ANALISIS VEKTOR
Aljabar Vektor
Operasi vektor
Besaran yang memiliki nilai dan arah disebut dengan vektor.
Contohnya adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan
momentum. Sementara itu, besaran yang hanya memiliki nilai tanpa
arah disebut dengan skalar. Contohnya adalah massa, muatan,
kerapatan, dan temperatur. Untuk notasinya, besaran yang
dinyatakan sebagai vektor akan ditandai dengan tanda panah di
atas simbolnya ( A , B, dan seterusnya), sedangkan skalar
A
A
Gambar 1
halaman 1
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 2
A B=B A .
B A
A
A
B A
B
Gambar 2
A B A
B
Gambar 3
(2) Perkalian dengan sebuah skalar. Perkalian suatu vektor oleh
sebuah skalar k positif merupakan perkalian besar vektor oleh
skalar tersebut dengan arah yang tidak berubah (gambar 4). Namun
jika k negatif, arah vektor berubah menjadi sebaliknya.
Kappa Mu Phi,
2007
halaman 3
2
A
A B= Acos
B ,
=.kABkAk
B
Gambar 4 Gambar 5
(1
)
dan
distributif,
A B C = AB AC . (2)
Secara adal perkali A dengan pad (ata
geometri, AB ah an dari proyeksi B a A u
sebaliknya dengan proyeksi B ). Jika dua vektor mak
perkalian B A pada sejajar, a
AB= AB . Untuk sembarang , secara khusus
vektor A berlaku
2 (3
AA= A . )
Jika A dan B saling tegak AB=0
vektor lurus, maka .
(4) Perkalian silang dua vektor. Perkalian silang
didefinisikan oleh
= sin , (4
A B AB n )
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 4
halaman 5
A= Ax i A y j Az k .
z z
A
k j Az k
y Ax i y
i
A y j
x x
Gambar 7 Gambar 8
(7
A B= Ax Bx i A y B y j Az Bz k . )
(2
) Perkalian dengan sebuah skalar:
(8
k A= k Ax i k A y jk Az k . )
(3 Perkalian titik dua
) vektor:
2
. AA= Ax A
ii = j j=k k=1; i j=ik= jk =0
2
2
2
AB= Ax Bx A y B y Az
Bz .
A= Ax A y Az .
(9
)
(1
0)
(1
1)
. Aturan-
(14)
(15)
halaman 6
i i = j j =kk=0 ,
i j= ji=k ,
jk= k j=i , P
ki = i k= j . er
ka
lia
n
i j k tri
AB= Ax A y Az . p
el
(1
(12) 3)
A
Ax y Az
B B
A BC = Bx y z . (16)
C
Cx y
C
z
A BC AB C , (17)
A BC = AC B AB C
. (18)
AB C= AC B BC A
C disebut dengan perkalian tripel skalar dan dapat
Perkalian A B ditulis [ A BC ] .
Secara perkali tripe skalar menghasilkan besar ruang
geometri, an l akan volume yang
halaman 7
r =x
i y jz k . (19)
Besarnya
r = x 2 y2 2
z , (20)
r =xi yj zk
r =
2 2 2 , (21)
r
x y z
merupakan vektor satuan yang mengarah
radial keluar.
x dx , y dy ,z dz
Bagian kecil vektor perpindahan, dari x , y adalah
,z hingga
dr
=dx i dy jdz k . (22)
Pada berbagai kasus fisika, kita akan sering berhadapan dengan
permasalahan yang melibatkan dua titik, yatu sebuah titik sumber r
' (tempat sumber medan berada) dan titik
medan r yang sedang ditinjau besar medannya. Akan memudahkan
jika sejak awal
dibuatkan notasi baru untuk menyatakan posisi relatif dari titik
sumber ke titik medan.
Notasi yang akan digunakan untuk keperluan ini adalah r (gambar
9):
r=r r'.
(23)
titik medan
r
titik sumber
r'
Gambar 9. Vektor posisi relatif antara titik sumber dan titik medan.
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 8
r= r r ' , (24)
dan vektor satuannya )
(mengarah dari r ' ke r :
r r r '
'
r= r = r r . (25)
Kalkulus Vektor
menjadi A u =Ax
u i A y u j Az u k .
Konsep fungsi ini dapat diperluas dengan mudah. x , y ,z
Jika setiap titik berkaitan
y, z i A y , y, z j Az x , ,z k . Dapat dikatakan
A x , y,z = Ax x , x y vektor A
ini mendefinisikan sebuah medan vektor dan y ,z
serupa dengannya x , mendefinisikan
medan skalar.
lim A u = A u0
(1) Fungsi vektor yang dinyatakan
.
u u0
dengan A u
setia bilangan positif dapat
p ditemukan
A u A u0 dengan u u0 .
Pernyataan ini ekuivalen
dikatakan kontinu pada u0 jika untuk
dengan
suatu bilangan positif sehingga
dA Au u Au
halaman 9
dA dA dA
x
y z
dA
= i j k.
du du du du (26)
Turunan yang lebih tinggi 2 2 didefinisikan dengan cara
seperti d A/du yang serupa.
(3)
Jika A x , y,z = Ax x , y, z i A y x , y, z jAz x , y ,z k , maka
A A
A
d A= x dx y dy z dz . (27)
adalah diferensial
total dari A.
(4)Turunan dari perkalian vektor dengan skalar atau vektor dengan
vektor mengikuti aturan yang sama seperti pada fungsi skalar.
Namun perlu diingat ketika kita melibatkan perkalian silang
maka urutan penulisan penting untuk diperhatikan karena terkait
dengan arah dari hasil perkalian tersebut.
d dA d
d A=
d d A,
(28)
u u u
B A
y B , (urutan tidak
y AB = A y masalah) (29)
B A (30)
B (pertahankan
z AB =A z z urutan A dan B ).
j k
gradien: grad = = x i y z (32)
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 10
Ax A y Az
divergensi: (3
div A=A= x y z 3)
i j k
x y z
(3
curl: curl A= A=
A 4)
Ax A y z
Jika turunan parsial dari fungsi-fungsi A , B , U , dan V
diasumsikan ada, maka
4. U A = U A U A
5. U A = U A U A
6.
AB =B A A B
7. AB = B A B A A B A B
8. AB = B A A B B A A B
2 2 U 2 U 2 U
disebut Laplacian dari
9. U = U = x2 y2 z 2 U
dan 2
2 2
disebut dengan operator
2
= Laplacian.
2 2 2
x y z
10
. U =0 . Curl dari gradien U adalah nol.
11 . Divergensi
. dari curl adalah nol.
A =0 A
12
. 2
A = A A
Gradien, divergensi, dan curl bukanlah sekedar operasi
matematik belaka. Ketiganya dapat ditafsirkan secara geometri.
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 11
T T T
dT = x dx y dy z dz . (35)
Dalam bentuk perkalian titik, pernyataan di
atas setara dengan
T T T
dT = i j
x y z k dx i dy j dz k (36)
= T dr,
atau
rco
dT= Td r= Td s, (37)
yang berarti
d
T
d
r = Tcos = Tu , (38)
halaman 12
(a) (b)
(c)
Gambar 10
y
x
Gambar 11
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 13
Koordinat lengkung
z
e3
u
3
e u
u
1 2
1 P
e2
r
y
x
Gambar 12
halaman 14
r
r rr rr
g11 g22 g22
= x x , = y y , = z z . 43)
r /
Vekto u bersinggungan dengan u pada P. e merupa
r 1 koordinat 1 Jika 1 kan
r / u =h h = r / u
e
sebuah vektor satuan pada arah 11
.
tersebut, maka 1 dengan 1 1
r / r / u = r / u
Serup dengann u =h e da =h e denga h
a ya, 2 2 2 n 3 33 n 2 2 dan
h = r / u
. Dengan
3 3 demikian,
d d d
d r =h u e h u e h u e (44)
1 11 2 2 2 3 3 3,
2
ds =d rd r =h
2 2
du h
2 2
du
2
h
2
du , (45)
1 1 2 2 3 3
1. =grad = e e e
h1 u1 1 h2 u2 2 h3 u3 3
1
A h h
A=div A= h1 h2 u1 1 2 u2 u 3 1
A2
2. h3 [ h
3
h
1 h3
h
2
A
3 ]
h1 h2 h3
e1 e2 e3
1
3. A=curl A= h hh u1 u2 u3
A3
1 2 3 A1
[
A
2
h2
1
]
2 1 h 3 h 1 h3 hh 2
=laplacian h1 h 2 u h2 h
4. = h3 1 h1 u1 u2 u2 u3 3 u3
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 15
z
P(, , z) P(r, , )
r
z
r k
O y
O j y
x Y
i
Y
x
X
X
Gambar 13 Gambar 14
dengan 0,0 2 , z .
Elemen volum: d = d d dz
Perhatikan bahwa dari sini dapat juga diperoleh hasil lain untuk
koordinat polar dalam bidang dengan mengabaikan ketergantungan
pada z. Sebagai contoh dalam kasus koordinat polar tersebut, ds2=d
22 2
d ; sedangkan elemen volum digantikan oleh elemen luas, da= d
d.
* Lihat buku Mathematical Methods in The Physical Sciences (Mary L. Boas) untuk
penurunan lengkapnya.
S (48)
= vd a ,
dengan v adalah sebuah fungsi vektor dan d a adalah elemen vektor
luas yang arahnya tegak lurus permukaan yang dimaksud. Jika
permukaannya tertutup (menjadi seperti ruang), maka seperti
sebelumnya tanda integral diberi tambahan lingkaran:
vd
Untuk integral permukaan biasa (pers. 48) , dapat ditemui dua arah yang tegak
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 16
Persamaan transformasi: x=r sin cos , y=r sin sin ,z=r cos ,
dengan r 0,0 ,0 2 .
I= vd r , (47)
a
halaman 17
I=T d ,
V (49)
dengan T adalah sebuah fungsi adalah elemen kecil dari
skalar dan d volum. Untuk
koordinat kartesian,
d =dx dy dz .
Kadang akan ditemui juga bentuk integral volum dari suatu fungsi
vektor:
v d = v x i v y j vz k d =i vx d j v y d k vz d .
Teorema fundamental
(Gauss): (52)
V S
halaman 18
, (53)
F =0 F= V
atau setara dengan
pernyataan berikut:
b
tidak lintasan untu setiap titik-titik ujung
Fd r tergantung (konservatif) k yang
a
diberikan,
KUMPULAN SOAL-JAWAB
SOAL 1
B
Misalkan suatu di samping.
vektor C seperti pada gambar Turunkan
aturan cosinus dengan memanfaatkan perkalian titik dari vektor C pada C
halaman 19
Jawab:
=
Dari gambar dapat kita tentukan: , kemudian
C A B
= = ,
CC A B A B AA AB BA BB
atau
SOAL 2
Jawab:
;
1 A= 1 i 1 j 1 k A= 3
A ;
B=1
i 1j 1k B= 3
B
AB= 1 1 1=1= A Bcos = 3 3cos
1 1
cos =
,
y
1 3
sehing =arc
x ga cos 1 70,5288o .
3
SOAL 3
Jawab:
Perkalian silang antara dua vektor sembarang 2
yang menjadi y
sisi-sisi bidang pada gambar akan 1
menghasilkan vektor x
yang tegak lurus bidang tersebut. Sebagai contoh, ambil bagian alas
dan sisi sebelah kiri masing-masing menjadi vektor A dan B :
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 20
A= 1 i 2 j 0 k ; B= 1 i 0j 3k
i j k
AB= 30 =6 i
2
11 0 3 j 2k .
Vektor AB ini arahnya sudah sesuai n , tetapi besarnya belum cocok
dengan (ingat,
vektor satuan harus bernilai 1 satuan). Untuk menghasilkan vektor
satuan n , bagi saja
3
= 4 4 1=3 , sehingga
= 3i 3j k.
SOAL 5
Jawab:
j 4
2 3
(a) f =2 x i 3 y z k
3 4 2 2 4 2 y3 4
(b f =2 x i 3
) y z x y z j4 x z k
x x x 1
f k
(c) =e sin y ln z i e cos y ln z j e sin y z
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 21
SOAL 6
h x , y =10 2 x y 3 x2 4 y2 18x 28 y 12 ,
Jawab:
[ y 6 x 18
h=10 2 i 2 x 8 y 28 j ] .
Untuk menentukan puncak bukit, gunakan syarat h=0 (puncak
bukit merupakan salah satu jenis titik stasioner):
h 1 ,1
=10 [ 2 6 18 i 2 8 28 j ]=220 i j .
h 2311 m/km , arahnya ke barat laut (135 derajat dari
=220 sumbu-x positif).
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 22
SOAL 7
,
r x , y z
Misalk adalah sebuah vektor dari suatu ke titik x ,
an titik tertentu 0 0 0 y ,z
da r adalah
n panjangnya.
=2
Tunjukkan
(a) bahwa r2 r
n r
(b) Cari rumus umum (dalam , yaitu vektor satuan yang
untuk r bentuk searah
dengan r )
Jawab:
(x, z
y, ) r
=x x 0 i y y0 j z z0 k
2 2 2
r= x x0 y y0 z z 0
, ,
(x y z ) r2 = x x 0 2 y y0 2 z z 0 2
0 0 0
r2 2 2 2 2 2 2
(a) = [ x x 0 y y0 z z 0 ]i [ x x0 y y0 z z0 ]j
x y
2 2 2
z [ xx0 y y0 z z0 ]k
r (terbu
=2 x x0 i 2 y y 0 j 2 z z0 k=2 kti)
1 2
rn =n rn1 r =n rn1 1 r =n rn1 r r =x x
,
(b) x x 2r x x ( x 0)
rn =n r n1 r rn =n rn1 r rn r n1 r
z; .
y y , z sehingga =n
SOAL 8
Ujilah kebenaran teorema gradien, y 2y denga
2
menggunakan fungsi T =x 4 x z3 n
titik- b= 1,1,1 dan dua lintasan
titik a= 0,0,0 , berikut:
(a) (b)
z z
(1, 1, (1, 1,
1) 1)
O
O
y
z= =
x2 y2 y
x x
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 23
Jawab:
b
T a =0 ; T b =1 4 2=7 ; dan T b T a =7 .
(a Lintasan ini dapat dibagi menjadi
) 3 bagian,
1
- bagian 21
T d r = T d r1 T d r 2 T d r3 =1 4 2=7 .
a
3 2
(b T d
) r = 2 x 4 y dx 4 x 2z dy 6 yz dz .
Karena x :0 1; y=x , z =x2 , dy=dx , dz=2 x dx ,
maka
6 4 6
T d
r = 2 x 4 x dx 4 x 2 x dx 6 x x dx= 10x 14 x dx
1 1 Jawab:
6 2 71
T d r = 10x 14 x dx=[5 x 2 x ]0 =5 2=7 .
0 0
Teorema divergensi v
adalah:
SOAL 9 V S
z
y
Cari dulu nilai ruas kiri: sesuai dengan soal, dapat diperoleh
v = y 2z 3 x .
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 24
2 2 2
v d = y 2z 3 x dx dy dz =48 .
0 0 0
z (V )
(II)
(III
(IV ) )
(I)
x (V I)
2 2
SOAL 10
v =r2 cos r r 2
cos r2 cos sin .
Gunakan bola berjari-jari R pada oktan pertama sebagai volum yang
ditinjau!
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 25
Jawab:
z
divergensi
untuk koordinat bola dapat dituliskan
R
1 2 1 1 v y
v = r 2 r r vr r sin v sin r sin ,
R
1 2 2 1 2 1 2
r
2
v = r r r cos r sin r cos sin r sin r cos sin
1 3 1 1
= 4r cos r2 cos cos r2 cos cos
r
2
r sin r sin
r cos
= sin [4sin cos cos ]=4 r cos .
v
2
d = 4r cos r sin dr d d =4 r
2
dr cos sin d d
0 0 0
1 R4
=R4 2 2 = 4 .
halaman 26
2 ; vd a=
(4) alas: d a4 =r sin dr d ;
= r cos r dr d
R /2
vd a4=r3 dr cos d = 1 R4 .
0 0 4
R4
Totalnya adalah: vd a =
R (cocok
0 1R 1 4
= R44
).
4 4 4 4
SOAL 11 z
Jawab: (0 , 2a, 0 )
= vd y
d
Teorema Stokes adalah: v a r
S (a, 0 , 0 )
halaman 27
SOAL
12
2
Misalka da z k . Hitung divergensi juga da
n F1=x k n F2 =x i
. Manakah yang dapat dituliskan sebaga gradien dari skalar ? Cari potensial skalar yang
y j curl dari F1 n
F2
cocok dengannya! Dan manakah yang dapat dinyatakan sebagai curl
dari vektor? Cari potensial vektor yang cocok dengannya!
Jawab
:
2 x y z
F1 = x 0 y0 z x =0; F2 = x y z =1 1 1=3 .
i
j k i
j k
2
z =0 .
2z = j x x =2 x j ;
= x = x y z
0x 0y x y
F1 F2
, adalah gradien dari
F 2 =0 maka F2 suatu skalar.
sehingga F2=V .
1
Potensial skalar yang memenuhi adalah V = 2
x2 y2 z2
halaman 28
r .
2 2 2
r r r r
Lebih aneh lagi jika kita coba uji kebenaran teorema divergensi
dengan mengecek ruas kanan teorema, yaitu dengan
mengintegrasikan fungsi sepanjang permukaan bola berjari-jari R
yang berpusat pada titik asal koordinat:
2
R 0 0
vd a
1
= 2 r R 2 sin d d r =sin d d =4 ,
x a
luasny
a1
satuan
a x
Gambar 15. Fungsi delta Dirac, luas daerah di bawah kurva bernilai 1 satuan.
Kappa Mu Phi,
2007
halaman 29
Definisi:
0, jika
x a = (55
xa dengan x a dx =1 .
{ jika
, x=a }
)
Sifat-sifat:
fx x a =fa x a dan
fx x a dx = f a . (56
)
Fungsi delta Dirac 3D
3
r d = x y z dx dydz =1 . (5
8)
Selain itu,
3
fr r r 0 = f r0 .
(5
9)
r 3
r
2
=4 r,
atau secara umum
r 3
r
.
=4
2
r (60)
SOAL 13
(a)Tuliskan pernyataan yang menyatakan kerapatan massa dari
sebuah partikel bermassa m yang berada pada titik r 0 . Lakukan
hal yang sama untuk rapat muatan dari suatu
Kappa Mu Phi, 2007
halaman 30
(b)Berapa rapat muatan dari sebuah dipol listrik, yang terdiri dari
muatan titik -q pada titik asal koordnat dan muatan titik +q pada
r0 ?
(c) Berapakah rapat muatan yang seragam dari kulit bola tipis
berjari-jari R dan muatan totalnya Q?
Jawab:
(a) Perhatikan (58) satu volu merupakan fungsi delta Dirac,
pers. , per m sehingga:
3 3
r =m r r ;r =q r r .
m 0 q 0
3 3
(b) r =q r r0 q r.
Q
, sehingga
syarat Q= r d = A r R 4 2
dr = A 4 R2 A= 4 R2 .
Dengan demikian, Q
r = 4 R2 r R .
***