Anda di halaman 1dari 10

BIDANG: FISIKA SMA/MA

KUNCI JAWABAN BIDANG : FISIKA


TINGKAT : SMA/MA

1 E
2 B
3 D
4 C
5 A
6 E
7 C
8 C
9 B
10 A

ISIAN SINGKAT

𝜃
1. tan 2 = 2𝜇
2. 𝑁 = 𝑚𝑔 + 𝑀𝑔
3
3. 𝑎 = 4 𝑔 sin 𝛼
4. 𝑇 = 𝑇0 /√2
𝑎A 47
5. =
𝑎B 48
1
6. 𝜇min = 4
√2𝜂−1
𝑚
7. 𝑚3 = 2
𝑣0
8. 𝑣C = 13
𝑒𝑣0
9. 𝑣C = 4
𝑚1 sin 𝛽
10. =
𝑚2 sin 𝛼

PEMBAHASAN

1. Pembahasan:
Misalkan bagian batang yang berada di atas air adalah 𝜂. Kita misalkan panjang batang adalah 𝐿 dan volumenya
𝑉. Massa jenis batang 𝜌b dan massa jenis air 𝜌w . Kita tinjau torsi terhadap poros batang untuk menghilangkan
gaya-gaya dari poros dalam perhitungan. Torsi akibat gravitasi adalah
𝐿 1
𝜏g = 𝜌b 𝑔𝑉 × ⟹ 𝜏g = 𝜌b 𝑔𝑉𝐿
2 2
Sebanyak 1 − 𝜂 bagian batang terendam dalam air. Pusat massa bagian yang terendam ini berada pada jarak [𝜂 +
(1 − 𝜂)/2]𝐿 dari poros. Gaya archimedes dari cairan memberikan torsi yang melawan torsi gravitasi sedemikian
hingga batang berada dalam kesetimbangan. Gaya archimedes ini berarah ke atas dan tersebar pada seluruh
bagian batang yang terendam. Seluruh gaya yang tersebar ini, dapat kita gantikan dengan gaya angkat total yang
seolah-olah diberikan pada pusat massa bagian yang terendam. Dengan demikian, torsi dari gaya archimedes
adalah
(1 − 𝜂)
𝜏A = 𝜌w 𝑔(1 − 𝜂)𝑉 × [𝜂 + ]𝐿
2
𝜏A = 𝜌w 𝑔𝑉𝐿(1 − 𝜂 2 )
Dengan demikian akan kita peroleh
𝜏A = 𝜏g
1
𝜌w 𝑔𝑉𝐿(1 − 𝜂 2 ) = 𝜌b 𝑔𝑉𝐿
2
OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 1 of 10
FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA
𝜌b
1 − 𝜂2 =
𝜌w
Dari soal kita ketahui bahwa kepadatan batang 5/9 kali kepadatan air atau 𝜌b /𝜌w = 5/9. Alhasil, akan kita
peroleh
5
1 − 𝜂2 =
9
4 2
𝜂 2 = ⟹ 𝜂 = ≈ 0,67
9 3

2. Pembahasan:
Percepatan pusat massa disk adalah 𝑎 = 𝑇/𝑀 sedangkan percepatan sudutnya adalah 𝛼 = 𝑇𝑅/𝐼 sehingga
kecepatan translasi dan rotasi disk ini adalah 𝑣 = (𝑇/𝑀)𝑡 dan 𝜔 = (𝑇𝑅/𝐼)𝑡. Dengan demikian, energi kinetik
translasi dan rotasi sistem adalah
1 𝑇 2 2
𝐸𝐾translasi = 𝑀 ( ) 𝑡
2 𝑀
1 𝑇𝑅 2 2
𝐸𝐾rotasi = 𝐼 ( ) 𝑡
2 𝐼
Sehingga akan kita peroleh
𝐸𝐾translasi 𝐸𝐾translasi
=
𝐸𝐾total 𝐸𝐾translasi + 𝐸𝐾rotasi
1 𝑇 2 2
𝐸𝐾translasi 2 𝑀 ( 𝑀) 𝑡
= 2 2
𝐸𝐾total 1 𝑇 2 + 1 𝐼 (𝑇𝑅 ) 𝑡 2
2 𝑀 (𝑀 ) 𝑡 2 𝐼
𝐸𝐾translasi 𝐼
=
𝐸𝐾total 𝐼 + 𝑀𝑅 2

3. Pembahasan:
Pada tumbukan dua benda untuk kasus tumbukan elastik sempurna, kita ketahui bersama (penurunannya sering
sekali dijadikan sebagai contoh) bahwa
𝑚1 − 𝑚2 𝑣1 1 − 𝛼
𝑣1 = 𝑣0 ⟹ 𝑟1 = =
𝑚1 + 𝑚2 𝑣0 1 + 𝛼
2𝑚1 𝑣2 2
𝑣2 = 𝑣0 ⟹ 𝑟2 = =
𝑚1 + 𝑚2 𝑣0 1 + 𝛼
Sedangkan untuk tumbukan yang bersifat tidak elastis sama sekali, kecepatan kedua benda sama setelah
tumbukan
𝑚1 1
𝑣1 = 𝑣2 = 𝑣0 ⟹ 𝑟1 = 𝑟2 =
𝑚1 + 𝑚2 1+𝛼
Dengan demikian, karena kedua objek tidak bisa saling menembus satu sama lain, maka kecepatan objek kedua
setelah tumbukan akan selalu lebih besar dari atau sama dengan kecepatan objek pertama.
1 2
≤ 𝑟2 ≤
1+𝛼 1+𝛼
Sedangkan untuk objek pertama, kecepatannya selalu lebih kecil atau sama dengan kecepatan objek kedua.
1−𝛼 1
≤ 𝑟1 ≤
1+𝛼 1+𝛼

Sistem untuk soal nomor 4-6!


4. Nilai 𝑡1 adalah...

5. Saat sistem mulai bergerak tapi belum terjadi slip antara balok 𝑚1 dan 𝑚2 , percepatan sistem terhadap waktu
dapat dinyatakan sebagai 𝑎(𝑡) = 𝑐1 𝑡 + 𝑑1 . Nilai 𝑐1 dan 𝑑1 adalah

6. Saat sistem sudah slip, percepatan balok 𝑚1 konstan yaitu 𝑎1 = 𝜇k 𝑔 dan percepatan balok 𝑚2 berubah terhadap
waktu dan dapat kita nyatakan sebagai 𝑎2 (𝑡) = 𝑐2 𝑡 + 𝑑2 . Nilai 𝑐2 dan 𝑑2 adalah...

OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 2 of 10


FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

Pembahasan:
Pada sistem ini, kita bisa membaginya menjadi tiga proses. Proses pertama dimulai dari kondisi sistem diam
sampai tepat akan bergerak. Proses kedua dimulai dari saat sistem mulai bergerak dengan percepatan yang sama
sampai kedua balok tepat akan slip. Proses ketiga dimulai dari ketika kedua balok slip sampai seterusnya.
Kita tinjau kondisi umum saat kedua balok sudah bergerak dengan percepatan masing-masing 𝑎1 dan 𝑎2 . Mari
kita mulai dengan diagram gaya pada kedua benda ini.
𝑁1
𝑦 𝑎1

𝑥
𝑓1
𝑚1 𝑔

𝑁1
𝑎2
𝐹(𝑡) sin 𝛼
𝑁2 𝐹(𝑡)
𝑓1 𝛼 𝐹(𝑡) cos 𝛼
𝑓2
𝑚2 𝑔
Berikutnya, kita gunakan Hukum Newton untuk menemukan persamaan gerak kedua balok.
Untuk balok 𝑚1 :
Hukum I Newton pada sumbu 𝑦:
∑ 𝐹1y = 0
𝑁1 − 𝑚1 𝑔 = 0
𝑁1 = 𝑚1 𝑔 … (1)
Hukum II Newton pada sumbu 𝑥:
∑ 𝐹1x = 𝑚1 𝑎1
𝑓1 = 𝑚1 𝑎1 … (2)
Untuk balok 𝑚2 :
Hukum I Newton pada sumbu 𝑦:
∑ 𝐹2y = 0
𝑁2 − 𝑁1 + 𝐹(𝑡) sin 𝛼 − 𝑚2 𝑔 = 0
𝑁2 = 𝑁1 + 𝑚2 𝑔 − 𝑘𝑡 sin 𝛼 … (3)
Hukum II Newton pada sumbu 𝑥:
∑ 𝐹2x = 𝑚2 𝑎2
𝐹(𝑡) cos 𝛼 − 𝑓1 − 𝑓2 = 𝑚2 𝑎2
𝑓2 = 𝑘𝑡 cos 𝛼 − 𝑚2 𝑎2 − 𝑓1 … (4)

Subtitusi persamaan (1) ke (3) dan persamaan (2) ke (4) akan kita peroleh
𝑁2 = (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 − 𝑘𝑡 sin 𝛼 … (5)
𝑓2 = 𝑘𝑡 cos 𝛼 − 𝑚2 𝑎2 − 𝑚1 𝑎1 … (6)

Sekarang mari kita tinjau untuk masing-masing proses.


Proses 1: Kondisi sistem diam – Tepat akan bergerak
Pada kondisi ini, percepatan kedua balok sama dengan nol (𝑎1 = 𝑎2 = 0). Saat sistem tepat akan bergerak (𝑡 =
𝑡1 ), gaya gesek statis antara lantai dan balok 𝑚2 akan mencapai nilai maksimum atau 𝑓2 = 𝜇s 𝑁2 . Dri kondisi
ini akan kita peroleh
𝑓2 = 𝜇s 𝑁2
𝑘𝑡1 cos 𝛼 = 𝜇s (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 − 𝜇s 𝑘𝑡1 sin 𝛼
𝑘𝑡1 (cos 𝛼 + 𝜇s sin 𝛼) = 𝜇s (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔
𝜇s (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔
𝑡1 =
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇s sin 𝛼)
OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 3 of 10
FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

Proses 2: Sistem mulai bergerak – Kedua balok tepat akan slip


Pada kondisi ini, kedua balok bergerak dengan percepatan yang sama (𝑎1 = 𝑎2 = 𝑎). Gaya gesek antara lantai
dan balok 𝑚2 menjadi gaya gesek kinetik yang besarnya 𝑓2 = 𝜇k 𝑁2 . Dari sini kita aka peroleh persamaan
percepatan sistem yaitu
𝑓2 = 𝜇k 𝑁2
𝑘𝑡 cos 𝛼 − (𝑚1 + 𝑚2 )𝑎 = 𝜇k (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 − 𝜇k 𝑘𝑡 sin 𝛼
𝑘𝑡(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼) − 𝜇k (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 = (𝑚1 + 𝑚2 )𝑎
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼)
𝑎(𝑡) = 𝑡 − 𝜇k 𝑔
𝑚1 + 𝑚2
𝑎(𝑡) = 𝑐1 𝑡 + 𝑑1
Dengan
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼)
𝑐1 =
𝑚1 + 𝑚2
𝑑1 = −𝜇k 𝑔

Perlu dicatat juga bahwa percepatan ini hanya berlaku untuk selang 𝑡1 < 𝑡 ≤ 𝑡2 .
Tepat saat balok 𝑚1 dan 𝑚2 akan slip, gaya gesek antara keduanya mencapai nilai maksimum atau 𝑓1 = 𝜇s 𝑁1 =
𝜇s 𝑚1 𝑔. Pada saat ini (𝑡 = 𝑡2 ), karena awalnya balok 𝑚1 dan 𝑚2 bergerak dengan percepatan yang sama,
percepatan sistem sama dengan percapatan 𝑚1 atau 𝑎1 = 𝑓1 /𝑚1 = 𝜇s 𝑔. Dari sini kita peroleh
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼)
𝑎(𝑡2 ) = 𝑡2 − 𝜇k 𝑔 = 𝜇s 𝑔
𝑚1 + 𝑚2
(𝜇k + 𝜇s )(𝑚1 + 𝑚2 )𝑔
𝑡2 =
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼)
Proses 3: Saat kedua balok mulai slip – seterusnya
Pada kondisi ini, gaya gesek 𝑓1 adalah gaya gesek kinetik sehingga besarnya menjadi 𝑓1 = 𝜇k 𝑔. Kembali pada
persamaan (4) akan kita peroleh
𝑓2 = 𝑘𝑡 cos 𝛼 − 𝑚2 𝑎2 − 𝜇k 𝑔
Menggunakan syarat 𝑓2 = 𝜇k 𝑁2 akan kita dapatkan
𝑘𝑡 cos 𝛼 − 𝑚2 𝑎2 − 𝜇k 𝑚1 𝑔 = 𝜇k (𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 − 𝜇k 𝑘𝑡 sin 𝛼
𝑘𝑡(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼) − 𝜇k (2𝑚1 + 𝑚2 )𝑔 = 𝑚2 𝑎2
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼) 2𝑚1
𝑎2 (𝑡) = 𝑡 − 𝜇k ( + 1) 𝑔
𝑚2 𝑚2
𝑎2 (𝑡) = 𝑐2 𝑡 + 𝑑2
Dengan
𝑘(cos 𝛼 + 𝜇k sin 𝛼)
𝑐2 =
𝑚2
2𝑚1
𝑑2 = −𝜇k ( + 1) 𝑔
𝑚2
Perlu dicatat juga bahwa percepatan ini hanya berlaku untuk selang 𝑡 > 𝑡2 .
Secara umum, percepatan tiap balok dapat kita rangkum sebagai berikut
0, 𝑡 ≤ 𝑡1
𝑎1 (𝑡) = {𝑐1 𝑡 + 𝑑1 , 𝑡1 < 𝑡 ≤ 𝑡2
𝜇k 𝑔, 𝑡 > 𝑡2
0, 𝑡 ≤ 𝑡1
𝑎2 (𝑡) = {𝑐1 𝑡 + 𝑑1 , 𝑡1 < 𝑡 ≤ 𝑡2
𝑐2 𝑡 + 𝑑2 , 𝑡 > 𝑡2

7. Pembahasan:
Persamaan posisi bola terhitung dari titik asal adalah
𝑥(𝑡) = 𝐴 sin 𝜔𝑡
2
Dengan 𝜔 = 𝑘/𝑚 dan 𝐴 = 𝑢/𝜔. Bola akan menumbuk dinding saat 𝑡 = 𝑇 yaitu
𝑚 𝑘 𝑚 𝐿 𝑘
𝐿 = 𝑢√ sin (𝑇√ ) ⟹ 𝑇 = √ sin−1 ( √ )
𝑘 𝑚 𝑘 𝑢 𝑚

OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 4 of 10


FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

Kecepatan bola setelah menumbuk dinding tetap dan hanya berbalik arah sehingga waktu untuk kembali ke titik
asal pasca menumbuk dinding juga 𝑇 (simetri). Dengan demikian akan kita peroleh

𝑚 −1 𝐿 𝑘
Δ𝑡 = 2√ sin ( √ )
𝑘 𝑢 𝑚

8. Pembahasan:
Saat tepat akan menumbuk tanah, kecepatan kedua bola adalah 𝑣 = √2𝑔(ℎ − 2𝑎). Bola bagian bawah
menumbuk tanah dan berbalik arah dengan kecepatan yang sama. Volume bola sebanding dengan pangkat tiga
dari jari-jarinya sehingga massa bola bagian bawah adalah 8 kali bola bagian atas (ingat bahwa 𝑚 = 𝜌𝑉).
Dari kekekalan momentum akan kita peroleh
8𝑚𝑣 − 𝑚𝑣 = 8𝑚𝑣1 + 𝑚𝑣2
𝑣2 = 7𝑣 − 8𝑣1 … (1)
Dari kekekalan energi kita peroleh pula
1 1 1 1
8𝑚𝑣 2 + 𝑚𝑣 2 = 8𝑚𝑣12 + 𝑚𝑣22
2 2 2 2
8𝑣12 + 𝑣22 = 9𝑣 2
Subtitusi persamaan (1)
8𝑣12 + (7𝑣 − 8𝑣1 )2 = 9𝑣 2
72𝑣12 − 112𝑣𝑣1 + 40𝑣 2 = 0
9𝑣1 − 14𝑣𝑣1 + 5𝑣 2 = 0
14𝑣 ± √196𝑣 2 − 180𝑣 2
𝑣1 =
18
5
𝑣1 = 𝑣 atau 𝑣1 = 𝑣
9
Jawaban 𝑣1 = 𝑣 tidak dapat kita terima karena mengaharuskan bola bagian atas bergerak ke arah bawah pasca
tumbukan padahal bola harusnya bergerak ke atas. Dengan demikian kita peroleh
5 23
𝑣2 = 7𝑣 − 8 𝑣 ⟹ 𝑣2 = √2𝑔(ℎ − 2𝑎)
9 9
Sehingga ketinggian maksimum yang dicapai bola bagian atas adalah
𝑣22
ℎ2maks = 5𝑎 +
2𝑔
529 529
ℎ2maks = 5𝑎 + 2𝑔(ℎ − 2𝑎) ⟹ ℎ2maks = 5𝑎 + (ℎ − 2𝑎)
162𝑔 81

9. Pembahasan:
Kita misalkan 𝑎n sebagai percepatan katrol ke 𝑛 dan 𝑇n sebagai tegangan pada tali yang berada pada katrol ke 𝑛.
Kita tinjau gaya pada katrol kedua, karena katrol tidak bermassa akan kita peroleh
𝑇1
𝑇2 =
2
Dengan cara yang sama, pada aktrol ke 𝑛 akan kita peroleh
𝑇n−1
𝑇n =
2
Dengan melanjutkan deret rekursif ini akan kita peroleh
111 1 𝑇1
𝑇n = ⋯ 𝑇1 ⟹ 𝑇n = n−1

222 2 2
n−1 buah
Menggunakan Hukum Newton, untuk massa pertama akan kita peroleh
𝑇1 − 𝑚𝑔 = 𝑚𝑎2 ⟹ 𝑇1 = 𝑚(𝑔 + 𝑎2 )
Untuk massa kedua akan kita peroleh
𝑚 𝑚
𝑇2 − 𝑔 = (𝑎3 − 𝑎2 )
2 2
𝑇1 𝑚 𝑚
− 𝑔 = (𝑎3 − 𝑎2 ) ⟹ 𝑇1 = 𝑚(𝑔 + 𝑎3 − 𝑎2 )
2 2 2
Dengan cara yang sama, untuk massa ke 𝑘 akan kita peroleh
𝑚 𝑚
𝑇k − k−1 𝑔 = k−1 (𝑎k+1 − 𝑎k )
2 2
OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 5 of 10
FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

𝑇1 𝑚 𝑚
k−1
− k−1 𝑔 = k−1 (𝑎k+1 − 𝑎k ) ⟹ 𝑇1 = 𝑚(𝑔 + 𝑎k+1 − 𝑎k )
2 2 2
Persamaan ini berlaku sampai 𝑘 = 𝑛 − 1 karena untuk massa ke 𝑛 berbeda polanya. Untuk massa terakhir, akan
kita peroleh
𝑇1
𝑚𝑔 − 𝑇n = 𝑚𝑎n ⟹ n−1 = 𝑚𝑔 − 𝑚𝑎n
2
Sekarang mari kita jumlahkan ke 𝑛 persamaan gerak dari masing-masing massa, akan kita peroleh
𝑇1
𝑇1 + 𝑇1 + ⋯ + 𝑇1 + n−1 = 𝑚 (𝑔
⏟ ⏟+ 𝑔 + ⋯ + 𝑔 + ⏟ 𝑎2 − 0 + 𝑎3 − 𝑎2 + ⋯ + 𝑎n − 𝑎n−1 + 𝑎n − 0)
2
n−1 𝐛𝐮𝐚𝐡 n buah =0
1 𝑛𝑚𝑔
(𝑛 − 1 + n−1 ) 𝑇1 = 𝑛𝑚𝑔 ⟹ 𝑇1 =
2 1
𝑛 − 1 + n−1
2
Percepatan massa pertama sama dengan percepatan katrol kedua
𝑛𝑚𝑔
= 𝑚(𝑔 + 𝑎2 )
1
𝑛 − 1 + n−1
2
𝑛 1 − 21−n
𝑎2 = 𝑔 ( − 1) ⟹ 𝑎2 = 𝑔
𝑛 − 1 + 21−n 𝑛 − 1 + 21−n
Untuk 𝑛 = 7 kita peroleh
9
𝑎2 = 𝑔
55

10. Pembahasan:
Perpindahan horizontal bola adalah
Δ𝑠 = √𝐿2 − (𝐿 − 𝐻)2
Gaya dari angin pada bola adalah
𝐹angin = 𝜎 × 𝜋𝑟 2
Gaya dari angin bersifat non-konservatif. Usaha yang dilakukan oleh gaya angin ini adalah
𝑊 = ∫ 𝐹⃗angin ⋅ 𝑑𝑠⃗ = 𝐹angin Δ𝑠 ⟹ 𝑊 = 𝜎𝜋𝑟 2 √𝐿2 − (𝐿 − 𝐻)2
Menggunakan teorema usaha-energi akan kita peroleh
usaha oleh gaya non − konservatif = perubahan energi sistem
𝑊 = Δ𝐸
2 √𝐿2
𝜎𝜋𝑟 − (𝐿 − 𝐻)2 = 𝑚𝑔𝐻
2 2 4 (𝐿𝐻
𝜎 𝜋 𝑟 − 𝐻 2 ) = 𝑚2 𝑔2 𝐻 2
𝐿𝜎 2 𝜋 2 𝑟 4
(𝑚2 𝑔2 + 𝜎 2 𝜋 2 𝑟 2 )𝐻 = 𝜎 2 𝜋 2 𝑟 4 𝐿 ⟹ 𝐻 = 2 2
𝑚 𝑔 + 𝜎 2 𝜋 2𝑟 2

11. Pembahasan:
Kita tinjau salah satu kaki, dalam hal ini saya pilih kaki sebelah kanan. Kita jadikan ujung bawah kaki-kanan
sebagai acuan. Misalkan panjang kaki-kaki tersbut adalah 𝐿 dan 𝛼 = 𝜃/2. Menggunakan Hukum I Newton
untuk keseimbangan pada gerak rotasi akan kita peroleh
(𝑀/2)𝑔(𝐿/2) sin 𝛼 = 𝐹f 𝐿 cos 𝛼
Dengan 𝑀 adalah massa total struktur dan 𝐹f adalah gaya mendatar yang diberikan kaki kiri ke kaki kanan pada
bagian engsel. Dari keseimbangan pada arah vertikal akan kita peroleh pula
𝐹N = (𝑀/2)𝑔
Dimana 𝐹N adalah gaya normal pada tiap kaki yang diberikan lantai. Gaya gesek dari lantai akan berperan untuk
melawan 𝐹f , dengan demikian akan kita dapatkan
𝜇𝐹N = 𝐹f
𝑀𝑔 𝑀𝑔 𝜃
𝜇 = tan 𝛼 ⟹ tan = 2𝜇
2 4 2

12. Pembahasan:
Untuk kubus bagian kiri, gaya normal yang diberikannya pada balok segitiga adalah
𝑁kiri = 𝑚𝑔 cos 𝛼
Kemudian gaya arah vertikal ke bawah dari gaya normal ini adalah
OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 6 of 10
FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

(𝑁kiri )y = 𝑚𝑔 cos 2 𝛼
Dengan demikian, dari kubus bagian kanan juga akan kita peroleh
(𝑁kanan )y = 𝑚𝑔 cos 2 𝛽
Dari segitiga siku-siku, kita peroleh hubungan
𝛼 + 𝛽 = 90° ⟹ cos 𝛽 = sin 𝛼
Sehingga
(𝑁kanan )y = 𝑚𝑔 sin2 𝛼
Dengan demikian, karena gaya normal dari meja ke sistem sama dengan gaya normal dari sistem ke meja, akan
kita dapatkan
(𝑁kiri )y + (𝑁kanan )y + 𝑀𝑔 = 𝑁
𝑁 = 𝑚𝑔 sin2 𝛼 + 𝑚𝑔 cos 2 𝛼 + 𝑀𝑔
𝑁 = 𝑚𝑔(sin2 𝛼 + cos2 𝛼) + 𝑀𝑔 ⟹ 𝑁 = 𝑚𝑔 + 𝑀𝑔

13. Pembahasan:
Energi kinetik benda ini adalah
𝐸𝐾 = 𝐸𝐾translasi + 𝐸𝐾 rotasi
1 1
𝐸𝐾 = 𝑀total 𝑣 2 + 𝐼𝜔2
2 2
1 1 2 𝑣 2 4
𝐸𝐾 = (2𝑀)𝑣 2 + ( 𝑀𝑅 2 ) ( ) ⟹ 𝐸𝐾 = 𝑀𝑣 2
2 2 3 𝑅 3
Kita jadikan bagian dasar bidang miring sebagai acuan energi potensial sama dengan nol. Misalkan posisi pusat
massa sistem dari acuan adalah 𝑦, akan kita dapatkan
𝐸𝑃 = 𝑀total 𝑔𝑦 ⟹ 𝐸𝑃 = 2𝑀𝑔𝑦
Energi total sistem kekal sehingga
𝑑
(𝐸𝐾 + 𝐸𝑃) = 0
𝑑𝑡
𝑑 4
( 𝑀𝑣 2 + 2𝑀𝑔𝑦) = 0
𝑑𝑡 3
8 𝑑𝑣 𝑑𝑦
𝑀𝑣 + 2𝑀𝑔 =0
3 𝑑𝑡 𝑑𝑡
Kecepatan kulit bundar 𝑣 berarah sejajar dengan bidang miring sehingga 𝑑𝑦/𝑑𝑡 adalah proyeksi kecepatan ini
pada arah vertikal, kita peroleh
𝑑𝑦
= −𝑣 sin 𝛼
𝑑𝑡
Tanda negatif muncul karena arah bertambahnya 𝑦 berlawanan dengan arah 𝑣. Alhasil kita dapatkan mengingat
𝑎 = 𝑑𝑣/𝑑𝑡 yaitu
𝑑𝑦
𝑑𝑣 2𝑀𝑔
=− 𝑑𝑡 ⟹ 𝑎 = 3 𝑔 sin 𝛼
𝑑𝑡 8 4
3 𝑀𝑣

14. Pembahasan:
Periode osilasi sistem adalah
𝑀
𝑇0 = 2𝜋√
𝑘
Konstanta pegas berbanding terbalik dengan panjang sehingga ketika panjangnya menjadi setengahnya, maka
konstantanya menjadi dua kali semula. Ketika kita meletakkan sistem massa-pegas pada bidang miring, kita
hanya mengubah posisi kesetimbangan sistem tapi tidak dengan periode osilasinya. Hal yang membuat periode
osilasi sistem berubah adalah berubahnya konstanta pegas yang digunakan. Dengan demikian akan kita peroleh
periode osilasi yang baru yaitu
𝑀
𝑇 = 2𝜋√
2𝑘

1 𝑀
𝑇= 2𝜋√ ⟹ 𝑇 = 𝑇0 /√2
√2 𝑘

OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 7 of 10


FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

15. Pembahasan:
Mari kita tinjau kasus umum untuk pesawat atwood sederhana namun dalam hal ini gerak rotasi katrol tidak kita
abaikan.
Persamaan gerak untuk 𝑚:
𝑇1 − 𝑚𝑔 = 𝑚𝑎 … (1)
Persamaan gerak untuk 𝑀:
𝑀𝑔 − 𝑇2 = 𝑀𝑎 … (2)
Persamaan gerak untuk katrol:
𝐼𝑎
(𝑇2 − 𝑇1 )𝑅 = 𝐼𝛼 =
𝑅
𝐼𝑎
𝑇2 − 𝑇1 = 2 … (3)
𝑅
Jumlahkan persamaan (1) – (3) akan kita peroleh
𝐼
𝑀𝑔 − 𝑚𝑔 = 𝑀𝑎 + 𝑚𝑎 + 2 𝑎
𝑅
𝑀−𝑚
𝑎= 𝑔
𝐼
𝑀+𝑚+ 2
𝑅
Momen inersia dapat kita tuliskan sebagai 𝐼 = 𝑘(𝑀 + 𝑚)𝑅 2 sehingga
(𝑀 − 𝑚)/(𝑀 + 𝑚)
𝑎= 𝑔
1+𝑘
Sehingga
𝑎A 1 + 𝑘B
=
𝑎B 1 + 𝑘A
Untuk katrol pada sistem A, momen inersianya adalah
1 1
𝐼A = (𝑀 + 𝑚)𝑅2 ⟹ 𝑘A =
2 2
Untuk katrol pada sistem B, momen inersianya adalah
𝑅
2
𝑀+𝑚 𝑅
𝐼A = ∫ 𝑟 𝑑𝑚 = ∫ 2𝜋𝑟𝑑𝑟 ⋅ 𝑟 2
𝑅 𝜋𝑅 2 𝑅
2 2
𝑅
2(𝑀 + 𝑚) 𝑅 4 2(𝑀 + 𝑚) 𝑅 4 𝑅 4 15 2
15
𝐼A = [ ] = ( − ) = (𝑀 + 𝑚)𝑅 ⟹ 𝑘 B =
𝑅2 4 𝑅 𝑅2 4 64 32 32
2
Dengan demikian, akan kita peroleh
15
𝑎A 1 + 32 𝑎A 47
= ⟹ =
𝑎B 1 𝑎B 48
1+2

16. Pembahasan:
Misalkan 𝑁1 dan 𝑓1 adalah gaya normal dan gaya gesek dari tanah sedangkan 𝑁2 adalah gaya normal dari
ujung anak tangga. Dari keseimbangan sistem akan kita peroleh
Keseimbangan vertikal:
𝑁1 = 𝑀𝑔 − 𝑁2 cos 𝜃 … (1)
Keseimbangan horizontal:
𝑓1 = 𝑁2 sin 𝜃 … (2)
Keseimbangan rotasi (acuan tanah):
𝐿 ℎ 𝑀𝑔𝐿
𝑀𝑔 cos 𝜃 = 𝑁2 ⟹ 𝑁2 = sin 𝜃 cos 𝜃
2 sin 𝜃 2ℎ
Subtitusi 𝑁2 ke (1) dan (2) akan kita peroleh
𝑀𝑔𝐿 2
𝑓1 = sin 𝜃 cos 𝜃
2ℎ
𝑀𝑔
𝑁1 = (2ℎ − 𝐿 sin 𝜃 cos2 𝜃)
2ℎ
Dengan demikian, koefisien gesek statis minimum antara tangga dan tanah adalah
𝑓1 = 𝜇min 𝑁1

OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 8 of 10


FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

𝐿 sin2 𝜃 cos 𝜃
𝜇min =
2ℎ − 𝐿 sin 𝜃 cos2 𝜃
1 1
𝐿2
√2 1
𝜇min = ⟹ 𝜇min =
1 1 4√2𝜂 − 1
2𝜂𝐿 − 𝐿
√2 2

17. Pembahasan:
Sebelum tumbukan, momentum bola pertama adalah 𝑝0 = 𝑚√2𝑔ℎ. Momentum pada tumbukan pertama kekal,
sehingga akan kita peroleh
𝑝0 = 𝑝1 + 𝑝2
Energi kinetik dapat dinyatakan sebagai 𝐸𝐾 = 𝑝2 /2𝑚. Dari kekekalan energi akan kita dapatkan
𝑝02 𝑝12 𝑝22
= +
𝑚1 2𝑚1 𝑚2
Dari kedua persamaan ini akan kita peroleh
𝑚1 − 𝑚2 2𝑚2
𝑝1 = 𝑝0 dan 𝑝2 = 𝑝
𝑚1 + 𝑚2 𝑚1 + 𝑚2 0
Dengan cara yang sama, pada tumbukan kedua akan kita peroleh
𝑚2 − 𝑚3 𝑚2 − 𝑚3 2𝑚2
𝑝2′ = 𝑝2 = ( )( )𝑝
𝑚2 + 𝑚3 𝑚2 + 𝑚3 𝑚1 + 𝑚2 0
2𝑚3 2𝑚3 2𝑚2
𝑝3 = 𝑝2 = ( )( )𝑝
𝑚2 + 𝑚3 𝑚2 + 𝑚3 𝑚1 + 𝑚2 0
Momentum ketiga bola pasca tumbukan kedua sama, 𝑝1 = 𝑝2′ = 𝑝3 , dari sini akan kita peroleh
𝑝2′ = 𝑝3
𝑚2 − 𝑚3 2𝑚2 2𝑚3 2𝑚2
( )( ) 𝑝0 = ( )( )𝑝
𝑚2 + 𝑚3 𝑚1 + 𝑚2 𝑚2 + 𝑚3 𝑚1 + 𝑚2 0
𝑚2 − 𝑚3 = 2𝑚3 ⟹ 𝑚2 = 3𝑚3
𝑝1 = 𝑝3
𝑚1 − 𝑚2 2𝑚3 2𝑚2
𝑝0 = ( )( )𝑝
𝑚1 + 𝑚2 𝑚2 + 𝑚3 𝑚1 + 𝑚2 0
4𝑚3 𝑚2
𝑚1 − 𝑚2 =
𝑚2 + 𝑚3
12𝑚32
𝑚1 − 3𝑚3 = = 3𝑚3
4𝑚3
1 𝑚
𝑚3 = 𝑚1 ⟹ 𝑚3 =
6 2

18. Pembahasan:
Karena tumbukan tidak elastik sama sekali, pasca tumbukan, gerobak yang bertumbukan akan bergerak
bersama. Pada tumbukan pertama, kecepatan akhirnya adalah
𝑚 𝑣0
𝑣1 = 𝑣0 ⟹ 𝑣1 =
𝑚 + 3𝑚 4
Pada tumbukan kedua, kecepatan akhirnya (sama dengan kecepatan akhir gerobak C) adalah
4𝑚 𝑣0
𝑣2 = 𝑣C = 𝑣1 ⟹ 𝑣C =
4𝑚 + 9𝑚 13

19. Pembahasan:
Untuk kasus tumbukan dua buah benda dengan koefisien restitusi 𝑒, hasil yang sering kita temui bersama adalah
𝑚1 − 𝑒𝑚2
𝑣1 = 𝑣
𝑚1 + 𝑚2 0
2𝑒𝑚1
𝑣2 = 𝑣
𝑚1 + 𝑚2 0
Pada tumbukan pertama, kecepatan gerobak B setelah tumbukan adalah
2𝑒𝑚 𝑒𝑣0
𝑣B = 𝑣0 ⟹ 𝑣B =
𝑚 + 3𝑚 2
Kemudian pada tumbukan kedua, kecepatan gerobak C setelah tumbukan adalah

OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 9 of 10


FOKUS – HEBAT – JUARA
BIDANG: FISIKA SMA/MA

2𝑒 ⋅ 3𝑚
𝑣C = 𝑣
3𝑚 + 9𝑚 B
𝑒𝑣B 𝑒𝑣0
𝑣C = ⟹ 𝑣C =
2 4

20. Pembahasan:
Misalkan tali sebelah kiri memiliki tegangan 𝑇1 dan tali sebelah kanan memiliki tegangan 𝑇2 . Dari kesetimbangan
akan kita peroleh
∑ 𝐹x = 0
sin 𝛼
−𝑇1 sin 𝛼 + 𝑇2 sin 𝛽 = 0 ⟹ 𝑇2 = 𝑇1
sin 𝛽
∑ 𝐹y = 0
𝑇1 cos 𝛼 + 𝑇2 cos 𝛽 − 𝑚𝑔 = 0
Subtitusi hasil sebelumnya
sin 𝛼
𝑇1 cos 𝛼 + 𝑇1 cos 𝛽 − 𝑚𝑔 = 0
sin 𝛽
𝑇1 (sin 𝛽 cos 𝛼 + sin 𝛼 cos 𝛽) 𝑚𝑔 sin 𝛽
= 𝑚𝑔 ⟹ 𝑇1 =
sin 𝛽 sin(𝛼 + 𝛽)
Akan kita peroleh pula
𝑚𝑔 sin 𝛼
𝑇2 =
sin(𝛼 + 𝛽)
Tiap tegangan tali sama dengan berat tiap beban di ujungnya
𝑇1 = 𝑚1 𝑔 dan 𝑇2 = 𝑚2 𝑔
Dengan demikian akan kita peroleh
𝑚1 𝑇1 𝑚1 sin 𝛽
= ⟹ =
𝑚2 𝑇2 𝑚2 sin 𝛼

OSPO~OLIMPIADE SAINS PRA OSK 2020 Page 10 of 10


FOKUS – HEBAT – JUARA

Anda mungkin juga menyukai