Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN VEKTOR DAN OPERASINYA

I. PENGERTIAN VEKTOR
A. DEFINISI VEKTOR
Vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, seperti
perpindahan (displacement), kecepatan, gaya dan percepatan. Secara
grafis, vektor digambarkan oleh sebuah anak panah OP (Gambar 1)
yang mendefinisikan arahnya sedangkan besarnya dinyatakan oleh
panjang anak panah. Ujung pangkal O dari anak panah disebut titik
asal atau titik pangkal vektor dan ujung kepala P disebut titik terminal
atau terminus. Secara analitis, vektor dilambangkan oleh sebuah huruf
dengan anak panah diatasnya, seperti ⃗A dalam Gambar 1 dan besarnya
⃗ | atau A.
dinyatakan oleh |A

O Gambar 1

B. MACAM-MACAM VEKTOR
1. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah sebuah vektor yang panjangnya satu satuan

dan memiliki arah. 𝜇𝑎⃗ merupakan vektor satuan pada arah 𝑎


⃗.

Sehingga nilai |𝜇𝑎⃗ | = 1.


𝑎
dimana 𝜇𝑎⃗ = | | = 1
𝑎

𝑎⃗ |𝑎⃗| |𝑎⃗ |
sehingga |𝜇𝑎⃗ | = | | = = |𝑎⃗| = 1.
|𝑎⃗| ||𝑎 ⃗ ||
2. Vektor Nol
Vektor nol adalah vektor yang panjangnya nol sehingga
arahnya tak tentu (karena ujung dan pangkalnya berimpit).
⃗⃗⃗⃗⃗ , 𝐵𝐵
Misalnya 𝐴𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗ Vektor nol dilambangkan dengan 𝑂
⃗⃗⃗⃗⃗ , 𝐶𝐶 ⃗⃗ .

3. Vektor Posisi
Vektor saruan pada arah sumbu X adalah i , vector satuan pada arah
sumbu Y adalah j dan vector satuan pada arah sumbu Z ditulis k
Vektor yang pangkalnya pada titik asal. Jika titik 𝑃 adalah sebuah
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗𝑝 disebut vektor posisi dari
titik pada bidang R2 , vektor 𝑂𝑃
titik 𝑃. Jika koordinat titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) maka vektor posisi dari titik 𝑃
adalah 𝑝 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = [𝑥1 , 𝑦 ] = 𝑥1 𝒊 + 𝑦 𝒋
⃗ = 𝑂𝑃 1 1

Y Z
𝐏(𝒙𝟏 , 𝒚𝟏 ) 𝐏(𝒙𝟏 , 𝒚𝟏, 𝒛𝟏, )

𝒑

𝒑
𝒚𝟏 Y

O 𝒙𝟏 Y
X

⃗ di R2
Gambar 1. Vekor 𝒑 ⃗ di R3
Gambar 2 .vektor 𝒑

Titik 𝑃(𝒙𝟏 , 𝒚𝟏, 𝒛𝟏, ) di R3 adalah titik ujung vector 𝒑


⃗ . Jadi vector
⃗ = [𝒙𝟏 , 𝒚𝟏, 𝒛𝟏, ] = 𝒙𝟏 𝒊 + , 𝒚𝟏, 𝒋 + 𝒛𝟏, 𝒌
ini ditulis 𝒑

C. HUBUNGAN ANTAR VEKTOR


1. Kesamaan dua vektor
Dua vektor dikatakan sama jika mempunyai panjang dan arah yang
sama .Jika ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐷 berarti ruas garis 𝐴𝐵 sama (panjang) dan
arahnya sama. Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa sebuah
vektor dapat digeser ke tempat lain dan tidak berubah asalkan
panjang dan arahnya sama dengan besar dan kedudukan vektor
semula.

a⃗

⃗b

Gambar di atas merupakan gambar dua buah vektor yang sama,


yaitu 𝑎
̅=𝑏 ̅
2. Kesejajaran dua vektor (𝑎 || 𝑏⃗)
Dua buah vektor dikatakan sejajar apabila ∃ 𝑘 ∈ 𝑟𝑖𝑖𝑙 ∋ 𝑎̅ =
𝑘𝑏̅ atau 𝑏̅ = 𝑘𝑎̅. Vektor dikatakan sejajar jika bergantung linier.
3. Pandang dua buah vektor yang arahnya sama, tetapi panjangnya
berlainan. Dalam hal ini, salah satu vektor dapat dinyatakan dengan
vektor yang lain.
Perhatikan gambar, ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ̅ dan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 adalah 𝑎 ̅. Sehingga 𝑎
𝐶𝐷 adalah 𝑏 ̅=
̅ atau 𝑏
̅= 𝑎 1
2𝑏 2
̅.

⃗B

a⃗


D

A
⃗C ⃗b

4. Jika dua buah vektor yang arahnya berlawanan dan panjangnya


tidak sama maka vektor yang satu dapat dinyatakan dengan yang
lain.
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = −3𝐸𝐹
⃗⃗⃗⃗⃗ atau ⃗⃗⃗⃗⃗ 1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Pada Gambar dibawah tampak 𝐴𝐵 𝐸𝐹 = − 3 𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ sama panjang dengan ⃗⃗⃗⃗⃗
5. Pada gambar dibawah, terlihat 𝐴𝐵 𝐸𝐹, tapi
arahnya berlawanan. Dua buah vektor disebut berlawanan apabila
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = −𝐸𝐹
panjangnya sama, tetapi arahnya berlawanan. 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ atau

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 = −𝐴𝐵

II. OPERASI VEKTOR


A. HASIL KALI SKALAR DENGAN VEKTOR
Hasil kali sebuah vektor A dengan sebuah skalar m adalah mA
yang besarnya |𝑚| kali besarnya A dan memiliki arah yang sama atau
berlawanan dengan A, bergantung pada apakah m positif atau negatif.
Jika m = 0 maka mA adalah sebuah vektor nol.
Misalkan vektor 𝐴 = [𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ] di R3 dan m sembarang skalar
(bilangan riil) maka vektor 𝑚𝐴 = [𝑚𝐴1 , 𝑚𝐴2 , 𝑚𝐴3 ].
 Jika vektor 𝐴 = [𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ] ≠ [0, 0, 0] dan 𝑚 > 0 maka vektor
mA searah dengan vektor 𝐴 = [𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ].
 Jika vektor 𝐴 = [𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ] ≠ [0, 0, 0] dan 𝑚 < 0 maka vektor
Ma berlawanan arah dengan vektor 𝐴 = [𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ].
 Jika vektor 𝐴 = [𝐴1 , 𝐴2 , 𝐴3 ] = [0, 0, 0] atau 𝑚 = 0 maka
vektor 𝑚𝐴 = [0, 0, 0].
B. PENJUMLAHAN VEKTOR

Jumlah atau resultan dari vektor-vektor 𝑎 dan 𝑏⃗ ditulis dengan


𝑎 + 𝑏⃗, adalah sebuah vektor 𝑐 adalah yang ujungnya pada vector 𝑏⃗
dan pangkalnya pada pangkal 𝑎 setelah vekor 𝑏⃗ ditranslasi sedemikin
sihingga pangkalnya berada pada ujung vector 𝑎 .

1. Metode segitiga
Jumlah vektor 𝑎 dan vektor 𝑏⃗ yang merupakan vektor 𝑐 dapat
ditentukan dengan translasi vektor 𝑏⃗ (tanpa mengubah panjang dan
arahnya) sehingga titik pangkal vektor 𝑏⃗ berimpit dengan titik
ujung vektor 𝑎 .
Vektor 𝑐 diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal vektor 𝑎
dengan titik ujung vektor 𝑏⃗ yang telah ditranslasi.

𝑏⃗

𝑏⃗

𝑎
2. Metode jajaran genjang
Jumlah vektor 𝑎 dan vektor 𝑏⃗ yang merupakan vektor 𝑐 dapat
ditentukan dengan memindahkan vektor 𝑏⃗ (tanpa mengubah
panjang dan arahnya) sehingga titik pangkal vektor 𝑏⃗ berimpit
dengan titik ujung vektor 𝑎 .

Vektor 𝑐 yang dimaksud adalah vektor yang titik pangkalnya


di titik pangkal persekutuan vektor 𝑎 dan vektor 𝑏⃗ , serta titik
ujungnya adalah titik sudut keempat dari jajar genjang yang
dibentuk oleh 𝑎 dan 𝑏⃗ .

𝑏⃗

𝑏⃗
3. Metode segi banyak (poligon)
Misalnya:
𝑎
⃗ 𝑎
B

⃗D
⃗ ⃗
C
⃗A
⃗B

⃗A

C

⃗E = ⃗A + ⃗B + ⃗C + ⃗D

E

D


A ⃗B
⃗A + ⃗B + ⃗C + ⃗D + ⃗E = ⃗0

⃗E
⃗C
⃗D

Jumlah dari vektor-vektor yang merupakan sisi-sisi dari sebuah


segi banyak tertutup selalu nol jika arah sisi-sisi tersebuut
berurutan.

C. SIFAT-SIFAT OPERASI VEKTOR


Jika A, B dan C adalah vektor-vektor dan m dan n skalar-skalar maka

1. A + B = B + A Hukum komutatif untuk


penjumlahan
2. A + (B + C) = (A + B) + C Hukum asiosiatif untuk
penjumlahan
3. 𝑚A = A𝑚 Hukum komutatif untuk
perkalian
4. 𝑚(𝑛A) = (𝑚𝑛)A Hukum asosiatif untuk perkalian
5. (𝑚 + 𝑛)A = 𝑚A + 𝑛A Hukum distributif
6. 𝑚(A + B) = 𝑚A + 𝑚B Hukum distributif
Pembuktian:

1. A + B = B + A.
Perhatikan secara Geometris seperti berikut :
⃗A

⃗B

B

⃗A
3
Jika A, B dan C di R
A + B = [A1, A2, A3] + [B1, B2, B3]
= [A1 + B1, A2 + B2, A3 + B3]
= [B1 + A1, B2 + A2, B3 + A3]
= [B1, B2, B3] + [A1, A2, A3]
=B+A
2. A + (B + C) = (A + B) + C .
A + (B + C) = [A1, A2, A3] + [ (B1, B2, B3) + (C1, C2, C3) ]
= [A1 , A2 , A3]+ [B1 + C1 , B2+ C2, B3 + C3]
= [A1 + (B1 + C1 ), A2 + (B2 + C2 )], A3 + (B3 + C3)]
= [(A1 + B1 )+ C1, (A2 + B2 )+ C2, (A3 + B3 )+ C3]
= [A1 + B1, A2 + B2 , A3 + B3 )] + [C2, C3 , C3)]
= [(A1, A2, A3) + (B1, B2, B3)] + (C1, C2, C3)
= (A + B) + C

A
C

A B
B

A+B B+C

(A + B) + C
C
A + (B + C)
A
2. m(A + B) = mA + mB
m(A + B) = m[(A1, A2, A3) + (B1, B2, B3)]
= m[A1 + B1, A2 + B2, A3 + B3]
= [m(B1 + A1), m(B2 + A2), m(B3 + A3)]
= [mA1 + mB1, mA2 + mB2, mA3 + mB3]
= [mA1, mA2, mA3] + [mB1, mB2, mB3]
= m[A1, A2, A3] + m[B1, B2, B3
= mA + mB

mB
B
mA

B
A

A+B

m(A + B)
SOLVE PROBLEM

1. Nyatakan titik-titik berikut sebagai sebuah vector


a. 𝐴(2,3) dan 𝐵(−1,4)
b. 𝑃(2,1,4) dan 𝑄(3,2, −5)

Penyelesaian:

a. ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = [(−1 − 2) , (4 − 3)] = [−3 , 1]

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = −[−3 , 1] = [3 , −1]


𝐵𝐴 = −𝐴𝐵
b. ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃𝑄 = [(3 − 1) , (2 − 1) , (−5 − 4)] = [2 , 1, −9]

2. Buktikan bahwa garis yang menghubungkan titik tengah dua sisi sebuah
segitiga adalah sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya sama dengan1/2
dari panjang sisi ketiga tersebut.
Penyelesaian:

M N

A
B
⃗⃗⃗⃗⃗
M titik tengah 𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗
N titik tengah 𝐶𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗𝐴𝐶 + ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐶𝐵
1 1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑀𝑁 = 𝑀𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝐶𝑁
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 1 (𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝐶𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝐶𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗ )
2 2 2
1
⃗⃗⃗⃗⃗
= 𝐴𝐵2

1 1
𝑀𝑁 // ⃗⃗⃗⃗⃗
Sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑀𝑁 = 2 panjang ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 dan panjang ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ |
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = |𝐴𝐵
𝐴𝐵 atau |𝑀𝑁 2
3. Diketahui vektor-vektor A,B dan C , gambarkan (a) 𝐴 − 𝐵 + 2𝐶 (b)3C-3𝐶 −
1
2
(2𝐴 − 𝐵)

Penyelesaian:

a) 2C
A
B
-B

C
A

𝐴 − 𝐵 + 2𝐶 = 𝐴 +(-B)+2C

b)

3C
-B

1 1
2A+(-B)=2A-B 3C+[− (2𝐴 − 𝐵)] = 3𝐶 −
2 2
(2𝐴 − 𝐵 )
1
3#3c3C− (2𝐴 − 𝐵 1
2
− (2𝐴 − 𝐵)
2
2A

2. ABCD adalah sebuah jajaran genjang dengan P dan Q adalah masing-masing


titik tengah dari sisi-sisi BC dan CD. Buktikan bahwa AP dan AQ memotong
diagonal BD atas tiga bagian yang sama dititik E dan F.

A B

D C

Penyelesaian:
⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐵𝐶
𝐴𝐷 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑎

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐷𝐶
𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏

 ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐷𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐵 𝐴𝐵 − ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷

=𝑏−𝑎

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸 = 𝑥𝐷𝐵
= 𝑥(𝑏 − 𝑎)

⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝑄 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑄

1
= a + ½ b = 𝑎 + 2𝑏

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = 𝑦 𝐴𝑄

1
= 𝑦(𝑎 + 2 𝑏)

⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐸 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 + ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸

⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 𝐴𝐸 − ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸

1
𝑎 = 𝑦 (𝑎 + 2 𝑏) + 𝑥(𝑏 − 𝑎)

1
= (𝑥 + 𝑦)𝑎 + (2 𝑦 − 𝑥) 𝑏

Karena a dan b tak kolinear sehingga

𝑥+𝑦 =1→ 𝑥 = 1−𝑦

1 1
𝑦 −𝑥 = 0 → 𝑥 = 2𝑦
2

1 2
Kita dapatkan, 1 − 𝑦 = 2 𝑦 → 𝑦 = 3
1 2
sehingga 𝑥 = 3 dan 𝑦 = 3

1 2
jadi, 𝐷𝐸 = 3 𝐷𝐵, 𝐴𝐸 = 3 𝐴𝑄

 ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐷𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐵 𝐴𝐵 − ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷

=𝑏−𝑎

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑚 𝐷𝐵
𝐹𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
= 𝑚(𝑏 − 𝑎)

⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑃 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 + ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐵𝑃
1
= 𝑏 + 2𝑎

⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐹 = 𝑛𝐴𝑃

1
= 𝑛(𝑏 + 2 𝑎)

⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐴𝐹
𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝐹𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗

1
= 𝑛 (𝑏 + 2 𝑎) + 𝑚(𝑏 − 𝑎)
1
= (2 𝑛 − 𝑚) 𝑎 + (𝑛 + 𝑚)𝑏

Karena a dan b tak kolinear sehingga

1 1
𝑛 − 𝑚 = 0 → 𝑚 = 2𝑛
2

𝑛+𝑚 =1

1 2
𝑛 + 2𝑛 = 1 → 𝑛 = 3

1 2
sehingga 𝑚 = 3, dan 𝑛 = 3
1 2
didapat 𝐹𝐵 = 3 𝐷𝐵 dan 𝐴𝐹 = 3 𝐴𝑃

 ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸 + ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐷𝐵
𝐸𝐹 + 𝐹𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ − 2 𝐷𝐵
𝐸𝐹 = 𝐷𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
3

1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
= 𝐷𝐵
3

1
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐸 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐸𝐹 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐹𝐵 = 3 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐷𝐵 (terbukti)

3. Diketahui segitiga ABC dengan a = AB dan b = AC. misalkan D titik tengah


sisi BC dan E titik tengah dari AC. misalkan titik M titik potong garisAD dan
BE, nyatakn vector AM dalam vector a dan b.
Penyelesaian :

Diketahui : AB  a dan AC  b
Titik D, E, F berturut  turut titik
tengah sisi BC, AC, AB. Dan AD, CF, BE
merupakan garis berat segitiga ABC sehingga M merupakan
titik berat. Maka AM : MD  2 :1. Kita bisa mencari vektor dengan
menggunaka n cara.
Pertama, Misalakan AM : MD  1: λ dan BM : ME  1 : μ. Dengan demikian
1
AM  AD
1 λ
1 1 1 
  a  b
1 λ  2 2 
1 1
 a b
21  λ  21  λ 
Cara kedua, kita tuliskan AM melalui titik B. Dalam hal ini
C
AM  AB  BM
1
 a BE
1 μ E
M
D

 a
1
1 μ

AE  AB 
A F B
1 1
Tetapi AE  AC  b dan AB  a , maka
2 2
1 1 
AM  a   b  a
1 μ 2 
μ 1
 a b
1 μ 21  μ 
Kedua penyajian vektor AM ini harus sama, maka
1 1 μ 1
a b a b
21  λ  21  λ  1 μ 21  μ 
atau
 1 μ   1 1 
 21  μ   1  μ  a   21  λ   21  μ  b  0
   
Karena vektor a dan b tidak segaris, maka penjumlaha n di ruas kiri sam dengan
vektor nol jika koefisien vektor a dan b masing masing sama dengan nol

Ini berarti
1 1
 0
21  λ  1  μ
1 1
 0
21  λ  21  μ 
Persamaan kedua memberikan kesimpulan bahwa λ  μ. Dengan mensubtitu sikan
ke persamaan pertama, diperoleh :
1 μ
 0
21  μ  1  μ
1 1
yang memberikan nilai bahwa μ  . dengan demikian λ  juga
2 2
jadi vektor
1 1
AM  a  b
3 3
DAFTAR PUSTAKA

Kartono. 2002. Aljabar Linier, Vektor, dan Eksplorasinya dengan Maple. Graha
Ilmu: Yogyakarta.

Spiegel, R. Murray. 1984. Analisis Vektor. Diterjemahkan oleh: Drs. Hans J.


wospakrik. Jakarta: Erlangga.

Varberg, Dale, Edwin J. Purcell, dan Steven E. Rigdon. 2011. Kalkulus. Edisi ke
9. Diterjemahkan oleh: I Nyoman Susila Ph. D. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai