Anda di halaman 1dari 5

I N S T I T U T T E K N O L O G I B A N D U N G

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


P R O G R A M S T U D I F I S I K A
Jalan Ganesha 10, Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia, Telp: +62 -22-2500834, Fax: +62-22-2506452

SOLUSI UJIAN 2 FI-1101 FISIKA DASAR 1A (4 SKS) Rev.2.0


Semester I, Tahun Akademik 2017/2018
Sabtu, 25 November 2017; Pukul 09:00 – 11:00 WIB (120 menit)
Gunakan: 𝑔 = 9,8 m/s 2 , 𝑁𝐴 = 6,02×1023 mol−1 , 𝑘 = 1,38×10−23 J/K, 𝑅 = 8,31 J/mol K, 1 atm = 1,01×105 Pa

1. Sebuah bola pejal dan homogen memiliki massa


𝑚 = 5 kg dengan momen inersia terhadap titik pusat massa
bola sebesar 𝐼 = (2/5)𝑚𝑅2 . Bola tersebut awalnya berada
dalam keadaan diam di titik A. Kemudian bola bergerak
menuruni lintasan ABCD dan mengalami gerak parabola
setelah lepas dari titik D, hingga melewati ketinggian
maksimum E. Lintasan ABCD kasar dan bola menggelinding
sempurna. Setelah bola lepas dari titik D, bola tetap berrotasi.
Titik A berada di ketinggian 𝐻 = 2 m, titik B berada di
ketinggian 𝐻/2 sedangkan titik D tingginya ℎ = 20 cm.
Sudut elevasi ketika bola lepas dari titik D adalah 𝜃 = 30°.
a. Hitunglah kecepatan pusat massa bola tersebut di titik B (𝑣𝐵 ).
b. Hitunglah komponen vertikal kecepatan pusat massa bola tersebut di titik D (𝑣𝐷,𝑦 ).
c. Hitunglah tinggi maksimum pusat massa bola di titik E (ℎ𝐸 ).
SOLUSI
a. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik: 𝐸𝐴 = 𝐸𝐵
1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐵 + 2𝑚𝑣𝐵2 + 2𝐼𝜔𝐵2
1 1 2 𝑣𝐵2 1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐵 + 𝑚𝑣𝐵2 + 2
( 𝑚𝑅 ) ( 2 ) = 𝑚𝑔ℎ𝐵 + 2𝑚𝑣𝐵2 + 5𝑚𝑣𝐵2
2 2 5 𝑅
7
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐵 + 10 𝑚𝑣𝐵2

10 10
𝑣𝐵 = √ 𝑔(𝐻 − ℎ𝐵 ) = √ (9,8)(2 − 1) = 3,74 m/s Skor 6
7 7
b. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik: 𝐸𝐴 = 𝐸𝐷
1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 2𝑚𝑣𝐷2 + 2𝐼𝜔𝐷2
1 1 2 𝑣𝐷2 1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 𝑚𝑣𝐷2 + 2
( 𝑚𝑅 ) ( 2 ) = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 2𝑚𝑣𝐷2 + 5𝑚𝑣𝐷2
2 2 5 𝑅
7
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐷 + 10𝑚𝑣𝐷2
10 10
𝑣𝐷 = √ 7 𝑔(𝐻 − ℎ𝐷 ) = √ 7 (9,8)(2 − 0,2) = √25,714 = 5,02 m/s
komponen vertikal kecepatan di titik D saat lepas dari lintasan ABCD adalah 𝑣𝐷,𝑦
𝑣𝐷,𝑦 = 𝑣𝐷 sin 𝜃 = 5,1 sin 30° = 2,51 m/s Skor 8
c. Dengan menggunakan hukum kekekalan energi mekanik: 𝐸𝐴 = 𝐸𝐸 , dan pada titik tertinggi kecepatan translasi
𝑣𝐸 = 𝑣𝐷,𝑥 , dan kecepatan angular di titik E sama dengan kecepatan angular di titik D (𝜔𝐸 = 𝜔𝐷 = 𝑣𝐷 /𝑅), maka
2 1 1
𝑚𝑔𝐻 = 𝑚𝑔ℎ𝐸 + 2𝑚𝑣𝐷,𝑥 + 2𝐼𝜔𝐷2
1 1
𝑚𝑔ℎ𝐸 = 𝑚𝑔𝐻 − 2 𝑚(𝑣𝐷 cos 𝜃)2 − 5 𝑚𝑣𝐷2

ℎ𝐸 =
1 1 1
(𝑔𝐻 − ( cos 2 𝜃 + ) 𝑣𝐷2 ) =
1 1 3 1
(19,6 − ( ∙ + ) (25,20)) = 0,52 m Skor 6
𝑔 2 5 9,8 2 4 5
2. Sebuah pegas dengan konstanta tertentu dilekatkan ke dinding pada salah satu ujungnya dan ujung yang lain terekat
kuat sebuah benda bermassa 10 gram. Saat 𝑡 = 0, simpangannya adalah 5 cm dan benda tersebut sedang bergerak
menjauhi titik setimbangnya dengan kecepatan awal tertentu. Gambar berikut ini menunjukkan grafik energi kinetik
benda (digambarkan dengan garis penuh) dan energi potensial pegas (garis putus-putus).

a. Tentukan konstanta pegas dan amplitudo.


b. Tentukan periode getaran benda.
c. Nyatakan fungsi posisi 𝑥(𝑡) benda sebagai fungsi sinus.
Solusi:
a. Dari soal, diberikan simpangan saat 𝑡 = 0 adalah 0,05 m. Data ini, ditambah dengan data energi potensial pegas dari gambar
dapat digunakan untuk menentukan konstanta pegas. Terlihat pada gambar bahwa pada 𝑡 = 0 s energi potensial pegas
bernilai 0,08 J, sehingga

𝑈 = ½ 𝑘𝑥 2 → 0,08 = ½ 𝑘 (0,05)2 → 𝑘 = 64 N/m. Skor 4


Energi total sistem adalah jumlah dari energi kinetik dan energi potensial, dan nilainya konstan, sebesar ½ 𝑘𝐴2 .
Kita hitung energi saat 𝑡 = 0,

𝐸 = 𝐾 + 𝑈 = 0,24 + 0,08 = 0,32 J


sehingga
0,32 = ½ 𝑘𝐴2 → 𝐴 = 0,1 m. Skor 4
b. Periode getaran diperoleh dengan mudah, dengan memanfaatkan nilai konstanta pegas yang sudah diketahui,

𝑚 10×10−3
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 = 2𝜋√ 64
= 0,025 𝜋 s
Skor 4
c. Bentuk umum posisi dalam fungsi sinus adalah 𝑥(𝑡) = 𝐴 sin(𝜔𝑡 + 𝜑), dengan frekuensi sudut
2𝜋 𝑘 64
𝜔= =√ =√ = 80 rad/s
𝑇 𝑚 0,01
Nilai sudut fasa dapat diperoleh dari data simpangan saat 𝑡 = 0.
𝑥(0) = 𝐴 sin 𝜑 → 0,05 = 0,1 sin 𝜑 → sin 𝜑 = ½

Solusinya adalah φ = 𝜋 /6 atau φ = 5 𝜋 /6. Dari soal, diketahui kecepatan awal benda adalah positif (pegas
memanjang, dan benda bergerak menjauhi titik setimbangnya). Sehingga sudut fasa yang tepat adalah yang nilai
cosinus-nya positif, yaitu

φ = 𝜋 /6.
Skor 4
Sehingga, diperoleh solusi akhir

𝑥(𝑡) = 0,1 sin( 80𝑡 + 𝜋/6) Skor 4


Dengan 𝑥 dalam meter dan 𝑡 dalam sekon
3. Dua buah kapal selam A dan B bergerak saling mendekat di dalam air laut diam. Kapal selam A bergerak dengan
kecepatan 𝑣𝐴 = 50 km/jam dan kapal selam B pada 𝑣𝐵 = 70 km/jam. Kapal selam A mengirimkan sinyal sonar
(gelombang suara dalam air) pada frekuensi 1×103 Hz.
Jika cepat rambat suara di dalam air adalah 5470
km/jam, tentukan:
a. berapakah frekuensi yang terdeteksi oleh kapal
selam B?
b. berapakah panjang gelombang yang dideteksi kapal selam B ini?
c. berapakah selisih frekuensi yang dideteksi oleh kapal selam A dari sinyal yang dipantulkan oleh kapal selam B
dengan frekuensi awal yang dikirimkan oleh kapal selam A?

Solusi
Kecepatan kapal selam A adalah 𝑣𝐴 = 50 km/jam, dan kecepatan kapal selam B 𝑣𝐵 = 70 km/jam
a. Frekuensi yang dideteksi kapal selam B Skor 6
𝑣 + 𝑣𝐵 5470 km⁄jam + 70 km⁄jam
𝑓𝐵 = 𝑓𝐴 ( ) = (1×103 Hz) ( ) = 1,022×103 𝐻𝑧
𝑣 − 𝑣𝐴 5470 km⁄jam − 50 km⁄jam

b. Panjang gelombang yang dideteksi kapal selam B

1,519×103 m⁄detik
𝜆𝐵 =
𝑣
=
5470 km⁄jam
𝑓𝐵 1,022×103 Hz
=
1,022×103 Hz
= 1,486 m Skor 4
c. Dapat diselesaikan dengan menggunakan 2 cara:

Cara #1: Jika kapal selam A diam, frekuensi gelombang yang dipantulkan

(𝑣 + 𝑣𝐵 )
𝑓𝑝 = 𝑓𝐴
𝑣 − 𝑣𝐵

Karena kapal selam A bergerak mendekati sinyal gelombang yang dipantulkan dengan kecepatan vA maka

𝑣 + 𝑣𝐴 (𝑣 + 𝑣𝐴 )(𝑣 + 𝑣𝐵 )
𝑓𝐴′ = 𝑓𝑝 ( ) = 𝑓𝐴 ( )
𝑣 𝑣(𝑣 − 𝑣𝐵 )

(5470 km⁄jam + 50 km⁄jam)(5470 km⁄jam + 70 km⁄jam)


= (1. 103 𝐻𝑧) ( ) = 1,045×103 Hz
5470 km⁄jam (5470 km⁄jam − 70 km⁄jam)

Skor 7
Cara #2: Anggap pantulan dari kapal B sebagai sumber:

(𝑣 + 𝑣𝐴 )
𝑓𝐴 ′ = 𝑓𝐵
(𝑣 − 𝑣𝐵 )
(5470 km⁄jam + 50 km⁄jam)
𝑓𝐴 ′ = 1,022×103 Hz
(5470 km⁄jam − 70 km⁄jam)

𝑓𝐴 = 1,045×103 Hz

Sehingga, selisih frekuensinya


Skor 3
∆𝑓 = |𝑓𝐴 − 𝑓𝐴′ | = |1×103 3
𝐻𝑧 − 1,045×10 𝐻𝑧| = 45 Hz
4. Sebuah pegas, dengan massa yang dapat diabaikan, dipasang pada dasar bejana (Gambar-A). Kubus dengan sisi 8 cm
dan bermassa jenis 𝜌𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 diletakkan di atas pegas tersebut sehingga pegas tertekan sejauh 10 cm, seperti terlihat pada
Gambar-B. Kemudian bejana diisi penuh dengan air (𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 kg/m3 ) sehingga simpangan pegas menjadi 8 cm
(Gambar-C). Jika air dalam bejana diganti dengan suatu fluida lain dengan massa jenis 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 , simpangan pegas
menjadi 9 cm (Gambar-D).

a. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda untuk keadaan B, C dan D.


b. Tentukan nilai konstanta pegas (𝑘).
c. Tentukan 𝜌𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 dan 𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 .
Solusi

a.

Skor 6
B C D

b. Dari diagram gaya, dapat dibuat persamaan sebagai berikut:


∑𝐹 = 0

Kondisi B : −𝑊𝑏 + 𝐹𝑝 = 0
𝜌𝑏 𝑉 𝑔 = 𝑘 ∆𝑥1 (Pers. 1)

Kondisi C: −𝑊𝑏 + 𝐹𝑝1 + 𝐹𝑎_𝑎𝑖𝑟 = 0


𝜌𝑏 𝑉 𝑔 = 𝑘 ∆𝑥2 + 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔 𝑉 (Pers. 2)
Skor 6
Kondisi D: −𝑊𝑏 + 𝐹𝑝2 + 𝐹𝑎_𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 = 0
𝜌𝑏 𝑉 𝑔 = 𝑘 ∆𝑥3 + 𝜌𝑥 𝑔 𝑉 (Pers. 3)

Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh:


𝑘∆𝑥1 = 𝑘∆𝑥2 + 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉
𝑘(∆𝑥1 − ∆𝑥2 ) = 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉
𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑔𝑉 1000×9,8×(8×10−2 )
3 Skor 4
𝑘 = ∆𝑥 = (10−8)×10−2
= 250,88 𝑁/𝑚
1 −∆𝑥2

c.
𝑘 ∆𝑥1 256×10×10−2
𝜌𝑘𝑢𝑏𝑢𝑠 =
𝑉𝑔
=
(8×10−2 )3 ×10
= 5000 𝑘𝑔/𝑚3 Skor 4
𝜌𝑏 𝑉𝑔 − 𝑘∆𝑥3 5000×(8×10−2 )3 ×9,8 − 256×(9×10−2 )
𝜌𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 = = = 500 𝑘𝑔/𝑚3
𝑔𝑉 9,8×(8×10−2 )3
5. Satu mol gas ideal dengan 𝛾 = 1,3 mengalami proses siklus seperti pada gambar di bawah ini. Proses 1-2 dan 3-4
adalah proses isokhorik sedangkan proses 2-3 dan 4-1 adalah proses adiabatik. Siklus tersebut menggambarkan sebuah
mesin kalor berbahan bakar bensin. Diketahui volume 𝑉3 = 4𝑉1. Tentukan

a. Perbandingan temperatur 𝑇2 ⁄𝑇1 dan 𝑇3 ⁄𝑇1


b. Perbandingan antara laju rms molekul gas di keadaan 4 dan keadaan 1.
c. Efisiensi dari mesin tersebut
SOLUSI:
a. Tekanan pada keadaan 2 adalah 𝑝2 = 3𝑝1 . Karena proses 1-2 adalah isokhorik, maka

𝑇2 𝑝2 3
= =
𝑇1 𝑝1 1

Proses 2-3 adalah proses adiabatik, sehingga berlaku hubungan


𝛾−1 𝛾−1
𝑇2 𝑉2 = 𝑇3 𝑉3

Dengan menggunakan hasil sebelumnya, didapatkan,

𝑇3 Skor 5
= 1,98
𝑇1

b. Karena proses 4-1 adalah proses adiabatik, jadi didapatkan


𝑇4
= 0,66
𝑇1
Sehingga
(𝑣rms )4 𝑇4 Skor 5
= √ = 0,812
(𝑣rms )1 𝑇1

c. Kalor masuk dan keluar hanya pada proses isokhorik (1-2 dan 3-4).
𝑇2
𝑄12 = 𝑛𝐶𝑉 (𝑇2 − 𝑇1 ) = 𝑛𝐶𝑉 𝑇1 ( − 1) = 2𝑛𝐶𝑉 𝑇1
𝑇1
dan
𝑇4 𝑇3
𝑄34 = 𝑛𝐶𝑉 (𝑇4 − 𝑇3 ) = 𝑛𝐶𝑉 𝑇1 ( − ) = −1,32 𝑛𝐶𝑉 𝑇1
𝑇1 𝑇1
Skor 10
Jadi kalor masuk pada proses 1-2 dan kalor keluar pada proses 3-4.
Efisiensi mesin kalor adalah
|𝑄𝑜𝑢𝑡 |
𝜂 =1− = 0,34
𝑄𝑖𝑛

Anda mungkin juga menyukai