Anda di halaman 1dari 9

Mekanika Rekayasa I

GARIS PENGARUH
(Influence Line)

Garis pengaruh adalah:


Diagram yang menunjukkan besarnya reaksi perletakan atau gaya-gaya dalam
(momen, lintang, dan normal) pada suatu irisan akibat beban terpusat yang
bergerak.

Sebagai beban terpusat, biasanya diambil P = 1 (satuan gaya).

Perbedaan analisis struktur terhadap beban bergerak (garis pengaruh) dengan beban
diam:
• Beban bergerak (Garis Pengaruh):
Posisi beban bervariasi
Posisi irisan yang akan ditentukan garis pengaruhnya tetap

• Beban diam:
Posisi beban tetap
Posisi irisan yang akan ditentukan gaya-gaya ddalamnya bervariasi

Manfaat Garis pengaruh:


Untuk keperluan desain, biasanya digunakan gaya-gaya dalam maksimum
(positif atau negatif) akibat semua kemungkinan pembebanan yang ada. Gambar
garis pengaruh dapat menentukan tempat kedudukan beban terpusat atau merata
yang menghasilkan reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam maksimum tersebut.

Garis Pengaruh Reaksi Perletakan


Prosedur penentuan garis pengaruh reaksi perletakan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan arah reaksi perletakan yang mungkin terjadi pada perletakan tersebut
(rol, sendi atau jepit).
2. Tentukan letak sistem koordinat untuk menyatakan posisi beban terpusat, P.
3. Letakkan beban P = 1 dan tentukan posisinya pada suatu jarak tertentu dari titik
0 pada sistem koordinat yang dipilih.
4. Tentukan persamaan reaksi perletakan dengan menggunakan persamaan
kesetimbangan.
5. Gambarkan diagram garis pengaruh berdasarkan persamaan reaksi perletakan
yang telah diperoleh tersebut.

Arti tanda pada gambar garis pengaruh reaksi perletakan:


• Tanda (+) berarti selama beban berada pada interval (+), arah reaksi perletakan
yang terjadi sesuai dengan yang dimisalkan.

Dr.Ruddy Kurniawan 1
Mekanika Rekayasa I

• Tanda (−) berarti selama beban berada pada interval (−), arah reaksi perletakan
yang terjadi berlawanan dengan yang dimisalkan.

Garis Pengaruh Gaya-Gaya Dalam


Ketentuan tanda (+) / (−) yang digunakan pada diagram garis pengaruh (beban
bergerak) sama dengan yang digunakan pada beban diam, yaitu:

Arti tanda pada gambar garis pengaruh gaya-gaya dalam:


• Tanda (+) berarti selama beban berada pada interval (+), tanda gaya-gaya dalam
yang terjadi sesuai dengan ketentuan gaya-gaya dalam (+) seperti gambar diatas.

• Tanda (−) berarti selama beban berada pada interval (−), tanda gaya-gaya dalam
yang terjadi sesuai dengan ketentuan gaya-gaya dalam (−) seperti gambar diatas.

Persamaan garis pengaruh gaya-gaya dalam untuk suatu penampang dapat ditentukan
dengan cara:
• Melihat ke satu arah freebody
• Melihat ke freebody yang tidak ada beban

Cara penggunaan garis pengaruh (GP):


• Jika yang bergerak berupa beban terpusat, P.

Dr.Ruddy Kurniawan 2
Mekanika Rekayasa I

Reaksi perletakan atau gaya-gaya dalam pada saat beban terpusat, P berada
pada suatu posisi tertentu = P × ordinat garis pengaruh pada posisi beban
tersebut.

• Jika yang bergerak berupa beban merata konstan, q.


Reaksi perletakan atau gaya-gaya dalam pada saat beban merata, q berada pada
suatu posisi tertentu = q × luas garis pengaruh sepanjang posisi beban merata
tersebut.

• Jika yang bergerak berupa beban merata tidak konstan, q.


Reaksi perletakan atau gaya-gaya dalam pada saat beban merata, q berada pada
suatu posisi tertentu =
xB
= q (x ) y ( x )dx
xA

x q(x)

A B

GP. Reaksi Perletakan /


y(xA) y(xB)
Gaya-Gaya Dalam
y(x)

Dr.Ruddy Kurniawan 3
Mekanika Rekayasa I

Tentukan diagram garis pengaruh reaksi perletakan dan gaya-gaya batang 1 dan 2
rangka batang berikut :

20 kN/m
4m 2

A 1
B 1m
3m × 4

Tentukan nilai-nilai maksimum reaksi perletakan dan gaya-gaya batang 1 dan 2 serta
posisi beban yang memberikan nilai maks tsb jika beban yang bergerak berupa beban
merata 20 kN/m seperti tergambar .

Solusi

P=1
4m x
2

A 1
B
3m × 4

Σ MB = 0 V A = 1 (12 − x)
12
x
Σ MA = 0 VB =
12

• Batang S1

C 0≤x≤3
Σ MC = 0 4S1 − 3V A + P(3 − x) = 0
P=1
4m x
2 S1 = 1 (3V A − (3 − x))
4
S1 x=0 S1 = 0

VA 3m x=3 S1 = 3 V A
4

Dr.Ruddy Kurniawan 1
Mekanika Rekayasa I

4m 2

S1

VA 3m R

Saat beban P = 1 berada di interval 3 ≤ x ≤ 6, terdapat reaksi gelagar R sebagai


pengganti beban P = 1 tsb. Namun saat digunakan Σ MC = 0, lengan gaya R terhadap
titik C tidak ada, sehingga tidak mempengaruhi nilai S1. Jadi untuk interval selanjutnya
digunakan :
x≥3
Σ MC = 0 4S1 − 3V A = 0
S1 = 3 V A
4

• Batang S2
0≤x≤3
D Σ MD = 0 3S 2 + 4 S1 − Px = 0
S 2 = 1 ( x − 4S1 )
S2 3
4m x
P=1
S1 x=0 S 2 = 1 (0 − 4 × 0) = 0
3

VA 3m x=3 S2 = 1
3
(3 − 4 × 169 ) = 14
cara lain :
ΣV=0 S2 = 1 − VA
x=0 S2 = 1 − 1 =0
x=3 S2 = 1 − 3 = 1
4 4

D 3≤x≤6
Σ MD = 0 3S 2 + 4 S1 − 3R = 0
4m S2
Substitusi R dan S1 diperoleh :
S 2 = 1 (6 − x ) − V A
S1 3
R
VA 3m

Dr.Ruddy Kurniawan 2
Mekanika Rekayasa I

P=1 cara lain :


x 6−x
ΣV=0 S2 = R − VA
Substitusi R diperoleh :
R 3
S 2 = 1 (6 − x ) − V A
6 3

x=3 S 2 = 1 (6 − 3) − V A = 1 - 3 =1
3 4 4
S2 = 1 (6 − 6) − V = −V A = − 1
x=6 A
3 2
R = 1 (6 − x)
3

Tampak Bawah Jembatan Rangka Baja

Dr.Ruddy Kurniawan 3
Mekanika Rekayasa I

D x≥6
Σ MD = 0 3S 2 + 4S1 = 0
4m S2
S 2 = − 4 S1 = − 4 × 3 V A
3 3 4
S1
S 2 = −V A
VA 3m
cara lain :
ΣV=0 S 2 = −V A

Formula nilai maksimum suatu bidang Garis Pengaruh terhadap suatu beban merata
berjalan adalah :
j
Posisi beban maksimum :
q
aj
t x=
L
Amaks
x j−x Luas bidang maksimum :
a b
jt (2 L − j )
L Amaks =
2L

Dr.Ruddy Kurniawan 4
Mekanika Rekayasa I

Gambar Diagram Garis Pengaruh dan posisi beban maksimum :

4m 2

A 1
B

x=0 x=3 x=6 x=9 x = 12

1m
20 kN/m

1
GP VA 11 3
1
12 4
2

1m
20 kN/m

1
11
GP VB 12

1m
20 kN/m
3
GP S1 4 9
(+)
16

1m
20 kN/m 1m
1 20 kN/m
(+) 4
GP S2 1 (−)
2
− GP VA

4m 8m

Dr.Ruddy Kurniawan 1
Mekanika Rekayasa I

Nilai – nilai maksimum jika yang bergerak adalah beban merata sebesar 20 kN/m
seperti tergambar :

V A max = VB max = qAmaks = 20 × 1× 1 1 + 11


2
( 12
) = 19,167 kN

1 × 9 × (2 × 12 − 1)
16
S1maks = qAmaks = 20 × = 10,781 kN
2 × 12

1 × 1 × (2 × 4 − 1)
S2(+ )maks = qAmaks = 20 × 4 = 4,375 kN
2× 4

1 × 1 × (2 × 8 − 1)
S2(−)maks = qAmaks = 20 × 2 = − 9,375 kN
2×8

Dr.Ruddy Kurniawan 2

Anda mungkin juga menyukai