Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS VEKTOR

1

ANALISIS VEKTOR




A. PENDAHULUAN
Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran
yang hanya memiliki nilai tanpa arah disebut dengan skalar. Contohnya adalah
massa, muatan, kerapatan, dan temperatur. Untuk notasinya, besaran yang
dinyatakan sebagai vektor akan ditandai dengan tanda panah di atas simbolnya
(

, dan seterusnya), sedangkan scalar dinyatakan dengan huruf biasa. Besar


(nilai) dari suatu vektor

dapat dituliskan |

|
atau dengan notasi skalar, A .





Gambar 1

Dalam diagram, vektor biasanya dinyatakan dengan panah. Panjang dari panah
sebanding dengan besar vektor dan kepala panah menyatakan arah dari vektor
tersebut. Minus

(yaitu

) adalah sebuah vektor dengan besar yang sama


seperti

, tetapi pada arah sebaliknya (gambar 1). Perhatikan bahwa vektor


memiliki besar dan arah, tetapi tidak mutlak menyatakan lokasi.
Sebagai contoh, sebuah perpindahan sejauh 4 km ke arah utara dari Bandung
direpresentasikan dengan vektor yang sama pada perpindahan sejauh 4 km ke
utara Padang (kelengkungan Bumi diabaikan). Dengan demikian vektor dapat
digeser sesuka hati selama besar dan arahnya tidak diubah.




ANALISIS VEKTOR
2

Operasi vektor dapat dibagi menjadi empat kelompok:
(1) Penjumlahan dua vektor. Tempatkan ekor

, pada kepala

sehingga dapat
diperoleh jumlah vektor

, yaitu vektor dari ekor

hingga kepala

,
(gambar 2). Penjumlahan vektor bersifat komutatif sehingga jika

, ditukar
dengan

, pada proses di atas, maka hasilnya akan tetap sama:




Gambar 2

Penjumlahan ini juga bersifat asosiatif: (

) +

+ (

)
Untuk mengurangkan sebuah vektor (gambar 3), tambahkan kebalikannya

+ (-


Gambar 3
-


(2) Perkalian dengan sebuah skalar. Perkalian suatu vektor oleh sebuah skalar
k positif merupakan perkalian besar vektor oleh skalar tersebut dengan arah
yang tidak berubah (gambar 4). Namun jika k negatif, arah vektor berubah
menjadi sebaliknya. Perkalian ini bersifat distributif:
k (

) = k

+ k


Gambar 4
ANALISIS VEKTOR
3

(3) Perkalian titik dua vektor. Perkalian titik didefinisikan oleh

= AB cos = A
x
B
x
+ A
y
B
y
+ A
z
B
z
.

Gambar 5

dengan adalah sudut antara vektor-vektor tersebut ketika kedua ekornya
saling bertemu (gambar 5). Perhatikan bahwa

menghasilkan sebuah
skalar sehingga perkalian titik ini sering juga disebut perkalian skalar.
Perkalian ini bersifat komutatif,


dan distributif,

) =


Secara geometri,

adalah perkalian dari A dengan proyeksi

pada


(atau sebaliknya perkalian B dengan proyeksi

pada

). Jika dua vektor


sejajar, maka

= AB . Untuk sembarang vektor

, secara khusus berlaku

= A
2
Jika vektor

dan

saling tegak lurus, maka

= 0

(4) Perkalian silang dua vektor. Perkalian silang didefinisikan oleh

= (AB sin ) = (AyBz - Az By) i + (AzBx - AxBz) j + (AxBy - AyBx) k



dengan adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1) mengarah tegak
lurus bidang yang sisi-sisinya dibentuk oleh vektor

dan

. Namun ternyata
ada dua arah yang tegak lurus bidang tersebut, yaitu masuk dan keluar.
Untuk mengatasi masalah ini, digunakanlah kesepakatan aturan tangan kanan
(gambar 6d,c): jadikan keempat jari selain ibu jari agar menunjuk pada vektor
pertama (dengan ibu jari tegak lurus keempat jari), kemudian putar
keempatnya (pada sudut terkecil) ke arah vektor kedua, maka ibu jari
menandakan arah dari perkalian silang kedua vektor tersebut. Perhatikan
bahwa

akan menghasilkan sebuah vektor sehingga perkalian silang


sering disebut dengan perkalian vektor.
ANALISIS VEKTOR
4





(a) (b) (c)





(d) (e)


Gambar 6.

mengarah keluar bidang kertas (b) ,

mengarah masuk bidang kertas (c).


aturan atngan kanan untuk menentukan arah vector c (d, e)

Perkalian silang bersifat distributif,

x (

) = (

) + (

)
tetapi tidak komutatif (gambar 6d,e)

= - (

)
Secara geometri, |

| adalah luas daerah jajaran genjang yang dibentuk oleh

dan

(gambar 6). Jika kedua vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya
nol dan secara khusus

= 0 untuk sembarang vektor

.




ANALISIS VEKTOR
5

B. PENGGUNAAN PERKALIAN VEKTOR

Perkalian vektor dengan skalar
Contoh perkalian besaran vektor dengan skalar dalam fisika :

= m,
= m, dsb
dimana m : scalar (tinjauan mekanika newton) dan a,v : vektor.

Bila misal A dan B adalah vektor dan k adalah skalar maka,

= k


Besar vektor B adalah k kali besar vektor A sedangkan arah vektor B sama
dengan arah vektor A bila k positif dan berlawanan bila k negatif.
Contoh :
F = qE,
q adalah muatan listrik dapat bermuatan positip atau negatip sehingga arah F
tergantung tanda muatan tersebut.

Perkalian vektor dengan vektor
1. Perkalian dot (titik)
Contoh dalam Fisika perkalian dot ini adalah : W = F . s,
P = F . v, = B . A.
Usaha F
F
d dr
(a) (b)
Gamabr 7. (a) gaya f yang berkerja membentuk sudut dengan
perpindahan d. (b) gaya yang bekerja dengan perpindahan berubah
terhadap waktu.

Gambar 7a. W = Fd cos =


Gambar 7b. dW =

d, sehingga usaha total yang diberikan adalah


W =


ANALISIS VEKTOR
6

Contoh soal
Hitung kerja yang dilakukan untuk menggerakkan sebuah benda menyusur
vector

= 3i + 2j 5k jika dipengaruhi oleh gaya

= 2i j k
Jawaban
W = Fd cos =


W = 3i + 2j 5k 2i j k
W = 9 satuan usaha

b. Perkalian cross (silang)
Contoh dalam Fisika perkalian silang adalah : = r x F,
F = q v x B, dsb
Hasil dari perkalian ini berupa vektor.



C. PERKALIAN TRIPLE
Perkalian titik dan silang antara 3 buah vektor,

, dan

dapat
menghasilkan sesuatu yang berarti. Hasil perkalian triple ada dua yaitu hasil
perkalian triple scalar karena hasil akhirnya adalah sebuah scalar dan hasil
perkalian tripel vektor karena hasil akhirnya adalah sebuah vector.

Perkalian Tripel Skalar
Perkalian

disebut dengan perkalian tripel skalar dan dapat ditulis


[

] . Secara geometri, perkalian tripel skalar akan menghasilkan besar


volume ruang yang dibentuk oleh

, dan

sebagai sisi-sisinya
(perhatikan gambar 8 parallelepi pedum/jajar genjang). Volume ruang tersebut
akan bernilai positif atau negatif tergantung pada unsur perkalian silang di
dalam perkalian tripel skalar. Hasil kali sekalar dari vector triple memenuhi

= 0 , jika dan hanya jika

, dan

sebidang.


ANALISIS VEKTOR
7


Gambar 8


Dari gambar luas alas parellelepipedum adalah |

| = BC sin , tinggi
parellelepipedum adalah A cos . Sehingga volume dari parellelepipedum
adalah
V = luas alas kali tingggi
V = BC sin A cos
= |

| |

| cos
=



Hasil kali scalar vector triple dapat ditulis lebih ringkas sebagai berikut:

) |

|
Dan

dalam bentuk determinan yaitu

) |

|
i, j, dan k adalah vector satuan arah sumbu-x, y, dan z.

dengan bantuan determinan di atas dapat dibuktikan bahwa

= (

= (

dan sebagainya
Pembuktian di atas dapat didekati dengan aturan perputaran jam jika searah
maka positif jika berlawanan negatif.



ANALISIS VEKTOR
8

Contoh soal
Sebuah gaya

= i + 3 j k bekerja pada titik (1, 1, 1), tentukan besar momen


gaya (torsi) pada garis = 3i + 2k (2i 2j + k)t.
Jawab
Terlebih dahulu dengan menentukan titik yang dilalui oleh garis yaitu (3, 0,
2) dan (2, -2, 1) . sehingga vector yang menghubungkan titik tersebut ke garis
kerja gaya yaitu = (1, 1, 1) (3, 0, 2) = (-2, 1, -1)

|



| = 2i 3j 7k
Momen gaya yang bekerja pada garis adalah

dengan = 1/3 (2, -2,


1). Sehingga

= 1/3 (2i-2j+k) . (2i-3j-7k) = 1



Perkalian Tripel Vektor
Pernyataan

dan (

hasil kalai vector dari vector triple.


Tanda kurung diperlukan disini karena nilai berubah kalau kurungnya
berpindah, misalnya:
( = 0 , tetapi = -

Dari dua hasil kali tersebut dapat diberikan dua identitas yaitu:
(

= (

= (



D. TURUNAN VECTOR
Jika

= A
x
i + A
y
j + A
z
k , dengan i , j , k adalah vector satuan dan A
x
, A
y
, A
z

merupakan fungsi dalam t. sehingga


Bentuk yang lain

, jika a konstanta maka


ANALISIS VEKTOR
9

r
p o

x
Untuk perkalian dot dan cross berlaku:

dan



Contoh Soal
Diberikan

= r cos (t) i + r sin (t) dengan r dan tetap. Maka titik p


bergerak sesuai persamaan x = r cos (t) , y = r sin (t). Yang merupakan
lingkaran x
2
+ y
2
= r
2
pada bidang xy dan = t




gambar 9


Vector kecepatan


= -r sin (t) i + r cos (t) j
||


||


E. GRADIEN, DIVERGENSI, DAN CURL
Jika sebuah operator vector

dalam koordinat kartesis didefinisikan


Jika = (x, y, z) dan

(x, y, z) memiliki turunan parsial yang tetap pada


daerah tertentu, maak daapt didefinisikan beberapa besaran:
Gradient. grad =


Divergensi. div


ANALISIS VEKTOR
10

Curl. Curl

|

Gradien, divergensi, dan curl bukanlah sekedar operasi matematik belaka.
Ketiganya dapat ditafsirkan secara geometri.

Tafsiran Gradien
Seperti vektor lainnya, gradien memiliki besar dan arah. Untuk menentukan
arti geometrinya, kita dapat memisalkan ada sebuah fungsi tiga variabel,
katakanlah temperatur dalam ruang, T (x , y , z ) , yang merupakan sebuah
skalar. Seberapa cepat perubahan temperatur tersebut dinyatakan dalam bentuk
diferensial total


Dalam perkalian titik, pernayataan di aats setara dengan
(

)
(

)
Atau
(

) = |

|| |
Yang berarti



Dengan sudut antara

T dengan , dan adalah vector satuan yang


menyatakan arah gerak. Sehingga, untuk laju perubahan temperatur

akan
bernilai besar ketika geraknya searah dengan

( saat = 0 )

Contoh soal
Ketinggian dari suatu bukit (dalam satuan meter) diberikan oleh
h (x , y )=10 ( 2 x y - 3 x
2
- 4 y
2
- 18x + 28 y + 12 ) ,
ANALISIS VEKTOR
11

dengan y adalah jarak (dalam km) sebelah utara, x adalah jarak ke timur kota
Bandung.
(a) Di manakah puncak bukit tersebut berada?
(b) Berapa ketinggian bukit tersebut?
(c) Seberapa curam kemiringan (dalam satuan m/km) pada sebuah titik 1 km
utara dan 1 km timur kota Gerung? Pada arah manakah kemiringan
tercuram di titik tersebut?
Jawab:
(a) Tentukan gradien fungsi terlebih dahulu:

h =10 [ 2 y - 6 x 18) i + (2 x - 8 y + 28) j ] .


Untuk menentukan puncak bukit, gunakan syarat

h = 0 (puncak bukit
merupakan salah satu jenis titik stasioner):

h=10 [ 2 y - 6 x 18) i + (2 x - 8 y + 28) j ] = 0 , menghasilkan sistem


persamaan linear dua peubah:
2 y - 6 x -18 = 0
2 x - 8 y 28 = 0
Solusi dari sistem persamaan ini adalah (x , y ) = (-2 ,3) .
Dengan demikian puncak bukit tersebut berada pada 2 km sebelah barat dan 3
km utara Gerung.
(b) Substitusikan (x , y ) = (-2 ,3) pada h (x,y)
h (-2, 3) = 10 (-12-12-36+36+84+12) = 720 m .

(c) Substitusikan (x , y ) = (1, 1) pada

h .

h (1,1) = 10 [ -2 6 18) i + (2 8 + 28) j ]

h (1,1) = 220 (-i + j )


h = 220

h 311 m/km arahnya ke barat laut (135 derajat dari sumbu-x positif).

Catatan: tan (-1) = 135
0


ANALISIS VEKTOR
12

Tafsiran Divergensi
Sesuai namanya, divergensi

menyatakan ukuran penyebaran vektor

.
Perhatikan gambar 10 sebagai contoh pada kasus dua dimensi. Fungsi pada
gambar 10(a) memiliki divergensi yang sangat besar dan positif (jika panahnya
mengarah ke dalam berarti nilainya negatif), fungsi pada gambar 10(b)
memiliki divergensi nol, dan fungsi pada gambar 10(c) memiliki divergensi
positif yang nilainya agak kecil.

Gambar 10.

Tafsiran Curl
Pemilihan nama curl juga disesuaikan dengan arti geometrinya yang
menyatakan ukuran rotasi pada sebuah titik. Oleh karena itu seluruh fungsi
pada gambar 10 memiliki curl yang bernilai nol (bisa kita cek dengan
mengetahui fungsinya) dan fungsi pada gambar 11 memiliki curl yang sangat
besar berarah pada sumbu-z.





Gambar 11
ANALISIS VEKTOR
13

F. INTEGRAL GARIS, PERMUKAAN, DAN VOLUM
Dalam bahasan listrik magnet selanjutnya akan ditemui berbagai macam
bentuk integral, diantaranya yang paling penting adalah integral garis (atau
lintasan), integral permukaan (atau fluks), dan integral volum.
Integral Garis
z dr

a b


y
x
Gambar 12.

Sebuah integral garis I adalah suatu pernyataan dalam bentuk



dengan adalah sebuah fungsi vektor, adalah elemen vektor perpindahan
dan daerah integrasi berada pada lintasan antara titik a hingga titik b (gambar
12) . Jika lintasan integrasi membentuk loop tertutup, maka tanda integral
diberi tambahan lingkaran:




Integral Permukaan
Sebuah integral permukaan I didefinisikan


dengan adalah sebuah fungsi vektor dan adalah elemen vektor luas yang
arahnya tegak lurus permukaan yang dimaksud. Jika permukaannya tertutup
(menjadi seperti ruang), maka seperti sebelumnya tanda integral diberi
tambahan lingkaran:

ANALISIS VEKTOR
14

Untuk integral permukaan biasa, dapat ditemui dua arah yang tegak lurus
permukaan sehingga pemilihan arah permukaan akan cukup membingungkan.
Namun biasanya kita bebas memilih salah satu dari kedua arah tersebut. Untuk
kasus integral permukaan tertutup, arah yang keluar (menjauh) dari permukaan
disepakati sebagai arah elemen luas, .

Integral Volum
Sebuah integral volum I dinyatakan


dengan T adalah sebuah fungsi skalar dan adalah elemen kecil dari volum.
Untuk koordinat kartesian,
= dx dy dz .
Sebagai contoh, jika T adalah kerapatan suatu materi (yang nilainya dapat
bervariasi dari titik ke titik), maka integral volum akan memberikan massa
total.

Teorema fundamental
Untuk memudahkan perhitungan seringkali dibutuhkan penyederhanaan bentuk
integral yang berdasarkan pada teorema tertentu. Ada tiga teorema fundamental
berkaitan dengan operasi diferensial dan integral yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Teorema Gradien:


Teorema Curl (Stokes): (

)
Teorema Divergensi (Gauss): (


Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa teorema gradien melibatkan operasi
gradien dan integral garis; teorema curl melibatkan operasi curl, integral
permukaan, dan integral garis; dan teorema divergensi melibatkan operasi
divergensi, integral volum, dan integral permukaan

ANALISIS VEKTOR
15

Contoh soal
Ujilah kebenaran teorema gradient, menggunakan fungsi T = x
2
+ 4xy + 2yz
2

dengan titik-titik a = (0, 0, 0) , b = (1, 1, 1) dan dua lintasan berikut:
Jawab
z



(1, 1, 1)

y

x
Teorema Gradien:


Dari soal T = x
2
+ 4xy + 2yz
2

Sehingga T (a = 0) = 0; T (b=1) = 7; dan T(b) T(a) = 7
(a) Lintasan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian
Bagian 1. x : 0 --- 1 , y = z = dy = dz.



Bagian 2. y : 0 --- 1 , x = 1, z = 0, dx = dz = 0.



Bagian 3. z : 0 --- 1 , x = y = 1, dx = dy = 0.

= 7
ANALISIS VEKTOR
16

(b) Dengan melihat (

)
(

) = (

x
2
+ 4xy + 2yz
2

x
2
+ 4xy + 2yz
2

x
2
+ 4xy + 2yz
2
) .
(i dx + j dy + k dz)
(

) = (2x + 4y) dx + (4x + 2z


2
) dy + (6yz
3
) dz
Karena x : 0 --- 1; y = x, z = x
2
, dy = dx, dz = 2x dx maka
(

) = (2x + 4x) dx + (4x + 2x


6
) dx + (6x
5
) dx




Teorema Potensial
Teorema 1. Jika curl dari sebuah medan vektor

bernilai nol dimanapun,


maka

dapat dituliskan sebagai gradien dari sebuah potensial skalar V :

= 0

= -

V , (53)
atau setara dengan pernyataan berikut:

, tidak tergantung lintasan


(konservatif) untuk setiap titik-titik ujung yang diberikan.

= 0 untuk sembarang loop tertutup



Teorema 2. Jika divergensi dari sebuah medan vektor

bernilai nol
dimanapun, maka

dapat dinyatakan sebagai curl dari sebuah potensial vektor


yang juga setara dengan:

tidak tergantung permukaan untuk setiap batas tertutup yang


diberikan,

= 0 untuk sembarang permukaan tertutup.



ANALISIS VEKTOR
17

G. TEOREMA GREEN
Teorema Grenn pada suatu bidang dinyatakan oleh
(


Dengan P = P(x,y) dan Q = Q(x,y)

Contoh Soal
Tentukan usaha yang diberikan oleh grafik di bawah ini. Jika gaya

= xyi y
2
j. (x = 2 )

(2,1)


Dengan Integral Garis. Garis 2 aaalh parabola sehingga y = x
2

W =


W = 2/3 (-1/3 + 2)
W = -1
Dengan Teorema Grenn
W =


W = (


W =


W =


W = -1





ANALISIS VEKTOR
18

H. TEOREMA DIVERGENSI
Secara umum teorema divergensi diberiakn oleh
(


Contoh Soal
Uji kebenaran teorema divergensi untuk fungsi = (xy) i + 2yz j + 3xz k .
Gunakan volum gamabr kubus di samping dengan panjang sisi 2 satuan.
Jawab
Terlebih dahulu dicari nilai:

= y + 2z + 3x
(


Untuk

, dengan bantuan sebagai berikut:










1. = dydz i, x =2;


2. = -dydz i, x =0;

= 0
3. = dxdz j, y =2;


4. = -dxdz j, y =0;

= 0
5. = dxdy k, z =2;


6. = dxdy k, z =2;


Sehingga total

= 8 + 16 + 24 = 48
5
2
3
6
1
4
ANALISIS VEKTOR
19

I. CURL DAN TEOREMA STOKES
Secara umum teorema stokes diberikan oleh
(

) atau (



Contoh Soal
Ujilah kebenaran teorema stokes untuk fungsi = y k pada permukaan segitiga
seperti gambar disamping.
z

(0, 0, a)



y
(0, 2a, 0)


(a, 0, 0)
X

Cek ruas kanan,
Ambil jalur yang berlawanan jarum jam pada garis-garis batas permukaan
tertutup segitiga. Ada 3 bagian garis pada segitiga tersebut:
(1) Kiri; z = a-x; dz = -dx; y = 0; sehingga = 0
(2) Alas; dz = 0, sehingga = 0
(3) Belakang (kanan) z = a y; dz = - dy; y: 2a --- 0
=


Totalnya dalam loop tertutup adalah = 0 + 0 +a
2

= a
2


Untuk ruas kiri (

) = i
Sehingga (

) = proyeksi permukaan segitiga pada bidang xy


(

) = (a) (2a) = a
2
(sesuai)


ANALISIS VEKTOR
20

RESUME
FISIKA SAINS I
ANALISIS VEKTOR




















ABDUL KADIR ALAYDRUS
NIM: I2E 009 001
















PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MATARAM
UNIVERSITAS MATARAM
2010

Anda mungkin juga menyukai