Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum pengujian
bahan ini.Laporan ini dibuat dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai pengujian beton
dalam Teknik Sipil, yang mana pekerjaan ini dipakai dalam suatu pengujian , sehingga
dapat mengetahui kondisi beton tersebut.
Dalam kesempatan kali ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis banyak
mengucapkan banyak Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dalam
penyelesaian laporan” PRAKTIKUM LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN“
Penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu penulis
membutukan kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun untuk kesempurnaan
laporan ini, dan juga laporan ini juga dapat bermanfaat untuk bahan tambahan materi mata
kuliah. Atas perhatian diucapkan terima kasih.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pekerjaan teknik sipil kita mengenal dua jenis pekerjaan konstruksi yaitu
konstruksi berat dan konstruksi ringan. Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak lepas dari
kebutuhan akan material atau bahan-bahan tertentu. Dalam pelaksanaannya, sehingga
suatu konstruksi bangunan yang kuat dan utuh sesuai dengan yang diharapkan.
Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah
semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan
tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi,
misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya. Dengan
melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan
berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikarenakan
apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak
akan mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu sistem pengujian yang
di sebut pengujian bahan untuk mendapatkan data dan dari data tersebut kita akan
mendapatkan kelayakan terhadap bahan yang akan di pakai dalam konstruksi beton.
Pengujian ini meliputi pengujian bahan produksi pabrik yaitu semen, pengujian
bahan hasil alam yaitu agregat dan pengujian bahan terolah yaitu meliputi pengujian
mortar dan beton.
1.2 TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini, yaitu agar mahasiswa dapat :
1. Dapat melakukan praktikum pengujian beton dengan prosedur yang baik dan
benar.
2. Dapat mengetahui langkah-langkah kerja dalam pengujian beton di laboratorium .
3. Dapat mengetahui karakteristik dan mutu beton
4. Dapat melakukan pengujian secara langsung di laboratorium
BAB II
PEMBAHASAN
PENGUJIAN SEMEN
Berat jenis diisyaratkan oleh ASTM adalah 3.15 Mg/m 3. Pada kenyataannya, berat
jenis semen yang di produksi berkisar antara 3.05Mg/m 3 sampai 3.25 Mg/m3 .
variasi ini akan berpengaruh pada proporsi campuran semen dalam campuran.
Berat jenis dapat dihitung dengan formula
W
= xd
Berat Jenis = V 2−V 1 , dimana
V1 = pembacaan penama :pada skala botol
V2 = pembacaan kedua pada skala botol
(V2 - Vl) = isi cairan yang dipindahkan oleh semen dengan berattertentu.
d = berat isi air pada suhu 4oC. (1 g/cm3).
1) Botol Le Chatelier/piknomrter
2) Bak Perendaman
3) Cawan
4) Neraca
Botol le chaterier
2.1.3.2 Bahan.
1) Semen Portland sebanyak 54 gram.
2.1.4 LANGKAH KERJA.
1) Isi botol picnometer dengan kerosin atau naptha sampai permukaan kerosin atau
naptha dalam botol terletak pada skala antara 0 – 1; keringkan bagian dalam botol
diatas permukaan cairan;
2) Rendam botol picnometer yang dimaksud pada butir 1)ke dalam bak berisi air;
Biarkan botol picnometer itu terendam selama ±60 menit agar suhu botol tetap dan
suhu cairan dalam botol sama dengan suhu air;
3) Setelah suhu cairan dalam botol dan air sama. Baca tinggi permukaan cairan
terhadap skala botol, misalnya V1;
4) Masukkan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, harus diusahakan seluruh
benda uji masuk ke dalam cairan dan hidarkan adanya massa semen yang
menempel di dinding dalam botol di atas permukaan;
5) Setelah seluruh benda uji dimasukkan, goyangkan perlahan-lahan botol itu selama
± 30 menit, sehingga seluruh gelembung udara dalam benda uji ke luar;
6) Rendam botol yang berisi benda uji dan cairan itu selama ± 60 menit, sehingga
suhu larutan dalam botol sama dengan suhu air; lalu baca tinggi permukaan larutan
pada skala botol, misalnya V2;
7) Hitung berat w dan berat jenis semen portland dengan menggunakan rumus.
Wa
x100
Konsistensi = Wb , dimana
Wa = Berat Air
2.2.3.2 BAHAN
1. Semen sebanyak ± 300 Gram
2.2.4 LANGKAH KERJA
1. Masukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari berat benda uji
kedalam mangkok alat pengaduk
2. Masukkan benda uji kedalam mangkok dan diamkan selama 30 detik.
3. Jalankan mesin pengaduk dengan keeepatan (140 ± 5) rpm., selama 30 detik.
4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, sementara itu bersihkan pasta yang
menempel dipingir mangkok.
5. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 ± 10) rpm selama 1 menit.
6. Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan, kemudian dilemparkan 6 kali
dari satu tangan ketangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
7. Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan kedalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lobang besar sehingga cincin konik
penuh dengan pasta.
8. Kelebihan pasta pada lobang besar diratakan dengan sendok perata yang di
gerakan dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.
9. Letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik balikkan, ratakan dan Iicinkan
kelebihan pasta pada robang kecil cincin konik dengan sendok perata.
10. Letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat, dan kontakkan jarum dengan
bagian tengah permukaan pasta.
11. Jatuhkan jarum dan catat pen'runan yang berlangsung selama 30 detik.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0
0.5
1
penetrasi semen
1.5
2.5
3.5
1 9
2 8
3 7
4 6 Iterval waktu
percobaan
penurunan
5 5
6 4
7 3
8 2
9 1
10 0
2.4 JOB IV PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN
2.4.1 TUJUAN
Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan nilai kehalusan dari
semenPortland. Pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam pengendalian
mutusemen.Mahasiswa akan dapat menyebutkan jenis-jenis peralatan,
prosedurpelaksanaan dan mempraktekkan pengujian kehalusan semen portland
denganbenar.
A
x100%
F= B
F = kehalusan
A = berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan
No. 200.
1. Masukkan benda uji semen kedalam saringan No. 100 yang terletak diatas
saringan No. 200 dan dipasang pan dibawahnya
2. Goyangkan saringan ini perlahan-lahan sehingga bagian benda uji yang
tertahan kelihatan bebas dari partikel-partikel halus (pekerjaan ini dijakukan
antara 3 sampai 4 menit)
3. Tutuplah saringan dan lepaskan pan ; ketok sarinqan perlahan-Iahan dengan
tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan
4. Bersihlan sisi bagian bawah sarigan dengan kuas, kosongkan pan dan
bersihkan dengar kain kemudian.dipasang kembali.
5. Ambillah tutup saringan dengan hari-hati ; bila ada partikel kasar yang
rnenempel pada tutup, kembalikan kedalam saringan
6. Lanjutkan penyaringan dengan menggoyang-goyangkan saringan perlahan-
lahan selama 9 menit
7. Tutuplah saringan ; penyaringan dilanjutkan lagi selama 1 menit dengan cara
menggerakkan saringan kedepan dan belakang dengan posisi sedikit
dimirigkan. Kecepatan gerakkan kira-kira 150 x permenit, setiap 25 kali
gerakan, putar saringan kira-kira 60o. Pekerjaan ini dilakukan diatas kertas
putih; bila ada partikel keluar dari saringan dan atau pan serta tertampung
diatas kertas, kembalikan kedalam saringan. Pekerjaan penyaringan distop
setelah benda uji tidak lebih, dari 0,05 gram lewat saringan dalam waktu
penyaringan selama 1 menit.
8. Timbang benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan No. 100 dan
No. 200 Kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap berat
benda uji semula.
200 3.0 6 94
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON
Kuat Tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton
hancurEvaluasi ini bertujuan untuk menguji apakah kekuatan beton telah tercapai
sesuai rencana atau belumdan untuk menentukan langkah-langkah preventif dengan
tidak mengesampingkan nilai-nilai ekonomis. Pengujian dilakukan dengan benda uji
berbentuk silinder denga ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus
ukuran 150 x 150 x 150 mm. evaluasinya selalu dalam bentuk pengujian silinder.
Jika data dihasilkan dari benda uji berbentuk kubus atau ukuran yang lebih kecil
dari standar maka harus dilakukan konfersi ke dalam bentik silinder. Satuan yang
digunakan adalah N/m2 atau MPa.
Jika menggunakan kekuatan tekan dengan hasil uji kubus bersisi 150 mm
maka hasilnya harus dikonversi menggunakan persamaan
Dimana
f ' ck = Kekuatan tekan beton, MPa dari uji kubus beton bersisi 150 mm.
Kekuatan tekan mortar adalah beban tiap satuan luas permukaan yang
menyebabkan mortar hancur.Kekuatan tekan semen diuji dengan cara membuat mortar
yang kemudian ditekan sampai hancur. Contoh semen yang akan di uji dicampur
dengan pasir silica dengan perbandingan tertentu kemudian dibentuk menjadi kubus-
kubus berukuran 5x5x5 cm. setelah berumur 3, 7, 14 dan 28 hari dan mengalami
perawatan dengan perendaman, benda uji tersebut diuji kekuatan tekannya.
2.5.3 PERALATAN DAN BAHAN
2.5.3.1 ALAT
1) Kubus 15 cm, X 15 cm'
2) Tongkat pemadat, diameter I6 mm, panjang 60 cm, dengan ujung dibulatkan,
sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
3) Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk'
4) Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh.
5) Mesin tekan, kapasitas sesuai kebutuhan.
6) Satu set alat pelapis (capping)
7) peralatan tambahan : ember, se\op, sendok, sendok perata dan talam.
8) Satu set alat pemeriksaans lump.
9) Satu set alat pemeriksaan berat isi beton
Masukkan agregat kasar dan air pencampur sebanyak 30% sampai 40%
kedalam `pengaduk. Jalankan mesin pengaduk, masukkan agregat halus
semen dan sisa air pencampur. Setelah semua bahan campuran beton di
masukkan kedalam pengaduk, aduklah beton selama 3 menit. Hentikan mesin
pengaduk, tutuplah pengaduk, biarkan adukan beton selama 3 menit.
Ambillah tutup pengaduk dan jaiankan mesin pengaduk selama 2 menit.
Tuangkan beton kedalam talam dan aduklah lagi dengan sekop sampai merat
No. Ukuran (cm) Luas Beban Kuat tekan (bi'-bm) (bi' -bm)2
Urut Max. (bi') (Kpa)
(cm2) (Kpa) (Kpa)
(Pi) (Kn)
P L T
2
( ∑ σbi −σ bm )
- Standar Deviasi (S) = √ N −1
4917857 . 077
√ 5−1
=
4917857 . 077
=
√ 4
√ 1229464.269
=
= 1108.812 Kpa
= 12142.222 – 181.451
= 10323.771
k3
K28 = 0.65
¿
¿
10323.771
= 0.65 = 15882.729 kpa = 15.882724 kg/cm2
= 15.882724 Mpa
25 Mpa
PENGUJIAN AGREGAT HALUS
1) Kadar air kering tungku yaitu keadaan yang benar – benar tidak berair.
2) Kadar air kering udara yaitu, yaitu kondisi agregat yang
3) Permukaannya kering tetapi sedikit mengandung air dalam porinyadan masih
dapat menyerap air.
4) Jenuh kering permukaan yaitu, keadaan dimana tidak ada air dipermukaan
agregat, tetapi agregat tersebut tidak mampu mmenyerap air. Pada kondisi ini,
air dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi air pada campuran
beton.
5) Kondisi basah yaitu, kondisi dimana butir-butir agregat banyak mengandung
air,
sehingga akan menyebabkan penambahan kadar air campuran beton.
2.6.3 PERALATAN
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
2. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
o
5) C.
3. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda uji
2.6.4 LANGKAH KERJA
1. Timbang dan catatlah berat talam (Wl).
2. Masukkan benda uji kedalam talam kemudian timbang dan catatlah beratnya
(W2)
3. Hitunglah berat benda uji (W3= W2- W1)
o
4. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110 ± 5) C
sampai beratnya tetap.
5. Setelah kering, timbang dan catatlah berat benda uji beserta talam (W4).
6. Hitunglah berat air (W5= W2 -.W4 ).
7. Hitung berat conyoh kering W =W −W
6 4 1
Dimana:
2.7.3.2 BAHAN
Benda uji adalah agregat yang lewat saringan no. 4 diperoleh dari alat pemisah
contoh atau cara perempat sebanyak 1000 gram.
2.7.4 LANGKAH KERJA
1. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu-debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan.
2. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 105oC sampai berat tetap
3. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian timbang dengan
ketelitian 0.5 gram (Bk)
4. Remdam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam
5. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada
permukaan hilang (SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu
persatu
6. Timbang berat bendauji kering permukaan jenuh (Bj)Letakkan benda uji didalam
keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang tersekap dan
tentukan beratnya didalam air (Ba), Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan
pada suhu standar
2.7.5 DATA PERCOBAAN
Uraian I Satuan
1. Gradasi sela (gab grade), jika salah satu atau lebih dari ukuran butir atau fraksi
dalam satu set ayakan tidak ada, maka gradasi ini menunjukkan satu garis
harisontal dalam grafiknya. Keistimewaan gradasi ini antara lain :
1) Pada nilai factor air semen tertentu, kemudahan pekerjaan akan lebih tinggi
bila kandungan pasir lebih sedikit.
2) Pada kondisi kelacakan yang tinggi lebih cederung mengalami segrigasi, oleh
karena itu gradasi sela disarankan dipakai pada tingkat kemudahan pekerjaan
yang rendah, yang pemadatannya dengan penggetaran.
2.9.3 PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 4,2% dari berat benda uji .
2. Satu set saringan ; 19,l mm (3/4") ;12,5 mm (1/2") ; 9,5 mm (3/8") no.4 ; no.8 ;
no.16 ; no.30 ; no.50 ; no.80 ; no.200 (Standar ASTM)
3. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai F
o
(110 ± 5) C
4. Alat pemisah contoh
5. Mesin pengguncang saringan
6. Talam-talam
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya
PENGUJIAN ANALISA
SARINGAN
2.9.4 LANGKAH KERJA.
o
1) Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu (110 ± 5) C, sampai
berat tetap
2) Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama l5 mernit.
¾ 19 0 0 100
2.11.3 PERALATAN
1. Mesin Los Angeles
- Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedtra sisi:rva dengan diameter
71cm (28") panjang dalam 50 cm (20").silinder bertumpupada dua poros
pendek yang tak menerus dan berputar pada poros'mendatar. Silinder
berlubang untuk memasukkan benda uj Penutup lubang terpasang rapat
sehingga permukaan dalam silinder tid.ak terqanggu. Di .bagian dalam
silinder terdapat bilah baja melintanq penuh setinogi 8,9 cm (3,56")
2. \Saringan no. l2 dan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam daftar
Timbangan, dengan ketelitian 5 gram
3. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (17 /8") dan berat masing-
masing antara 390 gram sampai 445 gram'
4. Oven,yang dilenqkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi. Sanlpai (100 ±
o
5) C
2.12.3 PERALATAN.
2.12.4 BAHAN
1. Menyiapkan benda uji seberat ± 10 kg yang lolos saringan 12,7 mm dan tertahan
pada saringan 9,5 mm.
2. Benda uji agregat dalam keadaan kering yang didapat setelah dimasukan
oven selama 4 (empat) jam dengan suhu (110 ± 5)oC.
BeratCawan C 12691
PENGUJIAN ANALISA
SARINGAN
Berat
Nomor Tertahan Tertahan Lolos
Saringan komulatif Komulatif (gr) Komulatif (%)
(gr)
E=100-D
ASTM mm B D=B/Ax100%
Bj−Bk
x 100 %
agregat kering Penyerapan = Bk
5. Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat
jenis dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis beton sehingga
secara langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran
beton. Hubungan antara berat jenis dengan daya serap adalah jika semakin tingi
nilai berat jenis agregat maka semakin kecil daya serap air agregat tersebut.
2.14.3 PERALATAN.
1. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (no.6 atau no.8) dengan
Kapasitaskira-kira 5 kg.
2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan
3. Tempat ini harus dilengkapi dengan pipa sehingga permuhaan air selalu tetap
4. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang
ditimbang dan dilengkapi dengan alat penggantung keranjang
5. Oven,yang dilengkapi dengan pengatrrr suhu untuk memanasi sampai(110 ±
o
) C
AIat Pemisah contoh Saringano.4
2.15.3 PERALATAN
5. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang.
Berat Silinder +
21145 22820 gram
Berat Benda Uji (B)
2.16.3 PERALATAN
1. Saringan no. 16 dan no. 200.
2. Wadah pencuci benda uji berkapasitas cukup besar sehingga pada waktu
diguncang-guncangkan benda uji dan/atau air pencuci tidak tumpah.
3. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110t
5)oC.
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.
5. Talam
2.17.3 PERALATAN
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh
2. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
± 5)
o
C.
3. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan benda
uji.
Berat Kontainer +
(W2) 3324.4 Gram
Benda Uji Basah
Berat Kontainer +
(W4) 3320.3 Gram
Benda Uji Kering
W5
Kadar Air x 100 % 0.147 %
W6
PENGUJIAN BETON
2.18.3 PERALATAN
1. Cetakan berupa kerucut terpancung dengan diameter bagian bawah 20 Cm
bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian'bawah dan atas cetakan terbuka
2. Tongkat pemadat dengan diameter 16 cm, panjang 60 cm, ujung dibulatkan dan
sebaiknya dibuat dari baja tahan karat'
3. Plat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air.
4. Sendok cekung.
= 30 cm - 20 cm
= 10 cm
PERSYARATAN PENGUJIAN
KETENTUAN-KETENTUAN
1) Pengambilan benda uji pasir harus lolos saringan No. 4, berat minimum 500 gram
dan dalam keadaan kering, kalau perlu di keringkan di udara terbuka;
2) Botol gelas yang mempuyai skala, tidak berwarna mempunyai tutup dari karet,
gabus atau lainnya yang tidak larut dalam larutan NaOH, dengan isi sekitar 350 ml;
3) Larutan standar terdiri dari larutan 0,,250 gram K2Cr2O7 di dalam 100 ml H2So4
(kerapatan 1,84) atau menggunakan warna standar organik plate.
1) Masukkan benda uji kedalam botol gelas sampai mencapai garis skala 130 ml;
2) Tambahkan larutan (3% NaOH+97% air) dan dikocok sampai volume
mencapaii 200 ml;
3) Tutup botol; kocok kuat-kuat, kemudian di diamkan selama 24 jam;
4) Warna standar dapat menggunakan larutan standar atau organik place No. 3;
5) Jika warna larutan benda uji lebih gelap dari warna larutan standar atau
menunjukkan warna standar lebih besar dari No. 3, maka kemungkinan
mengandung bahan organik yang tidak di izinkan untuk bahan campuran
mortar atau beton.
2.19.4 Hasil
Pada pengujian kadar organik agregat halus, terdapat pada warna no 2. Yang
artinya kadar organik tersebut layak untuk digunakan dalam proyek pembangunan kecuali
warna larutan benda uji lebih gelap dari warna standar atau menunjukan warna standar
lebih besar dari no.3, maka kemungkinan mengandung bahan organik yang tidak di
izinkan untuk bahan campuran mortar atau beton.
METODE PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG
MENGANDUNG BAHAN PLASTIK DENGAN CARA SETARA PASIR
2.20.3 PERALATAN
1. peralatan yang memerlukan penerapan harus dikalibarasi sebelum digunakan,
sesuai ketentuan yang berlaku;
2. bila digunakan tabung palstik alatuji setara pasir harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung dan dihindarkan dari pengaruh bahan atau uap pelarut seperti
Methylene Tetra Chloride (MTC) atau Trichloroethylene (TCE);
2.20.4 BAHAN
1. Benda uji adalah pasir alam atau agregat halus hasil pemecah batu lolos saringan
nomor 4 (4,76 mm).
1. ambil benda uji sebanyak 85 ml, keringkan dalam oven pada suhu (110 ± 5)°C
sampai berat tetap kemudian dinginkan pada suhu ruang;
2. isi tabung plastik dengan larutan kerja sampai skala 5;
3. masukkan benda uji yang sudah dikeringkan dan lolos saringan nomor 4 (4,76
mm) ke dalam tabung plastik, ketuk-ketukan untuk beberapa saat kemudian
diamkan selama 10 menit;
4. tutup tabung dengan penutup karet atau kayu gabus, kemudian miringkan sampai
hampir mendat dun kocok dengan salah satu alat pengocok sesuai uraian pada butir
2.2.1.11);
5. tambahkan larutan kerja dengan cara mengalirkan larutan melalui pipa pengalir,
mulai dari bagian bawah pasir bergerak ke atas, sehingga lumpur yang terdapat di
bawah permukaan pasir naik ke atas lapisan pasir; tambahkan larutan kerja sampai
skala 15, kemudian biarkan selama (20 menit ± 15 detik);
6. baca dan catat skala pembacaan permukaan koloid (A) sampai satu angka di
belakang koma;
7. masukkan beban perlahan-lahan sampai permukaan lapisan pasir; baca skala
pembacaan pasir (B) yang ditunjukkan oleh keping skala pembacaan pasir
dikurangi dengan tinggi tangkai penunjuk (pada umumnya 10 skala), sampai satu
angka di belakang koma.
2.20.6 DATA DAN HASIL PENGUJIAN
Perhitungan :
= 4,75
PENUTUP
3.1 SIMPULAN.
3.2 SARAN
Beberapa hal berikut harus diperhatikan dalam pemeriksaan bahan campuran beton :
2. Pemeriksaan bahan harus dilakukan untuk menjamin mutu beton sesuai dengan yang
direncanakan.
Bahan campuran beton yang dipakai untuk pembuatan beton, harus memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan, sehingga dapat diperoleh campuran beton yang
memenuhi kriteria antara lain :
5. Attractive
6. Ekonomis