BAB III
PENGUJIAN ASPAL
3.1.2 Peralatan
a. Termometer;
b. Bak perendam yang dilengkapi pengatur suhu dengan ketelitian (25 ±
0,1) 0C;
c. Piknometer dengan kapasitas 50 ml;
d. Air suling sebanyak 1000 ml;
e. Bejana gelas kapasitas 1000ml.
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan28
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan29
3.1.6 Kesimpulan
Berat jenis aspal ini digunakan untuk menentukan pemakaian aspal di
lapangan, karena kadar aspal yang dipakai adalah dalam perbandingan berat, yaitu
berat aspal dibandingkan berat agregat dalam persen. Dari kadar aspal ini dapat di
hitung berat aspal ataupun volume aspal yang akan dipakai di lapangan.
3.2.2 Peralatan
Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa
gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm. Pemegang jarum
seberat (45,7 ± 0,05) gram yang dapat dilepas dengan mudah dan alat
penetrasi untuk peneraan.
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan30
Pemberat sebesar (50 ± 0,05) gram dan (100 ± 0,05) gram masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram dan 200
gram.
Jarum penetrasi terbuat dari stainless steel mutu 440 ̊ C, atau HRC 54
sampai 60. Ujung jarum harus berbentuk kerucuet terpancung.
Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata.
Bak perendam (waterbath), terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari
10 liter dan dapat menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang
0,1 ̊ C, bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50
mm dari atas dasar bejana, permukaan air sekurang-kurangnya 150 ml
diatas pelat dasar berlubang.
Tempat air untuk benda uji ditempatkan di bawah alat penetrasi, tempat
tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan tingginya yang
cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
Pengukur waktu (stop watch), jika alat penetrasi bukan otomatis.
Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan diperlukan stop watch dengan
skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1
detik per detik, untuk pengukuran penetrasi dengan alat otomatis,
kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi 0,1 detik.
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan31
kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah dua benda uji
(duplo).
Benda uji ditutup agar bebas dari debu dan didiamkan pada suhu ruang
selama 1 sampai 1,5 jam untuk benda uji dengan cawan berkapasitas 90 ml
dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji dengan cawan berkapasitas 175 ml.
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan32
Toleransi 2 4 6 8
3.3 Titik Lembek Aspal (Softening Point with Ring and Ball Test)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal mulai
lembek dan dapat digunakan dengan menggunakan alat Ring and Ball. Suhu ini
pun yang menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu
permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat mengurangi daya
lekatnya.
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan33
e. Termometer;
f. Penjepit dan
g. Alat pengarah bola.
Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan34
3.3.6 Kesimpulan
Titik lembek aspal adalah besarnya suhu dimana suatu aspal secara khusus
mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) di bawah kondisi spesifik dari test.
Untuk aspal keras, besarnya titik lembek dihitung berdasarkan Test Ring dan Ball
(Ring and Ball Aparatus). Spesifikasi Bina Marga (1983) tentang titik lembek
untuk aspal keras Grade 60/70 (Ring and Ball Test) seperti yang dipakai dalam
pengujian ini adalah (51 – 50,5)°C. Titik lembek yang diperoleh pada pengujian
ini adalah 50,75 °C, jadi memenuhi standar dan aspal dapat dipakai pada
campuran atau sebagai bahan lapisan perkerasan.
Kelompok
16