Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

MEKANIKA GELOMBANG LANJUT

KL5101

Dosen:

Andojo Wurjanto, Ph.D

Oleh:

Larasati Devi Adani

(25517301)

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
Gelombang Stokes II
1. Pemilihan Parameter Gelombang
Parameter gelombang yang dipilih adalah memenuhi grafik validitas untuk teori Gelombang Stokes
II. Tinggi, periode gelombang serta kedalaman perairan yang dipilih dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Parameter Gelombang

No. Besaran Nilai Satuan


1 𝐻 2 meter
2 𝑇 10 detik
3 ℎ 20 meter
𝐻
4 0.002039 -
𝑔𝑇 2

5 0.020387 -
𝑔𝑇 2
6 Area validitas (Gambar 1)
Sedangkan untuk area validitas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Grafik Validitas Teori Gelombang


(Sumber: Juan Carlos Ortiz Royero, Lecture Notes)
Nilai-nilai pada poin 4 dan poin 5 dari Tabel 1 diplotkan pada grafik validitas yang ditandai dengan
titik berwarna merah (Gambar 1). Gambar 1 menunjukkan bahwa parameter gelombang yang telah
dipilih pada Tabel 1 memenuhi Teori Gelombang Stokes II dan pada jenis perairan transisi.
2. Membandingkan Teori Gelombang Linear dan Stokes II
Akan dilakukan plot elevasi muka air (EMA), kecepatan partikel arah sumbu horizontal dan vertikal,
serta tekanan air di bawah gelombang menurut Teori Gelombang Linear dan Stokes II. Adapun
Persamaan dari Teori Gelombang Linear dapat dilihat dari Persamaan 1 hingga 4.
𝐻
𝜂= cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (1)
2
𝑔𝐻𝑘 cosh 𝑘(ℎ + 𝑧)
𝑢= cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (2)
2𝜔 cosh 𝑘ℎ
𝑔𝐻𝑘 sinh 𝑘(ℎ + 𝑧)
𝑤= sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (3)
2𝜔 cosh 𝑘ℎ
cosh 𝑘(ℎ + 𝑧)
𝑝 = −𝜌𝑔𝑧 + 𝜌𝑔𝜂 (4)
cosh 𝑘ℎ
Sedangkan untuk Teori Gelombang Stokes II dapat dilihat pada Persamaan 5 hingga 8.
𝐻 𝐻2 𝑘 cosh 𝑘ℎ
𝜂= cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) + (2 + cosh 2𝑘ℎ) cos 2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (5)
2 16 sinh3 𝑘ℎ
𝑔𝐻𝑘 cosh 𝑘(ℎ + 𝑧) 3 𝐻2 𝜔𝑘 cosh 2𝑘(ℎ + 𝑧)
𝑢= cos(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) + cos 2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (6)
2𝜔 cosh 𝑘ℎ 16 sinh4 𝑘ℎ
𝑔𝐻𝑘 sinh 𝑘(ℎ + 𝑧) 3 𝐻2 𝜔𝑘 sinh 2𝑘(ℎ + 𝑧)
𝑤= sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) + sin 2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (7)
2𝜔 cosh 𝑘ℎ 16 sinh4 𝑘ℎ
cosh 𝑘(ℎ + 𝑧) 3 𝜋𝐻 2 tanh 𝑘ℎ cosh 2𝑘(ℎ + 𝑧) 1
𝑝 = −𝜌𝑔𝑧 + 𝜌𝑔𝜂 + 𝜌𝑔 ( − ) cos 2(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡) (8)
cosh 𝑘ℎ 8 𝐿 sinh2 𝑘ℎ sinh2 𝑘ℎ 3
1 𝜋𝐻2 tanh 𝑘ℎ
− 𝜌𝑔 (cosh 2𝑘(ℎ + 𝑧) − 1)
8 𝐿 sinh2 𝑘ℎ
Dimana:
𝜂 = Elevasi muka air (𝑚)
𝑢 = Kecepatan partikel air arah horizontal (𝑚⁄𝑠)
𝑤 = Kecepatan partikel air arah vertikal (𝑚⁄𝑠)
𝑝 = Tekanan (𝑁⁄𝑚2 )
𝜌 𝑘𝑔
= Massa jenis air laut = 1025 ⁄𝑚3
𝑘 = Bilangan gelombang (1⁄𝑚)
= 2𝜋⁄
𝐿
𝜔 = Kecepatan sudut (𝑟𝑎𝑑)
= 2𝜋⁄
𝑇
𝐿 = Panjang gelombang (𝑚)
𝑇 = Periode gelombang (𝑠)
𝑔 = Percepatan gravitasi = 9.81 𝑚⁄𝑠 2
𝐻 = Tinggi gelombang (𝑚)
ℎ = Kedalaman perairan (𝑚)
𝑡 = Durasi/waktu (𝑠)
𝑧 = Elevasi (𝑚)
Sebelum sampai pada plotting, perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan panjang
gelombang serta parameter turunan.
𝑔𝑇 2
𝐿0 = = 156.13 𝑚
2𝜋
ℎ 20
= = 0.128
𝐿0 156.13
Dari Tabel SPM (1984):

= 0.1649
𝐿

𝐿= = 121.28 𝑚
0.1649
Didapatkan panjang gelombang sebesar 121.28 meter. Untuk parameter turunan:
2𝜋 2𝜋
𝜔= = = 0.628
𝑇 10
2𝜋 2𝜋
𝑘= = = 0052
𝐿 121.28
2.1 Plot Elevasi Muka Air (EMA)
Dilakukan plot selama satu periode gelombang menggunakan Persamaan 1 dan 5. Tabel
perhitungan kedua teori dapat dilhat pada Tabel 2.
Tabel 2 EMA Teori Gelombang Linear dan Stokes II

Waktu, 𝒕 EMA, 𝜼
(m) Linear Stokes II
0 1 1.066355
1 0.809017 0.829522
2 0.309017 0.255335
3 -0.30902 -0.3627
4 -0.80902 -0.78851
5 -1 -0.93365
6 -0.80902 -0.78851
7 -0.30902 -0.3627
8 0.309017 0.255335
9 0.809017 0.829522
10 1 1.066355
Sedangkan grafik perbandingan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Grafik EMA Teori Gelombang Linear dan Stokes II


Dari hasil plotting yang didapatkan, terlihat bahwa gelombang Stokes II memiliki puncak yang
lebih tinggi dan lembah yang lebih landai dibandingkan dengan gelombang Linear.
2.2 Plot Kecepatan Partikel Air arah Horizontal
Dilakukan plot sepanjang satu kolom air di bawah puncak gelombang menggunakan
Persamaan 2 dan 6. Karena puncak gelombang terletak pada elevasi 1 meter di atas muka air
tenang, maka plot dilakukan dari elevasi +1 meter hingga -20 meter. Plotting dipilih pada 𝑥 = 0
dan 𝑡 = 0. Tabel perhitungan kedua teori dapat dilhat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kecepatan Partikel arah Horizontal Teori Gelombang Linear dan Stokes II

Kedalaman, 𝒖
𝒛 (m) Linear Stokes II
1 0.842465 0.88979
0 0.808835 0.851627
-1 0.777376 0.816095
-2 0.748003 0.783065
-3 0.720639 0.752421
-4 0.695209 0.724052
-5 0.671646 0.697859
-6 0.649885 0.673751
-7 0.629869 0.651644
-8 0.611543 0.631462
-9 0.59486 0.613135
-10 0.579773 0.596602
-11 0.566242 0.581805
-12 0.554231 0.568696
-13 0.543708 0.55723
-14 0.534645 0.547369
-15 0.527016 0.53908
-16 0.520803 0.532335
-17 0.515987 0.527111
-18 0.512557 0.523393
-19 0.510502 0.521167
-20 0.509818 0.520425
Sedangkan grafik perbandingan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Grafik Kecepatan Partikel arah Horizontal


Terlihat bahwa di bawah puncak gelombang, kecepatan partikel arah horizontal teori
gelombang stokes II lebih besar dibandingkan dengan teori gelombang linear.
2.3 Plot Kecepatan Partikel Air arah Vertikal
Dilakukan plot sepanjang satu kolom air di bawah 𝜂 = 0 menggunakan Persamaan 3 dan 7.
Dipilih 𝑥 = 20 dan 𝑡 = 0. Tabel perhitungan kedua teori dapat dilhat pada Tabel 4.
Tabel 4 Kecepatan Partikel arah Vertikal Teori Gelombang Linear dan Stokes II

Kedalaman, 𝒘
𝒛 (m) Linear Stokes II
0 0.540287 0.576641
-1 0.504943 0.537597
-2 0.470954 0.50026
-3 0.43823 0.464501
-4 0.406682 0.430202
-5 0.376226 0.397247
-6 0.346779 0.365527
-7 0.318264 0.33494
-8 0.290603 0.305386
-9 0.263721 0.276772
-10 0.237548 0.249005
-11 0.212013 0.221999
-12 0.187046 0.19567
-13 0.162582 0.169936
-14 0.138554 0.144716
-15 0.114898 0.119935
-16 0.09155 0.095517
-17 0.068449 0.071387
-18 0.045531 0.047472
-19 0.022735 0.0237
-20 0 0
Sedangkan grafik perbandingan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik Kecepatan Partikel arah Vertikal


Terlihat bahwa di bawah puncak gelombang, kecepatan partikel arah vertikal teori gelombang
stokes II lebih besar dibandingkan dengan teori gelombang linear. Sesuai dengan kondisi batas
bottom boundary, kecepatan partikel arah vertikal di dasar perairan adalah 0.
2.4 Plot Tekanan
Dilakukan plot sepanjang satu kolom air di bawah puncak gelombang menggunakan
Persamaan 4 dan 8. Plotting dilakukan dari elevasi +1 meter hingga -20 meter. Dipilih 𝑥 = 0
dan 𝑡 = 0. Tabel perhitungan kedua teori dapat dilhat pada Tabel 5.
Tabel 5 Tekanan Teori Gelombang Linear dan Stokes II

Kedalaman, Tekanan, 𝒑
𝒛 (m) Linear Stokes II
1 418.0819 708.7291
0 10055.25 10318.06
-1 19719.41 19957.2
-2 29409.51 29624.85
-3 39124.58 39319.76
-4 48863.69 49040.83
-5 58626 58786.99
-6 68410.73 68557.3
-7 78217.14 78350.87
-8 88044.57 88166.9
-9 97892.41 98004.65
-10 107760.1 107863.5
-11 117647.1 117742.7
-12 127553.1 127641.9
-13 137477.5 137560.6
-14 147420.1 147498.2
-15 157380.5 157454.6
-16 167358.5 167429.3
-17 177353.9 177422.2
-18 187366.5 187433
-19 197396.2 197461.7
-20 207442.9 207508.1
Sedangkan grafik perbandingan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik Tekanan


Dari hasil perhitungan dan plotting, terlihat bahwa tekanan gelombang Teori Gelombang Linear
dan Teori Gelombang Stokes II memiliki perbedaan paling besar saat berada di elevasi +1m.
Semakin dalam, semakin besar tekanan yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai