Anda di halaman 1dari 21

MERANCANG CAMPURAN BERASPAL, MEMBUAT BENDA UJI,

DAN PEMERIKSAAN BENDA UJI SERTA EVALUASI HASIL RANCANGAN


A. TUJUAN
Setelah melakukan pengujian ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Merancang campuran aspal beton.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan benda uji mulai dari mencampur,mengaduk
sampai memadatkan banda uji aspal beton untuk Marshall Test sesuai dengan % kadar
aspal masing-masing.
3. Untuk mengetahui kadar aspal optimum yang memenuhi persyaratan sifat campuran
yang dipilih.
B. ALAT
a. Cetakan dari logam diameter 10.16 mm dan tinggi 7.62 mm, lengkap dengan pelat alas
dan leher sambung.

Gambar 6.1 Cetakan logam


b. Mesin penumbuk lengkap lindasan pemadat dan pemegang cetakan benda uji.

Gambar 6.2 alat Penumbuk lengkap


c. Ekstruder/ alat pengeluar benda uji.

Gambar 6.3 Ekstruder


d. Alat marshall lengkap

Gambar 6.4 Alat Marshall


e. Oven
f. Bak perendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu.

Gambar 6.5 waterbath

g. Timbangan
h. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer)
i. Perlengkapan lain:

Wajan/ panic pemanas agregat, aspal dan campuran aspal


Sendok pengaduk dan spatula
Kompor dan pemanas, (hot plate)
Sarung tangan tahan panas, masker
Kompor gas elpiji atau minyak tanah

C. BAHAN
a. Aspal
b. Split
c. Screen
d. Abubatu
e. Air suling
D. TEORI SINGKAT
Aspal beton campuran panas adalah salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi
perkerasan lentur, jenis perkerasan ini merupakan campuran homogeny antara agregat dan
aspal sebagai bahan pengikat pada suhu tertentu.
Beton aspal terdiri dari campuran agregat dari berbagai diameter dan aspal.
Pencampuran dapat dilakukan secara dingin (cold mix) maupun secara panas (hot mix).
Pencampuran secara hot mix, yaitu suatu campuran yang terdiri dari komponen-komponen
agregat yang merupakan komponen terbesar dalam campuran dan bahan pengikatny aspal,
dimana cara pencampurannya melalui proses pemanasan. Pada hot mix bahan dipanasi
sampai suhu 195C untuk agregat dan 140C untuk aspal. Serta akan menghasilkan
campuran dengan suhu + 145C.
Bahan penyusunnya:
Bahan ikat: aspal
Agregat : -agregat kasar, agregat halus, pengisi/filler.
Peralatan marshall adalah merupakan alat penguji campuran beraspal panas (hot mix)
yang umum dilakukan untuk mengetahui untuk kekuatan campuran beraspal panas (hot
mix) yang digunakan dalam perkerasan lentur jalan raya. Parameter kekuatan campuran

beraspal panas (hot mix) yang diuji dengan alat marshall harus memenuhi spesifikasi
seperti: penyerapan aspal, rongga dalam aspal (VIM), rongga dalam agregat (VMA),
rongga terisi aspal (VFB), stabilitas marshall (MS), pelelehan (FLOW), marshall quotient,
stabilitas marshall sisa setelah perendaman selama 24 jam, rongga dalam campuran pada
kepadatan membal (refusal). Rencana perkerasan lebih mengenal parameter stabilitas
marshall (MS) dan perameter lain harus memenuhi spesifikasi, karena parameter MS
tersebut berkaitan langsung dengan koefisien kekuatan relative (layer coefficient) yang
digunakan untuk menghitung tebal perkerasan.
Stabilitas, yaitu kemampuan lapisan perkerasan menerima beban lalu lintas, tanpa
terjadi perubahan untuk tetap seperti gelombang, alur ataupun bleeding. Stabilitas terjadi
dari hasil geseran antar butir, penguncian antar partikel dan daya ikat yang baik dari lapisan
aspal.
Ketahanan terhadap kelelehan (flow), merupakan kemampuan beton aspal menerima
lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa terjadinya kelehan berupa alur atau retak. Hal
ini dapat tercapai jika menggunakan kadar aspal yang tinggi.

E. LANGKAH KERJA
1. Langkah kerja pembuatan benda uji
Persiapan bahan
a. Keringkan agregat sampai berat tetap
b. Siapkan bahan untuk setiap benda uji yaitu agregat

1100 gram dari % analisis

saringan.

Pembuatan benda uji


a. Panaskan agregat yang sudah dicampur untuk setiap benda uji denga suhu
195

Gambar 6.6 Pemanasan Agregat


b. Panaskan aspal dengan suhu 140

Gambar 6.7 Pemanasan Aspal


c. Siapkan peralatan seperti: cetakan, alat penumbuk, dan lain-lain; alat ini harus
dipanaskan terlebih dahulu
d. Timbang wajan dalam keadaan bersih dan kering, kemudian catat beratnya (A
gram)
e. Masukkan campuran agregat dalam keadaan panas ke dalam wajan yang sudah
dipanaskan terlebih dahulu dan aduk secara merata dan perlahan
f. Timbang campuran agregat +wajan (B garam)
g. Hitung berat aspal yang sesuai dengan kadar aspal yang aka dibuat benda ujinya
kadar aspal
berat aspal dalambenda uji=
( B A )
100kadar aspal
Kadar aspal yag digunakan 4-7%dengan kenaikan 0.5 % untuk setiap benda uji.

Gambar 6.8 penambahan aspal pada agregat


h. Campur dan aduk aspal dengan campuran agregat sampai rata denga suhu
155

i. Pengadukan harus homogen untuk mendapatkan hasil yang baik

Gambar 6.9 pengadukan aspal dan agregat


j. Masukkan campuran agregat +aspal tersebut ke dalam cetakan yang sudah
dipanaskan, disusun terlebih dahulu cetakannya serta di bagian alasnya dipasang
kertas saring

Gambar 6.10 pemasukan aspal dan agregat ke mol


k. Tusuk bagian benda uji dengan spatula sebanyak 15 kali di pinggir dan 10 kali di
tengah
l. Tutup bagian atasnya dengan kertas saring
m. Tumbuk benda uji masing-masing sebanyak 75 tumbukan tiap permukaannya
(atas dan bawah) pada suhu 145

Gambar 6.11 proses penumbukkan


n. Lepasakan cetakan dari alat penumbuk, biarkan 1 menit sambil diselimuti lap
basah

Gambar 6.12 proses pedinginan


o. Keluarkan benda uji dari cetakan dengan menggunakan ekstruder, kemudian beri
tanda kadar aspal, kelompok

Gambar 6.13 proses pengeluaran benda uji


p. Diamkan benda uji pada suhu ruang selama 24 jam, setelah itu lakukan pengujian
Marshall
2. Langkah kerja pengujian Marshall
Ada tiga tahap pengukuran
a. Melakukan pengukuran berat jenis
b. Pengukuran stabilitas dan flow
c. Pengukuran kerapatan dan analisis rongga
Persiapan
a. Benda uji harus bersih dari kotoran
b. Setiap benda uji diberi tanda

c. Ukur tinggi dan diameter masing-masing benda uji dengan menggunakan jangka
sorong dengan ketelitian 0,1 mm. tinggi dan diameter benda uji adalah rata-rata dari 3
kali pengukuran.
Pengukuran berat jenis
a. Timbang benda uji (berat benda uji kering)
b. Masukkan benda uji ke dalan air suhu 25

selama 3-5 menit dan timbang

untuk mendapatkan berat benda ijindalam air


c. Angkat benda uji dari dalam air, selimuti dengan kain yang dapat menyerap air
lalu timbang (berat benda uji kondisi jenuh-kering permukaan/SSD). Proses
pengambilan dari dalam air dan menyelimuti benda uji dengan kain serta
penimbangan sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 30 detik
d. Berat Jenis Curah benda iji adalah berat benda uji kering/ berat benda uji kondisi
jenuh kering permukaan-berat benda uji dalam air
Pengukuran stabilitas dan flow
a. Rendam benda uji dalam bak perendam selama 30-40 menit dengan suhu tetap
60

b. Kelurakan benda uji dari bak perendam dan letakkan ke dalam proving ring.
Proses pengangkatan benda iji dari bak perendam sampai terjadi beban maks tidak
boleh melebihi 30 detik
c. Pasang proving ring keseluruhan dan letakkan pada mesin penguji
d. Pasang arloji pengukur pelelehan (flow) dan atur kedudukannya
e. Naikkkan kepala penekan beserta benda ujinya hingga menyentuh alas cincin
penguji, sebelum pembebanan diberikan
f. Berikan pembebanan pada benda uji denga kecepatan tetap sampai pembebenan
maks tercapai atau pembebanan menurun seperti ditunjukka oleh jarum arloji
tekan dan catat pembebanan maksimum
g. Catat nilai flow pada saat pembebanan maksimum tercapai

Gambar 6.14 proses pengujian Marshall


Tahap perhitungan
a. Perhitungan Bulk Spsific Gravity Agregat=
100
%agregat kasar
%agregat halus
%filler
+
+
Bj Bulk agregat kasar BjBulk agregat halus BjBulk filler

b. Perhitungan Effective Specific Gravity Campuran =


100
%agregat kasar
%agregat halus
%filler
+
+
Bj Efektif agregat kasar Bjefektif agregat halus Bjefektif filler

c. Perhitungan Bulk Specific Gravity Campuran =


berat benda uji kering
berat benda uji kondisi jenuhkering permukaanbenda uji dalam air

d. Berat Benda Uji Maksimum Campuran Teoritis (Max. Theoretical Specific


Gravity)=
100
%agregat dalam campuran %aspal dalam campuran
+
Bj efektif agregat
Bjaspal

e. Volume Benda Uji (Campuran)=


berat bendauji kondisi jenuh kering permukaanberat benda uji dalam air
f. Berat Isi Banda Uji (Campuran)=
Bulk SpesificGravity Campuran
volume benda uji( campuran)

g. Perhitungan total rongga dalam campuran (VIM)


100

100 berat isi bendauji


berat jenis maksimum campuranteoritis

h. Perhitungan jumlah rongga dalam agregat (VMA, Void in the Mineral Agregat )=
100

( 100kadar aspalthdp campuran ) Bulk Spesific Gravity Campuran


Bulk Spesific Gravity Campuran

i. Rongga terisi aspal (VFA, Void Filled with Asphalt)=


100 (VMAVIM )
VMA

Analisis data
Koreksi nilai stabilitas perlu dilakukan jika tinggi benda uji tidak sama dengan 63,5 mm
(2,5) dengan mengggunakan table koreksi
Hitung nilai rata-rata yang mewakili setiap nilai kadar aspal untuk nilai stabilitas, flow,
stabilitas/flow, berat isi campuran,VIM,VMA,VFA
Buat grafik untuk masing-masing stabilitas,

flow,

stabilitas/flow,

berat

isi

campuran,VIM,VMA,VFA. Kecenderungan yang umum pada garfik:


Nilai stabilitas naik dengan bertambahnya kadar aspal dan akan mencapai
puncaknya pada suatu kadar aspal tertentu. Setelah itu pertambahan kadar aspal

akan mernurunkan nilai stabilitas


Nilai flow akan naik sesuai pertambhan kadar aspal
Kurva untuk berat isi campuran kecenderungannya sama dengan kurva untuk
stabilitas, tetapi biasanya (tidak selalu) nilai maksimum untuk berat isi akan

diperoleh untuk kadar aspal yang sedikit lebih tinggi daripada kadar aspal untuk

stabilitas maksimum
VIM akan menurun dengan bertambahnya kadar aspal
VMA akan turun ke suatu nilai minimum kemudian akan naik lagi sesuai

dengan pertambahan kadar aspal


stabilitas, flow, stabilitas/flow, berat isi campuran,VIM,VMA,VFA
VFA akan naik sesuai dengan pertmbahan kadar aspal, karena VIM terisi oleh
aspal.
Isi benda uji

Tebal benda

Angka

(cm)3

uji (mm)

Korelasi

200-213
214-225
226-237
238-250
251-264
265-276
277-289
290-301
302-316
317-328
329-340
341-353
354-367
368-379
380-392
393-405
406-420
421-431
432-443
444-456
457-470
471-482
483-495
496-508
509-522
523-535
536-546
547-559
560-573
574-585
586-598
599-610

25,4
27,0
28,6
30,2
31,8
33,3
34,9
36,5
38,1
39,1
41,3
42,9
44,4
46,0
47,6
49,2
50,8
52,4
54,0
55,6
57,2
58,7
60,3
61,9
63,5
65,1
66,7
68,3
69,9
71,4
73,0
74,6

5,56
5,00
4,55
4,17
3,85
3,57
3,33
3,03
2,78
2,50
2,27
2,08
1,92
1,79
1,67
1,56
1,47
1,39
1,32
1,25
1,19
1,14
1,09
1,04
1,00
0,96
0,93
0,89
0,86
0,83
0,81
0,78

611-625

76,2

0,76

Tabel 6.1 Koreksi Nilai Stabilitas berdasarkan benda uji


F. DATA DAN PERHITUNGAN
1. DATA
Campuran agregat yang di pakai:
Split 18,88 %
Screen 20,37 %
Abu batu 60,75 %
Kadar
aspal

W1

W2

W3

W4

W5

W6

gr

gr

gr

gr

gr

gr

3488.8

4588.8

1100

45.8

1145.8

4634.6

4.5

3762

4833.4

1071.4

50.5

1121.9

4883.9

3174.9

4255.6

1080.7

56.9

1137.6

4312.5

5.5

3173.5

4243.3

1069.8

62.3

1132.1

4305.6

3453.5

4521.3

1067.8

68.2

1136.0

4589.5

6.5

3174.6

4249.4

1074.8

74.7

1149.5

4324.1

6.5

3763.8

4846.5

1082.7

75.3

1158.0

4921.8

3176.7

4248.5

1071.8

80.7

1152.5

4329.2

Tabel 6.2 data benda uji


Keterangan:
W1 = Berat Wajan
W2 = Berat Wajan + Agregat
W3 = Berat Agregat
W4 = Berat Aspal
W5 = Berat Agregat + Aspal
W6 = Berat Wajan + Agregat + Aspal

Kad
ar
Asp
al
%

Berat

Diamet

Dalam

g
(gra

Air

SSD
(gra

m)
1113

(gram)

m)

,9
1102

586,9

1124
1113

10,13

6,61

116

130

4,5

,8

551,9

,6
1151

10,19

6,74

95

135

1119

581,6

,6
1124

10,14

7,38

75

130

582,6

,3
1151

10,18

6,42

178

208,5

1116
1138

587,2

,3
1165

10,14

6,93

140

132

6,5

,3
1144

576,1

,6
1147

10,15

7,11

114

128

,1
1134
,6

579,6

,6
10,15
6,83
Tabel 6.3 Data Benda Uji

145

218

5
5,5

er

(cm)

Tinggi

Stabilit

Kerin

a. Perhitungan Bulk Gravity Agregat


100
%agregat kasar
%agregat halus
%Filler
+
+
Bj bulk agregat kasar Bj bulk agregat halus Bj bulk filler

b. Perhitungan efektif specific gravity agregat


100
=2,
18,88 20,37 60,75
46
(
+
+
)
2,538 2,515 2,424

Flow

(cm)

2. PERHITUNGAN

100
=2,30
18,88 20,37 60,75
+
+
2,439 2,412 2,231

as

Kadar Aspal
c. Perhitungan bulk
spesific gravity

f. Berat isi benda uji


(Campuran)
g. Perhitungan Total
Rongga Dalam
Campuran (VIM)
h. Perhitungan
jumlah rongga
dalam agregat

2,00

5,5

2,07

1,96

1,96

2,06

2,02

2,36

2,34

2,33

2,31

2,30

537,

561,

541,

564,

58

1
0,00

7
0,00

0,00

7
0,00

1
0,00

9,5
0,0

03

99,8

99,8

99,8

99,8

99,8

99,

87

18,6

19,0

15,3

17,4

1,1

436,

424,

549,

472,

37

(Max. Theorotical

(Campuran) (gram)

1,9

Maksimum

Specific Gravity)
e. Volume Benda Uji

4,5

campuran
d. Berat jenis
Campuran Teoritis

6,5

13,6

570

2,2

2,27

568
0,00
3
99,8
7

19,1
3

(VMA)
i. Rongga Terisi Aspal -634
(VMA)

3
5
9
4
Tabel 6.4 Perhitungan Data

2,6

422,
06

Sampel

Kadar
Aspal

No

Berat
t

(%)

(%)

SGC
v

Kering

Dalam Air

(m

(gra

m)

m)
1113

(gram)

SSD

bulk

Max SG

(gra
m)

(cc)
537,

2,0

A1

66,1

,9
1102

586,9

1124
1113

40
561,

7
1,9

2,36

A2

4,5

67,4

,8

551,9

.6
1151

70
570,

6
1,9

2,34

A3

73,8

1119

581,6

,6
1124

00
541,

6
2,0

2,33

A4

5,5

64,2

1116
1138

582,6

,3
1151

70
564,

6
2,0

2,31

A5

69,3

,3
1144

587,2

,3
1165

10
589,

2
1,9

2,30

A6

6,5

71,1

,1
1134

576,1

,6
1147

50
568,

4
2,0

2,28

A7

68,3

,6

579,6

,6

00

0
2,0

2,37

2,31

Rata2
Tabel 6.5 Perhitungan Data
Sampe

Kada

no

Stabilitas
Faktor

Aspal

Berat

(%)

isi

VM
VIM

VFA

Bacaa

Stabilita

Koreks

n Dial

Flow

MQ

Koreksi

kg/m
A1

(%)
4

(t/m)
0,004

%
99,8

%
13,6

%
-634

116

296,816

0,941

kg
279,30

mm
1,300

m
214,8

A2

4,5

0,003

99,8

221,93

18,62

-436,3

95

243,082

0,913

99,8
A3

0,003

5,5

0,004

19,04

-424,5

75

191,907

0,795

0,004

15,36

-549,9

178

2,180

0,983

6,5
7

0,003
0,003

7
99,8

17,44

-472,4

140

358,226

0,878

0,003

99,8

59
214,7

2,085

32
238,2

1,320

75
190,5

1,280
2,180

16
151,4

1,545

72
184,5

243,86
21,13
19,13

-372,4
-442,06

114
145

291,699
371,02

0,836
0,890

0
330,20

7
Rata2

1,300

314,52

99,8
A6
A7

96
117,3

447,71

99,8
A5

1,350

152,56

99,8
A4

49
164,3

8
17,76

-475,94

284,30
2

Tabel 6.6 Analisis Rongga dan Stabilitas

Kadar Aspal dan Stabiliti


500.000
450.000
400.000
350.000
300.000
Axis Title 250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0.000
4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

kadar aspal dan stabiliti

Grafik 2: Kadar Aspal dan Stabiliti

Kadar Aspal dan Flow


2.500
2.000
1.500
Axis Title

kadar aspal dan flow

1.000
0.500
0.000
4

4.5

5.5

6.5

Grafik 3: Kadar Aspal dan Flow

Kadar Aspal dan VIM


99.830
99.825
99.820

kadar aspal dan VIM

99.815
99.810
99.805
4

4.5

5.5

6.5

Grafik 4: Kadar Aspal dan VIM

Kadar Aspal dan VMA


25.000
20.000
15.000

kadar aspal dan VMA

10.000
5.000
0.000
4

4.5

5.5

6.5

Grafik 5: Kadar Aspal dan VMA

Kadar Aspal dan VFA


0.000
-100.000

4.5

5.5

6.5

-200.000
kadar aspal dan VFA

-300.000
-400.000
-500.000
-600.000
-700.000

Grafik 6: Kadar Aspal dan VFA

Kadar Aspal dan MQ


300.000
250.000
200.000
kadar aspal dan MQ

150.000
100.000
50.000
0.000
4

4.5

5.5

6.5

Grafik 7: Kadar Aspal dan MQ


G. KESIMPULAN
Dari pratikum yang dilaksanakan didapatkan data:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bulk specific gravity campuran yang diperoleh adalah 2,00


Berat jenis maksimum campuran teoritis (max SG) = 2,31
Marshall Quotient yang diperoleh 184,51 kg/mm
Berat benda uji dalam air kurang lebih setengah dari berat kering ataupun berat SSD.
Berat isi rata-rata = 0,0034 t/m
- VIM rata rata = 99,85 %
VMA rata rata = 17,76 %
VFA rata rata = 475,94 %

H. DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, Silvia.1995.Perkerasan Lentur Jalan Raya.Bandung: Penerbit Nova


Sukirman, Silvia.2003.Beton Aspal Campuran Panas.Jakarta: Granit
G.Rani, Iskandar.2009.Ilmu Bahan Bangunan 2.Padang: Teknik sipil UNP
Suprapto.2004.Bahan dan Struktur Jalan Raya.Yogyakarta: Biro Penerbit
Wignal,Arthur, Peter S. Kendrik, Roy Ancil, Malcolm Copson.2003.Proyek Jalan
( Teori dan Praktek) . Jakarta: Erlangga

SNI 03-1737-1989

http://www.scribd.com/doc/39795880/13-Perancangan-Campuran-Beton-Aspal-PanasBerbasis-Spesifikasi-Lama

http://tower-indonesia.blogspot.com/2009/04/rancangan-campuran-aspal-beton-mix.html

http://tower-indonesia.blogspot.com/2009/04/rancangan-campuran-aspal-beton-mix.html

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?
page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/sip4/2000/jiunkpe-nss1-2000-21495132-14781-struktur-chapter3.pdf

Anda mungkin juga menyukai