Pendekatan 2
Mencari reaksi Av
M
B
= 0 Av.l P
1.
b
1
= 0 Av =
l
1
b
1
P
(1)
Mencari reaksi Bv
M
A
= 0 Bv.l P
1.
a
1
= 0 Bv =
l
1
a
1
P
(2)
Mencari reaksi Ab
M
S
= 0 Av.a P
1
.S
1
Ab . f = 0
(bagian kiri) Ab =
f
1
S
1
P a . Av
dengan memasukkan nilai Av dari
persamaan (1), maka nilai Ab bisa dicari.
Mencari reaksi Ba
M
S
= 0 Bv.b Ba . f = 0
(bagian kanan) Ba =
f
b . Bv
dengan memasukkan nilai Bv dari persamaan
(2)
maka nilai Ba bisa dicari.
Reaksi horizontal H
A
dan H
B
ditiadakan kemudian
arahnya diganti, masing-masing menuju ke arah
perletakan yang lainnya menjadi Ab dan Ba
Dengan arah Ab yang menuju perletakan B dan arah Ba
yang menuju ke perletakan A.
Kita bisa langsung mencari reaksi Av dan Bv. Kemudian
dengan M
S
= 0 dari kiri kita bisa mencari besarnya Ab
dan dengan Ms = 0 dari bagian kanan kita bisa mencari
besarnya nilai Ba.
B
V
P
1
S
S
1
A
b
a
1
f
B
a
A
B
b
1
l
a b A
V
Gambar b
Gambar 4.7. Skema gaya dan jarak pada
pelengkung (pendekatan 2)
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -9-
Lihat posisi Ba dan Ab merupakan reaksi yang arahnya miring Ba () dan Ab
()
Ab diuraikan menjadi 2 (dua) gaya yaitu :
Ab cos () merupakan uraian horizontal dan
Ab sin () merupakan uraian vertical sedang.
Ba juga diuraikan menjadi 2 (dua) gaya yaitu :
Ba cos () merupakan uraian horizontal dan
Ba cos () merupakan uraian vertikal.
Bagaimana dengan komponen-komponen itu selanjutnya ?
Ternyata :
Ab cos = H
A
pada cara pendekatan 1 yaitu merupakan reaksi horizontal di A.
( )
Ba cos = H
B
pada cara pendekatan 2 yaitu merupakan reaksi horizontal di B.
()
dan :
V
A
() = Av () + Ab sin ()
Pendekatan 1 gambar (a) pendekatan 2 gambar (b) dan
V
B
() = Bv () + Ba sin ()
Pendekatan 1 gambar (a) pendekatan 2 gambar (b)
Ab cos
Ab sin
Ab
Ba
Ba sin
Ba cos
Kedua reaksi ini harus diuraikan
menjadi gaya-gaya yang vertical
dan horizontal
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -10-
4.1.3.2. Mencari Gaya-gaya Dalam
Seperti telah diketahui sebelumnya, gaya-gaya dalam yang ada pada suatu
balok adalah gaya dalam momen (M), gaya lintang (D) dan gaya normal
(N).
Gambar 4.8. Gaya dalam untuk balok diatas 2 perletakan
Bagaimana dengan bidang gaya dalam pada pelengkung ?.
Untuk balok yang lurus, bukan pelengkung, seperti pada
gambar (4.8), maka dengan mudah kita menggambarkan
bidang momennya (Bidang M) dan bidang gaya
lintangnya (Bidang D).
Karena bidang M merupakan fungsi x
Mx = R
A
. x, (x dari 0 ke a) linear dan
bidang D merupakan nilai konstan Dx = R
A
(x dari 0
ke a).
V
B
x
Lihat pada gambar 4.9 disamping, dimana suatu
pelengkung 3 sendi dibebani beban terbagi rata q
kg/m. Jika x adalah titik yang ditinjau bergerak dari A
s/d B, maka
Mx = V
A
. x q x - H
A
. y
I = V
A
. x q x gambarnya adalah parabola seperti
pada sub bab 4.1.2.3 Gambar (c).
II = H
A
. y H
A
= konstan nilainya
y = jarak titik dasar ke pelengkung
I II
+
-
+
Bidang D
R
A
R
B
Bidang M
R
A
R
A
b a
x
P
A B
l
P.a.b
l
H
A
H
B
V
A
S
y
A B
q kg/m
Gambar 4.9
Pelengkung 3 sendi
dengan beban terbagi rata
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -11-
y adalah merupakan persamaan parabola dari pelengkung, dimana pada umumnya
persamaannya adalah : y =
) x ( fx 4
l
l
II = H
A
.y gambarnya juga parabola
Jadi Mx = I II merupakan penggabungan 2 parabola yaitu parabola I dan II yang
tidak mudah penggambarannya !.
* Bagaimana dengan bidang D (bidang gaya lintang)
Bagaimana nilai Dx dan Nx ? gaya-gaya tersebut Vc dan Hx harus diuraikan ke
gaya-gaya yang (tegak lurus) dan // (sejajar sumbu) Dimana posisi sumbu
batang?.
Posisi sumbu batang adalah merupakan garis singgung dimana titik x berada.
Kita lihat titik dimana x berada di situ ada Vx dan
Hx.
Vx = V
A
q . x (jumlah gaya-gaya vertikal di x
kalau di hitung dari bagian kiri)
Hx = H
A
Garis singgung di x
Vx cos
Vx sin
Vx
Hx cos
Hx sin
Hx
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -12-
* Uraian Vx ke garis singgung * Uraian Hx ke garis singgung
Gambar 4.11. Uraian Vx dan Hx pada sumbu batang
Dx = jumlah komponen yang garis singgung
Nx = jumlah komponen yang // garis singgung, maka
Dx = Vx cos - Hx sin
Nx = - Vx sin x cos
= - ( Vx sin + Hx cos )
Dari uraian tersebut diatas kalau kita mau menggambar bidang D (gaya lintang) atau
bidang N (gaya normal) akan mendapat kesulitan. Karena setiap letak x berubah
garis singgung akan berubah sudutnya dan nilai akan berubah lihat gambar bawah.
Jumlah gaya dari kiri
bagian arah ke atas
tanda (+)
Jumlah gaya dari kiri
bagian dengan arah ke
bawah tanda (-)
Kedua gaya ini menekan batang
tanda (-)
Garis singgung
Garis singgung
) x lt ( fx 4
l
) x ( fx 4
l
l
untuk x = 2.5 m
yc =
m 25 , 2
10
) 5 , 2 10 ( 5 , 2 . 3 . 4
=
) x 2 l ( f 4
' y
) x l ( x f 4
l l
untuk x = 2.5
y =
6 , 0
10
) 5 10 ( 3 . 4
=
c
Gambar 4.14. Sudut
c
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -15-
Vc = V
A
q.x = 15 3.2,5 = 7,5 ton ()
Hc = H = 12,5 ton ()
Dc = Vc cos c Hc sin c
= 7,5 . 0,8575 12,5 . 0,5145
= 6,4312 6,4312 = 0
Gambar 4.15. Uraian gaya Vc dan Hc
Nc = - (Vc.sin c + Hc cos c)
= - (7,5 . 0,5145 + 12,5 . 0,8575)
= - 14,5774 ton
Dari hasil nilai gaya dalam tersebut tampak bahwa nilai Mc = 0; Dc
= 0; Nc = -14,5774 ton, jadi ini jelas bahwa struktur pelengkung ditekankan
menerima gaya tekan.
Contoh 2
Diketahui :
Pelengkung 3 sendi dengan persamaan parabola
l
) x l ( fx 4
bentang l = 10 m dan tinggi f = 3
m persis seperti pada contoh 1, hanya beban
luar yang berbeda yaitu P = 6 ton ()
horizontal terletak di pelengkung dengan jarak
horizontal = 2 m dari titik A.
Ditanya : Nilai V
A
; V
B
; H
A
; H
B
; Mc;
Dc dan Nc
Titik c terletak sejarak Xc = 2,5 m dari A.
Gambar 4.16. Gambar pelengkung 3 sendi
pada contoh soal
-
`
_
-
V
A
yc
5 m 5 m
yp
P_-
xp=2m
_
---
V
B
c
Vc cos c
Vc sin c
Vc
c
Hc cos c
"
c
Hc
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -16-
Jawab :
Karena ada beban horizontal maka H
A
H
B
Mencari V
A
dan V
B
Untuk mencari VA dan VB perlu tahu tinggi yp untuk Xp = 2 m
Yp =
m 92 , 1
10
) 2 10 ( 2 . 3 . 4
=
M
B
= 0 V
A
. l + P.yp = 0
V
A
. 10 + 6 . 1,92 = 0 V
A
= -1,152 ton ()
M
A
= 0 V
B
. l - P.yp = 0
V
B
. 10 - 6 . 1,92 = 0 V
B
= + 1,152 ton ()
v = 0 V
A
+ V
B
= 0 cocok
Mencari H
A
dan H
B
M
S
= 0 (kiri)
M
S
= 0 V
A
. l H
A
. f P ( f yp ) = 0
- 1,152 . 5 H
A
. 3 6 (3 1,92) = 0
- 5,76 H
A
. 3 6 . 1,08 = 0
H
A
=
) ( ton 08 , 4
3
48 , 6 76 , 5
=
M
S
= 0 (kanan)
M
S
= 0 V
B
. l H
B
. f = 0
1,152 . 5 H
B
. 3 = 0 H
B
= 1,92 ton ()
Kontrol H = 0
P + H
A
+ H
B
= 0
6 4,08 1,92 = 0 (cocok)
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -17-
Mencari M, Dc dan Nc
Seperti pada contoh 1 yc = 2,25 m
c = 30,96
sin c = 0,5145; cos = 0,8575
Mc = - V
A
.Xc + H
A
. yc P (yc yp)
Gambar 4.17. Distribusi Vc dan Hc
Vc = 1,152 ton () Dc = - Vc cos c Hc sin c
Hc = 6 4,08 = 1,92 () = -1,152 . 0,8575 1,92 . 0,5145
= -1,9757 ton
Nc = + Vc sin c Hc cos c
= 1,152 . 0,5145 1,92 . 0,8575
= - 1,0537 ton
`
H
B
-_
-
c
Mc = -1,152 . 2,5 + 4,08 . 2, 25 6 (2,25 1,92)
= - 2,88 + 9,18 1,98
= 4,32 tm
Vc
Hc
V
A
H
A
c
Vc cos
Vc sin
Vc
c
Hc cos c
Hc sin c
Hc
P
C
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -18-
4.1.4. Latihan
Untuk mempraktekan teori-teori yang ada diuraian depan, maka perlu
diadakan suatu latihan sebagai berikut :
1).
Persamaan Parabola :
y =
) x l ( x f 4
l
2).
Suatu pelengkung 3 sendi ABS dengan beban terbagi
rata q = 2 t/m sepanjang setengah bentang; dan P
= 6t vertical terletak sejarak 2 m horizontal dari B.
Ditanyakan : V
A
; H
A
; V
B
; H
B
; Mc; Nc; Dc
B
A
V
A
V
B
_-
--
-
_
-
--
-- --
--
-_-
q = 3 t/m
S
H
A
H
B
c
f = 4 m
Xp=2 m
5 m 5 m
P = 4t
Xc=3 m
B
) x ( x f 4
l
l
MODUL IV (MEKANIKA TEKNIK) -19-
4.1.5. Rangkuman
o Pelengkung 3 sendi adalah struktur jembatan yang dipergunakan untuk
penampang sungai yang mempunyai dasar cukup dalam.
o Struktur tersebut masih merupakan struktur statis tertentu yang bisa
diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan.
o Yang biasanya dicari dalam struktur pelengkung adalah nilai momen, gaya
lintang dan gaya normal di salah satu titik. Sedang bidang momen, bidang
gaya lintang dan bidang normal tidak dihitung karena penggambarannya
cukup kompleks.
4.1.6. Penutup
Untuk mengukur prestasi, mahasiswa bisa melihat sebagian jawaban darsoal-
soal tersebut diatas sebagai kontrol.
Soal No. 1
Keterangan Titik Nilai Arah /
Tanda
Reaksi Vertikal A 7,5 ton
B 6,5 ton