Anda di halaman 1dari 30

97

5 KERJA DAN ENERGI

Dalam kehidupan nyata, kerja dapat diartikan sebagai semua bentuk kegiatan
yang membutuhkan pengerahan tenaga atau energi. Misalnya, ketika sebuah
mobil bergerak menempuh jarak tertentu, maka energi kimia dari bahan bakar
diubah menjadi energi mekanis melalui gaya pada torak untuk memutar poros
engkol, sehingga mobil dapat berpindah posisi. Dalam hal ini, dikatakan bahwa
mesin mobil melakukan kerja yang digunakan untuk menghasilkan perpindahan
posisi mobil. Dengan kata lain, energi atau tenaga adalah kemampuan melakukan
kerja. Jadi, terdapat suatu hubungan yang fundamental antara kerja dan energi.
Pada sisi lain, kerja hanya dapat terjadi jika terdapat gaya yang bekerja pada
sistem atau benda. Dalam pengertian fisika, energi berhubungan dengan gerak,
yaitu kemampuan untuk menghasilkan kerja mekanik. Dalam sistim mekanik,
energi dapat dipindahkan dari satu sistim ke sistim yang lain melalui gaya yang
mengakibatkan pergeseran suatu benda. Perpindahan energi semacam ini dikenal
sebagai kerja mekanik atau umum disebut dengan kerja. Setelah mempelajari
dan memahami materi dalam bab ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan
analisa tentang kerja mekanik dan energi yang digunakan untuk melakukan kerja
mekanik tersebut.

5.1 KERJA

Kerja, 𝑾 atau disebut juga sebagai ”usaha”, dideskripsikan sebagai ”apa yang
dihasilkan gaya ketika bekerja pada sebuah benda sementara benda tersebut
berpindah pada jarak tertentu”. Pada setiap kerja yang dilakukan, selalu terdapat
adanya gaya dan perpindahan yang diakubatkan oleh bekerjanya gaya tersebut.

Kerja dan Energi


98

Dengan kata lain, usaha terjadi bila terdapat gaya yang dikerjakan pada suatu
benda dan pada saat yang bersamaan benda tersebut bergerak sedemikian rupa,
sehingga gaya tersebut memiliki komponen sepanjang lintasan geraknya.

Kerja dibedakan menjadi:

 Kerja Positif
Bila komponen gaya yang bekerja pada benda searah dengan arah
perpindahannya (Gambar 5-1). Atau dikatakan bila sistem melakukan
kerja.

 Kerja Negatif

Bila komponen gaya memiliki arah berlawanan dengan arah perpindahan


atau bila pada sistim dilakukan kerja.

 Kerja Nol
Bila komponen gaya memiliki arah tegak lurus arah perpindahan, atau
gaya tidak memiliki komponen yang searah dengan arah perpindahan.

5.1.1 Notasi dan satuan

Kerja dan Energi


99

Notasi yang umum digunakan untuk menyatakan kerja adalah 𝑾, sedangkan


satuan yang digunakan adalah satuan gaya dikalikan satuan perpindahan. Dalam
sistim m.k.s (meter-kilogram-sekon), gaya dinyatakan dalam Newton dan
perpindahan dalam meter, sehingga satuan untuk kerja dinyatakan dengan
Newton-meter yang dikenal dengan Joule (1 Newton-meter = 1 Joule). Dalam
sistim c.g.s. (centimeter-gram-sekon), gaya dinyatakan dalam dyne dan
perpindahan dalam centimeter, sehingga satuan untuk kerja dapat dinyatakan
sebagai dyne-centimeter yang dikenal dengan erg (1 dyne-centimeter = 1 erg).

5.1.2 Kerja Mekanik

Dalam Gambar 5-4 ditunjukkan konsep kerja mekanik karena bekerjanya sebuah
gaya F.

Kerja yang harus dilakukan untuk memindahkan benda dengan gaya ⃗𝑭 sejauh 𝒅𝒔
dari posisi A ke posisi B dinyatakan dengan:
𝑩 𝑩

𝑾𝑨→𝑩 = ∫ 𝑭𝒔 𝒅𝒔 = ∫ 𝑭 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝒅𝒔 (5-1)


𝑨 𝑨

Ingat !, bahwa:
 𝑊𝐴→𝐵 ≠ 𝑊𝐵→𝐴
 Besaran 𝐹 dan 𝑑𝑠 adalah besaran vektor, maka hasil kalinya yaitu
besaran 𝑊, merupakan skalar.
 Sudut 𝜃 adalah sudut yang dibentuk antara 𝐹 dan 𝑑𝑠.
Persamaan (5-1) dapat pula dituliskan sebagai:

Kerja dan Energi


100

𝑾𝑨→𝑩 = ∫ ⃗𝑭 𝒅𝒔 (5-2)
𝑨

Jika besar dan arah gaya ⃗𝑭 konstan, maka dari persamaan (5-1) dituliskan:
𝑊𝐴→𝐵 = 𝐹 cos 𝜃 (𝑠𝐵 − 𝑠𝐴 )
Jika gaya ⃗𝑭 searah dengan lintasan, dimana 𝜃 = 0 dan cos 𝜃 = 1, maka:
𝑊𝐴→𝐵 = 𝐹(𝑠𝐵 − 𝑠𝐴 )
Jika ⃗𝑭 tegak lurus terhadap lintasan gerak, dimana 𝜃 = 90° dan cos 𝜃 = 0,
maka:
𝑊𝐴→𝐵 = 0

Contoh soal 5-1

Sebuah kotak ditarik sepanjang permukaan horisontal dengan sebuah gaya


horisontal, 𝐹 = 50 N yang membentuk sudut 30° dengan arah gerak.
Tentukan usaha oleh masing-masing gaya yang bekerja pada kotak bila kotak
bergerak sejauh 20 m disepanjang permukaan ke arah kanan (massa kotak =
10 kg, koefisien gesek kinetik 0,2) dan tentukan pula usaha total dari sistem.

Penyelesaian
Diagram gaya-gaya yang bekerja pada kotak:

Gaya-gaya yang bekerja pada kotak:


* Gaya berat, 𝑊 = 𝑚𝑔
* Gaya normal 𝑁 = 𝑊
* Gaya gesek 𝑓 = 𝜇𝑘 𝑁
* Gaya 𝐹 cos 𝜃
Komponen gaya 𝐹 dalam arah gerak: 𝐹 cos 𝜃, maka usaha yang dilakukannya:
20 20

𝑊 = ∫ 𝐹 cos 𝜃𝑑𝑠 = 𝐹 cos 𝜃 ∫ 𝑑𝑠


0 0

Kerja dan Energi


101

𝑊 = 50 cos 30(20) = 870 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

Gaya-gaya 𝑁 dan 𝑊 tegak lurus pada arah gerak, makacos 𝜃 = 0


𝑊𝑁 = 0
𝑊𝑊 = 0
Gaya gesek: 𝑓 = 𝜇𝑘 𝑁 = 𝜇𝑘 𝑚𝑔 = (0,2)(10)(10) = 20𝑁
Usaha oleh gaya gesek:
20

𝑊 = − ∫ 𝑓𝑑𝑠 = −(20 𝑁)(20 𝑚) = −400 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒


0

b). Usaha total:


𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑊𝐹 + 𝑊𝑓 = (870 − 400)𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 = 470 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒

Contoh soal 5-2

Sebuah gaya konstan, 𝐹 yang besarnya 100 N bekerja dalam arah horisontal
pada balok yang bermassa 3 kg dan berada pada bidang miring dengan sudut
53 terhadap horisontal. Jika semula balok dalam keadaan diam, maka
setelah 3 detik tentukan: a) Kerja oleh gaya𝐹 , b) Kerja oleh gaya gesek jika
koefisien geseknya 0,3; c) Kerja oleh gaya gravitasi, d) Kerja netto

Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada sistem:

Karena balok semula dalam keadaan diam, maka: ∑ 𝐹𝑥 = 0 dan ∑ 𝐹𝑦 = 0.


𝐹 cos 53 − 𝑓 − 𝑚𝑔 sin 53 = 0 ⋯ ⋯ (1)
𝑁 − 𝑚𝑔 cos 53 − 𝐹 sin 53 = 0 ⋯ ⋯ (2)
Dari persamaan (2):

Kerja dan Energi


102

𝑁 = 𝑚𝑔 cos 53 + 𝐹 sin 53
𝑁 = 30 cos 53 + 100 sin 53 = 98 𝑁
𝑓 = 𝜇𝑘 𝑁 = (0.3)(98) = 29,4 𝑁

Disumsikan balok bergerak ke atas (sumbu- x positif). Percepatan balok


ditentukan berdasarkan persamaan:

∑ 𝐹𝑥 𝐹 cos 53−𝑚𝑔 sin 53−𝑓


𝑎𝑥 = =
𝑚 𝑚

= 2,28 𝑚⁄𝑠 2
60,18−23,95−29,4
𝑎𝑥 = 3

Jarak yang ditempuh dalam waktu 3 detik:


1
𝑥𝑄 = 𝑥𝑃 + 𝑣0𝑥 𝑡 + 𝑎𝑥 𝑡 2
2
1
𝑥𝑄 − 𝑥𝑃 = 𝑣0𝑥 𝑡 + 𝑎𝑥 𝑡 2
2
1
𝑥𝑄 − 𝑥𝑃 = 0 + (2,28)(9) = 10,26 𝑚
2
a). Kerja oleh gaya 𝐹 :
𝑄

𝑊𝑃→𝑄 = ∫ 𝐹 cos 53 𝑑𝑥
𝑃

𝑊𝑃→𝑄 = (60,16)(𝑥𝑄 − 𝑥𝑃 ) = (60,16)(10,26) = 617,5 𝐽


b). Kerja oleh gaya 𝑓:
𝑄

(𝑊𝑓 ) = − ∫ 𝑓𝑑𝑥 = −(29,4)(10,26) − 301,64 𝐽


𝑃→𝑄
𝑃

c). Kerja oleh gaya mg :


𝑄

(𝑊𝑚𝑔 ) = − ∫ 𝑚𝑔 sin 53 𝑑𝑥 = −245,82 𝐽


𝑃→𝑄
𝑃

d) Kerja Netto:
𝑊𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑊𝐹 + 𝑊𝑓 + 𝑊𝑚𝑔 = 71.04 𝐽

Contoh soal 5-3

Kerja dan Energi


103

Sebuah balok bermassa 10 kg harus dinaikkan dari


dasar ke puncak bidang miring sejauh 5 m dan
pada ketinggian vertikal 3 m dari tanah. Dengan
mengabaikan gesekan,tentukan kerja yang harus
dilakukan gaya 𝐹 sejajar bidang miring untuk
mendorong balok keatas dengan kecepatan tetap.

Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada benda

Karena gerak gerak yang terjadi dengan kecepatan konstan (𝑎 = 0), maka
∑ 𝐹𝑥 = 0, sehingga:
𝐹 − 𝑚𝑔 sin 𝜃 = 0

𝐹 = (10)(10)(0,6) = 60 𝑁

Kerja yang dilakukan oleh gaya F yang searah dengan lintasan gerak:

𝑊 = 𝐹𝑑 = (60 𝑁)(5 𝑚) = 300 𝐽

Jika balok diangkat vertikal ke atas tanpa melalui bidang miring, maka kerja yang
dilakukan sama dengan gaya vertikal sebesar m g dikalikan dengan jarak
vertikalnya, 3 m, yaitu:
𝑊 = (10 𝑘𝑔) (10 𝑚⁄ 2 ) (3 𝑚) = 300 𝐽
𝑠
Hasilnya sama dengan jika melalui bidang miring. Bedanya jika lewat bidang
miring dapat digunakan gaya yang lebih kecil ( F  60 N) dibanding mengangkat
langsung secara vertikal untuk melawan gravitasi ( mg  100 N ),tetapi lewat
bidang miring kita harus mendorongnya lebih jauh (5 m) dibandingkan dalam arah
vertikal dimana hanya dibutuhkan mengangkat setinggi 3 m.

Kerja dan Energi


104

5.1.3 Kerja Oleh Gaya Berubah

Tinjau Gambar 5-6 yang menggambarkan sebuah benda yang ditarik oleh suatu
pegas. Besar gaya yang terjadi akan bergantung pada seberapa jauh benda berada
dari keadaan pegas kendur (tidak teregang).

Gaya yang dilakukan oleh pegas untuk menarik benda adalah sebanding dengan
(𝑥 − 𝑥0 ) dimana 𝑥 posisi benda dan 𝑥0 letak ujung pegas pada posisi kendur.

Jadi, dapat dituliskan:

⃗𝑭 = −𝒌(𝒙 − 𝒙𝟎 ) (5-3)

Nampak bahwa gaya merupakan fungsi posisi, ⃗𝑭(𝒙) atau gaya yang bekerja
berubah terhadap posisi.

Kerja yang dilakukan oleh gaya ini untuk menggerakkan benda dari 𝑥1 ke 𝑥2
dinyatakan dengan:
𝒙𝟐
(5-4)
𝑾𝒙𝟏 →𝒙𝟐 = ∫ ⃗𝑭(𝒙)𝒅𝒙
𝒙𝟏

5.1.4 Kerja Oleh Gaya Pegas


Tinjau kembali Gambar 5-6. Kika dalam keadaan kendur, panjang pegas adalah
𝑥0 dan salah satu ujung pegas diikatkan pada tembok, sedangkan ujung yang lain
ditarik sehingga berada pada posisi 𝑥, maka gaya yang dibutuhkan adalah:

𝐹 = +𝑘(𝑥 − 𝑥0 ) ⋯ ⋯ (1)

Kerja dan Energi


105

Jika ujung bebas pegas dihubungkan dengan suatu benda, pada benda tersebut
akan terdapat gaya oleh pegas sebesar:

𝐹 = −𝑘(𝑥 − 𝑥0 ) ⋯ ⋯ (2)

Jika titik asal sumbu koordinat diambil pada ujung bebas pegas dalam keadaan
kendur, maka 𝑥0 = 0, dan persamaan (2) menjadi:

𝐹 = −𝑘𝑥 ⋯ ⋯ (3)

Ingat! bahwa gaya di atas dilakukan oleh pegas pada benda. Gaya oleh benda
pada pegas jika ujung bebas pegas ditarik adalah:

𝐹 = +𝑘𝑥 ⋯ ⋯ (4)

5.2 ENERGI KINETIK

Energi yang berhubungan dengan gerak suatu benda


disebut dengan energi kinetik. Tinjau sebuah mobil
bermasa 𝒎 yang didorong oleh sebuah gaya
konstan ⃗𝑭, yang ditunjukkan dalam Gambar 5-7.
Karena adanya gaya, maka berdasarkan hukum Newton kedua, mobil akan
mengalami percepatan yang dinyatakan dengan:
𝐹
𝑎= ⋯ ⋯ (1)
𝑚
Jika mobil bergerak sejauh 𝒙 dari posisi awalnya, 𝒙𝟎 dengan kecepatan awal 𝒗𝟎
(Gambar 5-8), maka besar kecepatannya dinyatakan dengan:
𝑣 2 = 𝑣0 2 + 2𝑎(𝑥 − 𝑥0 ),
𝑣 2 − 𝑣0 2 = 2𝑎(𝑥 − 𝑥0 ) ⋯ ⋯ (2)

Kerja dan Energi


106

Substitusi persamaan (1) ke dalam persamaan (2), dihasilkan:


𝐹
𝑣 2 − 𝑣0 2 = 2 (𝑥 − 𝑥0 ) ⋯ ⋯ (3)
𝑚
1
𝐹 (𝑥 − 𝑥0 ) = 2 𝑚(𝑣 2 − 𝑣0 2 ), atau

𝟏 𝟐
⃗𝑭∆𝒙 = ⃗ 𝟐−𝒗
𝒎 (𝒗 ⃗𝟎 ) (5-5)
𝟐

⃗𝑭∆𝒙 di ruas kiri persamaan (5-5) tidak lain menyatakan kerja yang dilakukan
⃗ dan menghasilkan perubahan besaran yang berhubungan dengan
oleh gaya 𝑭
kecepatan benda yang disebut dengan energi kinetik, yang dinyatakan dengan:

𝟏 𝟐
𝑬𝑲 = ⃗ 𝟐−𝒗
𝒎 (𝒗 ⃗𝟎 ) (5-6)
𝟐

Persamaan (5-5) menyatakan bahwa kerja yang dilakukan pada sebuah benda
akan menambah energi kinetik benda. Jika benda bergerak dari keadaan diam
(𝑣0 = 0), maka persamaan (5-6) menjadi:

𝟏
𝑬𝑲 = ⃗𝟐
𝒎𝒗 (5-7)
𝟐

Jarak Berhenti pada Mobil

Dengan asumsi sistem rem pada mobil beroperasi dengan benar, maka jarak
berhenti minimum mobil ditentukan oleh gesekan efektif antara ban dengan
permukaan jalan. Gaya gesek antara ban dengan permukaan jalan harus
melakukan kerja yang cukup untuk mengurangi energi kinetik menjadi nol. Jika
roda mobil tetap berputar, maka gesekan statis yang bekerja, sedangkan jika roda
terkunci dan meluncur diatas permukaan jalan, gaya pengereman yang terjadi
adalah gesekan kinetik.

Tinjau sebuah mobil yang bergerak di jalan datar (Gambar 5-9). Dengan asumsi
satu-satunya gaya yang menggerakkan mobil adalah gaya gesek, maka kerja yang

Kerja dan Energi


107

dilakukan oleh gaya gesek tersebut adalah: 𝑊 = −𝑓𝑘 ∆𝑥 (tanda negatif karena
melawan arah gerak mobil).

1 2
Berdasarkan persamaan (5-6), energi kinetik mobil adalah: 𝐸𝐾 = 2 𝑚(𝑣 2 − 𝑣0 ),
1 2
dimana saat mobil berhenti: 𝑣 = 0, sehingga 𝐸𝐾 = − 2 𝑚𝑣0 .

Kerja yang dilakukan saat pengereman digunakan untuk mengubah energi kinetik
mobil.
1 2
−𝑓𝑘 ∆𝑥 = − 2 𝑚𝑣0
1 2
−𝜇𝑘 𝑚𝑔 ∆𝑥 = − 2 𝑚𝑣0 , sehingga jarak berhenti dapat dinyatakan dengan:

𝟐
⃗𝟎
𝒗
∆𝒙 = (5-8)
𝟐𝝁𝒈

Contoh soal 5-4

Sebuah balok ditarik sepanjang permukaan horisontal dengan sebuah gaya


konstan 𝐹 = 50 𝑁 yang membentuk sudut 30° dengan arah gerak. Jika kotak
bergerak sejauh 20 m di sepanjang permukaan arah ke kanan dengan
kecepatan awal 4 m/det, tentukan besar pertambahan energi kinetik sistim
tersebut ( massa balok = 10 kg, dan koefisien gesek kinetik = 0,2).

Penyelesaian
1 1
Energi kinetik mula-mula: 𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 2 𝑚𝑣1 2 = 2 (10)(16) = 80 𝐽

Untuk menentukan EK akhir, perlu ditentukan dulu 𝑣2 .

Diagram gaya yang bekerja pada balok:

∑ 𝐹𝑦 = 0 (tidak ada gerak ke sumbu-y)


𝑁 + 𝐹 sin 30 = 𝑚𝑔
𝑁 = 𝑚𝑔 − 𝐹 sin 30 = (10)(10) − 25 = 75 𝑁

Kerja dan Energi


108

𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑁 = (0,2)(75) = 15 𝑁

∑ 𝐹𝑥 = 𝑚𝑎𝑥

50 cos 30 − 𝑓𝑘 = 10𝑎𝑥
50 cos 30 − 15
𝑎𝑥 = = 2,8 𝑚⁄𝑠 2
10
𝑣2 2 = 𝑣1 2 + 2𝑎𝑥
𝑣2 2 = 16 + 2(2,8)(20) = 128(𝑚⁄𝑠)2
1 1
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑣2 2 = (10)(128) = 640 𝐽
2 2
pertambahan energi kinetiknya = (640  80) Joule = 560 Joule.

Contoh soal 5-5

Sebuah balok 6 kg semula dalam keadaan


diam pada permukaan horisontal tanpa
gesekan. Kemudian balok ditarik dengan
gaya 𝐹 = 12 𝑁. Tentukan kecepatan balok
setelah bergerak sejauh 3 m.

Penyelesaian
Kerja yang dilakukan pada balok:
𝑊 = 𝐹 ∆𝑥 = (12 𝑁)(3 𝑚) = 36 𝐽
Kerja ini digunakan untuk mengubah energi kinetik balok
𝑊 = ∆𝐸𝐾 = (𝐸𝐾)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − (𝐸𝐾)𝑎𝑤𝑎𝑙
(𝐸𝐾)𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0 (karena balok mula-mula dalam keadaan diam)
1
𝑊 = 𝑚𝑣 2
2

2𝑊 2(36)
𝑣=√ =√ = 3,5 𝑚/𝑠
𝑚 6

5.3 ENERGI POTENSIAL

Energi potensial, adalah suatu bentuk energi yang dimiliki oleh suatu benda
sehubungan dengan posisinya.

Kerja dan Energi


109

Energi potensial yang dimiliki oleh sebuah benda dibedakan menjadi:


o Energi potensial gravitasi
o Energi potensial pegas

5.3.1 Energi Potensial Gravitasi

Energi potensial gravitasi, adalah suatu bentuk energi potensial yang dimiliki
oleh suatu benda sehubungan dengan ketinggian vertikalnya terhadap permukaan
horisontal. Besar energi potensial gravitasi sama dengan kerja yang dilakukan
untuk mengangkat suatu benda melawan gaya gravitasi bumi.

Tinjau gambar 5-10 yang menunjukkan adanya energi


potensial yang dimiliki benda yang berada pada suatu
ketinggian vertikal, ℎ. Gaya ke atas, ⃗𝑭 yang dibutuhkan untuk
mengangkat benda sama dengan gaya berat benda, 𝐺 . Kerja,
𝑊 yang dibutuhkan untuk mengangkat benda tersebut
setinggi ℎ adalah: 𝑊 = 𝐺 ℎ = 𝑚𝑔ℎ

Energi potensial gravitasi dinyatakan dengan:

𝑬𝑷 = ⃗𝑮
⃗ 𝒉 = 𝒎𝒈𝒉 (5-9)

Hukum Hooke dan Energi Potensial Pegas

Tinjau sistem pegas yang ditunjukkan dalam


Gambar 5-11. Dalam kondisi tidak teregang, posisi
normal pegas 𝑥 = 0 dan dianggap sebagai titik
acuan (Gambar 5-11a). Kemudian pegas
diregangkan ke kanan (arah positif) dengan gaya 𝐹𝑝 ,
sebagai reaksinya, pegas akan menarik ke belakang
dengan gaya 𝐹𝑠 (Gambar 5-11b). Jika pegas ditekan
sehingga 𝑥 < 0, maka pegas akan mendorong
kearah berlawanan dengan gaya 𝐹𝑠 (Gambar 5-11c).

Kerja dan Energi


110

Hukum Hooke menyatakan jika sebuah pegas teregang atau tertekan sehingga
terjadi perubahan panjang sebesar ∆𝐿 atau 𝑥, maka membutuhkan gaya sebesar:

⃗𝑭𝒑 = 𝒌 ∆𝑳 = 𝒌 𝒙 (5-10)

dimana 𝑘 menyatakan ukuran kekakuan pegas atau konstanta pegas.

Pada saat pegas diregangkan atau ditekan, maka terjadi gaya ”melawan” untuk
kembali ke kondisi awalnya, yang disebut dengan gaya pemulihan pegas dengan
arah berlawanan terhadap setiap aksi yang dilakukan pada pegas. Besar gaya
pemulihan ini adalah:

⃗𝑭𝒔 = −𝒌𝒙
(5-11)

Kerja yang dilakukan pada pegas:

𝟏 𝟐
𝑾 = ∫ ⃗𝑭𝒑 𝒅𝒙 = ∫ 𝒌𝒙𝒅𝒙 = 𝒌𝒙 (5-12)
𝟐

Karena kerja dilakukan oleh gaya 𝐹 pada pegas, maka pegas akan menyimpan
sejumlah energi yang disebut dengan energi potensial pegas dan dinyatakan
dengan:

𝟏 𝟐
𝑬𝑷′ = 𝒌𝒙 (5-13)
𝟐
5.4 KEKEKALAN ENERGI

Hukum kekekalan energi menyatakanbahwa: ”Energi tidak dapat diciptakan.


Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, namun nilainya selalu
konstan”.
Perubahan energi yang terjadi dalam mekanika:
* Perubahan energi kinetik dari suatu benda yang bergerak.
* Perubahan energi potensial dari suatu benda yang memiliki ketinggian
vertikal tertentu.

Kerja dan Energi


111

* Energi yang hilang sebagai panas karena adanya gesekan antar


permukaan.

Tinjau Gambar 5-12. Suatu benda bermassa 𝒎 berpindah dari titik A ke B dan
dipengaruhi oleh gaya ⃗𝑭 . Gaya-gaya lain yang bekerja pada benda adalah: gaya
⃗⃗ = 𝑚𝑔.
normal 𝑵; gaya gesek 𝒇 jika permukaan tidak licin dan gaya berat 𝑮
Misalnya kecepatan benda di A adalah 𝒗1 , sedangkan kecepatannya di B adalah
𝒗𝟐 .

Berdasarkan hukum Newton II:



𝑑𝑣 ⃗ 𝑑𝑥
𝑑𝑣 ⃗
𝑑𝑣
∑ 𝐹 = 𝑚𝑎 = 𝑚 = 𝑚 = 𝑚𝑣 𝑑𝑥
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑥

Perpindahan yang terjadi hanya pada komponen tangensial (searah sumbu- x )


saja, sedangkan perpindahan dalam arah normal (sumbu- y ) tidak ada, sehingga
tidak ada kerja dalam arah normal.
𝑑𝑣
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚𝑣
𝑑𝑥
𝑑𝑣
𝐹 cos 𝜃 − 𝑓 − 𝐺 sin ∅ = 𝑚𝑣
𝑑𝑥
𝐹 cos 𝜃 𝑑𝑥 − 𝑓𝑑𝑥 − 𝐺 sin ∅ 𝑑𝑥 = 𝑚𝑣𝑑𝑣
𝐹 cos 𝜃 𝑑𝑥 = 𝑚𝑣 𝑑𝑣 + 𝑓𝑑𝑥 + 𝐺 sin ∅ 𝑑𝑥 ⋯ ⋯ (1)

Integrasi kedua ruas persamaan (1) dengan batas-batas integrasi dari A ke B.


𝑩 𝑩 𝑩 𝑩

⃗ 𝒅𝒗
∫ 𝑭 𝐜𝐨𝐬 𝜽𝒅𝒙 = ∫ 𝒎𝒗 ⃗ 𝒅𝒙 + ∫ 𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝝓 𝒅𝒙
⃗ +∫𝒇 (5-14)
𝑨 𝑨 𝑨 𝑨

Kerja dan Energi


112

 ⃗.
Suku di ruas kiri menyatakan kerja luar, 𝑾𝒇 oleh gaya 𝑭
 Suku pertama di ruas kanan menyatakan perubahan energi kinetik
benda:
1 1 1 1
𝐸𝐾 = 𝑚𝑣𝐵 2 − 𝑚𝑣𝐴 2 = 𝑚𝑣2 2 − 𝑚𝑣1 2
2 2 2 2
𝐸𝐾 = 𝐸𝐾𝐵 − 𝐸𝐾𝐴
 Suku kedua di ruas kanan menyatakan kerja oleh gaya gesek, 𝑾𝒇 .
 Suku ketiga di ruas kanan menyatakan perubahan energi potensial
benda:
𝐵 𝐵 𝐵
𝑑𝑦
∫ 𝐺 sin ∅ 𝑑𝑥 = ∫ 𝐺 𝑑𝑥 = ∫ 𝐺𝑑𝑦 = 𝐺(𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )
𝑑𝑥
𝐴 𝐴 𝐴
𝐵

∫ 𝐺 sin ∅ 𝑑𝑥 = 𝐸𝑃𝐵 − 𝐸𝑃𝐴


𝐴

Persamaan (5-13) dapat dinyatakan kembali dengan:

𝑾𝑭 = (𝑬𝑲𝑩 − 𝑬𝑲𝑨 ) + (𝑬𝑷𝑩 − 𝑬𝑷𝑨 ) + 𝑾𝒇 (5-15)

Jika diberikan kerja luar pada sistem, maka kerja luar tersebut digunakan untuk:
* Mengubah energi kinetik (mengubah kecepatannya)
* mengubah energi potensial (mengubah posisi ketinggiannya)
* sebagian merupakan energi yang hilang sebagai panas.

Jika permukaan licin, dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistim, maka
𝑊𝑓 = 0 dan 𝑊𝐹 = 0, sehingga:

(𝐸𝐾𝐵 − 𝐸𝐾𝐴 ) + (𝐸𝑃𝐵 − 𝐸𝑃𝐴 ) = 0, atau

𝑬𝑲𝑨 + 𝑬𝑷𝑨 = 𝑬𝑲𝑩 + 𝑬𝑷𝑩 (5-16)

Energi mekanik total dari awal sistim = energi mekanik total akhir sistim.

Contoh soal 5-6

Kerja dan Energi


113

Sebuah benda bermassa 𝒎 dari keadaan diam dibiarkan jatuh dari suatu
ketinggian 3 m karena pengaruh gaya gravitasi, Jika hambatan udara
diabaikan, tentukan: a) kecepatan benda pada ketinggian 1 m diatas tanah, b)
Kecepatannya di permukaan tanah.

Penyelesaian
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi:
(𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝑎𝑤𝑎𝑙 = (𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
(𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑤𝑎𝑙 = (𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
1 1
𝑚𝑣1 2 + 𝑚𝑔ℎ1 = 𝑚𝑣2 2 + 𝑚𝑔ℎ2 ⋯ ⋯ (1)
2 2
Karena benda dilepas dari keadaan diam: 𝑣1 = 0, maka persamaan (1) menjadi:
1
0 + 𝑚(10)(3) = 𝑚𝑣2 2 + 𝑚(10)
2
𝑣2 = √40 = 6,32 𝑚/𝑠
a) Kecepatan benda 1 m diatas permukaan tanah adalah: 6,32 m
b) Di permukaan tanah: ℎ2 = 0, sehingga persamaan 1 menjadi:
1
0 + 𝑚(10)(3) = 𝑚𝑣2 2 + 0
2
𝑣2 = √60 = 7,74 𝑚/𝑠
Dari perhitungan diatas, nampak bahwa pada saat benda bergerak kebawah, energi
potensial berkurang, namun energi kinetiknya bertambah.

Contoh soal 5-7

Sebuah benda menggelinding dari


ketinggian 40 m pada sebuah bukit.
Tentukan: a) Kecepatannya di kaki bukit,
b) Ketinggian benda pada saat
kecepatannya ½ kali kecepatan di kaki
bukit.

Penyelsesaian
a) (𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑤𝑎𝑙 = (𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
1 1
𝑚𝑣1 2 + 𝑚𝑔ℎ1 = 𝑚𝑣2 2 + 𝑚𝑔ℎ2
2 2

Kerja dan Energi


114

Dengan 𝑣1 = 0; 𝑦1 = 40 𝑚 dan 𝑦2 = 0, maka:


1
0 + 𝑚(10)(40) = 𝑚𝑣2 2 + 0
2
𝒗𝟐 = √800 = 28,28 𝑚/𝑠
1
b) Jika 𝑣2 = 2 (28,28) = 14,14 𝑚/𝑠, maka:
1
0 + 𝑚(10)(40) = 𝑚(14,14)2 + 𝑚(10)(𝑦2 )
2
𝑦2 = 30 𝑚

Aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik

 Gerak Melalui Lintasan lengkung ¼ lingkaran

Dalam Gambar 5-13 ditunjukkan sebuah benda


bermassa 𝒎 meluncur menuruni suatu lintasan
lengkung (berupa satu kuadran lingkaran dengan
radius R). Benda bergerak dari keadaan diam dan
tanpa gesekan. Akan ditentukan kecepatan pada
dasar lintasan.

Di titik 1:
𝐸𝑃1 = 𝑚𝑔𝑅; 𝐸𝐾1 = 0 (benda bergerak dari keadaan diam, 𝑣1 = 0),
sehingga

(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )1 = 𝐸𝐾1 + 𝐸𝑃1 = 0 + 𝑚𝑔𝑅 = 𝑚𝑔𝑅

Di titik 2:
1
𝐸𝑃2 = 0 (benda tidak memiliki ketinggian vertikal), 𝐸𝐾2 = 2 𝑚𝑣2 2 ,

sehingga
1 1
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )2 = 𝐸𝐾2 + 𝐸𝑃2 = 𝑚𝑣2 2 + 0 = 𝑚𝑣2 2
2 2

Berdasarkan hukum kekekalan energi:

(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )1 = (𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )2

1
𝑚𝑔𝑅 = 𝑚𝑣2 2
2

Kerja dan Energi


115

(5-17)
⃗ 𝟐 = ±√𝟐𝒈𝑹
𝒗

Selama tidak ada gesekan antara benda dengan permukaan bidang, maka
kecepatan benda pada dasar lintasan hanya tergantung pada besar 𝑅.

Jika terdapat gesekan:

(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )1 = (𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )2 + 𝑊𝑓 , dimana 𝑊𝑓 adalah usaha karena gaya gesek.


1
𝑚𝑔𝑅 = 2 𝑚𝑣2 2 + 𝑊𝑓 , sehingga usaha oleh gaya gesek dapat dinyatakan

dengan:

𝟐
𝑾𝒇 = 𝒎 (𝒈𝑹 − ⃗𝒗𝟐 ) (5-18)

 Sistim Balok dan Pegas

Balok bermassa m dari keadaan diam dilepas dari ketinggian ℎ ke atas sebuah
pegas dengan konstanta pegas, 𝑘 (Gambar 5-14). Akan ditentukan jarak
simpangan maksimum, 𝒚𝒎𝒂𝒌𝒔 dari pegas yang tertekan oleh benda tersebut.

Di titik A: 𝐸𝑃𝐴 = 𝑚𝑔𝑦𝐴 ; 𝐸𝐾𝐴 = 0 (karena benda dilepas dari keadaan diam),
sehingga
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐴 = 𝑚𝑔𝑦𝐴

1
Di titik B: 𝐸𝑃𝐵 = 𝑚𝑔𝑦𝐵 + 2 𝑘𝑦 2 ; 𝐸𝐾𝐵 = 0 (benda berhenti di titik B), sehingga
1
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐵 = 𝑚𝑔𝑦𝐵 + 𝑘𝑦 2
2

Kerja dan Energi


116

Berdasarkan prinsip kekekalan energ:


(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐴 = (𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐵
1
𝑚𝑔𝑦𝐴 = 𝑚𝑔𝑦𝐵 + 𝑘𝑦 2
2
1
𝑚𝑔(𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 ) = 2 𝑘𝑦 2 , dimana (𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 ) tidak lain adalah (ℎ + 𝑦)
1
𝑚𝑔(ℎ + 𝑦) = 𝑘𝑦 2
2
2𝑚𝑔(ℎ + 𝑦)
𝑦2 =
𝑘
2𝑚𝑔 2𝑚𝑔ℎ
𝑦2 − 𝑦− = 0 , atau
𝑘 𝑘

𝟐𝒎𝒈 𝟐𝒎𝒈 𝟐 𝟖𝒎𝒈𝒉 (5-19)


𝒚=[ √
± ( ) + ]
𝒌 𝒌 𝒌

 Sistim Dua Balok Yang Dihubungkan Dengan Katrol

Tinjau sistim dua buah balok bermassa 𝒎𝟏 dan 𝒎𝟐 dihubungkan oleh tali lewat
katrol dalam Gambar 5-15. Massa 𝒎𝟐 dua kali massa 𝒎𝟏 , sedangkan massa tali
dan katrol diabaikan. Pada kondisi awal 𝒎𝟏 berada di lantai, sedangkan 𝒎𝟐
berada pada ketinggian 𝒉 di atas lantai. Akan ditentukan jarak maksimum yang
ditempuh oleh 𝒎𝟏 jika 𝒎𝟐 dibiarkan turun dan menyentuh permukaan lantai.

Gambar 5-15.

Pada kondisi awal (Gambar 5-15a):

Kerja dan Energi


117

Energi total hanya energi potensial yang dimiliki balok 𝒎𝟐 di B.


(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐵 = 𝑚2 𝑔ℎ
Saat 𝒎𝟐 di lantai (Gambar 5-15b)
1 1
𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = ( 𝑚2 𝑣2 2 ) + (𝑚1 𝑔ℎ)𝐵 + ( 𝑚1 𝑣1 2 )
2 𝐴 2 𝐵

Dari hukum kekekalan energi:


1 1
𝑚2 𝑔ℎ = 𝑚2 𝑣2𝐴 2 + 𝑚1 𝑔ℎ + 𝑚1 𝑣1𝐵 2
2 2
Karena 𝑚2 = 2𝑚1 dan 𝑣2𝐴 = 𝑣1𝐵 (tali tidak kendor), maka
1 1
2𝑚1 𝑔ℎ = (2𝑚1 )(𝑣1𝐵 2 ) + 𝑚1 𝑔ℎ + 𝑚1 𝑣1𝐵 2
2 2
3 3
2𝑔ℎ = 2 𝑣1𝐵 2 + 𝑔ℎ, sehingga 𝑔ℎ = 2 𝑣1𝐵 2

𝟐 (5-20)
⃗ 𝟏𝑩 = √ 𝒈𝒉
𝒗
𝟑

Karena hentakan yang cukup kuat pada saat 𝒎𝟐 menyentuh lantai, mengakibatkan
tali kendor dan 𝒎𝟏 bergerak naik dari ketinggian B ke ketinggian C.
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐵 = (𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐶
1
𝑚1 𝑔ℎ + 𝑚1 𝑣1𝐵 2 = 𝑚1 𝑔ℎ′
2
1
𝑔ℎ + 2 𝑚1 𝑣1𝐵 2

ℎ =
𝑔

5.5 DAYA

Daya didefinisikan sebagai laju kerja yang dilakukan, atau kerja yang dilakukan
per satuan waktu :
𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂
𝑫𝒂𝒚𝒂 = 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 , atau

𝑾
𝑷= (5-21)
𝒕

Kerja dan Energi


118

Daya sebuah mesin menunjukkan seberapa banyak energi kimia dari bahan bakar
atau energi listrik dapat ditransformasikan ke dalam energi mekanik per satuan
waktu.

Satuan Daya

Jika kerja, 𝑾 dinyatakan dalan Joule (J) dan waktu dalam sekon (s), maka:

𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑊 𝐽
𝑃 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 𝑠 = 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑡

𝑘𝐽
1 𝐾𝑊 = 103 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 1 𝑠

Untuk tujuan praktis, satuan daya yang umum digunakan adalah daya kuda (horse
power, HP), dimana:

𝟏 𝑯𝑷 = 𝟕𝟓𝟔 𝑾𝒂𝒕𝒕

Satuan Kilowatt-jam (Kwh) bukan satuan daya, melainkan satuan kerja.


Misalnya, jika suatu gaya melakukan usaha sebesar 1000 Joule dalam waktu 1
sekon, maka dalam waktu 1 jam, gaya tersebut melakukan usaha sebesar 𝟏 𝑲𝒘𝒉.

𝑘𝐽
1𝐾𝑤ℎ = 1 × 3600 𝑠 = 3,6 × 106 𝐽 = 3,6 𝑀𝐽
𝑠

5.5.1 Daya Rata-rata

Jika kerja sebesar ∆𝑾 dilakukan dalam suatu selang waktu ∆𝒕, maka:

𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛


𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = 𝑃̅ =
𝑆𝑒𝑘𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

∆𝑾 (5-22)
̅=
𝑷
∆𝒕

5.5.2 Daya Sesaat

Kerja dan Energi


119

Daya sesaat dinyatakan dengan harga limit daya rata-rata untuk t mendekati
nol.

∆𝑾 𝒅𝑾 (5-23)
𝐥𝐢𝐦 =
∆𝒕→𝟎 ∆𝒕 𝒅𝒕
Sebuah mobil melakukan kerja untuk mengatasi gaya gesek (dan hambatan
udara) untuk mendaki bukit dan untuk melakukan percepatan (akselerasi).
Bahkan ketika sebuah mobil bergerak pada suatu jalan raya dengan kelajuan
tetap, dia tetap membutuhkan sejumlah daya untuk melakukan kerja guna
mengatasi gaya penghambat dari gesekan internal dan hambatan udara. Gaya ini
bergantung pada kondisi dan kecepatan mobil, namun pada umumnya dalam
rentang 400 N hingga 1000 N.

⃗ yang
Seringkali lebih mudah untuk menyatakan daya dalam bentuk gaya total 𝑭
𝑊
dikerjakan pada sebuah benda dengan kelajuan benda ⃗𝒗. Karena 𝑃 = 𝑡 ,

sedangkan 𝑊 = 𝐹 ∙ 𝑠 dengan 𝑠 jarak yang ditempuh, maka dapat dituliskan:

𝑾 ⃗𝑭 𝒔
𝑷= = = ⃗𝑭 𝒗
⃗ (5-24)
𝒕 𝒕

Contoh soal 5-8

Sebuah mobil ( m  1200 kg) dari keadaan diam dapat mencapai kecepatan 25
m/det dalam waktu 8 detik. Tentukan daya rata-rata mesin mobil tersebut
(anggap tidak ada gesekan).
Penyelesaian

Usaha yang digunakan untuk menggerakkan mobil = perubahan energi


kinetiknya.

𝑊 = ∆𝐸𝐾
1
𝑊 = 2 𝑚(𝑣 2 − 𝑣0 2 ), dimana 𝑣0 = 0 (mobil bergerak dari keadaan diam)
1 1
𝑊 = 𝑚𝑣 2 = (1200)(25)2 = 375 𝑘𝐽
2 2
𝑊 375 𝑘𝑗
𝑃̅ = = = 46.9 𝑘𝑊 = 63 ℎ𝑝
𝑡 8𝑠

Kerja dan Energi


120

Contoh soal 5-9

Sebuah pesawat pengangkat dengan daya 0,25 HP digunakan untuk mengangkat


beban dengan laju 5 cm/s. Tentukan beban yang dapat diangkat pesawat
tersebut.

Penyelesaian

𝑃 = 0,25 ℎ𝑝 = 0,25 × 746 𝑊 = 186,5 𝑊


Laju angkat = 5 cm/s, artinya dalam waktu 1 sekon, beban sebesar mg
dapat diangkat setinggi 5 cm.
Jadi usaha yang dilakukan untuk mengangkat beban:
𝑊 = 𝑚𝑔ℎ = 𝑚(10)(0,05) = 0,5 𝑚 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 0,5𝑚 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑃= =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 1𝑠
186,5 = 0,5 𝑚
𝑚 = 373 𝑘𝑔

Contoh soal 5-10

Tentukan daya yang dibutuhkan sebuah mobil 1400 kg pada kondisi jalan
sebagai berikut: a) Mendaki bukit dengan kemiringan 10 dan kecepatan 80
km jam b) Melakukan percepatan sepanjang jalan mendatar dari 90 km/jam
menjadi 110 km/jam dalam waktu 6 detik untuk mendahului mobil lain.
Penyelesaian
Diagram gaya-gaya yang bekerja pada mobil:

a) Untuk bergerak dengan kecepatan tetap mendaki bukit, mobil harus


melakukan gaya 𝐹 yang besarnya = jumlah gaya penghambat, 𝐹𝑅 dan
komponen gaya gravitasi yang sejajar dengan bukit, 𝑚𝑔 sin 10, maka:
∑ 𝐹 = 0 (karena mobil bergerak dengan kecepatan tetap, 𝑎 = 0)

Kerja dan Energi


121

𝐹 − 𝑚𝑔 sin 10 − 𝐹𝑅 = 0
𝐹 = 𝑚𝑔 sin 10 + 𝐹𝑅
𝑚
𝐹 = (1400 𝑘𝑔) (10 ) 0,17 + 700 𝑁 = 3080 𝑁
𝑠2
𝑘𝑚
Karena 𝑣 = 80 𝑗𝑎𝑚 = 22 𝑚/𝑠 dan searah dengan 𝐹 , maka:
𝑚
𝑃 = 𝐹 ∙ 𝑣 = (3080 𝑁) (22 ) = 6,78 × 104 𝑊 = 88,69 ℎ𝑝
𝑠
b) Mobil melakukan percepatan dari 90 km/jam (25 m/s) menjadi 110 km/jam
(30,6 m/s) dalam waktu 6 detik. Jadi, mobil harus melakukan suatu gaya yang
mampu mengatasi gaya penghambat, 𝐹𝑅 = 700 𝑁 ditambah dengan gaya yang
dibutuhkan untuk memberikan percepatan:
(30,6 − 25) 𝑚/𝑠
𝑎= = 0,93 𝑚/𝑠 2
6𝑠

Karena massa mobil, 𝑚 = 1400 𝑘𝑔, maka gaya yang dibutuhkan untuk
melakukan percepatan tersebut adalah 𝐹 = 𝑚𝑎. Dengan demikian gaya total
yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil adalah:

𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹𝑅 + 𝑚𝑎 = 700 𝑁 + (1400 𝑘𝑔)(0,93 𝑚/𝑠 2 ) = 2000 𝑁


Daya yang dibutuhkan pada kecepatan 30 𝑚/𝑠 adalah:
𝑃 = (2000 𝑁)(30,6 𝑚/2) = 6,12 × 104 𝑊 = 82 ℎ𝑝

Rangkuman

Kerja dapat diartikan sebagai semua bentuk kegiatan yang membutuhkan


pengerahan tenaga atau energi. Dengan kata lain, energi atau tenaga adalah
kemampuan melakukan kerja. Dalam sistim mekanik, energi dapat dipindahkan
dari satu sistim ke sistim yang lain melalui gaya yang mengakibatkan pergeseran
suatu benda. Pada seriap kerja yang dilakukan, selalu terdapat adanya gaya dan

Kerja dan Energi


122

perpindahan yang diakubatkan oleh bekerjanya gaya tersebut. Kerja dibedakan


menjadi: Kerja Positif, kerja negatif dan kerja nol. satuan untuk kerja dinyatakan
dengan Newton-meter yang dikenal dengan Joule (1 Newton-meter = 1 Joule).

Energi yang berhubungan dengan gerak suatu benda disebut dengan energi
kinetik. Kerja yang dilakukan pada sebuah benda akan menambah energi
kinetik benda.

Energi potensial, adalah suatu bentuk energi yang dimiliki oleh suatu benda
sehubungan dengan posisinya. Energi potensial yang dimiliki oleh sebuah benda
dibedakan menjadi: Energi potensial gravitasi dan Energi potensial pegas.

Hukum kekekalan energi menyatakanbahwa: ”Energi tidak dapat diciptakan.


Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, namun nilainya selalu
konstan”.

Perubahan energi yang terjadi dalam mekanika:


* Perubahan energi kinetik dari suatu benda yang bergerak.
* Perubahan energi potensial dari suatu benda yang memiliki ketinggian
vertikal tertentu.
* Energi yang hilang sebagai panas karena adanya gesekan antar
permukaan.

Daya didefinisikan sebagai laju kerja yang dilakukan, atau kerja yang dilakukan
per satuan waktu. Untuk tujuan praktis, satuan daya yang umum digunakan
adalah daya kuda (horse power, HP).

Soal-soal Latihan

⃗ = 50 N bekerja pada balok yang bermassa 5 kg yang


5.1 Sebuah gaya konstan, F
semula dalam keadaan diam. Balok bergeser dari P ke Q (Gambar 1). Jika
korfisien gesek kinetik antara balok dengan bidang 0,2, maka setelah 3 detik
tentukan kerja netto yang dilakukan pada sistem.

Kerja dan Energi


123

5.2 Mobil (1200 kg) menggelinding bebas di atas bidang miring bersudut 30.
Pada saat berkecepatan 12 m/s, pengemudi mulai menginjak rem. Tentukan
besar gaya rem 𝐹 (yang konstan dengan arah sejajar bidang miring) agar
mobil berhenti pada jarak 100 m.
5.3 Sebuah balok 12 kg didorong ke atas sejauh 20 m pada suatu bidang miring
yang membentuk sudut 37 dengan arah mendatar oleh suatu gaya konstan F =
120 N yang sejajar bidang miring. Jika koefisien gesek antara balok dengan
bidang miring 0,25, tentukan: a) Kerja oleh gaya F, b) Pertambahan energi
kinetik balok, c) Pertambahan energi potensial balok, d) Kerja untuk
mengatasi gesekan.

5.4 Sebuah benda bergerak keatas pada bidang miring sejauh


80 cm karena bekerjanya gaya-gaya: 𝐹1 = 40 𝑁 ke arah
horisontal, 𝐹2 = 20 𝑁 dengan arah tegak lurus bidang
miring dan 𝐹1 = 30 𝑁 dengan arah sejajar bidang miring
a) Tentukan usaha yang dilakukan oleh masing-masing
gaya tersebut. b) Usaha netto yang dihasilkan.

5.6 Sebuah balok bermassa 2 kg dilepas dari keadaan diam di titik A pada rel
berbentuk ¼ lingkaran dengan radius 1 m. Balok meluncur kebawah dan
mencapai titik B dengan kecepatan 4 m/s. Dari titik B balok meluncur sejauh 3
m di atas bidang datar ke titik C, dimana balok berhenti bergerak. Tentukan:
a) Kerja karena gesekan sepanjang lintasan A – B.
b) Koefisien gesek kinetik sepanjang bidang datar.

Kerja dan Energi


124

5.6 Sebuah benda bermassa 2 kg meluncur menuruni suatu


lintasan lengkung ¼ lingkaran dengan radius 0,5 m.
Benda bergerak dari keadaan diam dan tanpa gesekan.
Tentukan kecepatan benda di dasar lintasan tersebut.

5.7 Gaya sebesar 70 N bekerja pada benda 5 kg (lihat


gambar). (a) Dengan mengabaikan gesekan yang
terjadi tentukan kecepatan benda setelah didorong
sejauh 6 m. (b) kecepatan benda jika koefisien gesek
kinetik antara benda dengan bidang 0,4.
5.8 Tentukan daya rata-rata mesin yang mampu mengangkat beban 500 kg
setinggi 20 m dalam waktu 60 sekon.
5.9 Sebuah mobil dengan massa 12000 kg bergerak dengan kecepatan tetap 36
km/jam mendaki bukit dengan kemiringan 5°. Tentukan kerja yang dilakukan
mesin selama 5 menit dan daya yang dihasilkan. Anggap gaya gerak
diabaikan.
5.10 Sebuah elevator memiliki massa 442 kg (tanpa penumpang). Elevator
dirancang untuk naik dengan kecepatan konstan pada jarak vertikal 30 m (6
lantai) dalam waktu 15 detik. Elevator dikendalikan oleh motor listrik yang
mampu memberikan daya sampai 40 hp. Tentukan jumlah penumpang yang
mampu diangkat elevator, dengan asumsi penumpang rata-rata memiliki
massa 70 kg.
5.11 Sebuah mobil dengan massa 1000 kg dapat memiliki kecepatan
maksimum 40 m/s pada jalan yang mendatar. Daya mesin mobil tersebut 50
HP. Tentukan kecepatan maksimum (anggap konstan) mobil ini jika melewati
jalan tanjakan dengan kemiringan 10.

Kerja dan Energi


125

5.12 Dalam gambar dibawah ditunjukkan suatu lintasan ¼ lingkaran dengan jai-
jari 1 m dan bagian bawahnya terhubung dengan permukaan horisontal. Pada
permukaan horisontal terdapat pegas dengan konstanta 800 N/m yang
ujungnya tepat berada pada akhir dari lintasan ¼ lingkaran. Sebuah benda 10
kg dilepas dari keadaan diam di ujung atas lintasan ¼ lingkaran dan
menyentuh pegas pada lintasan horisontal. a) Hitung kecepatan benda pada
saat menumbuk pegas, b) Berapa jauh pegas akan tertekan pada saat benda
berhenti. Jika energi potensial pada bidang horisontal nol, c) berapa besar
energi mekanik sistem ketika benda menekan pegas sejauh 3 cm.

5.13 Sebuah benda bermassa 2 kg ditekankan pada sebuah pegas yang


massanya dapat diabaikan, sehingga pegas tertekan sejauh 6 cm. Pada saat
dilepaskan, benda bergerak horisontal sejauh 20 cm sebelum berhenti. Jika
konstanta pegas 2000 N/m, tentukan koefisien gesek antara benda dengan
meja.

5.14 Suatu pesawat angkat dengan daya motor 15 kW digunakan untuk


menaikkan 500 kg ember berisi beton cor ke ketinggian 80 m diatas tanah.
Jika efisiensi pesawar angkat tersebut 80%, tentukan waktu yang dibutuhkan.
5.15 Sebuah mobil 1000 kg mendaki bukit dengan kemiringan 10° dengan
kecepatan konstan 45 km/jam. Jika efisiensi keseluruhan 70%, tentukan
keluaran daya mesin mobil.

Kerja dan Energi


126

5.16 Benda 0,2 kg berada dalam keadaan diam duatas lantai licin. Pada benda
bekerja gaya 1,5 N dakam arah horisontal. Akibat adanya gaya, benda
bergeser sejauh 30 cm. Tentukan kecepatan benda tersebut.
5.17 Sebuah balok bermassa 24 kg dilepas dari keadaan diam pada saat berada
2,4 m di atas lantai. Dengan menggunakan asas kekekalan energi, tentukan
kecepatan pada saat balok tersebut menyentuh lantai. Abaikan faktor gesekan
dan inersia.

Kerja dan Energi

Anda mungkin juga menyukai