Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS VEKTOR

Aljabar Vektor

Operasi vektor
Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor. Contohnya adalah
perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan momentum. Sementara itu, besaran yang
hanya memiliki nilai tanpa arah disebut dengan skalar. Contohnya adalah massa, muatan,
kerapatan, dan temperatur. Untuk notasinya, besaran yang dinyatakan sebagai vektor akan
ditandai dengan tanda panah di atas simbolnya ( A⃗ , ⃗B , dan seterusnya), sedangkan
skalar
dinyatakan dengan huruf biasa. Besar (nilai) dari suatu vektor dapat dituliskan ∣A⃗ ∣

A⃗ atau dengan notasi skalar, A .

A⃗
−A⃗

Gambar 1

Dalam diagram, vektor biasanya dinyatakan dengan panah. Panjang dari panah
sebanding dengan besar vektor dan kepala panah menyatakan arah dari vektor tersebut.
Minus (yaitu ) adalah sebuah vektor dengan besar yang sama A⃗ , tetapi
A⃗ −A⃗ seperti
pada arah sebaliknya (gambar 1). Perhatikan bahwa vektor memiliki besar dan arah, tetapi
tidak mutlak menyatakan lokasi. Sebagai contoh, sebuah perpindahan sejauh 4 km ke arah
utara dari Bandung direpresentasikan dengan vektor yang sama pada perpindahan sejauh 4
km ke utara Padang (kelengkungan Bumi diabaikan). Dengan demikian vektor dapat
digeser sesuka hati selama besar dan arahnya tidak diubah.
Operasi vektor dapat dibagi menjadi empat kelompok:
(1)
Penjumlahan dua vektor. Tempatkan ekor ⃗B pada kepala sehingga dapat
A⃗
diperoleh jumlah vektor
A⃗ + ⃗B , yaitu vektor dari ekor hingga kepala B⃗ (gambar 2).
A⃗
Penjumlahan vektor bersifat komutatif sehingga jika ditukar dengan pada proses di
⃗B atas, maka hasilnya akan tetap sama: A⃗
A⃗ + ⃗B= ⃗B+ A⃗ .

⃗B

( ⃗B + A⃗ )
A⃗
A⃗
( ⃗B + A⃗ )

B⃗
Gambar 2

Penjumlahan ini juga bersifat asosiatif:

( A⃗ +⃗B )+C⃗ = A⃗ +( B⃗ +C⃗ ) .

Untuk mengurangkan sebuah vektor (gambar 3), tambahkan kebalikannya:

A⃗ − ⃗B= A⃗ +(− ⃗B) .

( A⃗ −B⃗ ) A⃗

−⃗B
Gambar 3

(2)
Perkalian dengan sebuah skalar. Perkalian suatu vektor oleh sebuah skalar k
positif merupakan perkalian besar vektor oleh skalar tersebut dengan arah yang tidak
berubah (gambar 4). Namun jika k negatif, arah vektor berubah menjadi sebaliknya.
Perkalian ini bersifat distributif:

k( A⃗ + ⃗B )=k A⃗ +k ⃗B .

⃗B
2 A⃗

A⃗
A⃗

Gambar 4 Gambar 5

(3)
Perkalian titik dua vektor. Perkalian titik didefinisikan oleh

A⃗ ⋅⃗B= A B cos  , (1)

dengan  adalah sudut antara vektor-vektor tersebut ketika kedua ekornya saling bertemu
(gambar 5). Perhatikan bahwa
A⃗ ⋅⃗ menghasilkan sebuah skalar sehingga perkalian titik
B
ini sering juga disebut perkalian skalar. Perkalian ini bersifat komutatif,

A⃗ ⋅⃗B= ⃗B⋅A⃗ ,

dan distributif,

A⃗ ⋅( ⃗B +C⃗ )= A⃗ ⋅B⃗ + A⃗ ⋅C⃗ . (2)

Secara geometri,
A⃗ ⋅B⃗ adalah perkalian dari A dengan proyeksi ⃗B pada (atau
A⃗
sebaliknya perkalian B dengan proyeksi
pada B⃗ ). Jika dua vektor sejajar, maka
A⃗
A⃗ ⋅⃗B= A B . Untuk sembarang vektor A⃗ , secara khusus berlaku

A ⃗ ⋅A ⃗ = A 2 . (3)
Jika vektor
dan saling tegak lurus, A⃗ ⋅⃗B=0 .
A⃗ ⃗ maka
B
(4)
Perkalian silang dua vektor. Perkalian silang didefinisikan oleh
A⃗ × ⃗B=( A B sin ) n , (4)
dengan n adalah sebuah vektor satuan (yang panjangnya 1) mengarah tegak lurus bidang

yang sisi-sisinya dibentuk oleh vektor


dan B⃗ . Namun ternyata ada dua arah yang
A⃗
tegak lurus bidang tersebut, yaitu “masuk” dan “keluar”. Untuk mengatasi masalah ini,
digunakanlah kesepakatan aturan tangan kanan: jadikan keempat jari selain ibu jari agar
menunjuk pada vektor pertama (dengan ibu jari tegak lurus keempat jari), kemudian putar
keempatnya (pada sudut terkecil) ke arah vektor kedua, maka ibu jari menandakan arah
dari perkalian silang kedua vektor tersebut. Perhatikan bahwa A⃗ ×B⃗ akan menghasilkan
sebuah vektor sehingga perkalian silang sering disebut dengan perkalian vektor.

⃗B

A⃗

Gambar 6.
A⃗ mengarah keluar bidang kertas, ⃗B ×A⃗ mengarah masuk bidang kertas.
×⃗B

Perkalian silang bersifat distributif,

A⃗ ×( ⃗B+C⃗ )=( A⃗ × ⃗B)+( A⃗ ×C⃗ ) , (5)

tetapi tidak komutatif, justru

A⃗ × ⃗B=−( ⃗B× A⃗ ) . (6)

Secara geometri, ∣A⃗ × ⃗B∣ adalah luas daerah jajaran genjang yang dibentuk oleh
dan
A⃗
⃗B (gambar 6). Jika kedua vektor saling sejajar, maka perkalian silangnya nol dan
secara
khusus
A⃗ × A⃗ =0 untuk sembarang A⃗ .
vektor

Bentuk komponen
Pada bagian sebelumnya telah didefinisikan beberapa operasi vektor dalam bentuk yang
masih kabur, yakni tanpa merujuk pada sistem koordinat tertentu. Dalam praktik biasanya
cukup mudah untuk bekerja dengan komponen vektor dalam sistem koordinat tertentu.
Misalkan pada koordinat kartesian: i , j , dan masing-masing adalah vektor satuan
k
yang sejajar dengan sumbu-x, y, dan z (gambar 7). Sebuah vektor sembarang
dapat
A⃗ dinyatakan dalam suku vektor basis tersebut (gambar 8), yaitu

A⃗ = A x i + A y j +A z k .

z z

A⃗
Az k
k
j
y A x i
y
i
A y j
x x
Gambar 7 Gambar 8

Bilangan Ax , A y , dan Az disebut komponen


A⃗ . Tafsiran geometri dari
dari
komponen vektor tersebut adalah proyeksi
sepanjang tiga sumbu koordinat. Dengan
A⃗
hasil ini, keempat operasi vektor yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dirumuskan ulang
dalam bentuk komponen-komponennya:

(1) Penjumlahan dua vektor:

A⃗ + ⃗B=( A x +B x ) i +( A y +B y ) j +( A z +B z ) k . (7)

(2) Perkalian dengan sebuah skalar:

k A⃗ =( k A x ) i +( k A y ) j +( k A z ) k . (8)

(3) Perkalian titik dua vektor:

˙
i⋅i = j⋅j =k k ˙j = i⋅k = j⋅k (9)
=1;
=0 .

A⃗ ⋅⃗B= A x B x + A y B y + A z (10)
Bz .
A⃗ ⋅A⃗ = A 2 + A 2 +A 2 ,
x y z

⟶ A=√( A2 +A2 + A2) (11)


x y z
.
(4) Perkalian silang dua vektor:

i × i = j × j =k ×k
=0 ,
i × j =− j ×i=k , (12)

j ×k =−k × j =i ,

k ×i =−i ×k = j .


. (1
A⃗ × ⃗B=
i Ajx A y


k
Az

Perkalian tripel

Perkalian titik dan silang antara 3 buah vektor, A⃗ ⃗B , C⃗ dapat menghasilkan


, dan
sesuatu yang berarti dalam bentuk ( A⃗ ⋅⃗B)
A⃗ ⋅( ⃗B ×C⃗ ) , A⃗ ×( ⃗B×C⃗ ) . Aturan-
C⃗ , aturan yang berlaku adalah: dan

( A⃗ ⋅B⃗ ) C⃗ ≠ A⃗ ( ⃗B⋅C⃗ ) . (14)


A⃗ ⋅( ⃗B ×C⃗ )=B⃗⋅( C⃗ × A⃗ )=C⃗⋅( A⃗ (15)
× ⃗B) ,

⃗ ⃗ ⃗ ∣
Ax A y Az
A ⋅( B ×C )= B x B y B z .
Cx C y Cz
∣ (16)

(17)
A⃗ ×( ⃗B×C⃗ )≠( A⃗ × ⃗B)×C⃗ ,
A⃗ ×( ⃗B ×C⃗ )=( A⃗ ⋅C⃗ ) ⃗B−( A⃗ ⋅B⃗ ) (18)
C⃗ ( A⃗ ×B⃗ )×C⃗ =( A⃗ ⋅C⃗ ) ⃗B−(
.
⃗B⋅C⃗ ) A⃗
Perkalian
A⃗ ⋅( ⃗B ×C⃗ ) disebut dengan perkalian tripel skalar dan dapat ditulis [ A⃗ ⃗B C⃗ ]
.
Secara geometri, perkalian tripel skalar akan menghasilkan besar volume ruang yang
dibentuk oleh
A⃗ , ⃗B , C⃗ sebagai sisi-sisinya. Volume ruang tersebut akan bernilai
dan
positif atau negatif tergantung pada unsur perkalian silang di dalam perkalian tripel skalar.
Sementara itu, perkalian
A⃗ ×( ⃗B×C⃗ ) disebut dengan perkalian tripel vektor karena hasil
akhirnya adalah sebuah vektor.
Posisi, perpindahan, dan jarak
Lokasi sebuah titik dalam tiga dimensi dapat dinyatakan dalam koordinat kartesian
( x , y , z ) . Vektor yang mengarah ke titik tersebut dari titik asal disebut dengan vektor
posisi:

⃗r =x i + y j +z k . (19)
Besarnya

r =√x 2+ y2+z 2 , (20)

adalah jarak dari titik asal,


dan

⃗r x i + y j + z
r  = =
k , (21)
r √x 2+ y 2+z 2

merupakan vektor satuan yang mengarah radial keluar.

Bagian kecil vektor perpindahan, dari ( x , y , z ) hingga (x +dx , y+dy , z +dz ) adalah

d r⃗=dx i +dy j +dz k . (22)

Pada berbagai kasus fisika, kita akan sering berhadapan dengan permasalahan yang
melibatkan dua titik, yatu sebuah titik sumber
⃗r ' (tempat sumber medan berada) dan
titik
medan ⃗r yang sedang ditinjau besar medannya. Akan memudahkan jika sejak awal
dibuatkan notasi baru untuk menyatakan posisi relatif dari titik sumber ke titik medan.
Notasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah r⃗ (gambar 9):

⃗r =⃗r −⃗r ' . (23)

titik medan

⃗r
⃗r
titik sumber
⃗r '

Gambar 9. Vektor posisi relatif antara titik sumber dan titik medan.
Besar dari vektor posisi relatif tersebut adalah

r=∣⃗r −⃗r '∣ , (24)


dan vektor satuannya (mengarah dari
r⃗ ' ke r⃗ ):
r⃗ r⃗ −r⃗ ' .
r (25)
= =
r ∣r⃗ −r⃗ '∣

Kalkulus Vektor

Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi vektor

Jika untuk setiap nilai suatu skalar u kita kaitkan sebuah vektor A⃗ , maka disebut
A⃗
fungsi dari u dan dinyatakan
dengan A⃗ ( u ) . Notasi ini dalam tiga dimensi dapat dituliskan

menjadi A⃗ ( u )=A x ( u ) i + A y (u ) j + Az ( u ) k .

Konsep fungsi ini dapat diperluas dengan mudah. Jika setiap titik ( x , y , z ) berkaitan
dengan sebuah vektor
A⃗ , maka adalah fungsi dari ( x , y , z ) yang dinyatakan dengan
A⃗

A⃗ ( x , y , z )= Ax ( x , y , z ) i +A y ( x , y , z ) j + Az ( x , y , z ) k . Dapat dikatakan
vektor A⃗
ini mendefinisikan sebuah medan vektor dan serupa dengannya (x , y , z ) mendefinisikan
medan skalar.

Aturan limit, kontinuitas, dan turunan untuk fungsi vektor mengikuti aturan yang sama
seperti skalar.

(1) Fungsi vektor yang dinyatakan dengan


A⃗ ( u ) dikatakan kontinu pada u0 jika
untuk
setiap bilangan positif  dapat ditemukan suatu bilangan positif  sehingga
∣A⃗ ( u )− A⃗ ( u 0 )∣∈ dengan ∣u−u0∣∈ . Pernyataan ini ekuivalen dengan

lim ⃗
A( u )= A⃗ (u 0 ) .
u ⟶ u0

d A⃗ lim
(2) Turunan dari A⃗ ( u ) didefinisikan =
A ⃗ ( u + Δ u )− A ⃗ ( u )
, dengan syarat du Δu
Δu ⟶0

limitnya ada. Pada


kasus A⃗ ( u )=A x ( u ) i + A y (u ) j + Az dapat diperoleh
( u ) k
d A⃗ d A x  d A y dA z

du = du i + du  j +du k . (26)
Turunan yang lebih tinggi seperti d 2 A⃗ /du 2 didefinisikan dengan cara yang serupa.

(3) Jika
A⃗ ( x , y , z )= A x ( x , y , z ) i +A y ( x , y , z ) j + A z ( x , y , z ) k , maka

∂A ∂ A⃗ ∂ A⃗
d A⃗ = dx + dy+ dz . (27)
∂x ∂y ∂z
adalah diferensial total dari A⃗ .

(4) Turunan dari perkalian vektor dengan skalar atau vektor dengan vektor mengikuti
aturan yang sama seperti pada fungsi skalar. Namun perlu diingat ketika kita
melibatkan perkalian silang maka urutan penulisan penting untuk diperhatikan karena
terkait dengan arah dari hasil perkalian tersebut.

Beberapa contoh diantaranya:


d d A⃗ d 
(  A⃗ )= +
(28)
A⃗ ,
du du du
∂ ( A⃗ ⋅⃗B )= A⃗ ⋅∂ ⃗B + ∂ A ⋅⃗B , (urutan tidak
(29)
masalah)
∂y ∂y ∂y

∂ ( A⃗ ×⃗B )=A⃗ × ∂ + ∂ A⃗
(pertahankan urutan dan ⃗B ). (30)
⃗B
× ⃗B A⃗
∂z ∂ ∂z
z

Gradien, Divergensi, dan Curl

Misalkan sebuah operator vektor


𝑄⃗ dalam koordinat kartesian didefinisikan

𝑄⃗ = i ∂  ∂
∂ x + j ∂ +k ∂ z . (31)
y
Jika  ( x , y , z )
dan A⃗ ( x , y , z ) memiliki turunan parsial pertama yang kontinu
pada
daerah tertentu, maka dapat didefinisikan beberapa besaran berikut:
∂ ∂ ∂ 
gradien: grad =𝑄⃗ = i + j + k

(32)
∂x ∂y ∂z
∂ Ax ∂ A y ∂
divergensi: div A⃗ =𝑄⃗ ⋅A⃗ = + +
Az (33)
∂x ∂y ∂z

∣ ∣
i j k
curl: curl A⃗ =𝑄⃗ × A⃗ =

(34)
∂ ∂∂y ∂∂ z
Ax Ay Az
Jika turunan parsial dari fungsi-fungsi
A⃗ , ⃗B , U , dan V diasumsikan ada, maka

1.
𝑄⃗ (U +V )=𝑄⃗ U +𝑄⃗ V atau grad (U +V )=grad U +grad V

2. 𝑄⃗ ⋅( A⃗ +⃗B )=𝑄⃗ ⋅A⃗ +𝑄⃗ ⋅⃗B atau div ( A⃗ +B⃗ )=div A⃗ +div ⃗B

3. 𝑄⃗ ×( A⃗ +⃗B )=𝑄⃗ × A⃗ +𝑄⃗ ×B⃗ atau curl ( A⃗ +B⃗ )=curl A⃗ +div ⃗B

4. 𝑄⃗ ⋅(U A⃗ )=(𝑄⃗ U )⋅A⃗ +U (𝑄⃗ ⋅A⃗ )

5. 𝑄⃗ ×(U A⃗ )=(𝑄⃗ U )×A⃗ +U ( 𝑄⃗ × A⃗ )

6. 𝑄⃗ ⋅( A⃗ ×⃗B )= ⃗B⋅( 𝑄⃗ × A⃗ )− A⃗ ⋅( 𝑄⃗ ×⃗B )

7. 𝑄⃗ ×( A⃗ ×⃗B )=( ⃗B⋅𝑄⃗ ) A⃗ −B⃗ ( 𝑄⃗ ⋅A⃗ )−( A⃗ ⋅𝑄⃗ )B⃗ + A⃗ ( 𝑄⃗ ⋅⃗B )

8. 𝑄⃗ ( A⃗ ⋅⃗B )=( B⃗⋅𝑄⃗ ) A⃗ +( A⃗ ⋅𝑄⃗ ) ⃗B+ ⃗B ×(𝑄⃗ × A⃗ )+ A⃗ ×(𝑄⃗ × ⃗B )


⃗ ⃗2
∂2 U ∂2 U ∂2 U
9. 𝑄⋅(𝑄 U )=𝑄

dan 𝑄 2 ∂2 ∂2 ∂2

10. 𝑄⃗ ×( 𝑄⃗ U )=0 . Curl dari gradien U adalah nol.

11.
𝑄⃗ ⋅(𝑄⃗ × A⃗ )=0 . Divergensi dari curl adalah nol.
12. A⃗

𝑄⃗ ×( 𝑄⃗ × A⃗ )=𝑄⃗ ( 𝑄⃗ ⋅A⃗ )−𝑄 2 A⃗

Gradien, divergensi, dan curl bukanlah sekedar operasi matematik belaka. Ketiganya
dapat ditafsirkan secara geometri.
Tafsiran Gradien. Seperti vektor lainnya, gradien memiliki besar dan arah. Untuk
menentukan arti geometrinya, kita dapat memisalkan ada sebuah fungsi tiga variabel,
katakanlah temperatur dalam ruang, T ( x , y , z ) , yang merupakan sebuah skalar.
Seberapa cepat perubahan temperatur tersebut dinyatakan dalam bentuk diferensial total

dT = ( ) ( ) ( )
∂T

dx +
∂T

dy+
∂T

dz . (35)

Dalam bentuk perkalian titik, pernyataan di atas setara dengan

dT = ( ∂ T  ∂T  ∂ T 

i+

j+
∂ )
k ⋅( dx i +dy j +dz k )
(3

=( 𝑄⃗ T )⋅(d ⃗r ) ,
atau

dT =𝑄⃗ T⋅d ⃗r =∣𝑄⃗ T∣ d ⃗r ∣cos , (37)

yang berarti
dT
=∣𝑄⃗ T∣cos =𝑄⃗ T⋅u⃗ , (38)
d
dengan  adalah sudut antara
𝑄⃗ T dan d ⃗r , kemudian ⃗u adalah suatu vektor
satuan
yang menyatakan arah gerak kita. Dengan demikian, laju perubahan temperatur ( dT /dr )
akan bernilai paling besar ketika geraknya searah dengan
𝑄⃗ T (yaitu saat =0 ).

Bayangkan kita berada pada sebuah lereng bukit. Lihat ke sekeliling dan temukan
bagian yang paling curam. Itu adalah arah dari gradien. Sekarang ukur kemiringan pada
arah tersebut. Itu adalah besar dari gradien. Lalu bagaimana jika gradiennya nol? Jika

𝑄⃗ T =0 pada ( x , y , z ) , maka dT =0 untuk perpindahan yang kecil di sekitar


titik ( x , y , z ) . Keadaan ini akan berarti sebuah titik stasioner dari fungsi T ( x , y , z ) . Titik
tersebut dapat berupa nilai maksimum (puncak), minimum (lembah), daerah pelana, atau
sebuah permukaan berbentuk seperti “bahu”.

Tafsiran Divergensi. Sesuai namanya, divergensi


𝑄⃗ ⋅ menyatakan ukuran
A⃗
penyebaran vektor
A⃗ . Perhatikan gambar 10 sebagai contoh pada kasus dua
dimensi.
Fungsi pada gambar 10(a) memiliki divergensi yang sangat besar dan positif (jika panahnya
mengarah ke dalam berarti nilainya negatif), fungsi pada gambar 10(b) memiliki divergensi
nol, dan fungsi pada gambar 10(c) memiliki divergensi positif yang nilainya agak kecil.

(a) (b)

(c)
Gambar 10

Tafsiran Curl. Pemilihan nama curl juga disesuaikan dengan arti geometrinya yang
menyatakan ukuran rotasi pada sebuah titik. Oleh karena itu seluruh fungsi pada
gambar 10 memiliki curl yang bernilai nol (bisa kita cek dengan mengetahui fungsinya)
dan fungsi pada gambar 11 memiliki curl yang sangat besar berarah pada sumbu-z.

x
Gambar 11

Anda mungkin juga menyukai