Jawab
1a) Cari fungsi r dalam diagram x dan y
𝑥𝑥
𝑥𝑥 = 3𝑡𝑡, 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 𝑡𝑡 =
3
𝑦𝑦 = 21 − 5𝑡𝑡 2
5
𝑦𝑦 = 21 − 𝑥𝑥 2
9
Sketsa grafik dari y = f(x), sehingga menjadi seperti berikut
Jawab :
2a) Berikut adalah diagram gayanya
𝑁𝑁 − 𝑊𝑊 cos 𝛼𝛼 = 0 → 𝑁𝑁 = 𝑊𝑊 cos 𝛼𝛼
4
𝑁𝑁 = 100 . = 80 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
5
ii) TInjau gaya arah horizontal thd bidang miring
Σ𝐹𝐹𝑥𝑥 = 0
𝑊𝑊 sin 𝛼𝛼 − 𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 = 0
𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 = 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊 𝛼𝛼
3
𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 = 100 . = 60 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
5
Disini kita bandingkan dengan 𝜇𝜇𝑠𝑠 . 𝑁𝑁
𝜇𝜇𝑠𝑠 𝑁𝑁 = 0,8 . 80 = 64 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
Dari nilai di atas, kita bisa melihat bahwa 𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 ≤ 𝜇𝜇𝑠𝑠 𝑁𝑁, sehingga dalam kondisi ini gaya gesek
akibat kontribusi koefisien gesek lebih besar daripada kontribusi gaya dari berat. dengan syarat
ini, dapat disimpulkan bahwa benda belum bergerak, yang artinya a = 0 m/s2
Saat tepat akan bergerak ke kanan atas, maka akan ada arah gaya gesek ke kiri bawah yang
searah dengan gaya 𝑊𝑊 sin 𝛼𝛼, dan dlm kondisi ini benda belum bergerak, yg artinya a = 0
Tinjau gaya arah vertikal thd bidang miring
Σ𝐹𝐹𝑦𝑦 = 0
𝑁𝑁 − 𝑊𝑊 cos 𝛼𝛼 = 0 → 𝑁𝑁 = 𝑊𝑊 cos 𝛼𝛼
4
𝑁𝑁 = 100 . = 80 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
5
Tinjau gaya arah horizontal thd bidang miring
Saat benda tepat akan bergerak, maka nilai 𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 = 𝜇𝜇𝑠𝑠 𝑁𝑁, dan bukan lagi 𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 ≤ 𝜇𝜇𝑠𝑠 𝑁𝑁
Σ𝐹𝐹𝑥𝑥 = 0
𝐹𝐹 − 𝑊𝑊 sin 𝛼𝛼 − 𝑓𝑓𝑔𝑔𝑔𝑔 = 0
3
𝐹𝐹 − 100 . − 0,8 . 80 = 0
5
𝐹𝐹 = 60 + 64 = 124 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
JAWAB
3a) berikut adalah diagram perkiraan penampakan ketinggian yang dilewati benda pada daerah
1 hingga 4
y
𝑦𝑦 = 𝑥𝑥 − 0.9
0.1
x
0.1 0.2 0.6 0.9 1
Diagram Posisi Benda
Daerah I : LP
Pada daerah ini , benda bergerak dari diamnya, dengan posisi ketinggian konstan. Yang artinya,
disini ada energi potensial pegas yang berubah menjadi energi kinetik
Bukti :
1 2
𝐾𝐾 = 𝑘𝑘𝑥𝑥 = 0,5 . 200 . 0,12 = 1 𝐽𝐽
2
Nilai energi kinetik K = 1 ketika panjangnya berada di x = 0.1, dan ini sesuai dengan grafik
Daerah II : LL
Pada daerah ini, kelajuan konstan pada posisi ketinggian yang konstan. Yang artinya tidak ada
energi kinetik yang hilang (Ek nilainya konstan). Kondisi ini hanya terpenuhi apabila lantai licin
pada bidang datar, dan tidak ada usaha luar yang terlibat
Daerah III : LK
Pada daerah ini, kecepatan benda berkurang namun tidak sampai berhenti, dan ketinggiannya
juga konstan. Yang artinya, ada usaha luar yang terlibat dalam mekanisme ini. Usaha luar
tersebut adalah dari gaya gesek , sehingga kondisi yang memenuhi kasus ini adalah keadaan
lantai kasar
Bukti :
𝑊𝑊 = 𝐸𝐸𝑘𝑘𝑓𝑓 − 𝐸𝐸𝑘𝑘𝑖𝑖
𝐸𝐸𝑘𝑘𝑓𝑓 = 0 𝐽𝐽
Daerah U Em Keterangan
I 1 1 Energi mekanik kekal pada
𝑈𝑈 = 𝑘𝑘Δ𝑥𝑥 2
2 kondisi ini, jadi nilai Em cukup
𝑈𝑈 = 100(𝑥𝑥 − 0.1)2 dilihat saat energi potensial
pegasnya telah hilang
sempurna menjadi energi
kinetik
II 0 1 Tidak ada perubahan energi
pada kondisi ini
III 0 𝑊𝑊 = 𝐸𝐸𝑚𝑚𝑓𝑓 − 𝐸𝐸𝑚𝑚𝑖𝑖 Dalam daerah ini, energi
−𝑓𝑓𝑔𝑔 . Δ𝑥𝑥 = 𝐸𝐸𝑚𝑚𝑓𝑓 − 𝐸𝐸𝑚𝑚𝑖𝑖 mekaniknya tidak kekal akibat
−0,25 . 0,5 . 10 . (𝑥𝑥 − 0,2)
usaha luar dari gaya gesek
= 𝐸𝐸𝑚𝑚𝑓𝑓 − 1
𝐸𝐸𝑚𝑚𝑓𝑓 = 1 − 1,25(𝑥𝑥 − 0,2)
IV 0 0.5 Tidak ada perubahan energi
mekanik pada kondisi in.
Nilainya menjadi 0.5 karena
akibat gaya gesek sebelumnya
V 𝑈𝑈 = 𝑚𝑚𝑚𝑚ℎ 0.5 Energi mekanik kekal pada
𝑈𝑈 = 5(𝑥𝑥 − 0.9) kondisi ini, sehingga energi
mekanik cukup dilihat dari
kondisi awal sebelum hilang
total menjadi energi potensial
3c)
Persamaan ini adalah persamaan sementara untuk menentukan kelajuan awal dan gaya impuls
sebelum melewati bidang kasar
Menentukan arah dan kecepatan benda m2 :
Tinjau dengan menggunakan hukum kekekalan momentum pada
TInjau momentum arah x :
Σ𝑝𝑝𝑥𝑥𝑥𝑥 = Σ𝑝𝑝𝑥𝑥𝑥𝑥
′ ′
𝑚𝑚1 𝑣𝑣1 = 𝑚𝑚2 𝑣𝑣2𝑥𝑥 + 𝑚𝑚3 𝑣𝑣3𝑥𝑥
′
6 = 4𝑣𝑣2𝑥𝑥 +6
′
𝑣𝑣2𝑥𝑥 = 0 𝑚𝑚/𝑠𝑠
TInjau momentum arah y :
Σ𝑝𝑝𝑦𝑦𝑦𝑦 = Σ𝑝𝑝𝑦𝑦𝑦𝑦
′ ′
0 = 𝑚𝑚2 𝑣𝑣2𝑦𝑦 + 𝑚𝑚3 𝑣𝑣3𝑦𝑦
′
0 = 4𝑣𝑣2𝑦𝑦 +3
′
𝑣𝑣2𝑦𝑦 = −0,75 𝑚𝑚/𝑠𝑠
0 − 0,75 . 4 + 3
𝑣𝑣𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑦𝑦 = = 0 𝑚𝑚/𝑠𝑠
2+4+3
Kecepatan pusat masa totalnya adalah :
2 2
2
𝑣𝑣𝑝𝑝𝑝𝑝 = �𝑣𝑣𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑥𝑥 + 𝑣𝑣𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑦𝑦 = 𝑚𝑚/𝑠𝑠
3
4c) menghitung gaya pemukul F, bisa mencari nilai kecepatan sebelum melintasi bidang kasar
terlebih dahulu. Ini dapat dihitung menggunakan hukum kekekalan energi mekanik
𝑝𝑝 6
𝑣𝑣1𝑓𝑓 = = = 3 𝑚𝑚/𝑠𝑠
𝑚𝑚1 2
V1f adalah kecepatan benda m1 setelah melewati bidang kasar
𝑊𝑊 = Δ𝐸𝐸𝐸𝐸 = 𝐸𝐸𝑘𝑘𝑓𝑓 − 𝐸𝐸𝑘𝑘𝑖𝑖
1 2
1 2
−𝜇𝜇𝑘𝑘 𝑚𝑚1 𝑔𝑔 𝑠𝑠 = 𝑚𝑚1 𝑣𝑣1𝑓𝑓 − 𝑚𝑚1 𝑣𝑣1𝑖𝑖
2 2
1 1 2
−0,35 . 2 .10. 1 = . 2.32 − . 2. 𝑣𝑣1𝑖𝑖
2 2
2
𝑣𝑣1𝑖𝑖 = 16 → 𝑣𝑣1𝑖𝑖 = 4 𝑚𝑚/𝑠𝑠
Kecepatan ini berperan sebagai kecepatan akhir setelah dipukul
𝐹𝐹 . 0,04 = 2(4 − 0)
𝐹𝐹 = 200 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
JAWAB :
5a)
𝑥𝑥 = −0,5𝐿𝐿 ; 𝑦𝑦 = 0,5𝐿𝐿
𝑥𝑥 = −0,5𝐿𝐿 ; 𝑦𝑦 = −0,5𝐿𝐿
𝑥𝑥 = 0,5𝐿𝐿 ; 𝑦𝑦 = −0,5𝐿𝐿
0,5 𝑀𝑀𝑀𝑀 0,5𝑀𝑀𝑀𝑀 0,5𝑀𝑀𝑀𝑀
−
𝑥𝑥𝑝𝑝𝑝𝑝 = 3 − 3 + 3 = − 1 𝐿𝐿
𝑀𝑀 6
0,5 𝑀𝑀𝑀𝑀 0,5𝑀𝑀𝑀𝑀 0,5𝑀𝑀𝑀𝑀
𝑦𝑦𝑝𝑝𝑝𝑝 = 3 − 3 − 3 = − 1 𝐿𝐿
𝑀𝑀 6
Oleh karena itu, posisi pusat massanya ada di :
1 1
�− 𝐿𝐿, − 𝐿𝐿�
6 6
5b)
Untuk sumbu rotasi tegak lurus pelat (sumbu z) di titik O :
Menggunakan teorema sumbu sejajar
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝 + 𝑚𝑚𝑑𝑑2
2
1 2 1 2 1 2
𝑑𝑑 = �− 𝐿𝐿� + �− 𝐿𝐿� = 𝐿𝐿
6 6 18
Sehingga :
1
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝 + 𝑀𝑀𝐿𝐿2
18
Untuk sumbu rotasi tegak lurus pelat (sumbu z) di titik a :
Menggunakan teorema sumbu sejajar
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝 + 𝑚𝑚𝑑𝑑2
2
1 2 1 2 25 2
𝑑𝑑 = �𝐿𝐿 − 𝐿𝐿� + �𝐿𝐿 − 𝐿𝐿� = 𝐿𝐿
6 6 18
25
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝 + 𝑀𝑀𝐿𝐿2
18
Untuk sumbu rotasi tegak lurus pelat (sumbu z) di titik b :
Menggunakan teorema sumbu sejajar
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝 + 𝑚𝑚𝑑𝑑2
2
1 2 1 2 49 2
𝑑𝑑 = �𝐿𝐿 + 𝐿𝐿� + �𝐿𝐿 + 𝐿𝐿� = 𝐿𝐿
6 6 18
49
𝐼𝐼 = 𝐼𝐼𝑝𝑝𝑝𝑝 + 𝑀𝑀𝐿𝐿2
18