Anda di halaman 1dari 6

1.

1 Vektor
Skalar dan Vektor
Skalar : misalnya temperatur, hanya mempunyai magnitudo. Skalar ini ditampilkan dengan sebuah
bilangan yang diikuti oleh satuannya (10oC) dan mengikuti aturan-aturan aritmetika dan
aljabar biasa.
Vektor : misalnya perpindahan, mem-punyai magnitudo dan arah (5 m, utara) dan mengikuti aturan-
aturan aljabar vektor.

Menambahkan Vektor secara Geometris


Dua vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ dapat dijumlahkan secara geometri dengan menggambarkan keduanya dalam skala
yang sama dan menyusun keduanya dari kepala ke ekor. Vektor yang menghubungkan ekor dari vektor
pertama menuju ke kepala vektor kedua adalah vektor penjumlahan 𝑠⃗. Untuk mengurangi 𝑏⃗⃗ dari 𝑎⃗, baliklah
arah dari 𝑏⃗⃗ menjadi -𝑏⃗⃗; kemudian jumlahkan -𝑏⃗⃗ pada 𝑎⃗. Penjumlahan vektor ini bersifat komutatif dan
mengikuti hukum asosiatif.

Komponen-Komponen Vektor
Komponen-komponen (skalar) 𝑎𝑥 dan 𝑎𝑦 dari sebuah vektor dua dimensi 𝑎⃗ di sepanjang sumbu koordinat
didapatkan dengan cara menarik garis tegak lurus dari ujung 𝑎⃗ ke sumbu-sumbu koordinat. Komponen-
komponen tersebut ditampilkan sebagai berikut
𝒂𝒙 = 𝒂 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐝𝐚𝐧 𝒂𝒚 = 𝒂 𝐬𝐢𝐧 𝜽
Di mana 𝜃 adalah sudut antara arah positif sumbu 𝑥 dengan arah 𝑎⃗. Tanda positif dan negatifnya sebuah
komponen menunjukkan arahnya di sepanjang sumbu yang terkait. Bila komponen-komponennya
diketahui, kita dapat menghitung besar dan orientasi vektor 𝑎⃗ dengan
𝒂𝒚
𝒂 = √ 𝒂𝟐𝒙 + 𝒂𝟐𝒚 dan tan 𝜽 =
𝒂𝒙

Notasi Vektor Satuan


Vektor satuan î, 𝑗̂, dan 𝑘̂ mempunyai magnitudo satuan dan masing-masing mengarah pada sumbu positif
dari 𝑥, 𝑦, dan 𝑧, dalam sistem koordinat tangan kanan. Kita dapat menuliskan vektor 𝑎⃗ menggunakan
vektor satuan sebagai berikut
̂.
⃗⃗ = 𝒂𝒙 𝐢̂ + 𝒂𝒚 𝐣̂ + 𝒂𝒛 𝐤
𝒂
Di mana 𝑎𝑥 î, 𝑎𝑦 ĵ, dan 𝑎𝑧 k̂ adalah komponen-komponen vektor dari 𝑎⃗ dan 𝑎𝑥 , 𝑎𝑦 dan 𝑎𝑧 adalah komponen-
komponen skalarnya.

Menambahkan Vektor dalam Bentuk Komponen-Komponennya


Untuk menjumlahkan vektor dalam bentuk komponen, kita menggunakan aturan
𝒓𝒙 = 𝒂𝒙 + 𝒃𝒙 𝒓𝒚 = 𝒂𝒚 + 𝒃𝒚 𝒓𝒛 = 𝒂𝟐 + 𝒃𝒛 .
⃗⃗
Di sini 𝑎⃗ dan 𝑏 adalah vektor-vektor yang akan dijumlahkan, dan 𝑟⃗ adalah hasil penjumlahan vektor.
Vektor dan Hukum Fisika
Situasi fisika apapun yang melibatkan vektor dapat dijabarkan menggunakan beragam sistem koordinat
yang memungkinkan. Kita biasanya memilih salah satu dari yang paling dapat menyederhanakan situasi
tersebut. Akan tetapi, hubungan antara kuantitas vektor tidak bergantung pada koordinat yang kita pilih.
Hukum-hukum fisika juga tidak bergantung pada pilihan tersebut.

Perkalian Skalar dengan Vektor


Hasil dari skalar 𝑠 dengan vektor 𝑣⃗ adalah sebuah vektor baru yang mempunyai magnitudo sv dan arahnya
sama dengan vektor 𝑣⃗ bila s bernilai positif dan arahnya berkebalikan jika s bernilai negatif. Untuk membali
vektor 𝑣⃗ dengan s, maka kalikan 𝑣⃗ dengan 1/s.

Perkalian Skalar
Perkalian skalar (dot) dari dua vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ ditulis 𝑎⃗ · 𝑏⃗⃗ dan kuantitas skalarnya dinyatakan dengan
⃗⃗ · ⃗𝒃⃗ = 𝒂𝒃 𝐜𝐨𝐬 ɸ
𝒂
Di mana ɸ adalah sudut yang diapit oleh 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗. Perkalian skalar adalah perkalian dari besar vektor
pertama dan komponen skalar dari vektor kedua yang searah dengan vektor pertama.
Pada notasi vektor satuan,
⃗⃗ · ⃗𝒃⃗ = (𝒂𝒙 𝐢̂ + 𝒂𝒚 𝐣̂ + 𝒂𝒛 𝐤
𝒂 ̂ ) · (𝒃𝒙 𝐢̂ + 𝒃𝒚 𝐣̂ + 𝒃𝒛 𝐤
̂)
Yang dapat diekspansi menurut hukum distributif. Perhatikan bahwa
⃗𝒂⃗ · ⃗𝒃⃗ = ⃗𝒃⃗ · ⃗𝒂⃗

Perkalian Vektor Perkalian vektor (atau silang)


Dari vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ ditulis 𝑎⃗ x 𝑏⃗⃗ dan merupakan sebuah vektor c yang besar c-nya dinyatakan oleh
𝒄 = 𝒂𝒃 𝐬𝐢𝐧 ɸ,
Di mana ɸ adalah sudut terkecil yang diapit oleh 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗. Arah 𝑐⃗ adalah tegak lurus terhadap bidang yang
dibentuk oleh 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ dan berlaku kaidah tangan kanan seperti Gambar 3-20. Perhatikan bahwa 𝑎⃗ x 𝑏⃗⃗ =
−(𝑏⃗⃗ x 𝑎⃗). Dalam notasi vektor satuan,
⃗⃗ 𝐱 ⃗𝒃⃗ = (𝒂𝒙 𝐢̂ + 𝒂𝒚 𝐣̂ + 𝒂𝒛 𝐤
𝒂 ̂ ) 𝐱 (𝒃𝒙 𝐢̂ + 𝒃𝒚 𝐣̂ + 𝒃𝒛 𝐤
̂)
Yang bisa kita ekspansi dengan hukum distributif.

1.2 Gerak Sepanjang Garis Lurus


Posisi
Posisi 𝑥 partikel pada sumbu 𝑥 menunjukkan lokasinya terhadap titik asal, atau titik nol, dari sumbu. Posisi
dapat bernilai positif atau negatif, bergantung ke arah mana partikel berada dari titik asal, atau nol bila
partikel berada pada titik asal. Arah positif pada sumbu adalah arah ke penambahan angka positif; arah
sebaliknya adalah arah negatif.

Perpindahan
Perpindahan ∆𝑥 dari partikel adalah perubahan posisi partikel tersebut.
∆𝒙 = 𝒙𝟐 − 𝒙𝟏
Perpindahan adalah besaran vektor. Positif bila partikel bergerak ke arah positif pada sumbu 𝑥 dan negatif
bila partikel bergerak ke arah negatif.

Kecepatan rata-rata
Ketika partikel bergerak dari posisi 𝑥1 ke posisi 𝑥2 selama interval waktu
∆𝒕 = 𝒕𝟐 − 𝒕𝟏 ,
kecepatan rata-rata selama interval waktu tersebut adalah
∆𝒙 𝒙𝟐 − 𝒙𝟏
𝒗𝐚𝐯𝐠 = =
∆𝒕 𝒕𝟐 − 𝒕𝟏
Tanda aljabar 𝑣avg menunjukkan arah pergerakan (𝑣avg adalah besaran vektor). Kecepatan rata-rata tidak
bergantung pada jarak sebenarnya dari gerakan partikel, tetapi bergantung pada posisi awal dan posisi
akhirnya.
Pada grafik 𝑥 terhadap 𝑡, kecepatan rata-rata selama interval waktu ∆𝑡 adalah kemiringan dari garis lurus
yang menghubungkan titik-titik yang mewakili kedua interval.

Laju rata-rata
Laju rata-rata 𝑠avg partikel selama interval waktu ∆𝑡 bergantung pada jarak total yang di tempuh partikel
pada interval waktu tersebut:
𝐣𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐮𝐡 𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥
𝑺𝒂𝒗𝒈 =
∆𝒕

Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat (atau dikenal dengan kecepatan saja) 𝑣 dari partikel bergerak adalah
𝐥𝐢𝐦 ∆𝒙 𝒅𝒙
𝒗= =
∆𝒕 → 𝟎 ∆𝒕 𝒅𝒕
Di mana ∆𝑥 dan ∆𝑡 didefinisikan perpindahan dan perubahan waktu. Kecepatan sesaat (pada waktu
tertentu) dapat diperoleh sebagai kemiringan ( di waktu yang telah ditentukan) pada grafik 𝑥 terhadap 𝑡.
Laju adalah magnitudo dari kecepatan sesaat.

Percepatan rata-rata
Percepatan rata-rata adalah rasio antara perubahan kecepatan ∆𝑣 terhadap interval waktu ∆𝑡 saat
perubahan itu terjadi.
∆𝒗
𝒂𝒂𝒗𝒈 =
∆𝒕
Tanda aljabar menunjukkan arah percepatan 𝑎𝑎𝑣𝑔 .
Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat (atau percepatan saja) 𝑎, adalah turunan pertama dari kecepatan 𝑣(𝑡) dan turunan
kedua dari posisi 𝑥(𝑡):
𝒅𝒗 𝒅𝟐 𝒙
𝒂= =
𝒅𝒕 𝒅𝒕𝟐
Pada grafik 𝑣 terhadap 𝑡, percepatan 𝑎 pada waktu tertentu 𝑡 adalah kemiringan kurva pada titik yang
mewakili 𝑡.

Percepatan Konstan
Terdapat lima persamaan yang menggambarkan gerakan partikel dengan percepatan konstan, yakni :
𝒗 = 𝒗𝟎 + 𝒂𝒕
𝟏
𝒙 − 𝒙𝟎 = 𝒗𝟎 𝒕 + 𝒂𝒕𝟐
𝟐
𝒗𝟐 = 𝒗₀𝟐 + 𝟐𝒂 (𝒙 − 𝒙₀ )
1
𝑥 − 𝑥0 = (𝑣𝑜 + 𝑣)𝑡
2
1
𝑥 − 𝑥0 = 𝑣𝑡 − 𝑎𝑡 2
2
Persamaan-persamaan di atas tidak dapat digunakan ketika percepatan tidak konstan.

Percepatan Jatuh Bebas


Contoh yang penting dari gerak sepanjang garis lurus dengan percepatan konstan adalah objek naik atau
jatuh di dekat permukaan Bumi. Persamaan untuk percepatan konstan dapat menggambarkan gerakan ini,
tetapi kita buat dua perubahan pada notasi: (1) kita mengacu gerakan ke sumbu vertikal 𝑦 dengan +𝑦 ke
arah atas secara vertikal; (2) kita mengganti 𝑎 dengan –g, di mana g adalah magnitudo dari percepatan
jatuh bebas. Dekat permukaan Bumi, g = 9,8 m/s 2 (=32 fit/𝑠 2 ).

1.3 Gerak dalam Dua dan Tiga Dimensi


Vektor Posisi
Lokasi partikel relatif terhadap titik asal sistem koordinat diberikan dengan vektor posisi 𝑟⃗, yang dalam
notasi vektor satuan adalah
̂
⃗⃗ = 𝒙𝐢̂ + 𝒚𝒋̂ + 𝒛𝒌
𝒓
̂
Di sini 𝑥î, 𝑦𝑗̂, dan 𝑧𝑘 adalah komponen vektor dari vektor posisi 𝑟⃗, dan 𝑥, 𝑦, 𝑧 adalah komponen skalarnya
(sama seperti koordinat partikel). Vektor posisi dideskripsikan baik dengan magnitudo dan satu atau dua
sudut untuk menunjukkan arah, atau dengan komponen vektor atau skalarnya.

Perpindahan
Jika partikel bergerak sehingga vektor posisinya berubah dari 𝑟⃗1 menjadi 𝑟⃗2, perpindahan partikel ∆𝑟⃗
adalah
∆𝒓⃗⃗ = 𝒓
⃗⃗𝟐 − 𝒓
⃗⃗𝟏 .

Perpindahan dapat juga ditulis sebagai


̂
⃗⃗ = (𝒙𝟐 − 𝒙𝟏 )𝐢̂ + (𝒚𝟐 − 𝒚𝟏 )𝐣̂ + (𝒛𝟐 − 𝒛𝟏 )𝐤
∆𝒓
̂
= ∆𝑥î + ∆𝑦ĵ + ∆𝑧k

Kecepatan Rata-rata dan Kecepatan Sesaat


Jika partikel mengalami perpindahan sejauh ∆𝑟⃗ dalam interval waktu ∆𝑡, kecepatan rata-rata 𝑣⃗avg untuk
selang waktu tersebut adalah
∆𝒓
⃗⃗𝐚𝐯𝐠 =
𝒗 .
∆𝒕
Saat ∆𝑡 pada Persamaan di atas mendekati 0, maka 𝑣⃗avg mencapai suatu limit yang disebut dengan
kecepatan atau kecepatan sesaat 𝑣⃗:
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝒅𝒓
⃗⃗ =
𝒗
𝒅𝒕
Yang dapat ditulis ulang dalam notasi vektor satuan sebagai
̂
⃗⃗ = 𝒗𝒙 𝐢̂ + 𝒗𝒚 𝐣̂ + 𝒗𝒛 𝐤
𝒗
Di mana
𝒗𝒙 = 𝒅𝒙/𝒅𝒕,
𝒗𝒚 = 𝒅𝒚/𝒅𝒕, dan
𝒗𝒛 = 𝒅𝒛/𝒅𝒕.
Kecepatan sesaat 𝑣⃗ suatu partikel selalu diarahkan di sepanjang garis singgung (tangen) terhadap lintasan
partikel pada posisi partikel.

Percepatan Rata-rata dan Percepatan Sesaat


Jika kecepatan partikel berubah dari 𝑣⃗ 1 menjadi 𝑣⃗ 2, selama interval waktu ∆𝑡, percepatan rata-rata selama
∆𝑡 adalah
⃗⃗
∆𝒗
⃗⃗𝐚𝐯𝐠 = 𝒗
𝒂 ⃗⃗2 - 𝒗
⃗⃗1 ‘∆𝒕 =
∆𝒕
Saat ∆𝑡 pada Persamaan di atas mendekati 0, maka 𝑎⃗avg mencapai nilai limit yang disebut percepatan atau
percepatan sesaat 𝑎⃗.
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑑𝑣
𝑎⃗ =
𝑑𝑡
Dalam notasi vektor satuan,
̂
⃗⃗ = 𝒂𝒙 𝐢̂ + 𝒂𝒚 𝐣̂ + 𝒂𝒛 𝐤
𝒂
Di mana
𝒂𝒙 = 𝒅𝒗𝒙 /dt,
𝒂𝒚 = 𝒅𝒗𝒚 /dt, dan
𝒂𝒛 = 𝒅𝒗𝒛 /dt.

Gerak Proyektil
Gerak proyektil adalah gerak dari partikel yang diluncurkan dengan kecepatan awal 𝑣⃗𝑜 . Selama
peluncurannya, percepatan horizontal partikel adalah nol dan percepatan vertikalnya adalah percepatan
jatuh bebas –g. (Arah ke atas diambil sebagai arah positif.) Jika 𝑣⃗𝑜 dinyatakan sebagai besaran (laju 𝑣𝑜 ) dan
sudut 𝜃𝑜 , maka persamaan gerak partikel sepanjang sumbu horizontal 𝑥 dan sumbu vertikal 𝑦 adalah
𝑥 − 𝑥𝑜 = (𝑣𝑜 cos 𝜃𝑜 )𝑡,
1
𝑦 − 𝑦𝑜 = (𝑣𝑜 cos 𝜃𝑜 )𝑡 − g𝑡 2 ,
2
𝑣𝑦 = 𝑣𝑜 sin 𝜃𝑜 −g𝑡,
𝑣𝑦 2 = (𝑣𝑜 sin 𝜃𝑜 )2 −2g (𝑦 − 𝑦𝑜 )

Trajektori (lintasan)
Partikel dalam gerak proyektil berbentuk parabola dan diberikan oleh
𝒚 = (𝐭𝐚𝐧 𝜽𝒐 )𝒙 − 𝐠𝒙𝟐 ′𝟐(𝒗𝒐 𝐜𝐨𝐬 𝜽𝒐 )𝟐
Jika 𝑥𝑜 dan 𝑦𝑜 pada beberapa persamaan di atas adalah posisi saat nol (titik acuan). Jangkauan horizontal
R partikel, yang berarti jarak horizontal dari titik peluncuran ke titik di mana partikel kembali ke
ketinggian saat peluncuran, adalah
𝒗𝟐𝟎
𝑹= 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽𝟎.
𝐠

Gerak Melingkar Beraturan


Jika sebuah partikel bergerak sepanjang lingkaran atau busur lingkaran berjari-jari r dengan laju kostan 𝑣,
Partikel sedang mengalami gerak melingkar beraturan dan mempunyai percepatan 𝑎⃗ dengan magnitudo
𝒗𝟐
𝒂=
𝒓
Arah 𝑎⃗ menuju pusat lingkaran atau busur lingkaran, dan 𝑎⃗ disebut percepatan sentripetal. Waktu yang
2𝜋𝑟
dibutuhkan partikel untuk bergerak melingkar sempurna adalah 𝑇 = .T disebut periode revolusi, atau
𝑣
cukup dengan periode saja, dari gerakan.

Gerak Relatif
Ketika dua kerangka referensi A dan B bergerak relatif satu sama lain dengan kecepatan konstan,
kecepatan partikel P diukur oleh seorang pengamat pada kerangka A biasanya berbeda dari kecepatan
yang diukur oleh seorang pengamat pada kerangka B. Kedua kecepatan yang diukur dihubungkan dengan
⃗⃗𝑷𝑨 = 𝒗
𝒗 ⃗⃗𝑷𝑩 + 𝒗
⃗⃗𝑩𝑨

Di mana 𝑣⃗𝐵𝐴 adalah kecepatan B terhadap A. Kedua pengamat mengukur percepatan yang sama untuk
partikel P: 𝑎⃗𝑃𝐴 = 𝑎⃗𝑃𝐵
1. Sebuah benda bergerak pada bidang 𝑥𝑦 dengan komponen
kecepatan dalam arah 𝑥 adalah
𝑣𝑥 (𝑡) = (3𝑡 2 − 4𝑡 + 5)𝑚/𝑠, 𝑡 dalam detik, sedangkan komponen
kecepatan dalam arah 𝑦 adalah 𝑣𝑦 (𝑡) seperti ditunjukkan dalam
grafik. Tentukanlah:
a) Kecepatan benda 𝑣⃑(𝑡) saat 𝑡 = 2 detik dan 𝑡 = 4 detik
b) Percepatan benda 𝑎⃑(𝑡) saat 𝑡 = 4 detik
c) Posisi benda 𝑟⃑(𝑡) saat 9 detik, jika diketahui 𝑟⃑(0) = (74𝑖̂ +
40𝑗̂) m

2. Sebuah benda bergerak tanpa gesekan dibidang datar 𝑥𝑦 dengan posisi awal dititik A(3,4) m. pada arah
sumbu 𝑥 benda bergerak dengan kecepatan 𝑣𝑥 = (20 − 4𝑡)m/s dan pada sumbu 𝑦 bergerak lurus
beraturan dengan 𝑣𝑦 = 20 𝑚/𝑠
a) Tentukan vektor kecepatan pada saat 5 s
b) Tentukan vektor posisi benda setiap saat
c) Pada saat mencapai jangkauan maksimum pada arah sumbu 𝑥, tentukan koordinat benda
3. Sebuah benda bergerak sepanjang lintasan OPA (lurus) dan ABO (setengah lingkaran) seperti tampak pada
gambar di bawah. Besar kecepatan benda di setiap titik lintasan adalah 5 m/s. Tentukanlah:

a) Vektor posisi benda ketika berada di titik P dan ketika berada di titik B,
b) Waktu yang diperlukan bena untuk bergerak dari titik P ke titik B,
c) Vektor kecepatan rata-rata benda untuk bergerak dari titik P ke titik B,
d) Laju rata-rata benda untuk bergerak dari titik P ke titik B.

4. Sebuah perahu bergerak menyeberangi sungai ke arah utara dengan kecepatan awal 𝑣 = 2 m/s. Di saat
yang sama hujan turun dengan kecepatan air jatuh terhadap tanah rata-rata 1 m/s. Air hujan akan
mengakibatkan air sungai mengalir sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air terhadap tanah akan
berubah dengan kecepatan 𝑣(𝑡) = (3𝑡 2 + 1) m/s ke arah timur.
a) Jika lebar sungai 10 meter, tentukanlah posisi perahu di seberang sungai! Anggaplah posisi awal
perahu di titik (0,0)
b) Hitung kecepatan rata-rata aliran sungai antara 0 sampai 2 detik!
c) Hitunglah kecepatan perahu sampai di seberang!
d) Tentukanlah kecepatan air hujan yang dirasakan oleh orang yang berada di perahu!

Anda mungkin juga menyukai