10 10
𝑣𝐵 = √ 𝑔(𝐻 − ℎ𝐵 ) = √ (9,8)(2 − 1) = 3,74 m/s Skor 6
7 7
b. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik: 𝐸𝐴 = 𝐸𝐷
1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 2𝑚𝑣𝐷2 + 2𝐼𝜔𝐷2
1 1 2 𝑣𝐷2 1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 𝑚𝑣𝐷2 + 2
( 𝑚𝑅 ) ( 2 ) = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 2𝑚𝑣𝐷2 + 5𝑚𝑣𝐷2
2 2 5 𝑅
7
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 10𝑚𝑣𝐷2
10 10
𝑣𝐷 = √ 7 𝑔(𝐻 − ℎ𝐷 ) = √ 7 (9,8)(2 − 0,2) = √25,714 = 5,02 m/s
komponen vertikal kecepatan di titik D saat lepas dari lintasan ABCD adalah 𝑣𝐷,𝑦
𝑣𝐷,𝑦 = 𝑣𝐷 sin 𝜃 = 5,1 sin 30° = 2,51 m/s Skor 8
c. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik: 𝐸𝐴 = 𝐸𝐸 , dan pada titik tertinggi kecepatan translasi
𝑣𝐸 = 𝑣𝐷,𝑥 , dan kecepatan angular di titik E sama dengan kecepatan angular di titik D (𝜔𝐸 = 𝜔𝐷 = 𝑣𝐷 /𝑅), maka
2 1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐸 + 2𝑚𝑣𝐷,𝑥 + 2𝐼𝜔𝐷2
1 1
𝑚𝑔ℎ𝐸 = 𝑚𝑔𝐻 − 2 𝑚(𝑣𝐷 cos 𝜃)2 − 5 𝑚𝑣𝐷2
ℎ𝐸 =
1 1 1
(𝑔𝐻 − ( cos 2 𝜃 + ) 𝑣𝐷2 ) =
1 1 3 1
(19,6 − ( ∙ + ) (25,20)) = 0,52 m Skor 6
𝑔 2 5 9,8 2 4 5
2. Sebuah pegas dengan konstanta tertentu dilekatkan ke dinding pada salah satu ujungnya dan ujung yang lain terekat
kuat sebuah benda bermassa 10 gram. Saat 𝑡 = 0, simpangannya adalah 5 cm dan benda tersebut sedang bergerak
menjauhi titik setimbangnya dengan kecepatan awal tertentu. Gambar berikut ini menunjukkan grafik energi kinetik
benda (digambarkan dengan garis penuh) dan energi potensial pegas (garis putus-putus).
𝑚 10×10−3
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 = 2𝜋√ 64
= 0,025 𝜋 s
Skor 4
c. Bentuk umum posisi dalam fungsi sinus adalah 𝑥(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜑), dengan frekuensi sudut
2𝜋 𝑘 64
𝜔= =√ =√ = 80 rad/s
𝑇 𝑚 0,01
Nilai sudut fasa dapat diperoleh dari data simpangan saat 𝑡 = 0.
𝑥(0) = 𝐴 sin 𝜑 → 0,05 = 0,1 sin 𝜑 → sin 𝜑 = ½
Solusinya adalah φ = 𝜋 /6 atau φ = 5 𝜋 /6. Dari soal, diketahui kecepatan awal benda adalah positif (pegas
memanjang, dan benda bergerak menjauhi titik setimbangnya). Sehingga sudut fasa yang tepat adalah yang nilai
cosinus-nya positif, yaitu
φ = 𝜋 /6.
Skor 4
Sehingga, diperoleh solusi akhir
Solusi
Kecepatan kapal selam A adalah 𝑣𝐴 = 50 km/jam, dan kecepatan kapal selam B 𝑣𝐵 = 70 km/jam
a. Frekuensi yang dideteksi kapal selam B Skor 6
𝑣 + 𝑣𝐵 5470 km⁄jam + 70 km⁄jam
𝑓𝐵 = 𝑓𝐴 ( ) = (1×103 Hz) ( ) = 1,022×103 𝐻𝑧
𝑣 − 𝑣𝐴 5470 km⁄jam − 50 km⁄jam
1,519×103 m⁄detik
𝜆𝐵 =
𝑣
=
5470 km⁄jam
𝑓𝐵 1,022×103 Hz
=
1,022×103 Hz
= 1,486 m Skor 4
c. Dapat diselesaikan dengan menggunakan 2 cara:
Cara #1: Jika kapal selam A diam, frekuensi gelombang yang dipantulkan
(𝑣 + 𝑣𝐵 )
𝑓𝑝 = 𝑓𝐴
𝑣 − 𝑣𝐵
Karena kapal selam A bergerak mendekati sinyal gelombang yang dipantulkan dengan kecepatan vA maka
𝑣 + 𝑣𝐴 (𝑣 + 𝑣𝐴 )(𝑣 + 𝑣𝐵 )
𝑓𝐴′ = 𝑓𝑝 ( ) = 𝑓𝐴 ( )
𝑣 𝑣(𝑣 − 𝑣𝐵 )
Skor 7
Cara #2: Anggap pantulan dari kapal B sebagai sumber:
(𝑣 + 𝑣𝐴 )
𝑓𝐴 ′ = 𝑓𝐵
(𝑣 − 𝑣𝐵 )
(5470 km⁄jam + 50 km⁄jam)
𝑓𝐴 ′ = 1,022×103 Hz
(5470 km⁄jam − 70 km⁄jam)
′
𝑓𝐴 = 1,045×103 Hz
a.
Skor 6
B C D
Kondisi B : −𝑊𝑏 + 𝐹𝑝 = 0
𝜌𝑏 𝑉 𝑔 = 𝑘 ∆𝑥1 (Pers. 1)
c.
𝑘 ∆𝑥1 256×10×10−2
𝜌𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 =
𝑉𝑔
=
(8×10−2 )3 ×10
= 5000 𝑘𝑔/𝑚3 Skor 4
𝜌𝑏 𝑉𝑔 − 𝑘∆𝑥3 5000×(8×10−2 )3 ×9,8 − 256×(9×10−2 )
𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 = = = 500 𝑘𝑔/𝑚3
𝑔𝑉 9,8×(8×10−2 )3
5. Satu mol gas ideal dengan 𝛾 = 1,3 mengalami proses siklus seperti pada gambar di bawah ini. Proses 1-2 dan 3-4
adalah proses isokhorik sedangkan proses 2-3 dan 4-1 adalah proses adiabatik. Siklus tersebut menggambarkan sebuah
mesin kalor berbahan bakar bensin. Diketahui volume 𝑉3 = 4𝑉1. Tentukan
𝑇2 𝑝2 3
= =
𝑇1 𝑝1 1
𝑇3 Skor 5
= 1,98
𝑇1
c. Kalor masuk dan keluar hanya pada proses isokhorik (1-2 dan 3-4).
𝑇2
𝑄12 = 𝑛𝐶𝑉 (𝑇2 − 𝑇1 ) = 𝑛𝐶𝑉 𝑇1 ( − 1) = 2𝑛𝐶𝑉 𝑇1
𝑇1
dan
𝑇4 𝑇3
𝑄34 = 𝑛𝐶𝑉 (𝑇4 − 𝑇3 ) = 𝑛𝐶𝑉 𝑇1 ( − ) = −1,32 𝑛𝐶𝑉 𝑇1
𝑇1 𝑇1
Skor 10
Jadi kalor masuk pada proses 1-2 dan kalor keluar pada proses 3-4.
Efisiensi mesin kalor adalah
|𝑄𝑜𝑢𝑡 |
𝜂 =1− = 0,34
𝑄𝑖𝑛