Anda di halaman 1dari 4

Praktikum Perkerasan Jalan32

BAB IV
CAMPURAN ASPAL PANAS

4.1 Campuran Aspal Panas dengan Metode Marshall


Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kadar aspal optimum terhadap
campuran yang akan dipergunakan pada AMP di lapangan.

4.1.1 Prosedur Pengujian


Prosedur pengujian berdasarkan ASTM D 1559.
Metode Marshall standar diperuntukkan untuk perencanaan campuran
beton aspal dengan ukuran agregat maksimum 25 mm (1 inchi) dan menggunakan
aspal keras.

4.1.2 Peralatan
 Tiga buah cetakan benda uji dari logam yang berdiameter 10,16 cm
dan tinggi 7,62 cm, lengkap dengan pelat als dan leher penyambung.
 Mesin penumbuk manual atau otomatis.
 Alat pengeluar benda uji dan extruder yang berdiameter 10 cm.
 Alat Marshall lengkap dengan kepala penekan (breaking head), cincin
penguji (proving ring), arloji pengukur (dial) dan arloji pelelehan
(flow).
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan mampu memanasi
sampai suhu (110 ± 5)ºC.
 Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu.
 Pengukur suhu dari logam (metal termometer).
 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
 Perlengkapan lain diantaranya panci-panci, sendok, kompor, sarung
tangan, kantong plastik dan kompor.

Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan33

4.1.3 Persiapan Benda Uji


 Kadar aspal optimum untuk Laston umumnya berkisar antara 4% - 7%
terhadap berat campuran. Dalam menentukan kadar aspal optimum
dengan menggunakan pengujian Marshall, maka diperlukan sedikitnya
lima variasi kadar aspal dengan dasar ½% kenaikan kadar aspal
dengan perkiraan minimum dua kadar aspal di atas optimum dan dua
kadar aspal dibawah optimum.

4.1.4 Prosedur Pengujian


Secara garis besar prosedur pengujian adalah sebagai berikut :
a) Jumlah benda uji minimum tiga buah untuk masing-masing kombinasi
agregat dan aspal;
b) Benda uji di oven dalam talam yang sudah terukur gradasinya dan
sifat mutu lainnya, sampai temperatur yang diinginkan;
c) Aspal dipanaskan terpisah sesuai panas yang diinginkan;
d) Cetakan dimasukkan dalam oven yang mempunyai temperatur 93ºC;
e) Agregat dan aspal dicampur sampai merata;
f) Cetakan dikeluarkan dari oven dan disiapkan untuk pengisian
campuran, campuran lalu dimasukkan kedalam cetakan dan ditusuk-
tusuk dengan spatula 10 x bagian tengah dan 15 x bagian tepi.
g) Campuran ditumbuk 2 x 75 kali, 2 x 50 kali atau 2 x 35 kali, sesuai
peruntukannya.
h) Setelah kira-kira temperatur hangat benda uji dikeluarkan dari cetakan
dengan menggunakan extruder;
i) Benda uji didiamkan satu malam, kemudian ditimbang dan didapatkan
berat benda uji kering;
j) Benda uji dimasukkan ke dalam air 3 sampai 5 menit kemudian
ditimbang untuk mendapatkan berat benda uji dalam air;

Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan34

k) Benda uji diangkat dari dalam air, selimuti dengan kain yang dapat
menyerap air dan segera ditimbang untuk mendapatkan berat benda
uji kondisi jenuh-kering permukaan (SSD);
l) Benda uji direndam dalam water bath yang mempunyai temperatur
60˚C selama 30 menit, kemudian dilakukan pengujian Marshall untuk
mengetahui stabilitas dan kelelehan.

4.1.5 Perhitungan dan Pelaporan


Perhitungan yang dilakukan antara lain:
a) Perhitungan Bulk Spesific Gravity Aggregate.
b) Perhitungan Efektif Spesific Gravity Aggregate.
c) Perhitungan Bulk Spesific Gravity Campuran.
d) Berat Jenis Maksimum Campuran Teoritis.
e) Volume Benda Uji ( campuran).
f) Berat Isi Benda Uji (campuran).
g) Perhitungan Total Rongga dalam campuran (VIM).
h) Perhitungan Jumlah Rongga dalam Agregat (VMA).
i) Perhitungan Rongga berisi Aspal (VFA).

Hasil perhitungan yang diperoleh dalam percobaan Marshall test dapat


diperlihatkan pada lampiran C-I.

4.1.6 Analisa Data


 Kalibrasi alat Marshall = 12,139 gr
 Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak sama
1
dengan 63,5 mm (2 ") dengan menggunakan tabel koreksi benda uji.
2
(Lihat Tabel)

Kelompok
16
Praktikum Perkerasan Jalan35

4.1.7 Kesimpulan
Stabilitas konstruksi jalan sangat terkait dengan jenis dan komposisi
agregat, aspal dan filler yang digunakan. Oleh karena itu untuk memperdalam
pengetahuan tentang hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap benda
uji yang merupakan komponen utama dari campuran aspal beton.

Kelompok
16

Anda mungkin juga menyukai