Anda di halaman 1dari 7

No. 29 Vol.1 Thn.

XV April 2008 ISSN: 0854-8471

ANALISIS TERHADAP INTENSITAS DAN PERCEPATAN


TANAH MAKSIMUM GEMPA SUMBAR
Daz Edwiza
Laboratorium Geofisika Jurusan Teknik Sipil Unand

ABSTRAK
Sehubungan semakin meningkatnya frekuensi gempa bebrapa tahun terakhir di wilayah Sumatera
Barat perlu dlakukan suatu analisis data intensitas gempa bumi dan percepatan tanah maksimum
menggunakan data dari tahun 1975 sampai tahun 2005 untuk menentukan besarnya nilai
intensitas gempa bumi dan percepatan tanah maksimum. Data yang digunakan adalah data
dengan skala magnitudo ≥ 5,0 SR. Perhitungan intensitas gempa bumi dan percepatan tanah
menggunakan model empiris Gutterberg Richter. Hasil penelitian menunjukkan daerah Tapan
merupakan daerah yang memiliki nilai intensitas maksimum dan percepatan tanah maksimum
(9,75 MMI dan 562,34 gal). Hal ini disebabkan karena daerah Tapan termasuk daerah patahan
dan jalur sesar Sumatera.

dilakukan oleh Jufri (2003) di Stasiun Geofisika


1. PENDAHULUAN
Padang Panjang. Metode yang digunakan dalam
1.1 Latar Belakang perhitungan percepatan tanah maksimum pada
penelitian ini adalah metode Gutterberg Richter.
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang Data pada penelitian ini menggunakan data gempa
setiap saat dapat terjadi di permukaan bumi. Gempa dengan magnitudo antara 5,0 SR sampai dengan 8,0
bumi ini menyebabkan goncangan atau getaran yang
SR.yang tercatat dari tahun 1900 sampai tahun 2000.
besarnya beragam. Besarnya goncangan bumi
Selain itu penelitian tentang intensitas seismik
beragam mulai dari yang sangat kecil sehingga sulit dan percepatan tanah maksimum di Sumatera Barat
dirasakan, sampai ke goncangan yang sangat dahsyat juga telah dilakukan oleh Yulia (2006). Metode yang
sehingga mampu meruntuhkan bangunan yang
digunakan dalam perhitungan percepatan tanah
kokoh.
maksimum pada penelitian ini adalah metode
Apabila terjadi gempa bumi, salah satu efek yang McGuirre. Data pada penelitian ini menggunakan
ditimbulkan pada suatu tempat adalah percepatan
data gempa dengan magnitudo ≥ 5,0 SR yang
tanah pada permukaan. Dengan mengetahui nilai
tercatat dari tahun 1900 sampai tahun 2005.
percepatan tanah di suatu daerah maka dapat kita Penelitian ini dilakukan kembali mengingat
jadikan acuan dalam pembuatan bangunan tahan
dalam selang waktu tahun 2000 sampai tahun 2005
gempa, sehinngga dapat mengurangi resiko yang
banyak terjadi gempa-gempa besar, sehingga
ditimbulkan akibat gempa bumi. mungkin akan mengubah nilai percepatan tanah
Salah satu daerah rawan gempa di Pulau maksimum. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk
Sumatera adalah Sumatera Barat, karena Sumatera
membandingkan nilai percepatan tanah yang
Barat terletak pada jalur Lempeng Indo-Australia diperoleh dari data-data gempa bumi selama 100
dan Lempeng Eurasia. Jalur gempa yang melewati tahun dengan data selama 30 tahun.
Sumatera Barat disebut jalur gempa Sirkum
Gerakan tektonik yang menyebabkan perubahan
Mediteranian. Kondisi ini disebabkan oleh bentuk permukaan bumi dapat dibagi menjadi :
terdapatnya patahan atau penyusupan lempengan 1. Gerak epirogenetik, adalah pergeseran lempeng
aktif gempa. Fakta ini menyebabkan wilayah
bumi yang pergerakannya sangat lambat dengan
Sumatera Barat memiliki tingkat kerawanan waktu pergerakan yang sangat lama. Ada dua
terhadap gempa bumi cukup tinggi. macam gerak epirogenetik :
a. Gerak epirogenetik positif, yaitu gerak
1.2. Tujuan lempeng bumi yang turun, contohnya
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian
besarnya nilai intensitas dan percepatan tanah timur (Kepulauan Maluku sampai ke Pulau
maksimum di daerah Sumatera Barat, sehingga dari Banda).
hasil perhitungan intensitas dan percepatan tanah b. Gerak epirogenetik negatif, yaitu gerak
dapat dibuatkan peta intensitas dan kontur lempeng bumi yang naik, contohnya Pulau
percepatan tanah. Timor dan Pulau Buton.
2. Gerak orogenetik, adalah pergerakan lempeng
2. TINJAUAN PUSTAKA bumi yang relatif cepat. Peristiwa inilah yang
menimbulkan lipatan dan patahan lempeng
Penelitian tentang intensitas seismik dan tektonik yang mengakibatkan terbentuknya
percepatan tanah maksimum di Sumatera Barat telah gunung-gunung api. Lipatan merupakan

TeknikA 73
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471

gerakan tekanan horizontal menyebabkan geologi. Untuk daerah A mendapat stress ke atas,
lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, sedang daerah B mendapat stress ke bawah. Proses
melipat, dan menyebabkan relief-relief muka ini berjalan terus sampai stress yang terjadi
bumi, contohnya rangkaian Pegunungan (dikandung) di daerah ini cukup besar untuk
Mediteranian dan Sirkum Pasifik. Sedangkan merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan
patahan merupakan gerakan tekanan horizontal daerah B. Lama kelamaan karena lapisan batuan
dan vertikal yang menyebabkan lapisan kulit sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress, maka
bumi yang rapuh menjadi retak atau patah, akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang
contohnya tanah turun (slenk), tanah naik tiba-tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa
(horst), dan tanah bungkuk (fleksur). pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempa bumi.
Pada keadaan III menunjukan lapisan batuan yang
2.1 Pengertian dan Mekanisme Gempa Bumi sudah patah, karena adanya pergerakan yang tiba-
tiba dari batuan tersebut. Gerakan perlahan-lahan
Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada
sesar ini akan berjalan terus, sehingga seluruh proses
daerah batas antara dua lempeng akan terjadi
diatas akan diulangi lagi dan sebuah gempa akan
tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke
terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya,
bawah lempeng yang lain, masuk ke bawah lapisan
demikian seterusnya. Teori Reid ini dikenal dengan
astenosfir. Pada umumnya lempeng samudera akan
nama Elastic Rebound Theory.
menyusup ke bawah lempeng benua, hal ini
disebabkan lempeng samudera mempunyai densitas 2.2. Parameter Gempa Bumi
yang lebih besar dibandingkan dengan lempeng
Setiap kejadian gempabumi akan menghasilkan
benua.
informasi seismik berupa rekaman sinyal berbentuk
Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar
gelombang yang setelah proses manual atau non
sehingga melampaui kekuatan kulit bumi, maka
manual akan menjadi data. Informasi seismik
akan terjadi patahan pada kulit bumi tersebut di
selanjutnya mengalami proses pengumpulan,
daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut
pengolahan dan analisa sehingga menjadi parameter
akan melepaskan energi atau tegangan sebagian atau
gempa bumi.
seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula.
Parameter gempabumi tersebut meliputi :
Peristiwa pelepasan energi ini disebut gempa bumi.
1. Waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time).
Untuk terjadinya suatu gempa bumi diperlukan
Waktu terjadinya gempa bumi menunjukkan
syarat-syarat sebagai berikut:
waktu terlepasnya akumulasi energi dari sumber
1. Pembangunan stress.
gempa bumi. Origin Time dinyatakan dalam
2. Pelepasan stress.
satuan waktu internasional GMT.
3. Gerakan relatif dari kerak bumi.
Menurut teori patahan (fracture theory) bahwa OT = RP − ( P − H )
pada waktu terjadi gempa akan dilepaskan sejumlah (2.1)
energi tertentu akibat patahan yang terjadi dengan dengan OT adalah waktu terjadinya gempa, RP
tiba – tiba dan dipancarkan gelombang seismik yang adalah pembacaan waktu gelombang P pada
dapat direkam oleh Seismograph. Kekuatan gempa stasiun dan P – H adalah nilai Jeffreys-Bullent .
bumi yang akan terjadi tergantung dari besarnya
energi yang disimpan di dalam kerak bumi. 2. Episenter.
Episenter (Gambar 2.4) merupakan pusat gempa
di permukaan bumi sebagai proyeksi dari fokus
gempa di dalam bumi. Jarak episenter gempa
bumi menggunakan data S-P (selisih waktu
datang gelombang S dengan waktu datang
gelombang P).
Gambar 2.3 Mekanisme Sumber Gempa Sedangkan lokasi episenter dinyatakan dalam
koordinat geografis (derajat lintang dan bujur).
Untuk menentukan letak titik episenter digunakan
Gambar 2.3 memperlihatkan mekanisme gempa
persamaan berikut.
bumi yang menjadi sumber gempa tektonik. Garis
tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada i( N / S )
bagian bumi yang padat. Pada keadaan I
Lepisenter = ( )(Δ 0 )( Lstasiun ) (untuk lintang)
i
menunjukan suatu lapisan yang belum terjadi (2.2)
perubahan bentuk geologi. Karena di dalam bumi
terjadi gerakan yang terus-menerus, maka akan i( E /W )
Bepisenter = ( )(Δ 0 )( Bstasiun ) (untuk bujur) (2.3)
terdapat stress yang lama kelamaan akan i
terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dengan Lepisenter adalah titik lintang episenter,
dari lapisan batuan. Keadaan II menunjukan suatu
lapisan batuan telah mendapat dan mengandung Bepisenter adalah titik bujur episenter, i( N / S ) adalah
stress dimana telah terjadi perubahan bentuk setengah amplitudo gelombang pertama dari

TeknikA 74
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471

gelombang P pada komponen utara atau selatan, MI= log A + 3 log Δ - 2,92
i( E / W ) adalah setengah amplitudo gelombang dengan MI adalah magnitudo lokal, A adalah
amplitudo maksimum getaran tanah (μm) dan Δ
pertama dari gelombang P pada komponen timur
adalah jarak episenter dengan stasiun pengamat
atau barat, Δ adalah derajat yang ditentukan dari
0
(km), Δ<600 km.
nilai Jeffreys-Bullent, Lstasiun adalah titik lintang
stasiun, Bstasiun adalah titik bujur stasiun, sedangkan
i (resultan impuls) didapat dari persamaan :
Magnitudo Bodi (Mb)
i = i( N / S ) 2 + i( E / W ) 2 (2.4)
Magnitudo bodi berdasarkan amplitudo
gelombang P yang menjalar melalui bagian
dalam bumi. Magnitudo ini digunakan untuk
menghitung kekuatan gempa-gempa dalam
yaitu:
Mb = log (A/T) + f(Δ,h) + c
dengan Mb adalah magnitudo bodi, A adalah
amplitudo gelombang P (μm), T adalah periode
(sekon), f(Δ,h) adalah fungsi jarak dan
kedalaman dan c adalah koreksi stasiun.
Magnitudo Permukaan (Ms)
Magnitudo permukaan berdasarkan amplitudo
gelombang permukaan. Magnitudo ini
digunakan untuk menghitung kekuatan gempa
dengan jarak lebih dari 600 km, periode 20
Gambar 2.4 Parameter gelombang seismik sekon, dan gempa dangkal (h<60 km)
dirumuskan:
3. Kedalaman gempa (hiposenter).
Penentuan kedalaman sumber gempa dari Ms = log A + α log Δ + β
permukaan bumi, ditentukan dari pembacaan pias dengan Ms adalah magnitudo permukaan, A
seismogram setengah amplitudo maksimum dari adalah amplitudo maksimum (μm), Δ adalah
gelombang P pada komponen vertikal. Untuk jarak episenter (km) dan α,β adalah konstanta.
menentukan kedalaman gempa dipakai Magnitudo Momen (Mw)
persamaan: Magnitudo momen merupakan magnitudo
h = i − i( vertikal ) (2.5) berdasarkan harga momen seismik. Momen
dengan h adalah kedalaman gempa (0), i didapat seismik adalah dimensi pergeseran bidang sesar
atau dari analisa gelombang pada broadband
dari persamaan 2.4 dan i( vertikal ) adalah setengah
seismograf. Magnitudo ini dirumuskan:
amplitudo gelombang pertama dari gelombang P
pada komponen vertikal. Hiposenter dinyatakan Mw = (log M0)/1,5 – 10,73
sebagai jarak kedalaman dalam satuan km (10 = dengan Mw adalah magnitudo momen dan M0
111 km). adalah momen seismik.
4. Magnitudo Magnitudo Durasi (Md)
Magnitudo adalah ukuran untuk menyatakan Magnitudo durasi merupakan jenis magnitudo
kekuatan gempabumi berdasarkan energi yang berdasarkan lamanya getaran gempa.
dipancarkan pada saat terjadinya gempabumi dan Magnitudo ini berguna dalam kasus amplitudo
dinyatakan dalam Skala Richter. Magnitudo pertama getaran sangat besar (off scale) yang
kali dihitung oleh Richter pada tahun 1935 untuk dirumuskan:
gempa lokal di California dengan alat Standart Md = a log t + b Δ + c (2.10)
Wood Anderson yang memperhitungkan nilai dengan Md adalah magnitudo durasi, τ adalah
pergerakan tanah yang terletak pada jarak tertentu lamanya getaran (sekon), Δ adalah jarak
pada pusat gempa. Magnitudo gempa dapat hiposenter (km), a,b,c adalah konstanta.
dibedakan atas:
Magnitudo Lokal (MI) 2.3 Intensitas
Magnitudo lokal pertama kali diperkenalkan
oleh Richter (1935) berdasarkan pengamatan Tingkat kerusakan akibat gempa bumi dapat
gempa bumi di California Selatan yang direkam diukur berdasarkan intensitasnya. Intensitas gempa
menggunakan seismograf Wood-Anderson. bumi adalah derajat kerusakan akibat gempa bumi
Secara umum Magnitudo lokal dirumuskan: pada suatu daerah dan dilihat dari efek akibat
getaran gempa. Besarnya intensitas sangat

TeknikA 75
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471

tergantung dari besarnya magnitudo, jarak dari 1. Model Empiris menggunakan data historis
sumber gempa, kondisi geologi, dan struktur gempa bumi, diantaranya sebagai berikut :
bangunannya. Intensitas tinggi biasanya terjadi pada a. McGuirre R.K (1963)
daerah yang dekat sumber gempa dibandingkan Ditulis sebagai berikut :
tempat yang jauh dari sumber gempa.
Tingkat intensitas gempa bumi dapat dilihat pada α = ( 472,3) 100.278M (R+25)-1.30
Tabel 2.1 berikut ini. dengan α adalah percepatan tanah (gal), M
adalah magnitudo gelombang permukaan
Tabel 2.1 Magnitudo, efek karakteristik, frekuensi (SR), R adalah jarak hiposenter (km).
dan skala MMI gempa bumi b. Kawashumi (1950) ditulis sebagai berikut :
Skala Log α = M-5.45-0.00084 (R-100) + (Log
Magnitudo
Efek karakteristik goncangan
Jumlah Intensitas 100/R) (1/0.4342)
(Skala
skala pada daerah berpenduduk
per Modified Dengan α adalah percepatan tanah (gal), M
Richter) tahun Mercalli
(MMI) adalah magnitudo gelombang permukaan
(SR), R jarak hiposenter (km).
<3,4 Hanya terekam oleh seismograf 800.000 I
c. Gutterberg Richter ditulis sebagai berikut :
3,5-4,2 Dirasakan oleh beberapa orang 30.000 II dan III
I0
4,3-4,8 Dirasakan oleh banyak orang 4.800 IV Log α = -0.5 (2.14)
4,9-5,4 Dirasakan oleh setiap orang 1.400 V 3
5,5-6,1 Kerusakan bangunan kecil 500
VI dan dengan α adalah percepatan tanah (gal), M
VII adalah magnitudo gelombang permukaan
VIII dan
6,2-6,9 Kerusakan banyak bangunan 100
IX (SR), I0 adalah intensitas gempa pada
7,0-7,3 Kerusakan serius, jembatan- 15 X sumber (MMI), a adalah percepatan tanah
jembatan terpuntir, tembok- (gal).
tembok retak 2. Model empiris yang menggunakan data periode
7,4-7,9 Kerusakan besar, bangunan- 4 XI
bangunan ambruk
dominan tanah yang merupakan hasil
Satu pengukuran di lapangan dengan menggunakan
>8,0 Kerusakan total, gelombang- kali XII alat micrometer.
gelombang terasa di permukaan dalam
tanah, benda-benda terlempar 5-10 Percepatan tanah efektif yang bekerja pada
Tahun massa bangunan bergantung kepada berbagai faktor
Sumber : Skinner dan Porter (1992:418) antara lain kekuatan gempa bumi (magnitudo),
kedalaman sumber gempa bumi, jarak sumber
Intensitas terkuat terjadi di daerah episenter.
gempa ke lokasi, kualitas bangunan dan sebagainya.
Intensitas gempa bumi yang paling banyak
Makin besar magnitudo makin besar energi yang
digunakan adalah skala Mercally yang biasa disebut
dikeluarkan sumber gempa. Hal ini akan
MMI (Modified Mercally Intensity). Skala ini
mengakibatkan semakin besar pula bencana yang
mempunyai 12 tingkatan akibat gempa bumi,
ditimbulkannya. Kondisi setempat juga berpengaruh
dimulai dari yang lemah sampai yang kuat (Tabel
pada tingkat kerusakan bangunan. Faktor yang
2.1).
merupakan sumber kerusakan dinyatakan dalam
Untuk mengetahui besarnya intensitas dapat
parameter percepatan tanah. Sehingga data
menggunakan persamaan Gutterberg Richter yang
percepatan tanah maksimum akibat getaran gempa
menyatakan hubungan antara intensitas gempabumi
bumi pada suatu lokasi menjadi penting untuk
dan magnitudo (Sulaiman ,1989)
menggambarkan tingkat resiko gempa bumi pada
I0 = 1,5 (M-0,5) (2.11)
suatu lokasi tertentu. Semakin besar percepatan
dengan I0 adalah intensitas (MMI), M adalah
tanah maksimum disuatu tempat, semakin besar
magnitudo (M)
resiko gempa bumi yang terjadi. Perumusan ini tidak
selalu benar, bahkan dari suatu metoda lainnya tidak
2.4. Percepatan Tanah
selalu sama. Namun cukup memberikan gambaran
Percepatan dan intensitas akibat getaran gempa tentang resiko tinggi terhadap kerusakan gempa
bumi merupakan dua parameter yang saling bumi pada suatu daerah.
berhubungan. Kedua parameter ini sangat penting
dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
Percepatan tanah adalah percepatan gelombang yang 3. METODE PENELITIAN
sampai ke permukaan bumi dengan satuan cm/detik2
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
(gal) dan diukur dengan alat yang disebut
adalah mengumpulkan data sekunder dari stasion
accelerograph. Namun alat ini belum tersedia di
geofisika Padang Panajang dan dilakukan
BMG Padang Panjang, maka percepatan tanah
pengolahan sedemikian rupa dengan software
dihitung dengan cara empiris.
seismologi yang ada.
Secara umum model empiris percepatan tanah
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap,
dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
yaitu :

TeknikA 76
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471

1. Pengumpulan Data Selat


5 99,61 1,63 6,60 9,15 354,81
Mentawai
Dalam penelitian ini digunakan data sekunder Selat
6 99,77 1,71 6,50 9,00 316,23
berupa data parameter-parameter gempa yaitu Mentawai
magnitudo, lokasi episenter dan kedalaman Selat
7 99,84 1,07 6,40 8,85 281,84
Mentawai
gempa. Data historis gempa bumi diperoleh dari Selat
8 99,71 1,59 6,40 8,85 281,84
Badan Meteorologi dan Geofisika Padang Mentawai
Panjang dengan periode data adalah dari tahun 9 100,02 0,45 6,30 8,70 251,19 Panti
1975 sampai tahun 2005. 10 100,03 2,23 6,30 8,70 251,19
Selat
Mentawai
2. Pengolahan Data
Selat
Tahap-tahap pengolahan data gempa adalah 11 99,67 2,06 6,30 8,70 251,19
Mentawai
sebagai berikut : 12 100,49 1,56 6,30 8,70 251,19
Samudera
Indonesia
a. Menentukan daerah penelitian dengan cara Selat
membatasi data gempa yang episenternya 13 99,52 2,12 6,20 8,55 223,87
Mentawai
terletak pada bujur dan lintang daerah 14 99,62 1,90 6,20 8,55 223,87
Selat
Mentawai
Sumatera Barat, yaitu pada ruang lingkup Samudera
posisi 3,5o LS sampai 1,0o LU dan 95,5o BT 15 99,68 2,02 6,20 8,55 223,87
Indonesia
sampai 102,0o BT. 16 99,62 1,96 6,10 8,40 199,53
Samudera
Indonesia
b. Mengumpulkan data gempa bumi yang Samudera
tercatat dari tahun 1975 sampai tahun 2005. 17 99,62 1,95 6,10 8,40 199,53
Indonesia
c. Mengklasifikasikan data gempa dengan 18 101,78 2,99 6,00 8,25 177,83
Samudera
magnitudo M ≥ 5,0 SR
Indonesia
Selat
19 99,73 2,06 6,00 8,25 177,83
d. Menghitung nilai intensitas dengan Mentawai
menggunakan Persamaan 2.11. 20 101,55 3,15 6,00 8,25 177,83
Selat
Mentawai
e. Menghitung nilai percepatan tanah Samudera
21 99,91 1,97 6,00 8,25 177,83
maksimum dengan model empiris Indonesia
Gutterberg Richter dengan menggunakan Samudera
22 99,48 2,23 6,00 8,25 177,83
Indonesia
Persamaan 2.14. Samudera
23 99,63 2,19 6,00 8,25 177,83
f. Membuat peta intensitas dan kontur Indonesia
percepatan tanah dengan menggunakan Selat
24 99,25 0,20 6,00 8,25 177,83
Mentawai
program arc view. Selat
25 98,73 0,13 6,00 8,25 177,83
Adapun metode yang digunakan adalah dari Mentawai
Guteberg –Richter yang menngunakan perumusan Selat
26 99,93 1,88 6,00 8,25 177,83
Mentawai
yang telah dijelaskan pada bab dua diatas . Selat
27 99,74 1,87 5,90 8,10 158,49
Mentawai
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Selat
28 99,93 1,88 5,90 8,10 158,49
Mentawai
4.1. Hasil Penelitian Selat
29 99,62 1,64 5,80 7,95 141,25
Mentawai
Data gempa yang digunakan pada penelitian 30 98,55 0,57 5,80 7,95 141,25
Samudera
(magnitudo ≥ 5,0 SR) dapat dilihat pada Lampiran Indonesia
Lubuk
A.Hasil perhitungan intensitas gempa bumi dan 31 100,24 0,11 5,80 7,95 141,25
Sikaping
percepatan tanah dapat dilihat pada Tabel 4.1. Data 32 98,60 0,54 5,70 7,80 125,89
Selat
Mentawai
hasil perhitungan diolah dengan arc view untuk
Samudera
mendapatkan peta intensitas dan kontur percepatan 33 101,53 2,89 5,70 7,80 125,89
Indonesia
tanah selama periode 30 tahun berturut-turut dapat 34 99,60 1,56 5,60 7,65 112,20
Selat
Mentawai
dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
Samudera
35 98,60 0,59 5,60 7,65 112,20
Indonesia
Selat
Tabel 4.1Nilai Intensitas dan Percepatan Tanah 36 99,60 1,61 5,50 7,50 100,00
Mentawai
Daerah Sumatera Barat Tahun 1975-2005 37 100,53 1,55 5,50 7,50 100,00
Samudera
Indonesia
Lokasi Episenter Per
Mag Kepulauan
Intensitas cepatan 38 101,23 3,50 5,50 7,50 100,00
No. nitudo Keterangan Pagai
Bujur Lintang (MMI) Tanah
(SR) 39 101,95 2,11 5,50 7,50 100,00 Tapan
(gal)
1 101,44 2,05 7,00 9,75 562,34 Tapan
Selat
2 99,26 0,54 6,90 9,60 501,19
Mentawai
Selat
3 99,63 1,63 6,70 9,30 398,11
Mentawai
Selat
4 99,77 2,01 6,60 9,15 354,81
Mentawai

TeknikA 77
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471

Gambar 4.1 Peta Intensitas Maksimum

Gambar 4.2 Kontur Percepatan Tanah Maksimum

TeknikA 78
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471

4.2. Pembahasan 3. Gempa tanggal 10 April 2005, terjadi dua


gempa bumi di Selat Mentawai dengan
Berdasarkan data historis gempa bumi periode
intensitas maksimum 9,3 MMI dan 9 MMI dan
1975 sampai dengan 2005 tercatat 171 kali gempa
nilai percepatan tanah maksimum316,23 gal dan
tektonik dengan kekuatan ≥ 5,0 Skala Richter. 298,11 gal.
Daerah yang mempunyai intensitas maksimum dan 4. Gempa tanggal 5 November 1994, terjadi satu
percepatan tanah maksimum adalah pada daerah kali gempa bumi di Selat Mentawai dengan
Tapan yang terletak pada koordinat 2,050 LS dan intensitas maksimum 9,15 MMI dan percepatan
1010 BT dengan kekuatan magnitudo 7 SR, tanah maksimum 354,81 gal.
percepatan tanah 562,34 gal dan kedalaman 33 km. 5. Gempa tanggal 8 April 1993, terjadi satu kali
Intensitas maksimum dan percepatan tanah gempa bumi di Selat Mentawai dengan
maksimum ditimbulkan akibat gempa bumi yang intensitas maksimum 9,15 MMI dan percepatan
terjadi pada tanggal 10 Juni 1995. Pada skala tanah maksimum 354,81 gal.
tersebut getaran gempa yang terjadi sangat dirasakan
dan kerusakan yang ditimbulkan gempa tersebut 5.2. Saran
sangat berat. Secara keseluruhan gempa-gempa
Berdasarkan kenyataan di atas sudah selayaknya
besar banyak terjadi di daerah Selat Mentawai yang
bila bangunan di daerah Tapan Dan Kepulauan
terletak pada koordinat 1,750 LS dan 99,70 BT
Mentawai memperhatikan teknik bangunan tahan
dimana selama selang waktu 30 tahun telah terjadi
gempa. Dengan demikian dapat memberikan faktor
97 kali gempa bumi dengan nilai percepatan rata-
pengamanan yang lebih tinggi terhadap resiko
rata 103,91 gal. Hal ini dikarekan adanya aktivitas
gempa yang akan terjadi dikemudian hari.
sesar Mentawai dan zona subduksi yang ditandai
dengan hiposenter dangkal di dekat parit laut dan
DAFTAR PUSTAKA
semakin dalam ke arah laut sebelah barat. Getaran
gempa sangat dirasakan dikarenakan pusat gempa 1. Hidayat, Muhammad., 2001, Gempa Bumi
terjadi di wilayah laut. Majalengka (28 Juni 2001), Badan Meteorologi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan dan Geofisika, Jakarta.
menggunakan metode Gutterberg Richter dapat 2. Ismail, S., 1989, Pendahuluan Seismologi jilid
dibandingkan peta intensitas dan kontur percepatan IA, Balai Diklat Meteorologi dan Geofisika,
tanah yang diperoleh dari data selama 30 tahun Jakarta.
hamper sama dengan peta intensitas dan kontur 3. Ismail, S., 1989, Pendahuluan Seimologi jilid
percepatan tanah selama 100 tahun dengan IIA, Balai Diklat Meteorologi dan Geofisika,
mengguanakan metode McGuirre seperti yand telah Jakarta.
dilakukan oleh Yulia. 4. Jufri., 2003, Intensitas dan Percepatan Tanah
Berdasarkan data historis gempa bumi Sumatera Maksimum di Daerah Sumatera Barat, Skripsi
Barat tergolong daerah yang mempunyai resiko S1 Fisika UNP, Padang.
tinggi terhadap gempa bumi. Ini ditunjukkan dari 5. Nurman, H., 2002, Laporan Analisa Statistik
nilai intensitas dan percepatan tanah maksimum Aktivitas Gempa Sumatera Barat, Stasiun
pada suatu daerah. Di tambah lagi daerah Sumatera Geofisika PPI, Padang Panjang.
Barat terletak pada patahan besar Sumatera (Great 6. Muto, Kiyosi., 1996, Analisis Perancangan
Fault Sumatera) dan pada daerah penujaman Gedung Tahan Gempa, Erlangga, Jakarta..
Lempengan Indonesia Australia dan Lempengan 7. Simanjuntak, Buha., 1998, Intensitas dan
Eurasia. Percepatan Tanah Maksimum Gempa Bumi
Maluku, Departemen Perhubungan Republik
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Indonesia, Jakarta.
5.1. Kesimpulan 8. Subardjo., 2001, Intensitas Seismik Maksimum
dan Percepatan Tanah Untuk Beberapa Kota di
Berdasarkan data historis gempa bumi yang Indonesia, Badan Meteorologi dan Geofisika,
diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta.
Padang Panjang periode 1975 sampai 2005 9. Suwarta, Hendra., 2001., Percepatan Tanah
didapatkan beberapa daerah yang mempunyai nilai Untuk Konstruksi Bangunan Tahan Gempa di
intensitas maksimum dan percepatan tanah Sumatera Utara, Badan Meteorologi dan
maksimum sebagai berikut : Geofisika, Medan.
1. Gempa tanggal 10 Juni 1995,terjadi satu kali 10. Skiner, Brian J. Dan Porter, Stephen C., 1992,
gempa bumi di Tapan dengan intensitas The Dynamic Earth an Introduction to Physical
maksimum 9,75 MMI dan nilai percepatan Geology, Jon Wiley & Sons, Inc, Usa.
tanah maksimum 562,34 gal. 11. www.wikipedia.com. 18 Desember 2006.
2. Gempa tanggal 4 Januari 1998, terjadi satu kali 12. www.washington.edu. 18 Desember 2006
gempa bumi di Selat Mentawai dengan
intensitas maksimum 9,6 MMI dan nilai
percepatan tanah maksimum 501,19 gal.

TeknikA 79

Anda mungkin juga menyukai