Dalam kehidupan nyata, kerja dapat diartikan sebagai semua bentuk kegiatan
yang membutuhkan pengerahan tenaga atau energi. Misalnya, ketika sebuah
mobil bergerak menempuh jarak tertentu, maka energi kimia dari bahan bakar
diubah menjadi energi mekanis melalui gaya pada torak untuk memutar poros
engkol, sehingga mobil dapat berpindah posisi. Dalam hal ini, dikatakan bahwa
mesin mobil melakukan kerja yang digunakan untuk menghasilkan perpindahan
posisi mobil. Dengan kata lain, energi atau tenaga adalah kemampuan melakukan
kerja. Jadi, terdapat suatu hubungan yang fundamental antara kerja dan energi.
Pada sisi lain, kerja hanya dapat terjadi jika terdapat gaya yang bekerja pada
sistem atau benda. Dalam pengertian fisika, energi berhubungan dengan gerak,
yaitu kemampuan untuk menghasilkan kerja mekanik. Dalam sistim mekanik,
energi dapat dipindahkan dari satu sistim ke sistim yang lain melalui gaya yang
mengakibatkan pergeseran suatu benda. Perpindahan energi semacam ini dikenal
sebagai kerja mekanik atau umum disebut dengan kerja. Setelah mempelajari
dan memahami materi dalam bab ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan
analisa tentang kerja mekanik dan energi yang digunakan untuk melakukan kerja
mekanik tersebut.
5.1 KERJA
Kerja, 𝑾 atau disebut juga sebagai ”usaha”, dideskripsikan sebagai ”apa yang
dihasilkan gaya ketika bekerja pada sebuah benda sementara benda tersebut
berpindah pada jarak tertentu”. Pada setiap kerja yang dilakukan, selalu terdapat
adanya gaya dan perpindahan yang diakubatkan oleh bekerjanya gaya tersebut.
Dengan kata lain, usaha terjadi bila terdapat gaya yang dikerjakan pada suatu
benda dan pada saat yang bersamaan benda tersebut bergerak sedemikian rupa,
sehingga gaya tersebut memiliki komponen sepanjang lintasan geraknya.
Kerja Positif
Bila komponen gaya yang bekerja pada benda searah dengan arah
perpindahannya (Gambar 5-1). Atau dikatakan bila sistem melakukan
kerja.
Kerja Negatif
Kerja Nol
Bila komponen gaya memiliki arah tegak lurus arah perpindahan, atau
gaya tidak memiliki komponen yang searah dengan arah perpindahan.
Dalam Gambar 5-4 ditunjukkan konsep kerja mekanik karena bekerjanya sebuah
gaya F.
Kerja yang harus dilakukan untuk memindahkan benda dengan gaya ⃗𝑭 sejauh 𝒅𝒔
dari posisi A ke posisi B dinyatakan dengan:
𝑩 𝑩
Ingat !, bahwa:
𝑊𝐴→𝐵 ≠ 𝑊𝐵→𝐴
Besaran 𝐹 dan 𝑑𝑠 adalah besaran vektor, maka hasil kalinya yaitu
besaran 𝑊, merupakan skalar.
Sudut 𝜃 adalah sudut yang dibentuk antara 𝐹 dan 𝑑𝑠.
Persamaan (5-1) dapat pula dituliskan sebagai:
𝑾𝑨→𝑩 = ∫ ⃗𝑭 𝒅𝒔 (5-2)
𝑨
Jika besar dan arah gaya ⃗𝑭 konstan, maka dari persamaan (5-1) dituliskan:
𝑊𝐴→𝐵 = 𝐹 cos 𝜃 (𝑠𝐵 − 𝑠𝐴 )
Jika gaya ⃗𝑭 searah dengan lintasan, dimana 𝜃 = 0 dan cos 𝜃 = 1, maka:
𝑊𝐴→𝐵 = 𝐹(𝑠𝐵 − 𝑠𝐴 )
Jika ⃗𝑭 tegak lurus terhadap lintasan gerak, dimana 𝜃 = 90° dan cos 𝜃 = 0,
maka:
𝑊𝐴→𝐵 = 0
Penyelesaian
Diagram gaya-gaya yang bekerja pada kotak:
Sebuah gaya konstan, 𝐹 yang besarnya 100 N bekerja dalam arah horisontal
pada balok yang bermassa 3 kg dan berada pada bidang miring dengan sudut
53 terhadap horisontal. Jika semula balok dalam keadaan diam, maka
setelah 3 detik tentukan: a) Kerja oleh gaya𝐹 , b) Kerja oleh gaya gesek jika
koefisien geseknya 0,3; c) Kerja oleh gaya gravitasi, d) Kerja netto
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada sistem:
𝑁 = 𝑚𝑔 cos 53 + 𝐹 sin 53
𝑁 = 30 cos 53 + 100 sin 53 = 98 𝑁
𝑓 = 𝜇𝑘 𝑁 = (0.3)(98) = 29,4 𝑁
= 2,28 𝑚⁄𝑠 2
60,18−23,95−29,4
𝑎𝑥 = 3
𝑊𝑃→𝑄 = ∫ 𝐹 cos 53 𝑑𝑥
𝑃
d) Kerja Netto:
𝑊𝑛𝑒𝑡𝑡𝑜 = 𝑊𝐹 + 𝑊𝑓 + 𝑊𝑚𝑔 = 71.04 𝐽
Penyelesaian
Gaya-gaya yang bekerja pada benda
Karena gerak gerak yang terjadi dengan kecepatan konstan (𝑎 = 0), maka
∑ 𝐹𝑥 = 0, sehingga:
𝐹 − 𝑚𝑔 sin 𝜃 = 0
𝐹 = (10)(10)(0,6) = 60 𝑁
Kerja yang dilakukan oleh gaya F yang searah dengan lintasan gerak:
Jika balok diangkat vertikal ke atas tanpa melalui bidang miring, maka kerja yang
dilakukan sama dengan gaya vertikal sebesar m g dikalikan dengan jarak
vertikalnya, 3 m, yaitu:
𝑊 = (10 𝑘𝑔) (10 𝑚⁄ 2 ) (3 𝑚) = 300 𝐽
𝑠
Hasilnya sama dengan jika melalui bidang miring. Bedanya jika lewat bidang
miring dapat digunakan gaya yang lebih kecil ( F 60 N) dibanding mengangkat
langsung secara vertikal untuk melawan gravitasi ( mg 100 N ),tetapi lewat
bidang miring kita harus mendorongnya lebih jauh (5 m) dibandingkan dalam arah
vertikal dimana hanya dibutuhkan mengangkat setinggi 3 m.
Tinjau Gambar 5-6 yang menggambarkan sebuah benda yang ditarik oleh suatu
pegas. Besar gaya yang terjadi akan bergantung pada seberapa jauh benda berada
dari keadaan pegas kendur (tidak teregang).
Gaya yang dilakukan oleh pegas untuk menarik benda adalah sebanding dengan
(𝑥 − 𝑥0 ) dimana 𝑥 posisi benda dan 𝑥0 letak ujung pegas pada posisi kendur.
⃗𝑭 = −𝒌(𝒙 − 𝒙𝟎 ) (5-3)
Nampak bahwa gaya merupakan fungsi posisi, ⃗𝑭(𝒙) atau gaya yang bekerja
berubah terhadap posisi.
Kerja yang dilakukan oleh gaya ini untuk menggerakkan benda dari 𝑥1 ke 𝑥2
dinyatakan dengan:
𝒙𝟐
(5-4)
𝑾𝒙𝟏 →𝒙𝟐 = ∫ ⃗𝑭(𝒙)𝒅𝒙
𝒙𝟏
𝐹 = +𝑘(𝑥 − 𝑥0 ) ⋯ ⋯ (1)
Jika ujung bebas pegas dihubungkan dengan suatu benda, pada benda tersebut
akan terdapat gaya oleh pegas sebesar:
𝐹 = −𝑘(𝑥 − 𝑥0 ) ⋯ ⋯ (2)
Jika titik asal sumbu koordinat diambil pada ujung bebas pegas dalam keadaan
kendur, maka 𝑥0 = 0, dan persamaan (2) menjadi:
𝐹 = −𝑘𝑥 ⋯ ⋯ (3)
Ingat! bahwa gaya di atas dilakukan oleh pegas pada benda. Gaya oleh benda
pada pegas jika ujung bebas pegas ditarik adalah:
𝐹 = +𝑘𝑥 ⋯ ⋯ (4)
𝟏 𝟐
⃗𝑭∆𝒙 = ⃗ 𝟐−𝒗
𝒎 (𝒗 ⃗𝟎 ) (5-5)
𝟐
⃗𝑭∆𝒙 di ruas kiri persamaan (5-5) tidak lain menyatakan kerja yang dilakukan
⃗ dan menghasilkan perubahan besaran yang berhubungan dengan
oleh gaya 𝑭
kecepatan benda yang disebut dengan energi kinetik, yang dinyatakan dengan:
𝟏 𝟐
𝑬𝑲 = ⃗ 𝟐−𝒗
𝒎 (𝒗 ⃗𝟎 ) (5-6)
𝟐
Persamaan (5-5) menyatakan bahwa kerja yang dilakukan pada sebuah benda
akan menambah energi kinetik benda. Jika benda bergerak dari keadaan diam
(𝑣0 = 0), maka persamaan (5-6) menjadi:
𝟏
𝑬𝑲 = ⃗𝟐
𝒎𝒗 (5-7)
𝟐
Dengan asumsi sistem rem pada mobil beroperasi dengan benar, maka jarak
berhenti minimum mobil ditentukan oleh gesekan efektif antara ban dengan
permukaan jalan. Gaya gesek antara ban dengan permukaan jalan harus
melakukan kerja yang cukup untuk mengurangi energi kinetik menjadi nol. Jika
roda mobil tetap berputar, maka gesekan statis yang bekerja, sedangkan jika roda
terkunci dan meluncur diatas permukaan jalan, gaya pengereman yang terjadi
adalah gesekan kinetik.
Tinjau sebuah mobil yang bergerak di jalan datar (Gambar 5-9). Dengan asumsi
satu-satunya gaya yang menggerakkan mobil adalah gaya gesek, maka kerja yang
dilakukan oleh gaya gesek tersebut adalah: 𝑊 = −𝑓𝑘 ∆𝑥 (tanda negatif karena
melawan arah gerak mobil).
1 2
Berdasarkan persamaan (5-6), energi kinetik mobil adalah: 𝐸𝐾 = 2 𝑚(𝑣 2 − 𝑣0 ),
1 2
dimana saat mobil berhenti: 𝑣 = 0, sehingga 𝐸𝐾 = − 2 𝑚𝑣0 .
Kerja yang dilakukan saat pengereman digunakan untuk mengubah energi kinetik
mobil.
1 2
−𝑓𝑘 ∆𝑥 = − 2 𝑚𝑣0
1 2
−𝜇𝑘 𝑚𝑔 ∆𝑥 = − 2 𝑚𝑣0 , sehingga jarak berhenti dapat dinyatakan dengan:
𝟐
⃗𝟎
𝒗
∆𝒙 = (5-8)
𝟐𝝁𝒈
Penyelesaian
1 1
Energi kinetik mula-mula: 𝐸𝐾𝑎𝑤𝑎𝑙 = 2 𝑚𝑣1 2 = 2 (10)(16) = 80 𝐽
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 𝑁 = (0,2)(75) = 15 𝑁
∑ 𝐹𝑥 = 𝑚𝑎𝑥
50 cos 30 − 𝑓𝑘 = 10𝑎𝑥
50 cos 30 − 15
𝑎𝑥 = = 2,8 𝑚⁄𝑠 2
10
𝑣2 2 = 𝑣1 2 + 2𝑎𝑥
𝑣2 2 = 16 + 2(2,8)(20) = 128(𝑚⁄𝑠)2
1 1
𝐸𝐾𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑚𝑣2 2 = (10)(128) = 640 𝐽
2 2
pertambahan energi kinetiknya = (640 80) Joule = 560 Joule.
Penyelesaian
Kerja yang dilakukan pada balok:
𝑊 = 𝐹 ∆𝑥 = (12 𝑁)(3 𝑚) = 36 𝐽
Kerja ini digunakan untuk mengubah energi kinetik balok
𝑊 = ∆𝐸𝐾 = (𝐸𝐾)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − (𝐸𝐾)𝑎𝑤𝑎𝑙
(𝐸𝐾)𝑎𝑤𝑎𝑙 = 0 (karena balok mula-mula dalam keadaan diam)
1
𝑊 = 𝑚𝑣 2
2
2𝑊 2(36)
𝑣=√ =√ = 3,5 𝑚/𝑠
𝑚 6
Energi potensial, adalah suatu bentuk energi yang dimiliki oleh suatu benda
sehubungan dengan posisinya.
Energi potensial gravitasi, adalah suatu bentuk energi potensial yang dimiliki
oleh suatu benda sehubungan dengan ketinggian vertikalnya terhadap permukaan
horisontal. Besar energi potensial gravitasi sama dengan kerja yang dilakukan
untuk mengangkat suatu benda melawan gaya gravitasi bumi.
𝑬𝑷 = ⃗𝑮
⃗ 𝒉 = 𝒎𝒈𝒉 (5-9)
Hukum Hooke menyatakan jika sebuah pegas teregang atau tertekan sehingga
terjadi perubahan panjang sebesar ∆𝐿 atau 𝑥, maka membutuhkan gaya sebesar:
⃗𝑭𝒑 = 𝒌 ∆𝑳 = 𝒌 𝒙 (5-10)
Pada saat pegas diregangkan atau ditekan, maka terjadi gaya ”melawan” untuk
kembali ke kondisi awalnya, yang disebut dengan gaya pemulihan pegas dengan
arah berlawanan terhadap setiap aksi yang dilakukan pada pegas. Besar gaya
pemulihan ini adalah:
⃗𝑭𝒔 = −𝒌𝒙
(5-11)
𝟏 𝟐
𝑾 = ∫ ⃗𝑭𝒑 𝒅𝒙 = ∫ 𝒌𝒙𝒅𝒙 = 𝒌𝒙 (5-12)
𝟐
Karena kerja dilakukan oleh gaya 𝐹 pada pegas, maka pegas akan menyimpan
sejumlah energi yang disebut dengan energi potensial pegas dan dinyatakan
dengan:
𝟏 𝟐
𝑬𝑷′ = 𝒌𝒙 (5-13)
𝟐
5.4 KEKEKALAN ENERGI
Tinjau Gambar 5-12. Suatu benda bermassa 𝒎 berpindah dari titik A ke B dan
dipengaruhi oleh gaya ⃗𝑭 . Gaya-gaya lain yang bekerja pada benda adalah: gaya
⃗⃗ = 𝑚𝑔.
normal 𝑵; gaya gesek 𝒇 jika permukaan tidak licin dan gaya berat 𝑮
Misalnya kecepatan benda di A adalah 𝒗1 , sedangkan kecepatannya di B adalah
𝒗𝟐 .
⃗ 𝒅𝒗
∫ 𝑭 𝐜𝐨𝐬 𝜽𝒅𝒙 = ∫ 𝒎𝒗 ⃗ 𝒅𝒙 + ∫ 𝑮 𝐬𝐢𝐧 𝝓 𝒅𝒙
⃗ +∫𝒇 (5-14)
𝑨 𝑨 𝑨 𝑨
⃗.
Suku di ruas kiri menyatakan kerja luar, 𝑾𝒇 oleh gaya 𝑭
Suku pertama di ruas kanan menyatakan perubahan energi kinetik
benda:
1 1 1 1
𝐸𝐾 = 𝑚𝑣𝐵 2 − 𝑚𝑣𝐴 2 = 𝑚𝑣2 2 − 𝑚𝑣1 2
2 2 2 2
𝐸𝐾 = 𝐸𝐾𝐵 − 𝐸𝐾𝐴
Suku kedua di ruas kanan menyatakan kerja oleh gaya gesek, 𝑾𝒇 .
Suku ketiga di ruas kanan menyatakan perubahan energi potensial
benda:
𝐵 𝐵 𝐵
𝑑𝑦
∫ 𝐺 sin ∅ 𝑑𝑥 = ∫ 𝐺 𝑑𝑥 = ∫ 𝐺𝑑𝑦 = 𝐺(𝑦𝐵 − 𝑦𝐴 )
𝑑𝑥
𝐴 𝐴 𝐴
𝐵
Jika diberikan kerja luar pada sistem, maka kerja luar tersebut digunakan untuk:
* Mengubah energi kinetik (mengubah kecepatannya)
* mengubah energi potensial (mengubah posisi ketinggiannya)
* sebagian merupakan energi yang hilang sebagai panas.
Jika permukaan licin, dan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistim, maka
𝑊𝑓 = 0 dan 𝑊𝐹 = 0, sehingga:
Energi mekanik total dari awal sistim = energi mekanik total akhir sistim.
Sebuah benda bermassa 𝒎 dari keadaan diam dibiarkan jatuh dari suatu
ketinggian 3 m karena pengaruh gaya gravitasi, Jika hambatan udara
diabaikan, tentukan: a) kecepatan benda pada ketinggian 1 m diatas tanah, b)
Kecepatannya di permukaan tanah.
Penyelesaian
Dengan menggunakan hukum kekekalan energi:
(𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝑎𝑤𝑎𝑙 = (𝐸𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
(𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑤𝑎𝑙 = (𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
1 1
𝑚𝑣1 2 + 𝑚𝑔ℎ1 = 𝑚𝑣2 2 + 𝑚𝑔ℎ2 ⋯ ⋯ (1)
2 2
Karena benda dilepas dari keadaan diam: 𝑣1 = 0, maka persamaan (1) menjadi:
1
0 + 𝑚(10)(3) = 𝑚𝑣2 2 + 𝑚(10)
2
𝑣2 = √40 = 6,32 𝑚/𝑠
a) Kecepatan benda 1 m diatas permukaan tanah adalah: 6,32 m
b) Di permukaan tanah: ℎ2 = 0, sehingga persamaan 1 menjadi:
1
0 + 𝑚(10)(3) = 𝑚𝑣2 2 + 0
2
𝑣2 = √60 = 7,74 𝑚/𝑠
Dari perhitungan diatas, nampak bahwa pada saat benda bergerak kebawah, energi
potensial berkurang, namun energi kinetiknya bertambah.
Penyelsesaian
a) (𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑤𝑎𝑙 = (𝐸𝐾 + 𝐸𝑃)𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
1 1
𝑚𝑣1 2 + 𝑚𝑔ℎ1 = 𝑚𝑣2 2 + 𝑚𝑔ℎ2
2 2
Di titik 1:
𝐸𝑃1 = 𝑚𝑔𝑅; 𝐸𝐾1 = 0 (benda bergerak dari keadaan diam, 𝑣1 = 0),
sehingga
Di titik 2:
1
𝐸𝑃2 = 0 (benda tidak memiliki ketinggian vertikal), 𝐸𝐾2 = 2 𝑚𝑣2 2 ,
sehingga
1 1
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )2 = 𝐸𝐾2 + 𝐸𝑃2 = 𝑚𝑣2 2 + 0 = 𝑚𝑣2 2
2 2
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )1 = (𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )2
1
𝑚𝑔𝑅 = 𝑚𝑣2 2
2
(5-17)
⃗ 𝟐 = ±√𝟐𝒈𝑹
𝒗
Selama tidak ada gesekan antara benda dengan permukaan bidang, maka
kecepatan benda pada dasar lintasan hanya tergantung pada besar 𝑅.
dengan:
𝟐
𝑾𝒇 = 𝒎 (𝒈𝑹 − ⃗𝒗𝟐 ) (5-18)
Balok bermassa m dari keadaan diam dilepas dari ketinggian ℎ ke atas sebuah
pegas dengan konstanta pegas, 𝑘 (Gambar 5-14). Akan ditentukan jarak
simpangan maksimum, 𝒚𝒎𝒂𝒌𝒔 dari pegas yang tertekan oleh benda tersebut.
Di titik A: 𝐸𝑃𝐴 = 𝑚𝑔𝑦𝐴 ; 𝐸𝐾𝐴 = 0 (karena benda dilepas dari keadaan diam),
sehingga
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐴 = 𝑚𝑔𝑦𝐴
1
Di titik B: 𝐸𝑃𝐵 = 𝑚𝑔𝑦𝐵 + 2 𝑘𝑦 2 ; 𝐸𝐾𝐵 = 0 (benda berhenti di titik B), sehingga
1
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐵 = 𝑚𝑔𝑦𝐵 + 𝑘𝑦 2
2
Tinjau sistim dua buah balok bermassa 𝒎𝟏 dan 𝒎𝟐 dihubungkan oleh tali lewat
katrol dalam Gambar 5-15. Massa 𝒎𝟐 dua kali massa 𝒎𝟏 , sedangkan massa tali
dan katrol diabaikan. Pada kondisi awal 𝒎𝟏 berada di lantai, sedangkan 𝒎𝟐
berada pada ketinggian 𝒉 di atas lantai. Akan ditentukan jarak maksimum yang
ditempuh oleh 𝒎𝟏 jika 𝒎𝟐 dibiarkan turun dan menyentuh permukaan lantai.
Gambar 5-15.
𝟐 (5-20)
⃗ 𝟏𝑩 = √ 𝒈𝒉
𝒗
𝟑
Karena hentakan yang cukup kuat pada saat 𝒎𝟐 menyentuh lantai, mengakibatkan
tali kendor dan 𝒎𝟏 bergerak naik dari ketinggian B ke ketinggian C.
(𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐵 = (𝐸𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 )𝐶
1
𝑚1 𝑔ℎ + 𝑚1 𝑣1𝐵 2 = 𝑚1 𝑔ℎ′
2
1
𝑔ℎ + 2 𝑚1 𝑣1𝐵 2
′
ℎ =
𝑔
5.5 DAYA
Daya didefinisikan sebagai laju kerja yang dilakukan, atau kerja yang dilakukan
per satuan waktu :
𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂
𝑫𝒂𝒚𝒂 = 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 , atau
𝑾
𝑷= (5-21)
𝒕
Daya sebuah mesin menunjukkan seberapa banyak energi kimia dari bahan bakar
atau energi listrik dapat ditransformasikan ke dalam energi mekanik per satuan
waktu.
Satuan Daya
Jika kerja, 𝑾 dinyatakan dalan Joule (J) dan waktu dalam sekon (s), maka:
𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑊 𝐽
𝑃 = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 = = 𝑠 = 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑡
𝑘𝐽
1 𝐾𝑊 = 103 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 1 𝑠
Untuk tujuan praktis, satuan daya yang umum digunakan adalah daya kuda (horse
power, HP), dimana:
𝟏 𝑯𝑷 = 𝟕𝟓𝟔 𝑾𝒂𝒕𝒕
𝑘𝐽
1𝐾𝑤ℎ = 1 × 3600 𝑠 = 3,6 × 106 𝐽 = 3,6 𝑀𝐽
𝑠
Jika kerja sebesar ∆𝑾 dilakukan dalam suatu selang waktu ∆𝒕, maka:
∆𝑾 (5-22)
̅=
𝑷
∆𝒕
Daya sesaat dinyatakan dengan harga limit daya rata-rata untuk t mendekati
nol.
∆𝑾 𝒅𝑾 (5-23)
𝐥𝐢𝐦 =
∆𝒕→𝟎 ∆𝒕 𝒅𝒕
Sebuah mobil melakukan kerja untuk mengatasi gaya gesek (dan hambatan
udara) untuk mendaki bukit dan untuk melakukan percepatan (akselerasi).
Bahkan ketika sebuah mobil bergerak pada suatu jalan raya dengan kelajuan
tetap, dia tetap membutuhkan sejumlah daya untuk melakukan kerja guna
mengatasi gaya penghambat dari gesekan internal dan hambatan udara. Gaya ini
bergantung pada kondisi dan kecepatan mobil, namun pada umumnya dalam
rentang 400 N hingga 1000 N.
⃗ yang
Seringkali lebih mudah untuk menyatakan daya dalam bentuk gaya total 𝑭
𝑊
dikerjakan pada sebuah benda dengan kelajuan benda ⃗𝒗. Karena 𝑃 = 𝑡 ,
𝑾 ⃗𝑭 𝒔
𝑷= = = ⃗𝑭 𝒗
⃗ (5-24)
𝒕 𝒕
Sebuah mobil ( m 1200 kg) dari keadaan diam dapat mencapai kecepatan 25
m/det dalam waktu 8 detik. Tentukan daya rata-rata mesin mobil tersebut
(anggap tidak ada gesekan).
Penyelesaian
𝑊 = ∆𝐸𝐾
1
𝑊 = 2 𝑚(𝑣 2 − 𝑣0 2 ), dimana 𝑣0 = 0 (mobil bergerak dari keadaan diam)
1 1
𝑊 = 𝑚𝑣 2 = (1200)(25)2 = 375 𝑘𝐽
2 2
𝑊 375 𝑘𝑗
𝑃̅ = = = 46.9 𝑘𝑊 = 63 ℎ𝑝
𝑡 8𝑠
Penyelesaian
Tentukan daya yang dibutuhkan sebuah mobil 1400 kg pada kondisi jalan
sebagai berikut: a) Mendaki bukit dengan kemiringan 10 dan kecepatan 80
km jam b) Melakukan percepatan sepanjang jalan mendatar dari 90 km/jam
menjadi 110 km/jam dalam waktu 6 detik untuk mendahului mobil lain.
Penyelesaian
Diagram gaya-gaya yang bekerja pada mobil:
𝐹 − 𝑚𝑔 sin 10 − 𝐹𝑅 = 0
𝐹 = 𝑚𝑔 sin 10 + 𝐹𝑅
𝑚
𝐹 = (1400 𝑘𝑔) (10 ) 0,17 + 700 𝑁 = 3080 𝑁
𝑠2
𝑘𝑚
Karena 𝑣 = 80 𝑗𝑎𝑚 = 22 𝑚/𝑠 dan searah dengan 𝐹 , maka:
𝑚
𝑃 = 𝐹 ∙ 𝑣 = (3080 𝑁) (22 ) = 6,78 × 104 𝑊 = 88,69 ℎ𝑝
𝑠
b) Mobil melakukan percepatan dari 90 km/jam (25 m/s) menjadi 110 km/jam
(30,6 m/s) dalam waktu 6 detik. Jadi, mobil harus melakukan suatu gaya yang
mampu mengatasi gaya penghambat, 𝐹𝑅 = 700 𝑁 ditambah dengan gaya yang
dibutuhkan untuk memberikan percepatan:
(30,6 − 25) 𝑚/𝑠
𝑎= = 0,93 𝑚/𝑠 2
6𝑠
Karena massa mobil, 𝑚 = 1400 𝑘𝑔, maka gaya yang dibutuhkan untuk
melakukan percepatan tersebut adalah 𝐹 = 𝑚𝑎. Dengan demikian gaya total
yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil adalah:
Rangkuman
Energi yang berhubungan dengan gerak suatu benda disebut dengan energi
kinetik. Kerja yang dilakukan pada sebuah benda akan menambah energi
kinetik benda.
Energi potensial, adalah suatu bentuk energi yang dimiliki oleh suatu benda
sehubungan dengan posisinya. Energi potensial yang dimiliki oleh sebuah benda
dibedakan menjadi: Energi potensial gravitasi dan Energi potensial pegas.
Daya didefinisikan sebagai laju kerja yang dilakukan, atau kerja yang dilakukan
per satuan waktu. Untuk tujuan praktis, satuan daya yang umum digunakan
adalah daya kuda (horse power, HP).
Soal-soal Latihan
5.2 Mobil (1200 kg) menggelinding bebas di atas bidang miring bersudut 30.
Pada saat berkecepatan 12 m/s, pengemudi mulai menginjak rem. Tentukan
besar gaya rem 𝐹 (yang konstan dengan arah sejajar bidang miring) agar
mobil berhenti pada jarak 100 m.
5.3 Sebuah balok 12 kg didorong ke atas sejauh 20 m pada suatu bidang miring
yang membentuk sudut 37 dengan arah mendatar oleh suatu gaya konstan F =
120 N yang sejajar bidang miring. Jika koefisien gesek antara balok dengan
bidang miring 0,25, tentukan: a) Kerja oleh gaya F, b) Pertambahan energi
kinetik balok, c) Pertambahan energi potensial balok, d) Kerja untuk
mengatasi gesekan.
5.6 Sebuah balok bermassa 2 kg dilepas dari keadaan diam di titik A pada rel
berbentuk ¼ lingkaran dengan radius 1 m. Balok meluncur kebawah dan
mencapai titik B dengan kecepatan 4 m/s. Dari titik B balok meluncur sejauh 3
m di atas bidang datar ke titik C, dimana balok berhenti bergerak. Tentukan:
a) Kerja karena gesekan sepanjang lintasan A – B.
b) Koefisien gesek kinetik sepanjang bidang datar.
5.12 Dalam gambar dibawah ditunjukkan suatu lintasan ¼ lingkaran dengan jai-
jari 1 m dan bagian bawahnya terhubung dengan permukaan horisontal. Pada
permukaan horisontal terdapat pegas dengan konstanta 800 N/m yang
ujungnya tepat berada pada akhir dari lintasan ¼ lingkaran. Sebuah benda 10
kg dilepas dari keadaan diam di ujung atas lintasan ¼ lingkaran dan
menyentuh pegas pada lintasan horisontal. a) Hitung kecepatan benda pada
saat menumbuk pegas, b) Berapa jauh pegas akan tertekan pada saat benda
berhenti. Jika energi potensial pada bidang horisontal nol, c) berapa besar
energi mekanik sistem ketika benda menekan pegas sejauh 3 cm.
5.16 Benda 0,2 kg berada dalam keadaan diam duatas lantai licin. Pada benda
bekerja gaya 1,5 N dakam arah horisontal. Akibat adanya gaya, benda
bergeser sejauh 30 cm. Tentukan kecepatan benda tersebut.
5.17 Sebuah balok bermassa 24 kg dilepas dari keadaan diam pada saat berada
2,4 m di atas lantai. Dengan menggunakan asas kekekalan energi, tentukan
kecepatan pada saat balok tersebut menyentuh lantai. Abaikan faktor gesekan
dan inersia.