering 13AA program studi S1 Teknik Sipil yang telah membantu dan
berkontribusi dalam “Praktikum Pengujian Mekanika Tanah” ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami berharap pembaca dapat memberikan penulis kritik dan saran yang
membangun serta menginspirasi untuk menciptakan karya yang lebih baik lagi
sehingga tujuan penulis dapat tercapai, dan semoga laporan ini juga dapat
bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata kuliah. Atas perhatiannya kami
mengucapkan terima kasih.

Malang, 6 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS ........................................................... 1
1.1 Maksud Pengujian .............................................................. 1
1.2 Alat dan Bahan ................................................................... 1
1.3 Benda Uji ............................................................................ 1
1.4 Prosedur Pengujian ............................................................. 2
1.5 Landasan Teori ................................................................... 3
1.6 Perhitungan ......................................................................... 4
1.7 Hasil Perhitungan ............................................................... 5
1.8 Perawatan............................................................................ 8
1.9 Kesimpulan ......................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10

iii
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS

(UNCONFINED COMPRESSION TEST) AASTHO T208-70

1.1 Maksud Pengujian

Metoda ini mencakup penentuan kekuatan tekan bebas tanah kohesif


pada kondisi tanah asli (undisturbed) maupun tanah yang dipadatkan/dibuat
(remoulded).

1.2 Alat dan Bahan

1. Mesin penekan
2. Tabung penub dan tabung belah
3. Tabung belah
4. Tabung penuli
5. Alat pengeluar contoh
6. Dial deformasi
7. Janka sorong
8. Stop watch
9. Oven
10. Timbangan
11. Pisau

1.3 Benda Uji

1.3.1 Ukuran benda uji:

Benda uji yang digunakan mempunyai diameter minimum


1,3 in (3,3 mm), apabila ukuran maksimum partikel benda uji lebih
kecil dari 1/10 diameter benda uji. Untuk benda uji yang berdiameter
minimal 2,8 in (71 mm) atau lebib, digunakan apabila ukuran
partikel maksimum lebib kecil dari 1/6 diameter benda uji. Tinggi
contoh dibuat 2 atau 3 kali diameternya.

1
1.3.2 Benda uji asli

1. Untuk menjamin keaslian benda uji keluarkan benda uji dari


tabung contoh asli, potong bagian contoh yang terdapat pada
tepi tabung contoh asli sepanjang 2 cm.
2. Dorong benda uji pada tabung contoh asli, sampai masuk
seluruhnya ke dalam tabung yang akan d:uji. Ratakan kedua
ujung permukaan benda uji dengan pisau.
3. Ambil benda uji dari tabung contoh asli dengan memasang
tabung yang sesuai ukuran benda uji yang digunakan tepat di
tengah-tengah.
4. Kekuatan benda uji yang sudah tercetak dalam tabung dengan
alat pengeluar contoh, tentukan berat benda uji tersebut.

1.3.3 Benda uji buatan

1. Siapkan tabung belah yang sudah diberi pelumas bagian


dalamnya dengan ukuran sesuai pada langkah.
2. Siapkan benda uji dan contoh tanda tanah asli atau dari contoh
tanah terganggu. Untuk benda uji dari contoh tanah asli, remas-
remas dengan jari tangan hingga mendapatkan berat isi seragam.
3. Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam tabung belah dan
padatkan. Pengisian terus dilakukan sampai memenuhi isi
tabung. Usahakan dalam memadatk&n benda uji tersebut
menghasilkan tingkat kepadatan yang sama.
4. Keluarkan Denda uji tersebut, tentukan beratnya.

1.4 Prosedur Pengujian

1. Tempatkan benda uji pada mesin penekat tepat di tengah-tengah piat


bagian bawah. Turunkan plat bagian atas sampai menyentuh
permukaan benda uji.
2. Putar dial beban maupun dial deformasi pada posisi nol.

2
3. Lakukan penekanan dengan nilai regangan 1/2 ~ 2 % per menit dan
catat nilai beban & deformasi yang terjadi setiap 30 detik.
4. Penekanan terus dilakukan hingga sudah tidak ada penambahan beban
pada penambahan regangan, atau hingga tercapainya regangan 20 %.
5. Tentukan kadar air benda uji tersebut.
6. Gambarkan pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji tersebut, dan
ukur sudut kemiringan keruntuhannya.

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Jenis Tanah

Kebanyakan jenis tanah terdiri dari banyak campuran lebih


dari satu macam ukuran partikelnya. Tanah lempung belum tentu
terdiri dari partikel lempung saja. Akan tetapi, dapat bercampur
dengan butiran-butiran ukuran lanau maupun pasir dan mungkin
juga terdapat campuran bahan organik. Ukuran partikel tanah dapat
bervariasi dari lebih besar dari 100 mm sampai dengan lebih kecil
dari 0,001 mm (Hardiyatmo, 1992).

1. Kerikil (gravel), yaitu kepingan bantuan yang kadang juga


partikel mineral quartz dan feldspar.
2. Pasir (Sand), yaitu sebagian besar mineral quartz feldspar.
3. Lanau (Silt), yaitu sebagian besar fraksi mikroskopis (yang
berukuran sangat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran-
butiran quartz yang sangat halus, dan dari pecahanpecahan
mika.
4. Lempung (clay), yaitu sebagian besar terdiri dari partikel
mikroskopis (yang berukuran sangat kecil) dan sub-mikoskopis
(tak dapat dilihat, hanya dengan mikroskop). Berukuran lebih
kecil dari 0,002 mm (2 micron).

3
1.5.2 Kuat Tekan Bebas

Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas adalah


besarnya beban aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami
keruntuhan atau pada saat renggangan aksial mencapai 20%.
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan
tekan bebas sampel tanah yang bersifat kohesif dalam keadaan asli
maupun buatan (remoulded). (Debataraja, 2019)

1.6 Perhitungan

1. Hitung nilai regangan axial selama beban diberikan, sebagai berikut:

∆𝐿
𝜀 =
𝐿!

Dimana:
ε = regangan aksial
∆ = perbedaan tinggi benda uji
Lo = tinggi benda uji semula

2. Hitung luas permukaan benda uji hasil koreksi, selama beban diberikan,
sebagai berikut:
𝐴"
𝐴 =
1 − 𝜀

Dimana:
AO = luas permukaan tinggi benda uji
ε = regangan aksial
3. Tentukan tegangan yang terjadi yang merupakan beban per satuan luas,
sebagai berikut:
𝑃
𝜎∁ =
𝐴

4
Dimana:
σ_∁ = tegangan pe~satuan luas
P = beban yang diberikan
A = luas permukaan benda uji terkoreksi

4. Buat grafik hubungan antara tegangan pada skala ordinat dengan


regangan pada skala absis. Tentukan dari grafik tersebut nilai tegangan
yang maksimum atau nilai tegangan pada regan 20%. Nilai tersebut
merupakan nilai kekuatan tckan bebas (Unconfined Compression
Strength) benda uji.

1.7 Hasil Perhitungan

Dial Regangan
Deformatio Dial Load Luas Terkoreksi σ = P/A'
Deform ɛ = ∆L/L*100 Load P (Kg) Catatan
n (Cm) (Div) A' (Cm2 ) (Kgm2 )
(Div) %

0 0,00 0,00 0,00 0,000 9,625 0,000


50 0,05 0,74 1,00 0,505 9,697 0,052
100 0,10 1,48 2,00 1,010 9,770 0,103
150 0,15 2,22 3,00 1,515 9,844 0,154 E=
200 0,20 2,96 4,00 2,020 9,919 0,204 7,03
250 0,25 3,70 4,00 2,020 9,995 0,202
300 0,30 4,44 4,50 2,273 10,073 0,226
350 0,35 5,19 5,00 2,525 10,151 0,249
400 0,40 5,93 5,00 2,525 10,231 0,247
450 0,45 6,67 5,25 2,651 10,313 0,257
500 0,50 7,41 6,00 3,030 10,395 0,291
550 0,55 8,15 6,00 3,030 10,479 0,289
600 0,60 8,89 6,25 3,156 10,564 0,299
650 0,65 9,63 6,25 3,156 10,651 0,296
700 0,70 10,37 6,50 3,283 10,739 0,306
750 0,75 11,11 6,50 3,283 10,828 0,303
800 0,80 11,85 6,75 3,409 10,919 0,312
850 0,85 12,59 6,75 3,409 11,012 0,310
900 0,90 13,33 7,00 3,535 11,106 0,318
950 0,95 14,07 7,00 3,535 11,202 0,316
1000 1,00 14,81 7,00 3,535 11,299 0,313
1050 1,05 15,56 7,00 3,535 11,398 0,310
1100 1,10 16,30 7,00 3,535 11,499 0,307 qu
1150 1,15 17,04 7,00 3,535 11,602 0,305
1200 1,20 17,78 7,00 3,535 11,706 0,302
1250 1,25 18,52 7,00 3,535 11,813 0,299
1300 1,30 19,26 7,00 3,535 11,921 0,297
1350 1,35 20,00 7,00 3,535 12,031 0,294
1400 1,40 20,74 7,00 3,535 12,144 0,291
1450 1,45 21,48 7,00 3,535 12,258 0,288
1500 1,50 22,22 27,00 13,635 12,375 1,102

5
0,700

0,600
Tegangan σ (Kg/Cm2)
0,500

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

Dial Regangan
Deformatio Dial Load Luas Terkoreksi σ = P/A'
Deform ɛ = ∆L/L*100 Load P (Kg) Catatan
n (Cm) (Div) A' (Cm2 ) (Kgm2 )
(Div) %

0 0,00 0,00 0,00 0,000 9,625 0,000


50 0,05 0,74 3,50 1,768 9,697 0,182
100 0,10 1,48 8,00 4,040 9,770 0,414
150 0,15 2,22 8,00 4,040 9,844 0,410 E=
200 0,20 2,96 8,00 4,040 9,919 0,407 24,61
250 0,25 3,70 8,00 4,040 9,995 0,404
300 0,30 4,44 8,00 4,040 10,073 0,401
350 0,35 5,19 8,00 4,040 10,151 0,398
400 0,40 5,93 8,00 4,040 10,231 0,395
450 0,45 6,67 8,00 4,040 10,313 0,392
500 0,50 7,41 8,00 4,040 10,395 0,389
550 0,55 8,15 8,00 4,040 10,479 0,386
600 0,60 8,89 8,00 4,040 10,564 0,382
650 0,65 9,63 8,00 4,040 10,651 0,379
700 0,70 10,37 8,00 4,040 10,739 0,376
750 0,75 11,11 8,00 4,040 10,828 0,373
800 0,80 11,85 8,00 4,040 10,919 0,370
850 0,85 12,59 8,00 4,040 11,012 0,367
900 0,90 13,33 8,00 4,040 11,106 0,364
950 0,95 14,07 8,00 4,040 11,202 0,361
1000 1,00 14,81 8,00 4,040 11,299 0,358
1050 1,05 15,56 8,00 4,040 11,398 0,354
1100 1,10 16,30 8,00 4,040 11,499 0,351 qu
1150 1,15 17,04 8,00 4,040 11,602 0,348
1200 1,20 17,78 8,00 4,040 11,706 0,345
1250 1,25 18,52 8,00 4,040 11,813 0,342
1300 1,30 19,26 8,00 4,040 11,921 0,339
1350 1,35 20,00 8,00 4,040 12,031 0,336
1400 1,40 20,74 8,00 4,040 12,144 0,333
1450 1,45 21,48 8,00 4,040 12,258 0,330
1500 1,50 22,22 27,00 13,635 12,375 1,102

6
0,700

0,600
Tegangan σ (Kg/Cm2)
0,500

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

Dial Regangan
Deformatio Dial Load Luas Terkoreksi σ = P/A'
Deform ɛ = ∆L/L*100 Load P (Kg) Catatan
n (Cm) (Div) A' (Cm2 ) (Kgm2 )
(Div) %

0 0,00 0,00 0,00 0,000 9,625 0,000


50 0,05 0,74 1,00 0,505 9,697 0,052
100 0,10 1,48 2,00 1,010 9,770 0,103
150 0,15 2,22 2,25 1,136 9,844 0,115 E=
200 0,20 2,96 2,50 1,263 9,919 0,127 7,03
250 0,25 3,70 3,00 1,515 9,995 0,152
300 0,30 4,44 3,25 1,641 10,073 0,163
350 0,35 5,19 3,50 1,768 10,151 0,174
400 0,40 5,93 3,75 1,894 10,231 0,185
450 0,45 6,67 4,00 2,020 10,313 0,196
500 0,50 7,41 4,00 2,020 10,395 0,194
550 0,55 8,15 4,25 2,146 10,479 0,205
600 0,60 8,89 4,50 2,273 10,564 0,215
650 0,65 9,63 4,75 2,399 10,651 0,225
700 0,70 10,37 4,75 2,399 10,739 0,223
750 0,75 11,11 4,75 2,399 10,828 0,222
800 0,80 11,85 5,00 2,525 10,919 0,231
850 0,85 12,59 5,00 2,525 11,012 0,229
900 0,90 13,33 5,00 2,525 11,106 0,227
950 0,95 14,07 5,00 2,525 11,202 0,225
1000 1,00 14,81 5,00 2,525 11,299 0,223
1050 1,05 15,56 5,00 2,525 11,398 0,222
1100 1,10 16,30 5,00 2,525 11,499 0,220 qu
1150 1,15 17,04 5,00 2,525 11,602 0,218
1200 1,20 17,78 5,00 2,525 11,706 0,216
1250 1,25 18,52 5,00 2,525 11,813 0,214
1300 1,30 19,26 5,00 2,525 11,921 0,212
1350 1,35 20,00 5,00 2,525 12,031 0,210
1400 1,40 20,74 5,00 2,525 12,144 0,208
1450 1,45 21,48 5,00 2,525 12,258 0,206
1500 1,50 22,22 5,00 2,525 12,375 0,204

7
0,700

0,600
Tegangan σ (Kg/Cm2)
0,500

0,400

0,300

0,200

0,100

0,000
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00

1.8 Perawatan

1. Bila engkol pemutar tidak bias diputar dengan lancer, buka box
bagian gigi-gigi penggerak lalu tambahkan stempet secukupnya.
2. Mur penjepit plat penekan atas harus selalu dalam keadaan kencang
untuk mencegah rusaknya drat akibat aus.
3. Untuk mesin penekan elektrik, periksa bagian dalamnya secara
berkala, periksa dudukan motor, kencangkan baut-baut penjepitnya
untuk mengurangi geteran mesin.
- Tambahkan oli pelumas pada speed reducer melalui lubang
pengisian oli.
- Ganti sabuk/ban pemutar bila sudah aus/slip
- Bila terjadi kebocoran arus listrik,periksa kabel arde/ground atau
balikkan kedudukan steker input.

1.9 Kesimpulan

Dari grafik dan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
besar tegangan yang dihasilkan maka akan semakin besar pula regangan
yang timbul , dari grafik diatas terlihat tegangan puncak terjadi pada 1,10
dan regangan pada angka 1630, dengan R^2 = 0.307

8
1.10 Dokumentasi

9
DAFTAR PUSTAKA

Debataraja, S. M. T. (2019). ANALISA DAYADUKUNG TANAH GAMBUT


NAGASARIBU-HUMBANG HASUNDUTAN DDENGAN CAMPURAN
KAPUR MELALUI PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG DAN
KUAT TEKAN BEBAS. Jurnal Darma Agung, 27(1), 884–893.

Hardiyatmo, H. C. (1992). Mekanika Tanah Jilid 1 dan Jilid 2. Penerbit Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai