Disusun oleh :
ELVAN 1007210040-P
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, maka akhir nya kami dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek
lapangan pada STRUKTUR PELAT LANTAI PADA GEDUNG KANTOR
PUSAT DRAINASE KOTA BANDA ACEH .
Guna melengkapi tugas dan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Tenik
Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, kami
telah melaksanakan kerja praktek untuk struktur plat lantai pada gedung Kantor
Pusat Drainase Kota Banda Aceh.
Berdasarkan apa yang kami lihat dan kami amati langsung pada proyek
tersebut maka disini kami mencoba untuk menyusun laporan ini.
Dalam laporan ini akan kami kemukakan tentang berbagai hal mengenai
pengetahuan teknik, khususnya bidang jurusan Teknik Sipil yang didapat
diperkuliahan selama ini dengan praktek langsung dilapangan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Adapun maksud dari penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah untuk
mengetahui bagaimana dalam melaksanakan proyek pembangunan Gedung
Kantor Pusat Drainase Kota Banda Aceh.
4 Serta bagaimana cara mengatasi segala masalah masalah yang timbul dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat meghasilkan mutu kerja yang baik dan
bermanfaat.
ORGANISASI PROYEK
Semua unsur yang terkait didalam suatu organisasi kerja harus terpisah satu
sama lain dalam artian tidak boleh dirangkap.
Agar proses diatas berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu wadah dalam
bentuk struktur organisasi. Struktur organisasi formal akan menunjukan hal-hal
berikut :
Owner atau pemilik proyek adalah orang atau pihak yang memiliki suatu
pekerjaan yang diserahkan untuk direalisasikan oleh pelaksana atau kontraktor.
Karena proyek pembangunan gedung adalah proyek pemerintah, maka dalam hal
ini yang bertindak sebagai pemilik adalh Departemen Pekerjaa Umum.
Adapun tugas dan hak dari owner antara lain adalah sebagai berikut :
Adalah pihak yang diberi tugas untuk melaksanakan suatu pekerjaan oleh
pemilik proyek sesuai dengan rencana dan desaing yang telah dibuat. Badan
Usaha Milik daerah Kota Banda Aceh yaitu PT. Adhi Karya adalah pihak yang
memenangkan tender pekerjaan proyek pembangunan gedung Gedung Kantor
Pusat Drainase Kota Banda Aceh .
2.4 Pengawas / Direksi
Selain dari pada itu, pada waktu pelaksanaan tender, mereka juga
bertindak selaku panitia pelaksana tender yang antara lain bertugas :
MATERI PEMBAHASAN
Beton berulang terdiri dari bahan beton dan baja. Beton dan baja
membentuk material komposit dengan ikatan diantaranya disebut dengan lekatan
(bond ).Beton adalah material yang dapat menahan gaya tekan ( compression )
yang besar, tetapi sangat lemah terhadap gaya tarik ( kekuatan tarik beton kecil
yang dapat diabaikan ). Kekuatan tarik ini diperkuat ( reinforced ) oleh tulangan
baja (reinforcement ). Oleh sebab itu material komposit ini disebut beton
bertulang yang dapat menahahn tarik dan tekan. Beton tanpa tulangan hanya
dapat memikul beban yang relatif kecil karena timbul retak beton akibat tarik.
Dengan adanya tulangan baja maka beton bertulang (baja ) dapat menahan beban
lentur yang jauh lebih besar dibandingkan beton tanp ttulangan.
a. Semen
b. Agregat kasar ( batu belah, kerikil )
c. Agregat halus (pasir)
d. Air
a. Semen
Semen adalah bahan pengikat yang bersifat kohesif dan adhesif.
Kegunaan dari semen ini adalah untuk bahan pengikat yang akan
mengikat bahan bahan agregat kasar dan abregat halus dengan bantuan
air sehingga bahan bahan terssebut akan membentuk kesatuan
kesatuan yang disebut beton.
Semen yang digunakan harus bermutu baik, berat dan volume
tidak kurang dari ketentuan ketentuan biasa dan harus memenuhi syarat
syarat yang ditentukan dalam NI-18 (Normalisasi Semen Portland
Indonesia ).
b. Agregat kasar (batu belah, kerikil )
Reaksi semen dan air memebentuk pasta yang dapat mengikat pasir dan
batu belah menjadi bahan beton yang bersifat keras seperti batu. Proses
pembentukan pasta ini disebut proses HIDRASI. Proses hidrasi membutuhkan
waktu dari lembek sampai dengan keras. Pada saat lembek adukan beton dapat
dicor pada cetakan ( Form Work / Bekisting) yang telah diberi tulangan baja.
Setelah beton mengeras, material komposit beton bertulang dapat digunakan
sebagai elemen struktur ( balok, kolom, dan pelat ) yang dapat menahan beban.
Baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik pabrik baja yang terkenal
dapat dipakai umumnya setiap pabrik mempunyai standard mutu dan jenis baja
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun demikian pada umumnya baja
tulangan yang terdapat dipasaran indonesia dapat dibagi dalam mutu yang
tercantum di bawah ini :
dp =12,8 g
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan daimeter minimum 1
mm yang telah dipijarkan dahulu dan tidak bersepuh seng.
Berkas tulangan hanya boleh terdiri dari 2,3 atau 4 batang yang sejajar.
Batang-batang yang diprofilkan dengan diameter tidak kurang dari 19 mm.
Diameter batang tulangan didalam berkas tidak boleh berselisih yang satu
terhadap yang lain dari 3 mm pada setiap penampang dan harus diikat erat
dengan kawat pengikat dengan diameter minimum 2,5 mm dan dengan jarak
pengikat tidak lebih 24 kali diameter pengenal batang terkecil. Dalam
pelaksanaan besi dalam konstruksi ini secara keseluruhan dipilih besi tulangan
dalam negeri dengan mutu standard U-24 sesuai spesifikasi proyek ini (Bestek).
Pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada
apabila struktur tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya.Pelat beton ini sangat
kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi
sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk
mendukung ketegaran balok portal.
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai
pada dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap
beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut
mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus balok).
a. Tumpuan Pelat
Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu
dipertimbangkan tidak hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan
dan jenis penghubung di tempat tumpuan. Kekakuan hubungan antara pelat
dan tumpuan akan menentukan besar momen lentur yang terjadi pada pelat.
Untuk bangunan gedung, umumnya pelat tersebut ditumpu oleh balok-
balok secara monolit, yaitu pelat dan balok dicor bersama-sama sehingga
menjadi satu-kesatuan, seperti pada gambar (a) atau ditumpu oleh dinding-
dinding bangunan seperti pada gambar (b). Kemungkinan lainnya, yaitu pelat
didukung oleh balok-balok baja dengan sistem komposit seperti pada gambar
(c), atau didukung oleh kolom secara langsung tanpa balok, yang dikenal
dengan pelat cendawan, seperti gambar (d).
b. Jenis Perletakan Pelat Pada Balok
Kekakuan hubungan antara pelat dan konstruksi pendukungnya (balok)
menjadi satu bagian dari perencanaan pelat. Ada 3 jenis perletakan pelat pada
balok, yaitu sbb :
1) Terletak bebas
Keadaanini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok,
atau antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat
dapat berotasi bebas pada tumpuan tersebut, lihat gambar (1). Pelat yang
ditumpu oleh tembok juga termasuk dalam kategori terletak bebas.
2) Terjepit elastis
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara
monolit, tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat
untuk mencegah terjadinya rotasi pelat. (lihat gambar (2))
3) Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara
monolit, dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah
terjadinya rotasi pelat (lihat gambar(3)).
c. Sistem Penulangan Pelat Beton Bertulang
Sistem perencanaan tulangan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam
yaitu :
1. Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah
(selanjutnya disebut : pelat satu arah/ one way slab)
2. Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (disebut
pelat dua arah/two way slab)
1. Penulangan pelat satu arah
a. Konstruksi pelat satu arah.Pelat dengan tulangan pokok satu arah
ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban
yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh
pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan pelat yang
ditumpu oleh 2 tumpuan.
Karena momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah
bentang L (lihat gambar di bawah), maka tulangan pokok juga dipasang 1
arah yang searah bentang L tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan
tulangan pokok (pada saat pengecoran beton) tidak berubah dari tempat
semula maka dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus
tulangan pokok. Tulangan tambahan ini lazim disebut : tulangan bagi.
(seperti terlihat pada gambar di bawah).
Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak
lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan
tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan
pokok.Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat
dengan kawat binddraad. Fungsi tulangan bagi, selain memperkuat
kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak beton
akibat susut dan perbedaan suhu beton.
Pada pelat kantilever, karena momennya negatif, maka tulangan pokok
(dan tulangan bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulangan Tampak
depan (gambar (a)), maka tampak jelas bahwa tulangan pokok dipasang paling
atas (dekat dengan tepi luar beton), sedangkan tulangan bagi menempel di
bawahnya. Tetapi jika dilihat pada gambar Tampak Atas (gambar (a)), Pada garis
tersebut hanya tampak tulangan horizontal dan vertikal bersilangan, sehingga
sulit dipahami tulangan mana yang seharusnya dipasang di atas atau menempel di
bawahnya. Untuk mengatasi kesulitan ini, perlu aturan penggambaran dan
simbol-simbol sbb :
BAB IV
PELAKSANAAN DILAPANGAN DAN PERHITUNGAN
4. 1. Pelaksanaan Dilapangan
Pekerjaan perancah
Pekerjaan pengukuran dan bekisting
Pekerjaan pembesian
Leveling pengecoran pelat lantai
Pekerjaan kontrol kualitas
Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan curing
Agar pengecoran pelat lantai dan sloof mencapai level yang benar dan
tidak terjadi perbedaantinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling
pengecoran. Leveling pengecorandibuat dari besi siku L 50.50.5 yang
ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi betonini ditancapkan pada lantai
kerja hingga posisi besi siku L 50.50.5 tidak lagi bergeser.Penempatan besi siku
L 50.50.5 diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuaigambar desain.
Penempatan siku L 50.50.5 ini dibuat sedemikian hingga sulit untuk turun
dan bergeser, tapi mudah untuk dicabut.
L = + 100 mm
= 6000 + 100
= 6100 mm
6100
Lebar bentang batang h min 254,2 mm
24
3. Perhitungan beban-beban
Wu = 1,2 wd + 1,6 wl
= 6,60 KN/m2
Wd Total
- Wl = 4 Kn/m2
- Wu = (1,2 x 6,60) + (1,6 x 4)
= 14,32 KN/m2
= 1432 kg/m2
4. Perhitungan moment-moment
1
- MA = x 14,32 x 5,2 2
24
= 16,134 KNm
1
- M Lapangan Bentang = x 14,32 x 5,2 2 = 27,66 KNm
14
1
- MB = x 14,32 x 5,2 2 = 43,023 KNm
9
5. Hitungan Tulangan
Diketahui
- Tebal pelat h = 254 mm
- Selimut beton = 20 mm (D = 2 mm)
- Diamater tulangan utama rencana D = 19 mm
- Tinggi efektif d adalah
d = h p D = 254 20 19 = 224,5 mm
- Moment jepit
MA = 16,134 KNm
Mu 16,134
2
bd 1,0,2245 2
= 266,76 KN/m2
0,0011
Asti = x b x d 10 6
= 296,3 mm2 = 30 cm
- Moment lapangan (bentang)
Mu 27,66
M lapangan 2
bd 1.0,2245 2
= 745 KN/m2
min 0,0018
maks 0,0203`
hasil 0,0029
0,18 bh
As =
100
- Moment tumpuan
MB = 39,208 KNm
Mu 39,208 KNm
bd 2 1 x 0,2245 2
= 784,544 KN/m2
0,00384
Kontrol
Ast = x bd x 106
- Tulangan pembagi
6. Pemilihan tulangan
- Moment jepit
- Tulangan pembagi
- Moment lapangan
didapat = D 10 7 = 550 m
- Tulangan pembagi
As = 378 mm2
- Tulangan pembagi
As = 378 mm2
5. 1. Kesimpulan
1. Faktor air semen, yaitu perbandingan berat air adukan dengan berat semen
didalam campuran beton, harus tetap sesuai dengan yang direncanakan.
Tidak boleh ada tambahan air adukan atau pengurangan air adukan selama
pembetonan.
2. Pembetonan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga campuran
seragam (uniform),baik sewaktu pengadukan maupun penuangan sampai
penyelesaian akhir.
3. Beton harus mudah dikerjakan, meliputi mudah diisi kecetakan dengan
baik, mudah dituang dan mudah dipadatkan (tidak terjadi segregasi
ataupun bleeding).
4. Perawatan (curing).
5. 2. Saran
Hal yang paling kami rasakan selama mengikuti kerja praktek ini adalah
penyimpangan antara materi kuliah dengan praktek dilapangan. Sangat kami
rasakan kurangnya pengetahuan praktek yang banyak dipergunakan dilapangan.
Sementara teori-teori yang kami peroleh dibangku kuliah masih kurang
aplikasinya.
Untuk itu kami rasa ssangat penting apabila materi-materi yang diperoleh
dibangku perkuliahan diselaraskan dengan aplikasi-aplikasi yang
banyakditerapka dilapangan. Dengan demikian, seorang sarjana sipil yang
diluluskan oleh perguruannya akan mempunyai bekal sedikit pengetahuan
dilapangan.pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya manajemen pengelolaan
proyek, termasuk masalah tender dan pengelolaan suatu pekerjaan agar berhasil
dengan baik adalah diantaranya bekal yang rasanya penting sekali untuk dimiliki
oleh seorang sarjana sipil.
Gambar 1. Lokasi Pembangunan Gedung Kantor Pusat Drainase Kota Banda Aceh