Anda di halaman 1dari 41

MARSHALL TEST

(Job Mix Formula)


(PA – 0202 – 74)
(AASHTO – T245 – 74)
(ASTM – D159 – 62)

I. Teori

Pengujian Marshall adalah suatu metode pengujian untuk mengatur


stabilitas dan kelelehan plastis campuran beraspal dengan menggunakan alat
Marshall. Pada dasarnya untuk mengetahui kinerja dari campuran aspal yang
digunakan pada struktur perkerasan jalan, factor-faktor yang harus
diperhatikan sangat banyak di antaranya:

 Stability
 Durability
 Flexibility
 Fatgue resistance: thick layers, thin layers
 Fracture strength: overload, thermal condition
 Skid resistance
 Impermeability
 Workability

Akan sangat sulit mencari metode pengujian yang dapat meneliti semua
faktor tersebut hanya dalam satu cara. Tetapi sebagian besar dari faktor-faktor
tersebut dapat diuji dengan menggunakan alat Marshall. Hasil yang diperoleh
dari pengujian dengan alat Marshall, antara lain:

- Stabilitas - Rongga dalam campuran


- Marshall Quotient (MQ) - Rongga dalam agregat
- Kelelehan

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
II. Tujuan

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)


terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal. Ketahanan (stability)
adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai
terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound.
Kelelehan plastis adalah keadaan perubahan bentuk campuran aspal yang
terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam
milimeter atau 0.01 inci.

III. Peralatan
1. Cetakan benda uji yang berdiameter 10 cm (4”) dan tinggi 7,5 cm (3”)
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung
2. Alat pengeluar benda uji, untuk mengeluarkan benda uji yang sudah
dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah alat eyector
3. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk
silinder, dengan berat 4,536 kg (10 pound) dan tinggi jaun lebih bebas
45,7 cm (18”)
4. Landasan pemadat tertinnggi dari balok kayu (jati atau yang sejenis)
berukukan kira-kira 20 x 20 x 45 cm (8” x 8” x 18”) yang dilapisi
dengan pelat baja berukuran 30 x 30 x 2,5 cm (12” x 12 x 1”) dan
kaitkan pada lantai beton dengan 4 bagian suku
5. Silinder cetakan benda uji
6. Mesin tekan lengan dengan:
a. Kepala penekan berbentuk lengkung
b. Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg (5000 pound) dengan
ketelitian 0,0025 cm (0,0001”)
c. Arloji dengan ketelitian 0,25 cm (0,01”) dengan kelengkapannya
7. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(200 3)oc
8. Bak perendam (waterbath) dilengkapi dengan pengatur suhu untuk
memanasi sampai 20oc

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST

200404035
9. Perlengkapan lain:
a. Panci-panci untuk memanaskan agregat aspal dan campuran
beraspal
b. Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250oc
dan 100oc dengan ketelitian 0,5 sampai 1% dari kapasitas
c. Timbangan
d. Kompor/sumber pemanas
e. Sendok pengaduk
f. Sarung tangan

IV. Prosedur Pengujian


1. Persiapan benda uji meliputi
 Keringkan agregat pada suhu 105⁰C -110⁰C minimum selama 4 jam .
keluarkan dari alat pengerim (oven) dan tunggu sampai beratnya tetap.
 Pisah pisahkan agregat kedalam fraksi fraksi yang dikehendaki dengan
cara penyaringan
 Panaskan aspal sampai mencapai tingkat kekentalan (viskositas) yang
disyaratkan baik untuk pencampuran maupun pemadatan seeprti table
berikut.
Tabel tingkat kekentalan (viskositas) untuk aspal padat dan cair

Pencampuran Pemadatan
Alat Pengujian
Aspal padat Aspal cair satuan Aspal pada Aspal cair satuan
Kinematik Viskometer 170±20 170±20 Cst 280±30 280±30 Cst
Saybolt Furol Viskometer 85±10 85±10 det.st 140±15 140±15 det.st

 pencampuran dilakukan sebagai berikut :


1. untuk setiap benda yui diperlukan ggagat sebanyak 1200 gram
sehingga menghasilkan tinggi benda wi kita-kita 65,5 ± 1,27 mm
2. panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 28°C di atas suhu
pencampuran untuk aspal padat bila menggunakan aspal cair
pemanasan sampai 14°C di atas suhu pencampuran

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
3. tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan.sebanyak
yang dibutuhkan ke dalam agregat yong rudal dipanaskan tersebut
kemudian aduklah dengan cepat hingga agregat tergelimuti aspal
secara merata.
Pemadatan dilakukan sebagai berikut :
- Bershkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka
penumbut dengan sek sama dan panaskan sempar suhu antara 23,3 °C
~ 198,9°c.
- Letakkan cetakan di atas landasan pemadat tahan dengan pemegang
cetakan.
- Letakkan selembar kertas keringg atau kertas penghisap yang sudah
digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dagar cetakon masuklean
seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusul campuran secara
keras dergan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling
pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya
- lakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak :
 15 kali tumbukan untuk lalu lintas berat
 50 kali tumbukan untuk lalu lintas sedang
 35 kcali tumbukan untuk lalu lintas ringan

dengan tinggi jatuh 457,2 mm selama pemadatan harus


diperhatikan agar sumbu palu pemadat gelalu tegak lurus pada alas
cetakan

- Pelat alas berikut leher sambung dilepas dari cetakan benda uji,
kemudian cetakan yg berigi benda uji dibalikkan dan pasang kembali
pelat alas berikut leher sambung pada cetakan yg dibalikkan tadi.
- terhadap permukaan benda uji yang sudah dibakitkan ini tumbuklah
dengan jumlah tumbukkan yang sama
- sesudah pemadatan panaskan keping alas dan pasang alat pengeluar
benda uji pada permukaan yang rata dan biarkan selama 24 jam pada
suhu ruang .
- bila diperlukan pendinginan yang lebih cepat dapat digunakan kipas
angin meja
JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST

200404035
2. Persiapan Pengujian, meliputi :
 Bersihkan bonda uji dari kotoran yang menempel
 Berilah tanda pengenal pada masing & benda uji
 Ukur tinggi benda uji dengan kepelitran 0,1 mm.
 Timbang benda uyi
 Rendam dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruangan
 Timbang dalam air untuk mendapatkan isi
 Timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh
 Bersihkan batang penuntun (guide rod) dan permukaan dalam dari
kepala permukaan, sehingga kepala permukaan yang atas dapat
meluncur bebas (bila dikehendaki kepala penekan direndam bersama
– sama benda uji pada suhu 21,1 - 37,6 °C untuk trengurangi lengket
nya benda uj terhadap permukaan dalom kapala penekan)

3. Cara uji dilakukan sebagai berikut

Waktu yang diperlukan dari saat diangkat nya benda uji dari bak
resendaman atau oven sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh
melebihi 30 detik .

 Rendamilah benda uji dalam bak rendam ( water bath) selama 30 - 40


menit dengan suhu tetap 60°C (± 1⁰C) untuk benda uji yang
menggunakan aspal padat untuk benda uji yang menggunakan aspal
cair masukkan benda uji ke dalam oven selama minimum 2 jam dengan
suhu tetap 25⁰C (+1°C)
 Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan ke
dalam segmen bawah kepala penekan
 Pasang segmen atas di atas benda uji dan letakkan keseluruhannya
dalam mesin penguji
 Pasang arloji pengukur alir (flow) pada kedudukannya di atas salah satu
batang penuntun ( guide rod) dan atur kedudukan jarum penunjuk pada
angka nol, sementara selubung tangki arloji dipegang teguh terhadap
segmen atas kepala penekan.

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
 Sebelum pembebanan diberikan kepala penekan beserta benda ujinya
dinaikkan sehingga menyentuh alas cincin penguji
 Atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol
 Berikan pembebanan pada benda uji dengan lacepatan tetap sekitar 50
mm per menit sampai pembebanan maksimum tercapai atau
pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan
dan catat pembebanan maksimum (stability) yang dicapai untuk
tebalnya tidak sebesar 63,5 mm koreksilah bebannya dengan factor
perkalian pada table angka koreksi beban (stabilitas)
 Catat hilai alir ( flow) yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur alir
pada saat pembebanan maksimum tercapai.

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
Tabel angka korelasi bahan

Tebal Benda Uji


Jsi benda uji(cm^3) Angka Koreksi
Inchi mm
200-213 1 25,40 5,56
214-225 1,0625 26,99 5
226-237 1,125 28,59 4,55
238-250 1,1875 30,19 4,17
251-264 1,25 31,79 3,85
265-276 1,3125 33,39 3,57
277-289 1,375 34,99 3,33
290-301 1,4375 36,59 3,03
302-316 1,5 38,19 2,78
317-328 1,5625 39,79 2,5
329-340 1,625 41,39 2,27
341-353 1,6875 42,99 2,08
354-367 1,75 44,59 1,92
368-379 1,8125 46,19 1,79
380-392 1,875 47,79 1,67
393-405 1,9375 49,39 1,56
406-420 2 50,99 1,47
421-431 2,0625 52,59 1,39
432-443 2,125 54,19 1,32
444-456 2,1875 55,79 1,25
457-470 2,25 57,39 1,19
471-482 2,3125 58,99 1,14
483-495 2,375 60,59 1,09
496-508 2,4375 62,19 1,04
509-522 2,5 63,79 1
523-535 2,5625 65,39 0,96
536-546 2,625 66,99 0,93
547-559 2,6875 68,59 0,89
560-573 2,75 70,19 0,86
574-585 2,8125 71,79 0,83
586-598 2,875 73,39 0,81
599-610 2,9375 74,99 0,78
611-625 3 76,59 0,76

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
1. Pengujian Bahan Olahan

Yaitu campuran dari agregat dan aspal yang masing-masing


dipanaskan pada temperatur tertentu dalam bentuk berikut ataupun tidak.

a. Metode Samping

Jumlah agregat dan aspal yang mewakili harus disiapkan dengan


jumlah yang mencukupi untuk keperluan beberapa pengujian. Sebagai
bentuk petunjuk banyaknya bahan yang perlu disiapkan sebagai berikut:

- 4 liter (1 galon) aspal keras


- 23 kg (50 lb) agregat halus atau pasir
- 23 kg (50 lb) agregat kasar
- 9 kg (20 lb) bahan pengisi jika diperlukan

Jumlah bahan-bahan tersebut mungkin perlu banyak apabila


diperkirakan bahwa hasil kombinasi dari agregat memerlukan presentase
yang lebih besar. Setiap bahan agar diberi label yang menerangkan tentang
antara lain aspal. Contoh: lokasi proyek dan nomor kegiatan, urutkan
pengujian agar direncanakan semestinya dan hendaknya semua pengujian
yang dipersyaratkan oleh spesifikasi telah seleesai sebelum perencanaan
campuran dilaksanakan.

b. Berat Isi Benda Uji Padat

Setelah benda uji selesai, kemudian dikeluarkan dengan


menggunakan extruder dan dinginkan. Berat isi untuk benda uji harus
ditentukan dengan melakukan beberapa pertimbangan seperti prosedur
(ASTM 01188) secara garis besar adalah sebagai berikut:

- Timbang benda uji di udara


- Selimuti benda uji dengan parafin
- Timbang benda uji berparafin di udara
- Selimuti timbang benda uji berparafin di dalam air

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
Berat isi untuk benda uji harus ditentukan dengan melakukan
beberapa pertimbangan seperti prosedur (ASTM 01188). Berat isi untuk
benda uji tidak panas atau bergradasi menerus dapat ditentukan dengan
menggunakan benda uji kering permukaan jalan (SSD) seperti prosedur
ASTM D2726 secara garis besar adalah sebagai berikut:

- Timbang benda uji di udara


- Timbang benda uji dalam air
- Timbang benda uji SSD di udara
- Timbang benda uji dalam air (SSD)

2. Pengujian Stabilitas dan Kelelehan (Flow)

Setelah penentuan berat jenis bulk benda uji dilaksanakan, pengujian


stabilitas dan kelelehan dilaksanakan dengan menggunakan alat uji seperti
diperlihatkan pada gambar. Secara garis besar adalah sebagai berikut:

- Rendam benda uji pada temperatur 60oc (140oF) selama 30-40


menit sebelum pemgujian.
- Keringkan permukaan benda uji dan letakkan pada tempat yang
tersedia pada alat uji.
- Setelah dial pembacaannya stabilitas dan kelebihan, lakukan
pengujian dengan kecepatan deformasi konstan 51 mm (2 inci) per
menit sampai terjadi runtuh.
- Catat besarnya stabilitas dan kelelehan yang terjadi pada dial.

Prosedur penyiapan bahan terdiri dari:


a. Pengeringan agregat hingga beratnya konstan
b. Penyaringan agregat untuk campuran
c. Penyaringan agregat kering sesuai dengan fraksi agregat yang
diinginkan
d. Pemanasan agregat untuk campuran di dalam oven
e. Penempatan agregat untuk campuran pada alat pencampuran
f. Tambahkan jumlah aspal yang sesuai pada alat agregat untuk campuran
g. Campur agregat dan aspal bersama-sama.

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST

200404035
Pengujian Marshall untuk Perencanaan Campuran

Prosedur pengujian didasarkan pada ASTM 01559. Metode Marshall


standard diperuntukkan untuk perencanaan campuran beton aspal dengan
ukuran agregat maksimum 25 mm (2 inci) daan menggunakan aspal keras.

 Prosedur Kerja

Pekerjaan Marshall dimulai dengan persiapan benda uji untuk


keperluan ini perlu diperlihatkan sebagai berikut:

a. Bahan yang digunakan untuk masuk spesifikasi


b. Kombinasi agregat untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan
c. Untuk keperluan analisa volume metrik (density-ubid), berat bulk dari
semua agregat yang digunakan pada kombinasi agregat, dan berat jenis
aspal keras harus dihitung terlebih dahulu

Ukuran benda uji adalah tinggi 64 mm (2 ½ inci) dan diameter 102


mm (4 inci). Yang dipersiapkan dengan menggunakan prosedur khusus
untuk pemanasan pencampuran dan pemadatan campuran agregat dengan
aspal.

Dua prinsip penting pada perencanaan campuran dengan pengujian


Marshall adalah analisa volumetrik dan analisa stabilitas lelehan (flow) dan
benda uji padat. Stabilitas benda uji adalah daya tahan benda. Maksimum
pada temperatur 60oc (140oF). Nilai kelelehan adalah perubahan bentuk
sesuai campuran beraspal yang terjadi pada benda uji. Sejak tidak ada beban
mex yang diberikan selama pengujian stabilitas.

Pada penentuan kadar aspal optimum untuk kombinasi agregat atau


gradasi tertentu dalam pengujian Marshall perlu dipersiapkan suatu dari
contoh uji benda dengan interval kadar aspal yang berbeda sehingga
didapatkan suatu kurva lengkung yang teratur. Pengujian agar direncanakan
dengan dasar 0,5% kenaikan kadar aspal dengan perkiraan minim dua kadar
aspal atau optimum dan dua kadar aspal di bawah optimum.

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
Persiapan dan pengujian benda uji:
- Jumlah benda uji minimum 3 buah untuk masing-masing
- Oven dalam loyang agregat yang lebih terukur gradasi
- Panaskan aspal terpisah-pisah
- Cetakan dimasukkan ke dalam oven
- Keluarkan dari oven cetakan dan siapkan untuk persiapan campuran
- Tumbuk 2 x 75 kali, 2 x 50 kali, 2 x 35 kali
- Setelah temperatur hangat keluarkan benda uji
- Diamkan satu malam, kemudian periksa benda uji. Rendam dalam
waterbath 60oc sampai 30 menit

Lakukan pengujian Marshall untuk mengetahui stabilitas dan


kelelehan. Data yang diperlukan dalam pemeriksaan antara lain:

 Stabilitas
 Kelelehan

Metode Marshall standard seperti di mana di atas peruntukan untuk


perencanaan campuran beton aspal dengan ukuran agregat maksimum 25
mm (1 inci) dan menggunakan aspal keras. Untuk ukuran butiran
maksimum lebih besar dari 25 mm dipergunakan prosedur Marshall
indifikasi.

Prosedur Marshall yang dimodifikasi pada dasarnya sama dengan


metode Marshall standar, namun karena campuran beraspal menggunakan
ukuran batuan maksimum yang lebih besar maka digunakan diameter benda
uji yang lebih besar yaitu 15,24 cm (6 inci) dan tinggi 95,2 mm. Berat palu
penumbuk 10,2 kg (22 lbs) dengan tinggi jatuh 457 mm (18 inci). Benda uji
secara tipikal mempunyai berat sekitar 4 kg.

Jumlah tumbukan untuk Marshall modifikasi adalah 112 kali (untuk


lalu lintas berat) > 500.000 SST dan 75 tumbukan (untuk lalu lintas rendah
< 500.000 ST). Kriteria perencanaan harus diubah di mana stabilitas
minimum ditingkat 325 kali sedangkan kelelehan 1,5 kali ukuran benda uji
normal.

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST
200404035
3. Pengujian Volumetrik

1. Umum
Tiga sifat benda uji campuran aspal ditentukan pada analisa rongga
density. Sifat tersebut yaitu:
a. Berat isi atau berat jenis benda uji padat
b. Rongga dalam agregat mineral
c. Rongga udara dalam campuran padat

Dari berat contoh dan persentase aspal dan agregat dan benda jenis
masing-masing. Volume dar material yang bersangkutan dapat ditentukan.
Volume ini diperlihatkan pada gambar berikut:

Vma = volume rongga dalam agregat mineral


Vmb = volume contoh padat
Va = volume ada rongga udara
Vb = volume aspal
Vba = volume aspal terabsorbsi
agregat Vbc = volume aspal efektif
Vsb = volume agregat (dengan berat jenis curah)
Vsc = volume agregat (dengan berat jenis efektif)
Wo = berat aspal
Ws = berat agregat
w = berat isi air
mb = berat isi cura

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST

200404035
Contoh campuran pelat :

% rongga =
density =

% lima =

Rongga pada agregat mineral dinyatakan sebagai persen dari total


volume rongga dalam benda uji merupakan volume dalam campuran yang
tidak terserap dan aspal yang terserap agregat. Rongga dalam Va atau yang
disebut CUU, juga dinyatakan sebagai persen dari total volume benda uji
merupakan volume pada campuran yang tidak terisi agregat aspal.

B. Prosedur untuk menganalisis campuran beraspal panas padat.

Prosedur ini berlaku untuk benda uji padat yang dibuat di


laboratorium dan pada contoh tidak terganggui yang diambil dari lapangan
dengan menganalisis rongga udara dan rongga padat mineral agregat.
Beberapa indikasi dan kinerja campuran aspal panas selama masa pelayanan
dapat diuraikan.

1. Garis besar prosedur

Tahap analisis campuran aspal panas adalah sebagai berikut :

a. Uji berat jenis curah (baik spesifik gravity) agregat kasar (AASHTO 1
dosis atau ASTM 127) dan agregat halus (AASHTO T54 atau ASTM
O28)
b. Uji berat jenis aspal keras (AASHTO T28 atau ASTM D70) atau bahan
pengisi (AASHTO T100 atau ASTM D854)
c. Hitung berat jenis curah dan agregat kombinasi dalam campuran
d. Uji berat jenis max campuran lepas (ASTM D1188 atau ASTM D2726)
e. Uji berat jenis campura padat (ASTM D1188 atau ASTM D2726)
f. Hitung berat jenis agregat
g. Hitung absorbs aspal
h. Hitung persen rongga diantara minera; agregat (UNA) pada campuran
padat

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST

200404035
i. Hitung persen rongga udara (Vm) dalam campuran padat
j. Hitung persen rongga pensi aspal (UDB atau UFA) dalam campuran.

2. Paramater dan Formula Hitungan


Untuk menganalisa campuran aspal panas adalah sebagai berikut :
a. Berat jenis curah agregat

Pada total agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat


kasar, agregat halus, dan fungsi yang masing-masing mempunyai berat
jenis yang berlawanan berat jenis curah. Sambungan agregat ditentukan
sebagai berikut :

GSB =

Dimana :

GSB = Titik berat curah total agregat


P1, P2, Pn = Presentase dalam berat agregat 1,2,n
G1, G2, Gn = Berat jenis curah agregat

Berat jenis curah bahan pengisi ditentukan secara akurat tetapi


dengan menggunakan berat jenis semua kesalahan umunya kecil dan
dapat diabaikan.

b. Berat jenis efektif agregat


Jika berdasarkan berat jenis maksimum campuran (6 mm) berat
jenis efektif agregat dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

GSE =

Dimana :
GSE = Berat jenis efektif agregat
Pmm = Total campuran lapis, presentase berat total campuran 100%
Pb = Aspal, agregat dan berat total campuran
Gb = Berat jenis aspal

JELLY NATALIUS S
MARSHALL TEST

200404035
Catatatan :
Volume aspal yang terserap agregat umumnya lebih kecil dari
volume cair yang terserap.

Besarnya berat jenis efektif agregat halus diantara berat jenis


curah semi agregat. Berat jenis curah semi agregat. Berat jenis semu
(GSH) dihitung dengan formula :

GSH =

Dimana :

GSH = Berat jenis semu total agregat


P1, P2, Pn = Presentase dalam berat agregat 1,2,n
G1, G2, Gn = Berat jenis semu agregat

c. Berat jenis maksimum dan campuran dengan perbedaan kadar aspal


Pada umumnya suatu campuran dengan suatu agregat tertentu,
berat jenis maksimumnya (6 mm), untuk kadar yang berbeda
diperlukan untuk menghitung presentase rongga udara masing-masing
kadar aspal. Berat jenis maksimum aspal dihitung dengan perencanaan
berikut :

Gmm =

Dimana :
Gmm = Berat jenis max campuran (tidak ada rongga udara)
Pmm = Campuran lepas total, presentase berat total campuran 100%
Ps = Agregat persen berat total campuran
Gb = Aspal persen berat total campuran

JELLY NATALIUS
MARSHALL TEST
200404035
3. Penyerapan Aspal
Dinyatakan sebagai presentase. Berat agregat penyerapan aspal dapat
dihitung dengan persamaan:

Pba = 100 x x

Dimana :
Pba = Aspal yang terserap persen berat agregat
Tsc = Berat jenis efektif agregat
Tsb = Berat jenis curah agregat

4. Kadar Aspal Efektif Campuran

Kadar aspal efektif campuran adalah kadar total dikurangi


besarnya jumlah aspal meresap kedalam partikel agregat. Persamaan
perhitungan :

Pbc = Pb x x Ps

Dimana :
Pbc = Kadar aspal efektif
Ps = Agregat, persen berat total
campuran Pb = Aspal, persen berat total
campuran
Pba = Aspal yang terserap, persen berat total campuran

5. Persen Vma pada campuran aspal panas.

Rongga dalam mineral dapat pada agregar adalah rongga antar


partikel agregat pada campuran termasuk rongga dasar dan kadar aspal
efektif dinyatakan dalam persen volume total. Vma dihitung berdasarkan
baik dan dinyatakan dalam:

Vma = 100 -

ELVA TELAUMBANUA 200404035


MARSHALL TEST
Dimana :
Pa = Rongga udara campuran padat
Tmb = Berat jenis curah campuran padat
Tma = Rongga dalam agregat mineral
Tmb = Berat jenis agregat
Tmb = Agregat, persen berat total campuran
Jika komposisi campuran ditentukan sebagai persen dan campuran
total maka :
Vma = 100 - x 100
x
Dimana :
Pb = Aspal, persen berat agregat
Tmb = Berat jenis curah campuran
Tma = Berat jenis curah agregat

6. Perhitungan rongga udara dalam campuran padat


Terdiri dari ruang-ruang antar partikel agregat berselimut aspal :

Pa =
Dimana :
Pa = Rongga udara pada campuran
padat Tmb = Berat jenis maksimum
campuran Tma = Berat jenis curah padat

7. Persen VFA (sering disebut VFB) dalam campuran padat.


Merupakan presentase rongga antar agregat. VFA dihitung sebagai
berikut:

Pa =
Dimana :
VFa = Rongga terdiri dari aspal, persen Vma
Vma = Rongga dalam agregat mineral
Pa = Rongga udara dalam campuran

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
4. Membuat Formula Campuran Kerja

1. Umum

Campuran beraspal panas terdiri dari kombinasi agregat bahan


penguji dan aspal yang dicampur secara panas pada temperature tertentu.
Kombinasi bahan dalam campuran aspal terlebih dahulu direncanakan.

- Stabilitas yang cukup, mempunyai keawetan, harus mendukung beban


lalu lintas yang melewatinya tanpa deformasi permanen.
- Durabilitas yang cukup, mempunyai lapisan beraspal keras
- Kekerasan yang cukup, mempunyai kadar air sehingga tidak ada
rembesan air masuk
- Ketahanan terhadap retak leleh lapisan beraspal maupun menahan
beban berulang selama umur rencana
- Kemampuan kerja mudah dihamparkan dan dipadatkan

Pembuatan formula campuran kerja atau lebih dikenal dengan Job


Mix Fomula, meliputi formula penentuan proporsi dan beberapa fraksi
agregat dengan aspal sedemikian rupa sehingga mampu memberikan
kinerja perkerasan yang memenuhi syarat. Tahapannya adalah penentuan
gradasi agregat gabungan yang sesuai persyaratannya, membuat formula
campuran rencana (FCR) di laboratorium dapat disetujui menjadi FCR
apabila hasilnya memenuhi syarat. Perencanaan ini berlaku untuk jenis
campuran lapisan-lapisan spam (lataris) laston dan latastos.

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
2. Tahapan Formula Campuran Kinerja (FCK)

Tahap – tahap pembuatan campuran kerja (FCK) yang perlu


dilakukan adalah:

- Elevasi jenis aspal


- Pengujian mutu aspal dan agregat
- Persiapan peralatan laboratorium
- Pembuatan FCR berdasarkan material dengan kegiatan

- Pengujian gradasi agregat dan menentukan kombinasi fraksi agregat


sehingga memenuhi spesifikasi
- Menentukan kadar aspal rencana
- Pengujian Marsha;; dan volumetric : Vma,Vm,Vfa
- Mengevaluasi hasil pengujian dan menentukan kadar aspal optimum
- Melakukan kalibrasi bukaan pintu dan menentukan besarnya bukaan
sesuai proporsi
- Pengambilan contoh agregat dari masing-masing bin poros dan uji dan
cari gradasi agregat
- Pembuatan FCR berdasarkan material dari hot bin dengan:
1. Melakukan pengujian gradasi agregat dan menentukan kombinasi
beberapa fungsi agregat yang diambil dari bin panas.
2. Melakukan pencampuran di lapangan unit pencampuran (AMP)
3. Pemadatan di lapangan dan membandingkan kepadatan
laboratorium.
Jika telah memenuhi semua persyaratan maka formula terakhir disebut
formula campuran kerja.

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST

200404035
3. Jenis Campuran Beraspal

Berdasarkan jenis campuran yaitu latesia, laston dan lataston.


Dalam perencanaan campuran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkerasan yang dapat dipasang dilapangan. Penentuan jenis campuran
beraspal yang digunakan dapat mempertimbangkan hal-hal :

a. Lapis tipis aspal beton pasir (latasir) kelas A dan B campuran ini
dimaksudkan untuk jalan lalu lintas ringan terutama didaerah-daerah
batu pecah sulit diperoleh.
b. Lapis tipis aspal beton (lataston, HRS)
Terdapat dua jenis campuran lataston yaitu lapis permukaan (HRS
litony course) dan Lataston untuk pondasi. Ukuran maksimum untuk
jenis campuran lataston adalah aman. Perbedaannya, gradasi lataston
untuk permukaan lebih halus dibanding untuk pondasi. Lataston
sebaiknya digunakan pada jalan dengan lalu lintas ringan sampai
sedang (< 100.000 SSI) untuk memperolehnya hampir selalu
diperhatikan gabungan antara pasir halus dan batu pecah.
c. Lapis beton aspal (Lataston, AC)
Lataston (AC) yang umumnya dikenal terdiri dari 3 yaitu : AC-WCS,
(AC-Binder) dan AC-WC. Ukuran butirya max adalah 1.5 inch.
Campuran lasten lebih pada terhadap variasi kadar aspal/agregat
dibanding campuran untuk lataston. Perbedaan utama dari variasi
kadar aspal/agregat adalah pada ukuran butiran maksimum yang
digunakan

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
V. Gambar Alat

1. Batang pembebanan
2. Cincin pemegang batang
3. Arloji pengukur stabilitas
4. Cincin penguji
5. Pengatur cincin penguji
6. Pelat kepala dongkrak (diameter tidak lebih dari 3.89 inchi)
7. Sekrup pengatur ketinggian benda uji
8. Batang penaikan benda uji
9. Batang penurunan benda uji
10. Dongkrak
11. Pemegang berdiameter ¾ inchi
12. Pengatur ketinggian benda uji
13. Pengatur cincin penguji

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST

200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
Nama Spesifikasi
Termometer ASTM No 13 ℃
Daerah pengukuran 155 ℃ - 170

Skala terkecil 0.5 ℃
Skala terbesar 1℃
Kesalahan karena pembacaan 0.5 ℃
Skala tidak melebihi 0.5 ℃
Standarisasi Pada titik termasuk 163 ℃
Panjang sebelumnya 6.0 – 7.0 mm
Diameter batang 5.0 – 6.0 mm
Diameter bagian ujung 10 – 15 mm
Jarak ujung tempat cairan ke 0℃ 155 ℃
pembagian skala 33 – 38 mm 70 – 80 mm
Jarak ujung bawah tempat cairan 170 ℃
ke garis
Derajat pada jarak 120 – 134 mm
Ruang penampungan cairan Cincin gelas
Tanda pengenal ASTM Loss on heat

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
VI. Foto Dokumentasi

Pengambilan sampel agregat Proses pemanasan sampel agregat


untuk dikeringkan kasar sampai kering dengan berat
tetap pada temparatur (110  5) C

Proses pemanasan sampel agregat kasar sampai kering dengan berat tetap pada
temparatur (110  5) C

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
200404035
Pemanasan agregat

Hasil pemanasan material. Pengelombokkan agregat yang telah dikeringkan


dan didinginkan pada suhu kamar 1-3 jam

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
Penuangan air pada beberapa Pengambilan beberapa sampel agregat
sampel agregat untuk berat untuk diuji berat jenisnya
jenisnya

Hasil perendaman material

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
Penimbangan berat agregat kasar Proses pengayakan agregat dengan
untuk diuji analisa ayakan menggunakan sieve shaker machine

Proses pengambilan sampel aspal

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
Proses pemanasan sampel aspal

Penuangan sampel aspal sesuai dengan kadar aspal yang telah ditetapkan

Pencampuran aspal + agregat

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
Pemasukkan sampel aspal yang Pemasangan leher sambung pada alat
telah dicampur dan dipanaskan ke compaction
dalam alat compaction

Penguncian dan pemasangan Proses pemadatan campuran


penumbuk untuk pemadatan benda uji dengan jumlah tumbukan 75 kali
untuk lalu lintas sedang

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
Perendaman benda uji setelah dipadatkan dalam water bath untuk diuji
berat SSD masing-masing kadar aspal

Penimbangan berat SSD benda uji Proses pemberian beban pada benda
uji dengan kecepatan tetap sekitar
50,8 mm/menit sampai
pembebanan maksimum tercapai

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
VII. Foto Gelombang

Kelas: KKNI B

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048
Catatan
Untuk benda uji yang tebalnya lebih dari 2.5 m koreksilah dengan factor
perkalian (Tabel factor koreksi) stabilitas. Umumnya pada uji baru
didinginkan seperti ketentuan diatas. Bila diperlukan pendinginan digunakan
kipas angin meja agar lebih cepat. Campuran daya kohesinya sekurang-
kurangnya pada waktu dikeluarkan dari cetakan sesudah pemadatan tidak
dapat menghasilkan yang diperlukan bila digunakan berguna bersama
cetakannya di udara sampai terjadi kohesi untuk membentuk silinder yang
semestinya

VIII. Aplikasi
1. Menganalisis kepadatan dari campuran aspal
2. Sebagai acuan untuk proporsi hot mix di AMP

IX. Referensi
1. Buku Panduan Praktikum Jalan Raya Departemen Teknik Sipil USU
2. Asisten Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil USU
3. Laporan Praktikum Jalan Raya Teknik Sipil USU.

ELVA TELAUMBANUA
MARSHALL TEST
190404048

Anda mungkin juga menyukai