Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala bimbingan dan
tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembelajaran dengan melalui
praktikum yg dilaksanakan di Lab Pengujian Bahan dan pemahan modul yang dibagikan
kepada mahasiswa mata kuliah praktikum Pengujian Bahan II dengan baik sekaligus dapat
menyelesaikan laporan Pengujian Bahan II ini tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini,tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang
tua saya yang telah memberikan dukungan spiritual kepada saya dan ucapan terima kasih
juga kepada dosen pengasuh mata kuliah sekaligus dosen pelaksana serta semua pihak yang
terlibat dalam menyukseskan kerja praktik dan proses penyelesaian laporan Pengujian Bahan
II ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini,untuk itu saran serta
kritikan yang dapat membangun sangat saya harapkan demi laporan selanjutnya. Saya
berharap semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat dan diterima dengan
baik.Terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pembangunan konstruksi,ada begitu banyak hal penting yang harus di
perhatikan sebelum dilakukan pembangunan konstruksi.Dalam pekerjaan teknik sipil
kita mengenal dua jenis pekerjaan konstruksi yaitu konstruksi berat dan konstruksi
ringan.Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak terlepas dari kebutuhan akan material atau
bahan-bahan tertentu.Dalam pelaksanaannya sehingga,suatu konstruksi bangunan
yang kuat dan utuh sesuai dengan yang diharapkan.
Beton adalah campuran agregat halus dan kasar sebagai bahan pengisi .
Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dana tau meng-
gunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk
sebagai konstruksi,misalnya jalan,jembatan,lapangan terbang , waduk , bendungan,
dan lainnya.Dengan melakukan analisa bahanmaka dalam hal pembuatan beton harus
lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pem-
buatan tersebut, dikarenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka
hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu
diperlukan suatu system pengujian yang disebut pengujian bahan untuk mendapatkan
data dan dari data tersebut kita akan mendapatkan kelayakan terhadap bahan yang
akan dipakai dalam konstruksi beton.
Pengujian ini meliputi pengujian bahan produksi pabrik yaitu semen,pengujian
bahan hasil alam yaitu agregat dan pengujian bahan terolah yaitu meliputi pengujian
mortar dan beton.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini,yaitu agar mahasiswa dapat mengenal,
mengetahui peralatan dan memahami prosedur pengujian bahan sehingga dapat
mengetahui sifat dan karakteristik bahan bangunan khususnya konstruksi jalan raya
dengan berbagai kondisi serta mampu secara mandiri mendesain rancangan campuran
aspal beton dengan benar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 JOB I : PENGUJIAN BERAT JENIS ASPAL

2.1.1 Dasar Teori


Aspal terdiri dari dua jenis yaitu aspalalami dan aspal buatan.Aspal adalah suatu
bahan yang berbentuk padat.atau setengah padat yang berwarna hitam bersifat perekat yang
aka meleleh dan akan mencair ketika panas begitu pula sebaliknya jika didinginkan akan
memadat dan merupaka campuran hidrokarbon alami atau terdiri dari proses pemanasan
minyak.
Berat jenis aspal ini digunakan untuk mengetahui volume aspal dalam 1 m2,sehingga
kita dapat menghitung jumlah aspal (volume aspal) yang digunakan dalam pelebaran
jalan,selain itu berat jenis aspal merupakan salah satu data yang diperlukan untuk
menganalisa aspal.
Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat isi aspal pada suhu kamar dengan
berat isi kering air suling pada 40c yang isinya sama dengan isi aspal.
Berat jenis aspal disyaratkan oleh SNI adalah min 1,0 mg/m3.
Berat jenis aspal dinyatakan dengan rumus :
(C− A)
BJ : ¿
( B−A )−(D−C )
Keterangaan :
BJ : Bert jenis aspal
A : Berat piknometer (dengan tutupan) (gram)
B :Berat piknometer berisi air suling (gram)
C : Berat piknometer berisis aspal (gram)
D : Berat piknometer berisi aspal dan air suling (gram)

2.1.2 Benda Uji yang Digunakan


Benda uji adalah contoh aspal padat sebagai ± 100 gram
2.1.3 Peralatan yang Digunakan
a) Termometer
b) Bak perendam yang dilengkapi dengan pengatur suhu dengan ketelitian
(250c ± 0,10c)
c) Piknometer 30 ml
d) Air suling sebanyak 1000 ml
e) Bejana gelas,kapasitas 1000 ml
2.1.4 Langkah Kerja
1) Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas piknometer
yang tidak terendam 40 mm,kemudian rendam dan jepitlah bejana tersebut
dalam bak perendam sehingga perendam sekurang-kurangnya 100 mm,aturlah
suhu bak perendam pada suhu 250c.
2) Bersihkan,keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg.
3) Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air suling
kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan;letakkan piknometer ke dalam
bejana dan tekanlah penutup sehingga rapat;kembalikan bejana berisi
piknometer ke dalam bak perendam;diamkan bejana tersebut didalam bak
perendam sehingga sekurang-kurangnya 30 menit,kemudian angkatlah dan
keringkan dengan kain lap,timbanglah piknometer dengan ketelitian 1mg
4) Panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 100 gr,sampai menjadi cair
dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat;pemanasan tidak boleh
lebih dari 30 menit pada suhu 1110c di atas titik lembek aspal.
5) Tuangka benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering sehingga
terisi ¾ bagian
6) Biarkan piknometer sampai dingin,selama tidak kurang dari 40 menit dan
timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg
7) Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa
ditekan,diamkan agar gelembung-gelembung udara keluar
8) Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di dalamnya
dan kemudian tekanlah penutupnya dengan rapat,masukkan dan diamkan
bejana ke dalam bak perendam selama sekurang-kurangnya 30 menit,angkat
keringkan,dan timbanglah piknometer

2.1.5 KeselamatanKerja

a) Perhatikan dan baca standar pelaksanaan kegiatan yang ada


b) Perhatikan dengan saksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja
serta langkah-langkah kerjanya
c) Cek kondisi piknometer
d) Isi piknometer dengan aspal yang terlebih dahulu dibentuk seperti bola dan
masukkan dalam oven
e) Pada saat keluarkan dari oven tempatkan piknometer di atas kain(jangan
tempatkan piknometer diatas tempat yang dingin seperti keramik saat
piknometer dalam keadaan panas)
f) Masukkan air setelah piknometer dingin
g) Semua peralatan tidak digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan
sembarang
h) Pakai sepatu,sarung tangan,masker dan pakaian kerja pada waktu praktek
i) Setelah selesai pekerjaan,kumpulkan dan bersihkan alat-alat
2.2 JOB II : PENGUJIAN DUKTILITAS ASPAL

2.2.1 Dasar Teori


Duktilitas adalah sifat liat atau sifat ulur dari suatu aspal besarnya adalah jarak
terpanjang dari pemuluran aspal yang di tarik sampai putus dengan kecepatan 5 cm/menit
pada suhu normal 250c (mengetahui daya kohesi aspal/daya tarik menarik antara partikel-
partikel aspal).
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran apakah suatu aspal dalam
pemakaiannya punya sifat liat(tidak lekas retak),sifat ini dipengaruhi oleh beberapa sifat
kimia dari aspal antara lain kadar parafin.
Apabila aspal terlalu banyak mengandung parafin,maka aspal menjadi kurang baik
dan akhirnya mudah retak karena dipengaruhi oleh sifat parafin sendiri. SKBI 2.4.26.1987
mensyaratkan bahwa daktilitas standar untuk aspal yang digunakan dalam campuran laston
adalah seperti di bawah ini :

Persyaratan
Jenis Cara
Pen.60 Pen.80 Satua
Pemeriksaa Pemeriksaan
Mi Ma Mi Ma n
n (MPBJ)
n k n k
Daktilitas PA.0306-76
(25°C, 100 cm
5 cm/menit 100

Daktilitas aspal adalah nilai keelastisitasan aspal,yang diukur dari jarak


terpanjang,apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras yang ditarik
sebelum putus pada suhu 250C dan dengan kecepatan 50 mm/menit.

2.2.2 Benda Uji yang Digunakan


Benda uji adalah contoh aspal sebanyak 100 gram

2.2.3 Peralatanyang digunakan


a) Termometer
b) Cetakan daktilitas kuningan
c) Bak perendam isi 10 liter,yang menjaga suhu tertentu selama pengujian
dengan ketelitian 0,10C,dan benda uji dapat terendam sekurang-kurangnya 100
m dibawah permukaan air,bak tersebut diperlengkapi dengan pelat dasar
berlubang yang diletakkan 50 mm dari dasar bak perendam untuk meletakkan
benda uji.
d) Mesin uji ketentuan sebagai berikut :
1) Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap
2) Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan
getaran selama pemeriksaan
e) Bahan methyl alcohol teknik atau glycerin teknik
2.2.4 Langkah Kerja
1) Diamkan benda uji pada suhu 250C dalam bak perendam selama 85 sampai 95
menit,kemudian lepaskan benda uji dari dari pelat dasar dan sisi-sisi
cetakannya
2) Pasanglah benda uji pada alat mesin dan tariklah benda uji secara teratur
dengan kecepatan 50 mm/menit sampai benda uji putus;perbedaan kecepatan
kurang dari 5% masih diijinkan;bacalah jarak antara pemegang benda uji;pada
saat benda uji putus (dalam cm);selama percobaan berlangsung benda uji harus
selalu terendam sekurang-kurangnya 25 mm dalam air adan suhu harus
dipertahankan tetap (250C ± 0,50C)
3) Apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan
air maka pengujian dianggap tidak normal;untuk menghindari hal semacam ini
maka berat jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan
menambah methyl alcohol atau glycerin,apabila pemeriksaan normal tidak
berhasil setelah dilakukan 3 kali maka dilaporkan bahwa pengujian daktilitas
bitumen tersebut gagal.

2.2.5 Keselamatan Kerja


a) Perhatikan dan baca standar pelaksanaan kegiatan yang ada
b) Perhatikan dengan saksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja
serta langkah-langkah kerjanya
c) Cek alat duktilitas
d) Semua peralatan tidak boleh digunakan utuk main-main dan tidak boleh
diletakkan sembarang
e) Pakai sepatu,sarung tangan,masker dan pakaian kerja pada waktu praktek
f) Setelah selesai pekerjaan,kumpulkan dan bersihkan alat-alat dengan
menggunakan minyak tanah yang telah dipanaskan
g) Cabut kabel listrik dari kontak setelah selesai praktikum

Type equation here .


2.3 JOB III : PENGUJIAN PENETRASI ASPAL

2.3.1 Dasar Teori


Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua pada temperature
ruang yang berbentuk padat sampai agak padat.Jika dipanaskan dapat menjadi lunak
/cairsehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton atau
dapat masuk ke daklam pori-pori yang ada penyemprotan/penyiraman pada perkerasan
macadam atau peleburan.Jika temperature mulai turun aspal akan mengeras dan mengikat
agreat pada tempatnya (sifat termoplastis).Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan
lentur,aspal merupakan salah satu komponen kecil,umumnya hanya 4-10% berdasarkan
volume,tetapi merupkan komponen yang mahal.
Hydrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umum disebut bitumen.Aspal
yang umum digunakan saat ini paa umumnya berasal dari residu proses destilasi minyak
bumi dan disamping itu mulai banyak pula digunakan aspal alam yang berasal dari pulau
Buton.Aspal minyak yang digunakan untuk konstruksi perkerasan jalan merupakan hasil
residu destilasi minyak bumi,sering juga disebut aspal semen.Aspal semen bersifat mengikat
agregat pada campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air ,serta tahan terhadap
pengaruh asam,basa dan garam.
Ini berarti jika dibuatkan lapisan dengan mempergunakan aspal sebagai pengikat
dengan menggunakan mutu yang baik dapat memberikan lapisan kedap air dan tahan
terhadap pengaruh cuaca dan reaksi kimia yang lain.
Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu :
1) Aspal alam dapat dibedakan atas :
I. Aspal gunung
II. Aspal danau
2) Aspal buatan,dapat dibedakan atas :
I. Aspal minyak,hasil penyulinagn minyak bumi(aspal keras,aspal
dingin,aspal emulsi)
II. Tar,hasil penyulingan batu bara
Aspal merupakan hasil produksi dari bahan-bahan alam,sehingga sifat-sifat aspal
harus selalu diperiksa di laboratorium dan aspal-aspal yang memenuhi syarat yang telah
ditetapkan.Salah satu pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan penetrasi aspal
yang bertujuan untuk memeriksa tingkat kekerasan aspal.
Adapun hubungan aspal dengan nilai penetrasi dalam pelalksanaan adalah terhadap:
1. Lokasi penggunaan aspal
Untuk daerah dengan suhu tahunan rata-rata lebih besar dari 240c,maka aspal
yang digunakan harus dari jenis aspal keras pen 40 atau pen 60 yang telah
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.Khusus untuk daerah dengan suhu
udara tahunan rata-rata kurang dari 240c dapat digunakan aspal keras pen 80.
2. Jenis konstruksi yang akan dibuat
3. Kepadatan lalulintas
Temperatur pada saat pencampuran,penghamparan dan pemadatan dilakukan
diatas suhu titik lembek,karena jika dilakukan dibawah suhu titik lembek
pencampuran susuh di lakukan sehingga kemungkinan terjadinya keretakan
atau susuh untuk mencapai derajat kepadatan yang maksimal.

Jenis Persyaratan
Cara
Pen.60 Pen.80 Satua
Pemeriksaan
Pemeriksaa Mi Ma Mi Ma n
(MPBJ)
n n k n k
Penetrasi PA.0301-76
0,1
suhu (25°C, 79 80 99
mm
5 detik) 100

Hasil penetrasi 0-49 50-149 150-249 250


Toleransi 2 4 6 8

2.3.2 Benda Uji yang Digunakan


Benda uji adalah aspal keras atau ter sebanyak ±100 gram
2.3.3 Peralatan yang Digunakan
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakan pemegang jarum naik turun
tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm
2. Pemegang jarum seberat (47,5 ± 0,05) gram yang dapat dilepas dengan
mudah dari alat penetrasi untuk peneraan
3. Pemberat dari (50±0,05) gram masing-masing dipergunakan untuk
pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200 gram
4. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel tanda (grade) 140c atau HRC
54-60 .Ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung dengan berat
jarum 2,5±0,05 gram
5. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata
6. Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter dan dapat
menahan suhu 250c dengan ketelitian lebih kurang 0,10c;bejana
dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang terletak 50 mm di atas
dasar bejana dan tidak kurang dari 100 100 mm dibawah permukaan air
dalam bejana
7. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi;tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml dan tinggi yang cukup
untuk merendam benda uji tanpa bergerak
8. Pengatur waktu
2.3.4 Langkah Kerja
1. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat air
tersebut ke dalam bak perendam yang bersuhu 250c,diamkan dalam bak
tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil,dan 1,5 sampai 2 jam
untuk benda uji yang besar
2. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik dan
bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain kemudian
keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah jarum pada
pemegang jarum
3. Letakkan pemberat 50 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar
(100 ±0,1)gram
4. Pindahkan tempat air
5. Turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji,kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer
sehingga jarum penunjuk berimpit dengannya
6. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stop watch selama (5±0,1)
detik;bila pembaca stop watch lebih dari (5±1) detik,hasil tersebut tidak
berlaku
7. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit
dengan jarum penunjuk;bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat
8. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya
9. Lakukan pekerjaan 1 sampai 8 diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji
yang sama,dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu sama lain
dan dari tepi dinding lebih dari 1 cm

2.3.5 Keselamatan Kerja


1. Perhatikandan baca standar pelaksanaan kegiatan yang ada
2. Perhatikan dengan saksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran kerja
serta langkah-langkah kerjanya
3. Cek alat-alat penetrasi
4. Olesi jarum penetrasi dengan pelumas sebelum pelaksanaan pengujian
5. Semua peralatan tidak digunakan untuk main-main dan tidak boleh diletakkan
sembarang
6. Pakai sepatu,sarung tangan,masker dan pakaian kerja pada waktu praktek
7. Setelah selesai pekerjaan,kumpulkan dan bersihkan alat-alat dengan
menggunakan minyak tanah yang telah dipanaskan
2.4 JOB IV : UJI TITIK NYALA DAN TITIK LEMBEK ASPAL
2.4.1 Dasar Teori
Titik nyala adalah suhu aspal pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di
atas permukaan aspal.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode :
 Taqliabue Open Cup
Yaitu pengujian dengan menggunakan aspal cair.Pada metode ini
pemanasan dilakukan pada tabung kaca yang dilakukan dalam air.
 Cleveland Open Cup
Yaitu pengujian dengan menggunakan aspal padat.Pada metode ini aspal
dipanaskan dalam tempa besi.

2.4.2 Benda Uji yang Digunakan


1. Panaskkan contoh aspal antara 148,90c,sampai cukup cair
2. Kemudian isilah cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan
(pecahkan) gelembung udara yang ada pada permukaan cairan

2.4.3 Peralatan yang Digunakan


1. Termometer
2. Cleveland open cup adalah cawan kuningan
3. Pelat pemanas
Terdiri dari logam,untuk meletakkan cawan Cleveland dan bagain atas
dilapsi seluruhnya oleh asbes setebal 0,6 cm
4. Sumber pemanasan
Pembakaran gas atau tungku listrik,ata8 pembakar alcohol yang tidak
menimbulkan asap atau nyala disekitar bagian atas cawan
5. Penahan angin,alat yang menahan angina apabila digunakan nyala sebagai
pemanas
6. Nyala penguji,yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan diameter 3,2
sampai 4,8 mm,dengan panjang tabung 71/2 cm
2.4.4 Langkah Kerja
1) Letakan cawan diatas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga
terletak di bawah titik tengah cawan
2) Letakan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari titik tengah cawan
3) Tempatkan thermometer tegak lurus di dalam benda uji `dengan jarak 6,4 mm
di atas dasar cawan dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik
tengah cawan dan titik poros nyala penguji.Kemudian aturlah sehingga poros
thermometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi
4) Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji
5) Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu
menjadi (15±1)0c per menit sampai benda uji mencapai suhu 56 0c dan 280c di
bawah titik nyala perkiraan
6) Kemudian aturlah kecepatan pemanasan 50c sampai 60c per menit pada suhu
antara 560c dan 280c di bawah titik nyala perkiraan
7) Nyalakan penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi 3,2
sampai 4,8 mm
8) Aturlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi
cawan) dalam waktu satu detik.Ulangimpekerjaan tersebut setiap kenaikan 20c
9) Lanjutkan pekerjaan 6 dan 8 sampai terlihat nyala singkat pada suatu titik
permukaan benda uji.Bacalah suhu pada thermometer dan catatlah
10) Lanjutkan pekerjaan 9 sampai terlihat nyala yang agak lama sekurang-
kurangnya 5 detik di atas permukaan benda uji.BNacalah suhu pada
thermometer dan catatlah.

2.4.5 Keselamatan Kerja


1) Perhatikandan baca standar pelaksanaan kegiatan yang ada
2) Perhatikan dengan saksama buku petunjuk pemakaian alat dan lembaran
kerja serta langkah-langkah kerjanya
3) Cek sumber pemanas
4) Isi panaskan contoh aspal antara 148,90c dan 1760c,sampai cukup
cair ,isilah cawan Cleveland sampai garis dan hilangkan (pecahkan)
gelembung udara yang ada pada permukaan cairan
5) Tempatkan thermometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4
mm di atas dasar cawan dan titik poros nyala penguji
6) Semua peralatan tidak digunakan untuk main-main dan tidak boleh
diletakkan sembarang
7) Pakai sepatu,sarung tangan,masker dan pakaian kerja pada waktu praktek
8) Setelah selesai pekerjaan,kumpulkan dan bersihkan alat-alat.
PERHTUNGAN

 VOLUME BENDA UJI


 ASPAL 5%

=BERAT KERING (A) =1093,4 gr


=BERAT DALAM AIR (B) =625 gr
=BERAT PERMUKAAN (C)=1098,2 gr

 VOLUME BENDA UJI (V)


= C- B
= 1098,2-625
= 673,2 gr (V)

 BERAT JENIS NYATA ( BERAT ISI ) (gmb)


A
=
V
1093,4
= =2,31 gr
473,2

 BERAT JENIS MAKS TEORITIS


=

 VOLD IN MINERAL AGREGATE ( VMA )

=100 ( gmbgsbx ps )=100−( 2,312,61x gs )=15,82 gr


 VOLD IN MIX ( VIM )

=100 ( gmm−gmb
gmm )=100 (
2,445 )
2,445−2,31
=5,52 gr

 VOLD FILLED WITH BITUMEN ( VFB )

=100 ( vma−vim
vma )
=100 (
15,92 )
15,92−5,52
=65,33 gr

 ASPAL 5,5 %

= BERAT KERING ( A ) = 1091,8 gr


=BERAT DALAM AIR ( B ) = 626,8 gr
=BERAT PERMUKAAN ( C ) = 1095,6 gr

 VOLUME BENDA UJI ( V )


=C–B
= 1095,6 – 626,8 = 468,8 gr
 BERAT JENIS NYATA ( BERAT ISI ) ( gmb )
A 1091,8
= = =2,33 gr
V 468,8

 BERAT JENIS MAKS TEORITIS


=
 VOLD IN MMINERAL AGREGATE ( VMA )

=100− ( gmm−gmb
gsb ) =100−(
2,61 )
2,33 x 94,5
=15,64 gr

 VOLD IN MIX ( VIM )

=100 ( gmm−gmb
gmm )=100 (
2,445 )
2,445−2,33
=4,70 gr

 VOLD FILLED WITH BITUMEN ( VFB )

=100 ( vma−vim
vma )
=100 (
15,65 )
15,64−4,70
=69,95 gr

 ASPAL 6 %

= BERAT KERING (A) = 1092,7 gr


= BERAT DALAM AIR (B) = 629,8 gr
= BERAT PERMUKAAN (C) = 1096,2 gr

 VOLUME BENDA UJI (V)


=C–B
=1096,2 – 629,8 = 466,4 gr

 BERAT JENIS NYATA (BERAT ISI) (gmb)


A 1092,7
= = =2,34 gr
V 466,4

 BERAT JENIS MAKS TEORITIS


=

 VOLD IN MINERAL AGREGATE (VMA)

=100− ( gmm−gmb
gmm ) =100 (
2,445 )
2,34 x 94
=4,29 gr

 VOLD FILLED WITH BITUMEN (VFB)

=100 ( vma−vim
vma )
=100 (
15,72 )
15,72−4,29
=72,71 gr
Job Mix Design (JMD)
Daftar Timbang
Kadar Aspal
komposisi material (%)
5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Batu pecah 3/4" 24 22,80 22,680 22,56 22,44 22,32 22,20
Batu pecah 3/8" 30 28,50 28,350 28,20 28,05 27,90 27,75
Abu batu 33 31,35 31,185 31,02 30,86 30,69 30,53
Pasir 13 12,35 12,285 12,22 12,15 12,09 12,02
Total 100 100 100 100

Campuran 1100
Berat timbangan (gr)
Jenis material
5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Batu pecah 3/4" 250,8 249,48 284,16 246,84 245,52 244,2
Batu pecah 3/8" 313,5 311,85 310,2 308,55 306,9 305,25
Abu batu 344,85 343,035 341,22 339,46 337,59 335,83
Pasir 135,85 135,135 134,42 133,65 132,99 135,22
Aspal 55 60,5 66 71,5 77 82,5
Total 1100 1100 1100 1100 1100 1100

Berat Kumulatif (gr)


Jenis Material
5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5
Batu pecah 3/4" 250,8 249,48 248,16 246,84 245,52 244,2
Batu pecah 3/8" 564,3 561,33 558,36 555,39 552,42 549,45
Abu batu 909,15 904,365 899,58 894,85 8900,01 885,28
Pasir 1045 1,038,785 1034 1028,5 1023 1017,5
Aspal 1100 1100 1100 1100 1100 1100

Faktor Luas Permukaan


Gradasi Faktor luas Luas
No Saringan
gabungan permukaan permukaan
3/4" 100
1/2" 96,5 0,41 0,41
3/8"
No. 4 0,41 0,2343
No.8 0,82 0,32
No.16 1,64 0,373
No.30 2,87 0,471
No.50 6,14 0,801
No.100 12,29 1,19
No.200 32,77 1,487

Anda mungkin juga menyukai