Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI FISIKA
Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Indonesia

SOLUSI UJIAN 2 FISIKA DASAR IB (FI-1102)


SEMESTER 1, TAHUN 2022/2023
SENIN, 5 DESEMBER 2022, PUKUL 09.00-11.00 WIB

1. Suatu balok yang bermassa 16 kg diikatkan pada pegas ideal yang memiliki konstanta pegas 64 N/m. Balok diberi
simpangan sejauh 10 cm dari posisi kesetimbangannya di x=0 dan kemudian bergerak osilasi harmonik. Balok mulai
bergerak pada saat t=0 dan tidak ada gesekan pada balok.
a. Tentukan frekuensi sudut osilasi balok.
b. Tentukan besar percepatan maksimum balok.
c. Jika simpangan balok dituliskan dalam bentuk 𝑥 (𝑡) = 𝐴 cos(𝜔𝑡 + 𝜃0 ), tentukan nilai 𝐴 dan 𝜃0 .

Solusi:
𝑘 64
a. Frekuensi sudut: 𝜔 = √ = √
𝑚 16
= 2 𝑟𝑎𝑑/𝑠 6
b. Percepatan maximum balok: 𝑎𝑚 = 𝜔2 𝐴 = 22 × 0,1 = 0,4 𝑚/𝑠 2
6
c. Persamaan perpindahan sebagai fungsi waktu:
Pada 𝑡 = 0, 𝑥 = 𝑥𝑚 = 𝐴 = 0,1 𝑚,
4

sehingga 0,1 = 𝑥𝑚 cos(𝜔𝑡 + 𝜃)


1 = 𝑐𝑜𝑠𝜃, 𝜃=0 4
𝑥 (𝑡) = 𝑥𝑚 cos(𝜔𝑡 + 𝜃) = 0,1 cos((2 𝑟𝑎𝑑/𝑠)𝑡)

Maka 𝐴 = 0,1 m dan 𝜃 = 0

2. Suatu tangki air terbuka mempunyai lubang di bagian bawahnya dan terhubung dengan suatu saluran pembuangan
BCD. Penampang saluran pembuangan BCD membesar pada bagian
tengah (C) dan mempunyai katup penutup pada D sebagaimana
ditunjukkan pada gambar. Luas permukaan tangki sebesar 2 m2 dan
permukaan air pada tangki setinggi 𝐻 = 2 m dari dasar tangki. Lubang
B di bagian bawah tangki berbentuk lingkaran dengan jejari 𝑟 = 2 cm,
sedangkan bagian pipa pembuangan BCD mempunyai jejari 𝑟𝐵 = 2 cm,
𝑟𝐶 = 4 cm dan 𝑟𝐷 = 2 cm. Diketahui tekanan udara luar 𝑃0 = 105 Pa,
massa jenis air 𝜌 = 1000 kg/m3 , dan percepatan gravitasi 𝑔 = 10 m/
s2.
a. Saat katup di D dalam keadaan tertutup, tentukan besar tekanan air di bagian B dan C.
b. Jika katup D dibuka dan air mengalir keluar pada pipa pembuangan BCD, tentukan perbedaan tekanan air pada
bagian B dan C saat debit air yang keluar sebesar 𝑄 .
c. Tentukan debit keluarnya air dari bagian D sesaat setelah katup dibuka.

Solusi:
a. Saat katup dalam keadaan ditutup, fluida dalam keadaan statik, sehingga tekanan di B adalah

𝑃𝐵 = 𝑃𝐴 + 𝜌𝑔𝐻 2
Karena tekanan di permukaan A adalah tekanan udara luar, 𝑃0 maka

𝑃𝐵 = 𝑃0 + 𝜌𝑔𝐻 = 105 + (1000)(10)(2) = 1,2 × 105 Pa 3


Karena titik C berada pada posisi vertikal yang sama, maka tekanan di titik C sama dengan tekanan di titik B.

𝑃𝐶 = 𝑃𝐵 = 1,2 × 105 Pa
3

b. Jika katup D dibuka dan fluida mengalir ke luar, dengan menggunakan persamaan Bernoulli dan
menggunakan posisi horizontal BCD sebagai acuan potensial maka dapat dinyatakan
1 1 1 1
𝑃𝐴 + 𝜌𝑣𝐴2 + 𝜌𝑔𝐻 = 𝑃𝐵 + 𝜌𝑣𝐵2 = 𝑃𝐶 + 𝜌𝑣𝐶2 = 𝑃𝐷 + 𝜌𝑣𝐷2
2 2 2 2 2
yang berarti
1 1
𝑃𝐵 + 𝜌𝑣𝐵2 = 𝑃𝐴 + 𝜌𝑣𝐴2 + 𝜌𝑔𝐻
2 2
1 2 1 2
𝑃𝐶 + 𝜌𝑣𝐶 = 𝑃𝐴 + 𝜌𝑣𝐴 + 𝜌𝑔𝐻
2 2
Diperoleh
1 1
𝑃𝐵 + 𝜌𝑣𝐵2 − 𝑃𝐶 − 𝜌𝑣𝐶2 = 0
2 2
1
→ 𝑃𝐶 − 𝑃𝐵 = 𝜌(𝑣𝐵2 − 𝑣𝐶2 )
2
Dengan menggunakan persamaan kontinuitas diperoleh 𝑄𝐵 = 𝑄𝐶 = 𝑄 → 𝐴𝐵 𝑣𝐵 = 𝐴𝐶 𝑣𝐶 = 𝑄 dengan 𝐴𝐵
menyatakan luas penampang permukaan B dan 𝑣𝐵 adalah laju fluida di B sedangkan 𝐴𝐶 dan 𝑣𝐶 masing-
masing menyatakan luas penampang di C dan laju fluida di C, maka
𝜌 𝑄 2 𝑄 2 𝜌 1 2 1 2
𝑃𝐶 − 𝑃𝐵 = [( ) − ( ) ] = 𝑄2 [( ) − ( ) ]
2 𝐴𝐵 𝐴𝐶 2 𝐴𝐵 𝐴𝐶
2 2
𝜌 1 1 𝜌 1 1
= 𝑄2 [( 2 ) − ( 2 ) ] = 𝑄2 [( 2 4 ) − ( 2 4 )]
2 𝜋𝑟𝐵 𝜋𝑟𝐶 2 𝜋 𝑟𝐵 𝜋 𝑟𝐶
𝜌 2 𝑟𝑐4 − 𝑟𝐵4 𝜌 𝑄2 𝑟𝑐4 − 𝑟𝐵4
= 𝑄 [ 2 4 4] = [ ]
2 𝜋 𝑟𝐵 𝑟𝐶 2 𝜋 2 𝑟𝐵4 𝑟𝐶4
dengan 𝑟𝐶 = 2𝑟𝐵 , maka
𝜌 𝑄2 16𝑟𝐵4 − 𝑟𝐵4 15𝜌 𝑄2 15𝜌 𝑄2
𝑃𝐶 − 𝑃𝐵 = [
2 𝜋 2 16𝑟𝐵4 𝑟𝐵4
] =
32 𝜋 2 𝑟𝐵4
=
32 𝐴2𝐵 4

𝑟𝐶 𝑟𝐶2 𝜋𝑟𝐶2 𝐴𝐶 𝐴2𝐶


*Atau dapat juga menjawab dalam: 𝑟𝐵 = , maka 𝑟𝐵2 = , sehingga 𝐴𝐵 = 𝜋𝑟𝐵2 = = dan 𝐴2𝐵 = . Jadi
2 4 4 4 16
ungkapan di atas dapat juga dinyatakan dalam 𝐴𝐶 , yaitu

15𝜌 𝑄2 15𝜌 𝑄2 15𝜌 𝑄2 15𝜌 𝑄2 15𝜌 𝑄2


𝑃𝐶 − 𝑃𝐵 = 4 = = = =
2
32 𝜋 𝑟𝐵 32 𝑟 4 32 2 𝑟𝐶4 2 𝜋 2 𝑟𝐶4 2 𝐴2𝐶
𝜋2 ( 𝑐 ) 𝜋
2 16

c. Dengan menggunakan persamaan Bernoulli antara bagian A dan bagian D

1 1
𝑃𝐴 + 𝜌𝑣𝐴2 + 𝜌𝑔𝐻 = 𝑃𝐷 + 𝜌𝑣𝐷2
2 2
1 2 1 2
→ 𝑣𝐴 + 𝑔𝐻 = 𝑣𝐷
2 2
→ (𝑣𝐷2 − 𝑣𝐴2 ) = 2𝑔𝐻
𝑣𝐴 2
→ 𝑣𝐷2 (1 − ( ) ) = 2𝑔𝐻
𝑣𝐷

Dari persamaan kontinuitas

𝑣𝐴 𝐴𝐷 𝜋(2 × 10−2 )2
𝐴𝐴 𝑣𝐴 = 𝐴𝐷 𝑣𝐷 → = = = 2𝜋 × 10−4 2
𝑣𝐷 𝐴𝐴 2

Diperoleh

𝑣𝐷 ≈ √2𝑔𝐻

Debit keluarnya air dari lubang pembuangan adalah

𝑄 = 𝑣𝐷 𝐴𝐷 = 𝜋(4 × 10−4 )(√2(10)(2) = 8𝜋√10 × 10−4 m3 /s 4

3. Suatu bejana tertutup dengan volume 0,05 m3 berisi 2 mol gas ideal monoatomik bertekanan 2,0 × 105 Pa .
Dinding bejana terbuat dari logam setebal 0,5 cm dengan konduktivitas termal 100 J/(s. m. C ∘ ) . Diketahui
konstanta gas umum R = 8,3 J/mol K.
a. Tentukan temperatur gas dalam bejana.
b. Tentukan besar energi dalam gas.
c. Tentukan laju aliran kalor persatuan luas pada dinding bejana jika temperatur bagian luar dinding bejana adalah
temperatur ruang (300 K).

Solusi:

a. Dengan menggunakan persamaan keadaan gas ideal dapat diperoleh temperature gas

𝑝𝑉
𝑇=
𝑛𝑅
3
(2 × 105 )(5 × 10−2 ) 5000
= = ≈ 602,4 K 4
(2)(8,3) 8,3

b. Karena gas tersebut adalah gas monoatomic, maka energi dalam gas tersebut adalah
3 3
𝑈 = 𝑛𝑅𝑇 = 𝑝𝑉 3
2 2
3
= (2,0 × 105 )(0,05) = 1,5 × 104 J 4
2

c. Karena perbedaan temperature antara permukaan dinding bagian dalam dan dinding bagian luar adalah
Δ𝑇 = (602,4 − 300) = 302,4 K, maka laju aliran kalor persatuan luas pada dinding bejana adalah
𝑄 𝑘Δ𝑇
𝐴𝑡
=
𝐿 3
(100)(302,4)
= = 60,48 × 105 J/(m2 . s) 3
5 × 10−3
4. Gambar menunjukkan suatu karet dengan panjang awal 𝐿0 yang
direntangkan horizontal, kemudian tepat di tengahnya digantungkan
kunci sehingga karet mengalami pertambahan panjang. Karet akan
putus jika tegangannya melebihi 8,0 × 108 N/m2 atau mendapat
regangan sebesar 2,0. Diketahui panjang awal karet 𝐿0 = 2,0 cm dan
luas penampangnya 8,0 × 10−12 m2 .
a. Gambarkan diagram gaya dan tuliskan persaman Hukum II Newton
pada kunci.
b. Hitung ∆𝑦, saat karet tepat akan putus.
c. Tentukan massa kunci maksimum yang dapat digantungkan pada karet.

Solusi:

a. Gambar diagram bebas:

Hk. II Newton:
𝑚𝑔 = 2𝑇 Sin𝜃 3

b. Panjang akhir, 𝐿
∆𝐿
𝐿 = 𝐿0 + ∆𝐿 = 𝐿0 (1 +
𝐿0
) = 𝐿0 (1 + 2) = 3𝐿0 = 6cm 3
𝐿 2 𝐿 2 9𝐿20 𝐿20
∆𝑦 = √( ) − ( 0 ) = √ − = √2𝐿0 = 2√2 𝑐𝑚 4
2 2 4 4

c. Massa kunci saat kunci membuat karet tepat akan putus:


2𝑇 sin 𝜃 2 𝐴 𝜎 sin 𝜃
𝑚=
𝑔
=
𝑔
2
𝑇 2(Δ𝑦)
dengan 𝜎 = menyatakan stress pada karet. Karena sin 𝜃 = , maka
𝐴 𝐿
4 𝐴 𝜎 Δ𝑦
𝑚=
𝑔𝐿
4(8 × 10−12 )(8 × 108 )(2√2 × 10−2 )
=
(10)(6 × 10−2 )
(128 × 10−4 )(√2)
= ≈ 12,07 × 10−4 kg = 1,207 gr 4
(15)
5. Sebuah batang homogen bermassa 10 kg dan panjang 10 m ditahan pada
kedua ujungnya menggunakan dua tali ringan vertikal yang tak mulur. Posisi
batang membentuk sudut 60° terhadap horizontal sebagaimana ditunjukkan
pada gambar. Momen inersia batang terhadap pusat massa adalah 𝐼 =
𝑀𝐿2 /12.
a. Gambarkan diagram gaya pada batang ketika dalam keadaan setimbang.
b. Hitunglah tegangan tali kiri (𝑇1 ) dan kanan (𝑇2 ) ketika batang dalam
keadaan setimbang.
c. Jika tali di ujung kanan diputus, tentukan percepatan sudut batang sesaat setelah tali putus.
Solusi :

a. Diagram gaya pada batang ketika dalam keadaan setimbang:

b. Panjang batang 𝐿, dengan menggunakan hukum Newton


∑𝐹𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 = 0 → 𝑇1 + 𝑇2 − 𝑚𝑔 = 0
𝐿 𝑚𝑔 (10)(10)
∑𝜏 = 0 → 𝜏 𝑇2 − 𝜏𝑚𝑔 = 0 → 𝑇2 𝐿 cos 60 − 𝑚𝑔 cos 60 = 0 → 𝑇2 = = = 50 N 4
2 2 2
dan
𝑇1 = 𝑚𝑔 − 𝑇2 = 50 N 4
Jadi tegangan tali 𝑇1 dan 𝑇2 masing-masing adalah 50 N.

c. Percepatan sudut batang sesaat tali 𝑇2 putus, batang berotasi terhadap ujung kiri:

L/2

L/2

Momen inersia batang terhadap ujung kiri adalah

𝑀𝐿2 𝑀𝐿2 𝑀𝐿2 𝑀𝐿2


𝐼𝑘𝑖𝑟𝑖 = 𝐼𝑝𝑚 + = + =
4 12 4 3

𝑚𝑔𝐿 𝑚𝐿2 3𝑔 (3)(10) 1 3


∑𝜏 = 𝐼𝛼 → cos 𝜃 = 𝛼→𝛼= cos 𝜃 = = rad/s 2 7
2 3 2𝐿 (2)(10) 2 4

Anda mungkin juga menyukai