Anda di halaman 1dari 11

Materi: Kinematika

*Catatan: Karena ini hanya materi singkat, silakan perdalam pemahaman dengan
membaca buku dan memperbanyak latihan soal. Referensi yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut.
• Handout Kinematics oleh Kalda (cukup banyak konsep kinematika yang bagus untuk
level olimpiade walau cukup susah untuk level pemula, solusi bisa didapatkan
dengan mudah di internet)
• Problems in General Physics oleh Irodov (buku latihan soal dasar untuk olimpiade
fisika, cukup bagus untuk memperkuat konsep dasar)
• SPE Aptitude Test Problems in Physics oleh Krotov (mirip dengan buku sebelumnya
tapi dengan level soal yang sedikit lebih tinggi)

A. Komponen Penting dalam Gerak


• Koordinat: acuan untuk menghitung posisi dan arah seperti koordinat Kartesius
(𝑥𝑦𝑧).
• Posisi: lokasi partikel tertentu yang didefinisikan sebagai vektor 𝑟⃗ dari titik asal
ke titik yang ditinjau.
• Perpindahan: perubahan posisi yang merupakan vektor, hanya meninjau posisi
awal dan akhir, Δ𝑟⃗ = 𝑟⃗ ′ − 𝑟⃗.
• Panjang lintasan: panjang lintasan memperhatikan bentuk lintasan sehingga
menghitungnya menggunakan integral.
𝑠=∫ √𝑑𝑥 2 + 𝑑𝑦 2 + 𝑑𝑧 2
𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛
• Kecepatan: laju perubahan posisi terhadap waktu atau turunan posisi terhadap
waktu dan merupakan besaran vektor.
𝑑𝑟⃗
𝑣⃗ =
𝑑𝑡
• Percepatan: laju perubahan kecepatan terhadap waktu atau turunan kecepatan
terhadap waktu dan merupakan besaran vektor.
𝑑𝑣⃗
𝑎⃗ =
𝑑𝑡
• Kecepatan rata-rata: menggunakan definisi rata-rata kecepatan terhadap waktu
akan didapatkan perpindahan per total waktu yang ditempuh.
∫ 𝑣⃗ 𝑑𝑡 Δ𝑟⃗
⟨𝑣⃗ ⟩ = =
∫ 𝑑𝑡 Δ𝑡
• Percepatan rata-rata: menggunakan definisi rata-rata percepatan terhadap
waktu akan didapatkan perubahan kecepatan per total waktu yang ditempuh.
∫ 𝑎⃗ 𝑑𝑡 Δ𝑣⃗
⟨𝑎⃗⟩ = =
∫ 𝑑𝑡 Δ𝑡
B. Gerak Lurus 1D
Pada gerak lurus 1D hanya digunakan satu komponen arah gerak sehingga analisis
bisa dilakukan dengan skalar. Positif atau negatif pada besaran vektor hanya
menandakan arah saja yang berlawanan dengan definisi posiitf.

Notes: Secara umum, jika fungsi salah satu besaran utama gerak diketahui (posisi,
kecepatan, atau percepatan), maka besaran gerak lainnya bisa diketahui.

Misal: kasus Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dimana percepatan konstan.
Kecepatan dapat dhitung dengan integrasi
𝑑𝑣
=𝑎
𝑑𝑡
𝑣 𝑡
∫ 𝑑𝑣 = ∫ 𝑎 𝑑𝑡
𝑣0 0
𝑣 − 𝑣0 = 𝑎𝑡
𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑡
Integrasi satu kali lagi akan didapatkan persamaan posisi.
𝑑𝑟
=𝑣
𝑑𝑡
𝑟 𝑡
∫ 𝑑𝑟 = ∫ (𝑣0 + 𝑎𝑡) 𝑑𝑡
𝑟0 0
1
𝑟 − 𝑟0 = 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2
2
Pada umumumnya, 𝑟 − 𝑟0 didefinisikan sebagai 𝑠 atau perpindahan. Selain itu, kita
bisa menggunakan aturan rantai pada percepatan untuk mendapatkan hubungan
𝑣, 𝑎, dan 𝑠.
𝑑𝑣
=𝑎
𝑑𝑡
𝑑𝑣 𝑑𝑟
⋅ =𝑎
𝑑𝑟 𝑑𝑡
𝑑𝑣
⋅𝑣 = 𝑎
𝑑𝑟
𝑣 𝑟
∫ 𝑣 𝑑𝑣 = ∫ 𝑎 𝑑𝑟
𝑣0 𝑟0
1 2
(𝑣 − 𝑣02 ) = 𝑎(𝑟 − 𝑟0 )
2
𝑣 2 = 𝑣02 + 2𝑎𝑠

Jika percepatan 𝑎 = 0, maka persamaan-persamaan di atas menjadi persamaan


Gerak Lurus Beraturan (GLB). Jadi, kesimpulannya adalah pahami fungsi salah satu
variabel dan cari variabel lainnya dengan turunan (gradien garis singgung kurva)
atau integral (luas kurva) sesuai definisi dari variabel tersebut.
C. Gerak Parabola
Gerak parabola merupakan gerakan 2D dengan dua arah utama yang saling tegak
lurus dimana pada salah satu arah percepatannya konstan dan di arah lain
percepatannya nol. Gerak ini tidak hanya akibat gravitasi, selama syarat sebelumnya
terpenuhi maka gerak yang terjadi adalah gerak parabola.

Pada materi singkat ini hanya akan membahas gerak parabola akibat gravitasi umum.
Percepatan gravitasi ke arah −𝑦, maka gerak di arah 𝑦 adalah GLBB dan gerak di arah
𝑥 adalah GLB. Persamaan utama yang digunakan adalah
𝑥 = 𝑣0,𝑥 𝑡
1
𝑦 = 𝑣0,𝑦 𝑡 − 𝑔𝑡 2
2
Tanda negatif pada percepatan gravitasi menunjukkan bahwa kita mendefinisikan
arah 𝑦 ke atas dan arah percepatan gravitasi ke bawah. Sifat-sifat penting dari gerak
ini adalah:
• Untuk satu ketinggian ℎ tertentu di parabola, akan terdapat dua solusi 𝑥 dan 𝑡
karena persamaan di arah 𝑦 adalah fungsi kuadrat. Dua solusi ini berhubungan
dengan diskriminan dari persamaan kuadrat. Bahkan jika titik tersebut ada di
bawah titik pelemparan, kalian cukup menggunakan nilai negatif pada arah 𝑦
dan tetap mendapatkan 𝑡 yang dibutuhkan.
• Memiliki titik puncak yang terjadi saat 𝑣𝑦 = 0.
• Persamaan posisi dari gerak parabola bisa didapatkan dengan substitusi 𝑡 dari
persamaan arah 𝑥 ke arah 𝑦.
2
𝑥 1 𝑥
𝑦 = 𝑣0,𝑦 ( )− 𝑔( )
𝑣0,𝑥 2 𝑣0,𝑥
𝑣0,𝑦 1 𝑔
𝑦=( ) 𝑥 − ( ⋅ 2 ) 𝑥2
𝑣0,𝑥 2 𝑣0,𝑥
Dengan persamaan ini, kita dapat mencari 𝑦 tertentu saat 𝑥 tertentu.

Catatan: Gerak parabola boleh dianalisis menggunakan koordinat bebas selama


percepatannya jangan lupa untuk diproyeksikan ke koordinat yang baru. Misal
analisis gerak parabola di atas bidang miring.
D. Gerak Relatif
Semua gerak itu relatif terhadap acuan tertentu. Pada soal olimpiade terkadang
permasalahan kompleks dapat disederhanakan dari kerangka acuan benda lain dan
kemudian kembali ke kerangka acuan yang digunakan pada soal (umumnya soal
menggunakan kerangka tanah/lab/diam).

Sumber: Engineering Mechanics Dynamics oleh R. C. Hibbeler


Misal ada pengamat di kerangka tanah 𝑂 dan ada pengamat di kerangka 𝐴 yang
bergerak kemudian mereka mengamati benda 𝐵 yang bergerak, maka hubungan
posisinya adalah
𝑟𝐵 = ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗ 𝑟𝐴 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑟𝐵/𝐴
dimana posisi ⃗⃗⃗⃗
𝑟𝐵 adalah posisi 𝐵 terhadap 𝑂, posisi ⃗⃗⃗⃗ 𝑟𝐴 adalah posisi 𝐴 terhadap 𝑂, dan
𝑟𝐵/𝐴 adalah posisi 𝐵 terhadap 𝐴 atau disebut posisi relatif 𝐵 terhadap 𝐴. Jika
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
diturunkan terhadap waktu akan didapatkan
𝑣𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑣𝐴 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣𝐵/𝐴
𝑎𝐵 = ⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑎𝐴 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑎𝐵/𝐴
Jadi, kecepatan relatif merupakan kecepatan benda terhadap tanah dikurangi
kecepatan kerangka acuan secara vektor. Hal ini juga berlaku untuk percepatan.

Catatan: Biasanya kerangka acuan yang dipilih adalah kerangka dimana:


• Beberapa objek menjadi diam
• Beberapa proyeksi kecepatan menjadi hilang
• Gerakannya simetri

E. Hubungan Gerak
Pada banyak kasus mekanika, pemahaman gerak bukan hanya tentang GLB, GLBB,
parabola saja. Tetapi juga pemahaman hubungan variabel gerak jika terdapat
beberapa benda yang terhubung oleh suatu mekanisme tertentu. Hubungan ini akan
menjadi penting di kasus dinamika dan bisa melengkapi persamaan gerak yang
dibutuhkan.

Konsep penting pada mencari hubungan gerak adalah perlu memahami fisis dari
mekanisme tertentu, misal:
• Panjang tali konstan (panjang awal dan akhir harus sama, turunan total panjang
talinya nol)
• Panjang batang konstan (panjang awal dan akhir harus sama, turunan total
panjang talinya nol, kecepatan di arah sejajar batang harus sama di setiap titik)

Teknik yang digunakan bebas selama fisisnya sudah benar, boleh menggunakan:
• Turunan terhadap waktu
• Gambar perpindahan kecil
• Kecepatan relatif

F. Tips Dalam Kinematika


• Buat diagram-diagram kejadian penting berdasarkan informasi yang diketahui
di soal dan jika ada variabel gerak yang tidak diketahui boleh dimisalkan.
Terkadang jumlah kejadian lebih dari dua (tidak sekedar kondisi awal dan
akhir).
• Perhatikan geometri yang ada di diagram, misal panjang yang sama atau sudut
yang sama.
• Pilih koordinat dan kerangka acuan yang sesuai.
• Gunakan konsep fisika yang sesuai seperti definisi kecepatan atau percepatan.
Soal:
1. Pada suatu hari Anda piknik dengan kelas Anda. Di tengah perjalanan kembali dari
lokasi piknik ke sekolah, turun hujan sehingga supir mengurangi laju bus menjadi
𝑣1 = 60 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 yang seharusnya 𝑣0 = 70 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 agar tepat waktu. Setelah hujan
berhenti, supir meningkatkan laju bus menjadi 𝑣2 = 75 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 dan menempuh sisa
jarak 𝑠 = 40 𝑘𝑚 tepat waktu pada jadwal yang telah ditentukan. Hujan terjadi selama
.... jam
A. 0,27
B. 0,28
C. 0,33
D. 0,53
E. 0,67

2. Sebuah kereta bergerak mendekati stasiun dengan laju kosntan. Masinis meniup
peluit selama 𝑡0 = 10 𝑠, tapi manajer stasiun yang menunggu kereta mendengar
suara peluit selama 𝑡1 = 9 𝑠. Jika laju rambat suara di udara adalah 𝑐 = 340 𝑚/𝑠, laju
kereta 𝑣 adalah .... 𝑚/𝑠
A. 30,60
B. 30,91
C. 34,00
D. 37,78
E. 42,50

3. Seorang penumpang berdiri pada peron stasiun tepat di samping sisi depan gerbong
ke-3 dari suatu kereta. Jika kereta mulai bergerak dengan percepatan konstan,
gerbong ke-3 melewati orang tersebut setelah Δ𝑡1 = 3 𝑠 sejak kereta mulai bergerak
dan ujung akhir kereta melewati orang tersebut setelah Δ𝑡2 = 6 𝑠 sejak kereta mulai
bergerak. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
i. Jumlah gerbong kereta adalah 6
ii. Jumlah gerbong kereta adalah 7
iii. Selang waktu selama gerbong terakhir melewati penumpang tersebut adalah 0,5 𝑠
iv. Selang waktu selama gerbong terakhir melewati penumpang tersebut adalah 0,8 𝑠
Pernyataan yang tepat adalah ....
A. (i) dan (iii)
B. (i) dan (iv)
C. (ii) dan (iii)
D. (ii) dan (iv)
E. (iv) saja
4. Dari suatu posisi di tanah yang berjarak 20 𝑚 dari dinding, sebuah peluru
ditembakkan dengan diarahkan pada posisi ketinggian 50 𝑚 di dinding. Salah satu
lokasi peluru selama melewati lintasan parabola ditunjukkan oleh titik pada gambar.
Peluru mencapai dinding pada ketinggian .... 𝑚

A. 15
B. 20
C. 25
D. 30
E. 35

5. Sebuah bola kecil ditembakkan dari dasar dinding dengan kecepatan minimum untuk
mencapai lampu di titik 𝐵 yang berada di tanah dengan jarak 𝐿 = 10 𝑚 dari dinding.
Gunakan 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2 . Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
𝜋
i. Bola dilempar dengan sudut 𝜃 = 4 terhadap horizontal
ii. Bola dilempar dengan kecepatan awal 𝑣0 = 10 𝑚/𝑠
iii. Ketinggian bayangan saat bola mencapai titik tertinggi adalah 5 𝑚
iv. Laju perubahan posisi bayangan saat bola mencapai titik tertinggi adalah
14,14 𝑚/𝑠

Pernyataan yang tepat adalah ....


A. (i) dan (iii)
B. (ii) dan (iv)
C. (i), (ii), dan (iii)
D. (i), (ii), (iii), dan (iv)
E. (iv) saja
6. Sebuah peluru ditembakkan dari dasar sebuah bidang miring dengan sudut 𝛼. Peluru
ditembakkan dengan laju awal 𝑣0 dan sudut 𝜃 terhadap bidang miring. Perhatikan
pernyataan-pernyataan berikut.
i. Peluru akan menumbuk bidang miring setelah menempuh perpindahan sejauh
𝑣02
𝑅= [sin(2𝜃 + 𝛼 ) + sin 𝛼 ]
𝑔 cos 2 𝛼
Jarak 𝑅 ini disebut sebagai range.
ii. Jarak maksimum peluru terhadap bidang miring selama geraknya adalah
𝑣02 sin2 𝜃
𝑟𝑚𝑎𝑥 =
cos 𝛼
𝜋 𝛼
iii. Range maksimum terjadi saat 𝜃 = 4 + 2
iv. Range maksimum dari parabola adalah
𝑣02
𝑅𝑚𝑎𝑥 =
𝑔(1 + sin 𝛼)
Pernyataan yang tepat adalah ....
A. (i) dan (iii)
B. (ii) dan (iv)
C. (i), (ii), dan (iii)
D. (i), (ii), (iii), dan (iv)
E. (iv) saja

7. Sebuah kereta melewati peron stasiun dengan kecepatan konstan. Seorang anak
berdiri di peron untuk menghitung panjang gerbong dan laju kereta. Untuk
melakukannya, dia mula-mula dari titik belakang salah satu gerbong lari dengan laju
konstan 𝑢 = 10 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚 searah dengan arah kereta dan berhasil melewati satu
gerbong dalam 𝑛1 = 30 langkah. Kemudian dia berbalik arah dan lari dengan laju
konstan dan melewati gerbong sebelumnya dalam 𝑛2 = 20 langkah. Jika dia
menempuh jarak 𝑙 = 1.0 m setiap langkahnya. Perhatikan pernyataan-pernyataan
berikut.
i. Panjang gerbong kereta adalah 12 𝑚
ii. Panjang gerbong kereta adalah 24 𝑚
iii. Laju kereta adalah 2 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
iv. Laju kereta adalah 5 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
Pernyataan yang tepat adalah ....
A. (i) dan (iii)
B. (i) dan (iv)
C. (ii) dan (iii)
D. (ii) dan (iv)
E. (iv) saja
8. Dua permukaan licin berada pada bidang vertikal yang sama dan membentuk sudut
𝛼 terhadap horizontal. Pada saat yang sama (𝑡 = 0), dua bola kecil dilepas dari titik
𝐴 dan 𝐵 dan mulai meluncur turun. Bola dari titik 𝐴 membutuhkan waktu 𝑡1 = 5 𝑠
untuk mencapai tanah. Sedangkan bola dari titik 𝐵 membutuhkan waktu 𝑡2 = 3 𝑠
untuk mencapai tanah. Jika percepatan gravitasi adalah 𝑔, maka waktu yang
dibutuhkan ketika jarak antara bola minimum adalah .... 𝑠

A. √2
B. 2√2
C. 4√2
D. 2
E. 4

9. Terdapat bola 𝐴 di atas bidang miring dengan sudut 𝛼 = 60° dan memiliki panjang
sisi miring 𝐿 = 1 𝑚. Bola dihubungkan dengan tali dan melewati katrol kemudian
diikat ke dinding 𝐵. Mula-mula bola berada di titik terbawah bidang miring dan
bidang miring menyentuh dinding. Misal percepatan bidang miring konstan dengan
besar 𝑎 = 2 𝑚/𝑠 2 . Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.
i. Percepatan bola terhadap tanah adalah 2√3 𝑚/𝑠 2
𝜋
ii. Arah percepatan bola terhadap tanah adalah 3 terhadap horizontal
iii. Percepatan bola terhadap bidang miring adalah 1 𝑚/𝑠 2
iv. Bola mencapai titik tertinggi bidang miring saat 𝑡 = 1 𝑠

Pernyataan yang tepat adalah ....


A. (i) dan (iii)
B. (ii) dan (iv)
C. (i), (ii), dan (iii)
D. (i), (ii), (iii), dan (iv)
E. (iv) saja
10. Gambar berikut menunjukkan roda dengan radius 𝑅 = 40 𝑐𝑚 dan terhubung dengan
batang 𝐴𝑃 yang memiliki panjang 𝐿 = 1,2 𝑚. Pin 𝑃 dapat bergerak di sumbu 𝑥
sedangkan roda berputar berlawanan arah jarum jam dengan laju 𝜔 =
360 𝑟𝑜𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. Laju perubahan posisi pin saat 𝛼 bernilai maksimum adalah
....𝑚/𝑠

A. −15,08
B. −2,4
C. 0
D. 2,4
E. 15,08

Anda mungkin juga menyukai