Anda di halaman 1dari 5

QUIZ 1

FI1102 FISIKA DASAR IB – K05


SENIN 09 OKTOBER 2023
90’

Tanpa kalkulator/ gadget


Gunakan nilai percepatan gravitasi bumi = 10 m/s2

1. Kecepatan sebuah benda yang bergerak sepanjang sumbu x digambarkan pada


grafik di samping. Diketahui posisi benda saat t = 0 adalah di x = −5.
a. Tentukanlah besar percepatan rata-rata benda pada interval t = 0 – 3 s
dan pada interval t = 4 s – 8 s.
b. Tentukan posisi benda saat t = 10 s?
c. Tentukan jarak yang ditempuh benda selama bergerak 10 s.
d. Buatlah sketsa posisi benda terhadap waktu selama bergerak 6 s.

2. Balok B yang bermassa 𝑚𝐵 = 5 kg berada di atas balok A yang bermassa 𝑚𝐴 =


8 kg pada suatu permukaan datar licin. Permukaan sentuh antara A dan B kasar
dengan koefisien gesek statik 𝜇𝑠 = 0,75 dan koefisien gesek kinetik 𝜇𝑘 = 0,5.
Suatu tali ideal yang dilewatkan pada katrol licin menghubungkan balok A dan
balok C yang tergantung seperti ditunjukkan gambar.
a. Gambarkan diagram gaya untuk masing-masing balok.
b. Tentukan nilai maksimum massa balok C agar balok A dan B tetap
bergerak bersama.
c. Tentukan percepatan turunnya balok C jika massa balok C 1,5 kali massa yang diperoleh pada soal b.

3. Benda bermassa 4,00 kg diikatkan pada batang vertikal menggunakan dua buah tali sama
panjang. Ketika sistem diputar terhadap batang, benda tersebut terangkat seperti
diilustrasikan pada gambar di samping. Diketahui besar tegangan tali atas adalah 80 N.
a. Tentukan besar tegangan tali bawah?
b. Tentukan frekuensi gerak putaran yang dilakukan sistem tersebut?

4. Suatu balok bermassa m1 = 20 kg terhubung dengan balok lain bermassa m2 = 30 kg


melalui tali ideal yang dilewatkan pada katrol licin. Balok m1 berada di permukaan
bidang miring licin dengan sudut kemiringan  = 30o. Balok m2 juga terhubung
dengan permukaan lantai horizontal melalui pegas ideal yang memiliki konstanta
pegas 250 N/m, seperti ditunjukkan pada gambar. Pegas pada awalnya dalam
keadaan rileks dan balok m2 berada pada jarak h = 20 cm di atas lantai saat sistem
dalam keadaan seperti pada gambar. Balok m1 kemudian ditarik sejauh 20 cm ke
bawah sepanjang bidang miring sedemikian sehingga balok m2 tertarik ke atas dan
berada 40 cm di atas permukaan lantai, kemudian dilepas dari keadaan diam. Tentukan laju masing-masing balok saat
balok m2 berada 20 cm di atas permukaan lantai.

5. Balok bermassa m1 meluncur turun dari keadaan diam dari ketinggian h = 2,50 m pada suatu permukaan miring licin dan
kemudian menumbuk balok lain bermassa m2 yang dalam
keadaan diam. Setelah bertumbukan, balok m2 meluncur
pada permukaan datar kasar yang memiliki koefisien gesek
kinetik k = 0.5 dan berhenti setelah menempuh jarak d pada
permukaan kasar tersebut. Diketahui m2 = 2m1.
a. Tentukan nilai d jika tumbukan kedua balok bersifat
elastik (elastic collision).
b. Tentukan nilai d jika tumbukan kedua balok bersifat
sempurna tak elastik (completely inelastic collision).
SOLUSI

1. a. Percepatan rata-rata pada interval t = 0 – 3 s adalah


𝑣3 − 𝑣0 15 − 5 10
⟨𝑎⟩[0−3] = = = m/s 2
3−0 3 3
Percepatan rata-rata pada interval t = 4 – 8 s adalah
𝑣8 − 𝑣4 0 − 15 15
⟨𝑎⟩[4−8] = = =− m/s 2
8−4 4 4
b. Perpindahan yang terjadi selama interval waktu t = 0 – 10 s dapat diperoleh dari luas daerah antara kurva v
dan sumbu horizontal. Dengan catatan bahwa daerah di bawah sumbu horizontal bernilai negatif. Dengan
demikian luas daerah antara t = 6 – 8 dan antara t = 8 – 10 akan saling meniadakan. Maka total luas daerah
dihitung antara t = 0 – 6, yaitu
𝛥𝑥 = 𝑥10 − 𝑥0 = 75 → 𝑥10 = 𝑥0 + 75 = −5 + 75 = 70 m
Dengan demikian posisi partikel pada t = 10 s adalah di 𝑥 = 70 m
c. Panjang lintasan yang ditempuh benda selama interval waktu t = 0 – 10 s dapat diperoleh dari luas daerah
antara kurva v dan sumbu horizontal. Hal ini akan memberikan
Δ𝑠 = 75 + 30 = 105 m
d. Pada interval t = 0 – 3 s partikel bergerak dengan percepatan konstan a[0 – 3] =
10/3 ms−2 sehingga perpindahan partikel pada interval ini akan berupa fungsi
kuadratik (kurva parabolik). Besar perpindahan dapat diperoleh dari luas
daerah di bawah kurva, yang akan memberikan
x[0−3] = x 3 − x 0 = 30 m
Karena pada saat 𝑡 = 0 posisi benda berada di 𝑥 = −5, maka pada 𝑡 = 3 s
benda berada di 𝑥 = 25 m
Sedangkan pada interval t = 3 – 6 s, partikel bergerak dengan kecepatan
konstan sehingga perpindahan partikel pada interval ini akan berupa fungsi
linier (garis lurus). Besar perpindahan dapat diperoleh dari luas daerah di
bawah kurva, yang akan memberikan
x[3−6] = x6 − x3 = 45 m
Dengan demikian sketsa kurva posisi benda tiap saat seperti yang ditunjukkan
gambar di samping

2. a. Diagram gaya (diagram bebas) untuk masing-masing balok adalah sebagai berikut

Dengan 𝑁𝐴𝐿 menyatakan gaya sentuh pada balok A akibat lantai, 𝑁𝐴𝐵 dan 𝑓𝐴𝐵 adalah komponen gaya sentuh
pada balok A akibat balok B yang merupakan pasangan aksi-reaksi dengan dengan gaya 𝑁𝐵𝐴 dan 𝑓𝐵𝐴 .
b. Dengan menerapkan hukum II Newton pada masing-masing balok akan dapat dinyatakan
𝑇 − 𝑓𝐴𝐵 = 𝑚𝐴 𝑎𝐴𝑥 (1)
𝑁𝐴𝐿 − 𝑊𝐴 − 𝑁𝐴𝐵 = 𝑚𝐴 𝑎𝐴𝑦 (2)
𝑓𝐵𝐴 = 𝑚𝐵 𝑎𝐵𝑥 (3)
𝑁𝐵𝐴 − 𝑊𝐵 = 𝑚𝐵 𝑎𝐵𝑦 (4)
𝑇 − 𝑊𝐶 = 𝑚𝐶 𝑎𝐶𝑦 (5)
Karena balok A dan B tidak bergerak pada arah vertikal, maka 𝑎𝐴𝑦 = 0; 𝑎𝐵𝑦 = 0, hal ini akan memberikan
𝑁𝐵𝐴 = 𝑊𝐵 = 𝑚𝐵 𝑔 dan 𝑁𝐴𝐿 = 𝑊𝐴 + 𝑁𝐴𝐵 = 𝑊𝐴 + 𝑁𝐵𝐴 = 𝑚𝐴 𝑔 + 𝑚𝐵 𝑔 = 𝑔(𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )
Karena tali bersifat ideal (tidak mulur), maka jika balok A bergerak ke kanan dengan jarak tertentu balok C
akan bergerak turun dengan jarak yang sama. Hal ini memberikan 𝑎𝐴𝑥 = −𝑎𝐶𝑦 ≡ 𝑎
𝑇 − 𝑓𝐴𝐵 = 𝑚𝐴 𝑎 (1)
𝑁𝐴𝐿 = 𝑊𝐴 + 𝑁𝐴𝐵 (2)
𝑓𝐵𝐴 = 𝑚𝐵 𝑎𝐵𝑥 (3)
𝑁𝐵𝐴 = 𝑊𝐵 (4)
𝑊𝐶 − 𝑇 = 𝑚𝐶 𝑎 (5)
Jika balok B bergerak bersama dengan balok A, maka 𝑎𝐵𝑥 = 𝑎, kemudian dari persamaan (3) diperoleh 𝑎 =
𝑓𝐵𝐴 𝜇 𝑁 𝜇 𝑚 𝑔
= 𝑠 𝐵𝐴 = 𝑠 𝐵 = 𝜇𝑠 𝑔
𝑚𝐵 𝑚𝐵 𝑚𝐵
Jumlahkan persamaan (1) dan (5) lalu substitusi nilai 𝑎 = 𝜇𝑠 𝑔 akan diperoleh
𝑊𝐶 − 𝑓𝐴𝐵 = 𝑚𝐴 𝑎 + 𝑚𝐶 𝑎
𝑚𝐶 𝑔 − 𝑚𝐵 𝑎 = 𝑚𝐴 𝑎 + 𝑚𝐶 𝑎
𝑚𝐶 (𝑔 − 𝑎) = (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑎
(𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝑎 (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝜇𝑠 𝑔 (𝑚𝐴 + 𝑚𝐵 )𝜇𝑠
→ 𝑚𝐶 = = =
(𝑔 − 𝑎) 𝑔(1 − 𝜇𝑠 ) (1 − 𝜇𝑠 )
Jadi nilai maksimum 𝑚𝐶 agar A dan B masih bergerak bersama adalah
(13)(0,75)
𝑚𝐶 = = 39 kg
0,25
c. Jika massa balok C yang digunakan lebih dari massa yang diperoleh pada soal b., berarti akan ada gerak relatif
antara balok A dan balok B. Gaya gesek antara balok A dan balok B adalah gaya gesek kinetik. Percepatan
balok B tidak sama dengan percepatan balok A. Percepatan balok A sama dengan percepatan balok C.
Besar gaya gesek antara permukaan balok A dan balok B adalah
𝑓𝐴𝐵 = 𝑓𝐵𝐴 = 𝜇𝑘 𝑁𝐵𝐴 = 𝜇𝑘 𝑊𝐵 = 𝜇𝑘 𝑚𝐵 𝑔
Persamaan (1) akan memberikan
𝑇 − 𝑓𝐴𝐵 = 𝑚𝐴 𝑎 → 𝑇 − 𝜇𝑘 𝑚𝐵 𝑔 = 𝑚𝐴 𝑎
Dan Persamaan (5)
𝑊𝐶 − 𝑇 = 𝑚𝐶 𝑎
Eliminasi kedua persamaan itu akan memberikan
𝑊𝐶 − 𝜇𝑘 𝑚𝐵 𝑔 = 𝑚𝐴 𝑎 + 𝑚𝐶 𝑎
(𝑚𝐶 − 𝜇𝑘 𝑚𝐵 )𝑔
→𝑎=
𝑚𝐴 + 𝑚𝐶
Dengan 𝑚𝐶 = 1.5(39) = 58,5, maka akan diperoleh
(58,5 − (0,5)(5))(10) 560
𝑎= = ≈ 8,7 m/s2
8 + 58,5 64,5
3. a. Gambar diagram gaya untuk balok adalah sebagai berikut

Dengan menggunakan hukum 2 Newton akan diperoleh


T cos − mg mg
Tu cos = mg + Tl cos → Tl = u = Tu −
cos cos
1 4
Karena cos = = , maka
1.25 5
5mg 5(4)(10)
Tl = Tu − = 80 − = 30 N
4 4
b. Dengan menerapkan hukum 2 Newton pada arah radial akan diperoleh
mv 2 R R  mg  R  mg 
Tu sin  + Tl sin  = → v 2 = sin  (Tu + Tl ) = sin   2Tu − →v = sin   2Tu − 
R m m  cos  m  cos 
3
Karena sin  = dan R = 1.25sin  , maka
5
R  mg  1.25 2  mg  1.25 9  (4)(10)(5) 
v= sin   2Tu − = sin   2Tu − =  2(80) − 
m  cos  m  cos  4 25  4 
0.05 3
= (9)(160 − 50) = 5.5
4 2
Frekuensi putaran adalah
3
5.5
v 5.5
f = =2 = /s.
2R 3 
2
4
4. Karena gaya non konservatif tidak melakukan kerja pada sistem, maka dapat diterapkan prinsip kekekalan
energi mekanik (energi total). Ambil keadaan awal saat sistem dilepas dan keadaan akhir saat balok m2
berada 20 cm di atas lantai (pegas dalam keadaan rileks), akan diperoleh
1 1
E i = K1i + U1i + K 2i + U2i + Usp ,1 = 0 + 0 + 0 + 0 + kx 2 = kx 2
2 2
1 1
E f = K1 f + U1 f + K 2 f + U2 f + Usp , f = m1v 2 + m1gx sin + m2v 2 − m2gx + 0
2 2
1
= (m1 + m2 )v 2 + m1gx sin − m2gx
2
Dengan menerapkan prinsip kekekalan energi mekanik maka akan diperoleh
1 2 1
kx = (m1 + m2 )v 2 + m1gx sin − m2gx
2 2
1/2
 kx 2 − 2m1gx sin + 2m2gx 
 v =  
 m1 + m2 
Dengan menggunakan nilai-nilai yang diketahui yaitu k = 250 N/m, x = 0.2 m, m1 = 20 kg, g = 10 m/s2, sin =
0.5 dan m2 = 30 kg, maka
 (250)(0.04 ) − 2(20)(10)(0.2)(0.5) + 2(30)(10)(0.2) 
1/2
 kx 2 − 2m1gx sin + 2m2gx  1/2
v =   = 
 m1 + m2   50 
1/2 1/2
 10 − 4 + 120   126  126
=  =  = m/s
 50   50  50
5. Karena bidang miring licin, maka gerak balok m1 sepanjang bidang miring memenuhi prinsip kekekalan energi
mekanik. Dengan demikian laju balok m1 di bagian bawah bidang miring (sesaat sebelum menumbuk balok
m2) adalah
v1i = 2gh
a. Jika tumbukan antara balok m1 dan balok m2 bersifat elastic berarti energi kinetic total akan konstan, hal ini
dapat dinyatakan
1 1 1
m1v1i 2 = m1v1 f 2 + m2v2 f 2 → m1v1i 2 = m1v1 f 2 + m2v2 f 2
2 2 2
Dengan menggunakan kekekalan momentum linier, akan diperoleh
m v − m2v2 f
m1v1i = m1v1 f + m2v2 f → v1 f = 1 1i
m1
Substitusi v1f ke hubungan kekekalan energi kinietik akan diperoleh
m1v1i 2 = m1v1 f 2 + m2v2 f 2
2
 m v − m2v2 f 
m1v1i 2
= m1  1 1i  + m2v2 f 2
 m1 
m12v1i 2 + m22v2 f 2 − 2m1m2v1i v2 f
= + m2v2 f 2
m1
 m 2 + m1m2  2
= m1v1i 2 +  2 v2 f − 2m2v1i v2 f

 m1 
Yang memberikan
 m2 + m1   2m1 
 v2 f = 2v1i → v2 f =  v1i
 m1   m1 + m2 
dan
 2m1 
m1v1i − m2  v1i
m1v1i − m2v2 f  m + m  = v −  2m2 v =  m1 − m2 v
v1 f = = 1 2
1i  m + m  1i  m + m  1i
m1 m1  1 2   1 2 

Kemudian karena m2 = 2m1, maka


 2(2m1 )  4 4
v2 f =  v1i = v1i = 2gh
 m1 + 2m1  3 3
Selanjutnya dengan menggunakan teorema usaha-energi untuk menganalisis gerak balok m2 pada
permukaan kasar akan diperoleh
1
Wtotal = K = K f − K i = 0 − m2v2 f 2
2
1
− fk d = − m2v2 f 2
2
1
 k m2gd = m2v2 f 2
2
v 2 16
(2gh) 16h
→ d = 2f = 9 =
2 k g 2 k g 9k
Kemudian dengan menggunakan h = 2.5 m dan k = 0.5, maka akan diperoleh
16h 16(2.5) 16
d= = = m
9  k 9(0.5) 45
b. Jika tumbukan antara balok m1 dan balok m2 bersifat sempurna tak-elastik, maka setelah tumbukan kedua
benda menempel dan bergerak bersama. Dengan demikian dari kekekalan momentum linier ervation akan
dapat dinyatakan
 m1  1 2gh
m1v1i = (m1 + m2 )v f → v f =  v1i = v1i =
 m1 + m2  3 3
Dan dengan menggunakan teorema usaha-energi akan diperoleh
1
Wtotal = K = K f − K i = 0 − (m1 + m2 )v f 2
2
1
− fk d = − (m1 + m2 )v f 2
2
1
 k (m1 + m2 )gd = (m1 + m2 )v f 2
2
v 2 1
(2gh) h
→d = f = 9 =
2 k g 2 k g 9  k
Selanjutnya dengan menggunakan nilai h = 2.5 m dan k = 0.5, akan diperoleh
d=
(2.5) = 5 m
9(0.5) 9

Anda mungkin juga menyukai