Anda di halaman 1dari 31

MACAM-MACAM

PENGUJIAN
AGREGAT DAN
ASPAL

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


MACAM-MACAM PENGUJIAN
AGREGAT DAN ASPAL

Oleh Kelompok PPJ TS-A

Fathinatul atika (1710921022)


Regina Amanda Syahra (1710921046)
Nadhil Abiyyu (1710921049)
Muhammad Rifqi Yuliandri (1710922008)
Naufal Yandri (1710922037)
MACAM-MACAM
PENGUJIAN ASPAL
PENGUJIAN
DAKTILITAS ASPAL
PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL
Daktalitas atau kekenyalan aspal adalah kohesi dari partikel –
partikel aspal yang berusaha untuk terus bersatu agar tidak sampai
terlepas satu sama lainnya, dimana keadaan lepasnya antara partikel
aspal tersebut disebut kondisi putus.

Tujuannya untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat dita


rik antar 2 cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada su
hu dan kecepatan tarik tertentu. Disamping itu juga untuk mengetahui
sifat kohesi aspal. Daktilitas aspal yang lebih besar akan mengikat butir-
butir agregat dengan lebih baik, tetapi lebih peka terhadap perubahan te
mperatur
PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu
aspal, apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan
dengan cara menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/me
nit pada suhu 25˚C dengan dengaa toleransi ± 5 %.

Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan seny
awa hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang
dipakai adalah 100 – 200 cm.
Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik a
ntara cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.

Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :


< 100 cm = getas
100 - 200 cm = plastis
> 200 cm = sangat plastis liat
Alat dan Bahan
a. Peralatan

• Mould Ductility (cetakan) kuningan


• Plat alas cetakan
• Bak perendam
• Pengukur suhu
• Spatula
• Mesin Uji
• Alat pemanas untuk mencairkan aspal keras

b. Bahan

• Aspal keras
• Air bersih/air suling
• Gliserin
• Garam
Langkah-langkah pengujian
• Panaskan aspal hingga cair
• Lapisi cetakan dengan gliserin pasanglah cetakan daktilitas pada dasar plat
• Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh.
• Dinginkan cetakan pada temperatur ruang 30 - 40
• menit, dan ratakan
• Rendam di dalam bak perendam dengan temperatur 25oC, 30 menit

Langkah pengujian
• Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi - sisi cetakan. Pasang benda uji pada mesin
uji dan tarik dengan kecepatan 5 cm per menit sampai benda uji putus.
• Bacalah jarak antara pemegang benda uji saat benda uji putus (cm).
PENGUJIAN TITIK
LEMBEK ASPAL
Pengujian Titik Lembek Aspal
Tes kelembekan ditujukan untuk suhu kelembekan dari aspal. Pada
umumnya dilaksanakan dengan ball dan ring, Pelaksanaannya yaitu bola deng
an berat dan ukuran yang telah diketahui dan ring yang mem-punyai ukuran
standar pula.

Tujuan percobaan ini dilakukan ialah karena pelembekan bahan as


pal agar tidak terjadi secara langsung dan tiba tiba pada suhu tertentu.

Dalam pengujian terhadap aspal, yang dimaksud dalam titik lembek


adalah suhu dimana aspal dalam cincin yang diletakkan secara horizontal di ai
r yang dipanaskan secara teratur menjadi lembek karena beban bola baja den
gan diamter 9,35 mm dan berat kurang lebih 3,5 gram yang diletakkan di ata
snya, sehingga lapisan aspal tersebut jatuh melalui jarak 2,54 cm ( 1 inch). Nil
ai titik lembek dapat bervariasi antara 30 derajat C sampai 200 derajat C (AAS
HTO).
Titik Lembek Aspal

Menurut SK SNI 06 – 2434 – 1991, titik lembek aspal dan ter berkisar antara 46º - 5
4ºc. Dalam pengujian titik lembek ini diharapkan titik lembek hendaknya lebih tinggi
dari suhu permikaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan aspal akibat temperatur
permukaan jalan, untuk itu dilakukan usaha untuk mempertinggi titik lembek antara
lain dengan menggunakan filler terhadap campuran beraspal.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengujian titik lembek antara lain adalah :
1. Kualitas dan jenis cairan penghantar.
2. Berat bola besi.
3. Jarak antara Ring dengan aspal plat besi.
4. Besarnya suhu pemanasan.
Alat dan Bahan
a. Peralatan

• Cincin kuningan
• Bola baja diameter 9,53 mm berta 3,45 gr – 3,55 gr
• Dudukan benda Uji. Lengkap dengan pengaruh bola b
aja dan plat dasar yang mempunyai jarak tertentu.
• Bejana besar tahan panas mendadak , diameter dalam
8,5 cm dengan tinggi 12 cm berkapasitas 800 ml
• Termometer
• Penjepit
• Stopwacth
• Alat pengaruh bola
• Spatula.

b. Bahan

• Aspal cair
• Gliserin
• Air bersih
• Esbatu
Langkah-langkah pengujian
• Letakkan 2 buah cincin di atas pelat kuningan yang telah diolesi talk-gliserol
• Tuang contoh ke dalam cincin cetakan, diamkan pada temperatur ruang
• selama 30 menit.
• Ratakan permukaan contoh dengan pisau.
• Pasang kedua benda uji ,
• Masukkan pada bejana gelas berisi air suling bertemperatur 5 + 1oC
• Pasang termometer khusus untuk penentuan titik lembek Letakkan bola baja di atas benda uji
• Rendam di dalam air pada temperatur 5 oC selama 15 menit

Langkah pengujian
• Panaskan bejana dengan kenaikan temperatur air 5oC/menit,
• Atur kecepatan pemanasan untuk 3 menit pertama 5 oC + 0,5 /menit
• Catat temperatur yang ditunjukkan saat bola baja jatuh
PENGUJIAN PENETRASI
ASPAL
PENGUJIAN PENETRASI ASPAL
Penentuan penetrasi adalah suatu cara untuk mengetahui
konsistensi aspal. Konsistensi aspal merupakan derajat kekentalan asp
al yang sangat dipengaruhi oleh suhu. Untuk aspal keras atau lembek
penentuan konsistensi dilakukan dengan penetrometer,seperti yang di jelas
kan pada SNI 06-2456-1991.
Konsistensi dinyatakan dengan angka penetrasi, yaitu masuknya
jarum penetrasi dengan beban tertentu ke dalam benda uji aspal pada suhu 25
°C selama 5 detik. Penetrasi dinyatakan dengan angka dalam satuan 1mm.
Penentuan konsistensi dengan cara ini efektif terhadap aspal dengan
angka penetrasi berkisar 50 – 200.
tujuan pengujian ini untuk menentukan kekasaran rela
tif atau fisik suatu semen aspal,dengan jalan mengukur jarak tembus
sebuah jarum standard tegak lurus dalam contoh aspal di bawah kondi
si-kondisi suhu, pembebanan dan waktu yang diketahui.
Alat dan Bahan
a. Peralatan

• Penetrometer
• Stopwatch
• Water bath dengan suhu 25ºc

b. Bahan

• Aspal
• Kertas pembantu pengujian
Langkah-langkah pengujian
• Tuang contoh uji aspal ke kap penetrasi, diamkan 1 - 2 jam pada temperatur ruang
• Rendam dalam bak air 25 oC, selama 1 - 2 jam
• Bersihkan jarum penetrasi dan pasang
• Letakkan pemberat 50 gr pada pemegang jarum sehingga berat total menjadi 100 gram
• Pindahkan contoh uji berikut cup penetrasi ke dalam bak berisi air dengan temperatur 2
5 oC di bawah alat penguji penetrasi.

Langkah pengujian
• Atur jarum hingga bertemu dengan permukaan benda uji (aspal).
• Lepaskan jarum selama 5 + 0,1 detik.
• Tekan penunjuk penetrometer dan baca angka penetrasinya.
• Angkat jarum perlahan-lahan, lakukan pengujian paling sedikit 3 kali pada contoh uji
yang sama.
MACAM-MACAM
PENGUJIAN AGREGAT
Pengujian Keausan Agregat

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terh


adap keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Keausan adalah perba
ndingan antara bahan aus lewat saringan No. 12 terhadap berat semula yang
dinyatakan dalam persen.

Alat Bahan
Alat dan Bahan
Peralatan
• Mesin Los Angeles
• Saringan No. 12 dengan saringan-saringan lainnya seperti tercantum dalam Tabel 2.1.
• Timbangan
• Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1,83”) dan berat masing-masing antara
395 gram hingga 445 gram
• Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanaskan sampai (110+5) 0C.

Bahan
• Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven sampai mencapai berat tetap
• Benda uji ditentukan berdasarkan tabel berat dan gradasi Los Angeles Machine
Langkah-langkah pengujian
• Benda uji dan bola-bola baja dimasukkan ke dalam mesin
Los Angeles;
• Putar mesin dengan kecepatan 30 rpm – 33 rpm sebanyak
500 putaran;
• Setelah pemutaran selesai, keluarkan benda uji dari mesin
kemudian saring dengan saringan No. 12
• Butiran yang tertahan pada saringan dicuci bersih selanjut
nya dikeringkan dalam oven sampai mencapai berat tetap
• Perhitungan

Keausan = a-b/ a x 100%

• Dimana :
– a adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
– b adalah berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyataka
n dalam gram.
Pengujian Kadar Air Agregat
Menentukan persentase kadar air agregat. Metode yang digunakan adalah den
gan cara pengeringan Berat dari agregat didapatkan dengan cara pengeringan
menggunakan oven.

Alat
Bahan
Langkah-langkah pengujian
• Masukkan benda uji ke dalam talam, timbang berat benda uji (W1);
• Keringkan benda uji bersama talam dalam oven pada suhu (110+5) 0C sa
mpai mencapai berat tetap;
• Kalibrasi talam;
• Setelah kering, timbang berat benda uji (W2);

Perhitungan
Kadar air = w1-w2/w2 x 100%

W1 = Berat contoh semula (gram)


W2 = Berat contoh kering (gram)
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Menentukan berat volume agregat halus, kasar, atau campuran yang didefinisi
kan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volume dari
agregat itu sendiri
Alat
• Timbangan
• Talam dengan kapasitas cukup besar untuk menge
ringkan contoh agregat
• Tongkat pemadat diameter 15 mm, panjang 60 cm
, yang ujungnya bulat dan terbuat dari baja taha
n karat
• Mistar perata
• Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder
dengan alat pemegang.
Bahan

• Agregat halus dan kasar

Langkah-langkah pengujian

• Persiapkan wadah yang telah diketahui volumenya;


• Isilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis sama tebal. Setiap lapis dipadatkan
dengan tongkat pemadat yang ditusukkan sebanyak 25 kali secara merata;
• Ratakan permukaan benda uji dengan mistar perata;
• Persiapkan wadah dan kalibrasi beratnya;
• Masukan benda uji ke dalam wadah;
• Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W).
Perhitungan

Berat Volume = W/V

W = Berat benda uji (kg)


V = Volume wadah (liter)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai