ABSTRAK
Sehubungan semakin meningkatnya frekuensi gempa bebrapa tahun terakhir di wilayah Sumatera
Barat perlu dlakukan suatu analisis data intensitas gempa bumi dan percepatan tanah maksimum
menggunakan data dari tahun 1975 sampai tahun 2005 untuk menentukan besarnya nilai
intensitas gempa bumi dan percepatan tanah maksimum. Data yang digunakan adalah data
dengan skala magnitudo ≥ 5,0 SR. Perhitungan intensitas gempa bumi dan percepatan tanah
menggunakan model empiris Gutterberg Richter. Hasil penelitian menunjukkan daerah Tapan
merupakan daerah yang memiliki nilai intensitas maksimum dan percepatan tanah maksimum
(9,75 MMI dan 562,34 gal). Hal ini disebabkan karena daerah Tapan termasuk daerah patahan
dan jalur sesar Sumatera.
TeknikA 73
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
gerakan tekanan horizontal menyebabkan geologi. Untuk daerah A mendapat stress ke atas,
lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, sedang daerah B mendapat stress ke bawah. Proses
melipat, dan menyebabkan relief-relief muka ini berjalan terus sampai stress yang terjadi
bumi, contohnya rangkaian Pegunungan (dikandung) di daerah ini cukup besar untuk
Mediteranian dan Sirkum Pasifik. Sedangkan merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan
patahan merupakan gerakan tekanan horizontal daerah B. Lama kelamaan karena lapisan batuan
dan vertikal yang menyebabkan lapisan kulit sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress, maka
bumi yang rapuh menjadi retak atau patah, akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang
contohnya tanah turun (slenk), tanah naik tiba-tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa
(horst), dan tanah bungkuk (fleksur). pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempa bumi.
Pada keadaan III menunjukan lapisan batuan yang
2.1 Pengertian dan Mekanisme Gempa Bumi sudah patah, karena adanya pergerakan yang tiba-
tiba dari batuan tersebut. Gerakan perlahan-lahan
Bila dua buah lempeng bertumbukan maka pada
sesar ini akan berjalan terus, sehingga seluruh proses
daerah batas antara dua lempeng akan terjadi
diatas akan diulangi lagi dan sebuah gempa akan
tegangan. Salah satu lempeng akan menyusup ke
terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya,
bawah lempeng yang lain, masuk ke bawah lapisan
demikian seterusnya. Teori Reid ini dikenal dengan
astenosfir. Pada umumnya lempeng samudera akan
nama Elastic Rebound Theory.
menyusup ke bawah lempeng benua, hal ini
disebabkan lempeng samudera mempunyai densitas 2.2. Parameter Gempa Bumi
yang lebih besar dibandingkan dengan lempeng
Setiap kejadian gempabumi akan menghasilkan
benua.
informasi seismik berupa rekaman sinyal berbentuk
Apabila tegangan tersebut telah sedemikian besar
gelombang yang setelah proses manual atau non
sehingga melampaui kekuatan kulit bumi, maka
manual akan menjadi data. Informasi seismik
akan terjadi patahan pada kulit bumi tersebut di
selanjutnya mengalami proses pengumpulan,
daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut
pengolahan dan analisa sehingga menjadi parameter
akan melepaskan energi atau tegangan sebagian atau
gempa bumi.
seluruhnya untuk kembali ke keadaan semula.
Parameter gempabumi tersebut meliputi :
Peristiwa pelepasan energi ini disebut gempa bumi.
1. Waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time).
Untuk terjadinya suatu gempa bumi diperlukan
Waktu terjadinya gempa bumi menunjukkan
syarat-syarat sebagai berikut:
waktu terlepasnya akumulasi energi dari sumber
1. Pembangunan stress.
gempa bumi. Origin Time dinyatakan dalam
2. Pelepasan stress.
satuan waktu internasional GMT.
3. Gerakan relatif dari kerak bumi.
Menurut teori patahan (fracture theory) bahwa OT = RP − ( P − H )
pada waktu terjadi gempa akan dilepaskan sejumlah (2.1)
energi tertentu akibat patahan yang terjadi dengan dengan OT adalah waktu terjadinya gempa, RP
tiba – tiba dan dipancarkan gelombang seismik yang adalah pembacaan waktu gelombang P pada
dapat direkam oleh Seismograph. Kekuatan gempa stasiun dan P – H adalah nilai Jeffreys-Bullent .
bumi yang akan terjadi tergantung dari besarnya
energi yang disimpan di dalam kerak bumi. 2. Episenter.
Episenter (Gambar 2.4) merupakan pusat gempa
di permukaan bumi sebagai proyeksi dari fokus
gempa di dalam bumi. Jarak episenter gempa
bumi menggunakan data S-P (selisih waktu
datang gelombang S dengan waktu datang
gelombang P).
Gambar 2.3 Mekanisme Sumber Gempa Sedangkan lokasi episenter dinyatakan dalam
koordinat geografis (derajat lintang dan bujur).
Untuk menentukan letak titik episenter digunakan
Gambar 2.3 memperlihatkan mekanisme gempa
persamaan berikut.
bumi yang menjadi sumber gempa tektonik. Garis
tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada i( N / S )
bagian bumi yang padat. Pada keadaan I
Lepisenter = ( )(Δ 0 )( Lstasiun ) (untuk lintang)
i
menunjukan suatu lapisan yang belum terjadi (2.2)
perubahan bentuk geologi. Karena di dalam bumi
terjadi gerakan yang terus-menerus, maka akan i( E /W )
Bepisenter = ( )(Δ 0 )( Bstasiun ) (untuk bujur) (2.3)
terdapat stress yang lama kelamaan akan i
terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dengan Lepisenter adalah titik lintang episenter,
dari lapisan batuan. Keadaan II menunjukan suatu
lapisan batuan telah mendapat dan mengandung Bepisenter adalah titik bujur episenter, i( N / S ) adalah
stress dimana telah terjadi perubahan bentuk setengah amplitudo gelombang pertama dari
TeknikA 74
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
gelombang P pada komponen utara atau selatan, MI= log A + 3 log Δ - 2,92
i( E / W ) adalah setengah amplitudo gelombang dengan MI adalah magnitudo lokal, A adalah
amplitudo maksimum getaran tanah (μm) dan Δ
pertama dari gelombang P pada komponen timur
adalah jarak episenter dengan stasiun pengamat
atau barat, Δ adalah derajat yang ditentukan dari
0
(km), Δ<600 km.
nilai Jeffreys-Bullent, Lstasiun adalah titik lintang
stasiun, Bstasiun adalah titik bujur stasiun, sedangkan
i (resultan impuls) didapat dari persamaan :
Magnitudo Bodi (Mb)
i = i( N / S ) 2 + i( E / W ) 2 (2.4)
Magnitudo bodi berdasarkan amplitudo
gelombang P yang menjalar melalui bagian
dalam bumi. Magnitudo ini digunakan untuk
menghitung kekuatan gempa-gempa dalam
yaitu:
Mb = log (A/T) + f(Δ,h) + c
dengan Mb adalah magnitudo bodi, A adalah
amplitudo gelombang P (μm), T adalah periode
(sekon), f(Δ,h) adalah fungsi jarak dan
kedalaman dan c adalah koreksi stasiun.
Magnitudo Permukaan (Ms)
Magnitudo permukaan berdasarkan amplitudo
gelombang permukaan. Magnitudo ini
digunakan untuk menghitung kekuatan gempa
dengan jarak lebih dari 600 km, periode 20
Gambar 2.4 Parameter gelombang seismik sekon, dan gempa dangkal (h<60 km)
dirumuskan:
3. Kedalaman gempa (hiposenter).
Penentuan kedalaman sumber gempa dari Ms = log A + α log Δ + β
permukaan bumi, ditentukan dari pembacaan pias dengan Ms adalah magnitudo permukaan, A
seismogram setengah amplitudo maksimum dari adalah amplitudo maksimum (μm), Δ adalah
gelombang P pada komponen vertikal. Untuk jarak episenter (km) dan α,β adalah konstanta.
menentukan kedalaman gempa dipakai Magnitudo Momen (Mw)
persamaan: Magnitudo momen merupakan magnitudo
h = i − i( vertikal ) (2.5) berdasarkan harga momen seismik. Momen
dengan h adalah kedalaman gempa (0), i didapat seismik adalah dimensi pergeseran bidang sesar
atau dari analisa gelombang pada broadband
dari persamaan 2.4 dan i( vertikal ) adalah setengah
seismograf. Magnitudo ini dirumuskan:
amplitudo gelombang pertama dari gelombang P
pada komponen vertikal. Hiposenter dinyatakan Mw = (log M0)/1,5 – 10,73
sebagai jarak kedalaman dalam satuan km (10 = dengan Mw adalah magnitudo momen dan M0
111 km). adalah momen seismik.
4. Magnitudo Magnitudo Durasi (Md)
Magnitudo adalah ukuran untuk menyatakan Magnitudo durasi merupakan jenis magnitudo
kekuatan gempabumi berdasarkan energi yang berdasarkan lamanya getaran gempa.
dipancarkan pada saat terjadinya gempabumi dan Magnitudo ini berguna dalam kasus amplitudo
dinyatakan dalam Skala Richter. Magnitudo pertama getaran sangat besar (off scale) yang
kali dihitung oleh Richter pada tahun 1935 untuk dirumuskan:
gempa lokal di California dengan alat Standart Md = a log t + b Δ + c (2.10)
Wood Anderson yang memperhitungkan nilai dengan Md adalah magnitudo durasi, τ adalah
pergerakan tanah yang terletak pada jarak tertentu lamanya getaran (sekon), Δ adalah jarak
pada pusat gempa. Magnitudo gempa dapat hiposenter (km), a,b,c adalah konstanta.
dibedakan atas:
Magnitudo Lokal (MI) 2.3 Intensitas
Magnitudo lokal pertama kali diperkenalkan
oleh Richter (1935) berdasarkan pengamatan Tingkat kerusakan akibat gempa bumi dapat
gempa bumi di California Selatan yang direkam diukur berdasarkan intensitasnya. Intensitas gempa
menggunakan seismograf Wood-Anderson. bumi adalah derajat kerusakan akibat gempa bumi
Secara umum Magnitudo lokal dirumuskan: pada suatu daerah dan dilihat dari efek akibat
getaran gempa. Besarnya intensitas sangat
TeknikA 75
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
tergantung dari besarnya magnitudo, jarak dari 1. Model Empiris menggunakan data historis
sumber gempa, kondisi geologi, dan struktur gempa bumi, diantaranya sebagai berikut :
bangunannya. Intensitas tinggi biasanya terjadi pada a. McGuirre R.K (1963)
daerah yang dekat sumber gempa dibandingkan Ditulis sebagai berikut :
tempat yang jauh dari sumber gempa.
Tingkat intensitas gempa bumi dapat dilihat pada α = ( 472,3) 100.278M (R+25)-1.30
Tabel 2.1 berikut ini. dengan α adalah percepatan tanah (gal), M
adalah magnitudo gelombang permukaan
Tabel 2.1 Magnitudo, efek karakteristik, frekuensi (SR), R adalah jarak hiposenter (km).
dan skala MMI gempa bumi b. Kawashumi (1950) ditulis sebagai berikut :
Skala Log α = M-5.45-0.00084 (R-100) + (Log
Magnitudo
Efek karakteristik goncangan
Jumlah Intensitas 100/R) (1/0.4342)
(Skala
skala pada daerah berpenduduk
per Modified Dengan α adalah percepatan tanah (gal), M
Richter) tahun Mercalli
(MMI) adalah magnitudo gelombang permukaan
(SR), R jarak hiposenter (km).
<3,4 Hanya terekam oleh seismograf 800.000 I
c. Gutterberg Richter ditulis sebagai berikut :
3,5-4,2 Dirasakan oleh beberapa orang 30.000 II dan III
I0
4,3-4,8 Dirasakan oleh banyak orang 4.800 IV Log α = -0.5 (2.14)
4,9-5,4 Dirasakan oleh setiap orang 1.400 V 3
5,5-6,1 Kerusakan bangunan kecil 500
VI dan dengan α adalah percepatan tanah (gal), M
VII adalah magnitudo gelombang permukaan
VIII dan
6,2-6,9 Kerusakan banyak bangunan 100
IX (SR), I0 adalah intensitas gempa pada
7,0-7,3 Kerusakan serius, jembatan- 15 X sumber (MMI), a adalah percepatan tanah
jembatan terpuntir, tembok- (gal).
tembok retak 2. Model empiris yang menggunakan data periode
7,4-7,9 Kerusakan besar, bangunan- 4 XI
bangunan ambruk
dominan tanah yang merupakan hasil
Satu pengukuran di lapangan dengan menggunakan
>8,0 Kerusakan total, gelombang- kali XII alat micrometer.
gelombang terasa di permukaan dalam
tanah, benda-benda terlempar 5-10 Percepatan tanah efektif yang bekerja pada
Tahun massa bangunan bergantung kepada berbagai faktor
Sumber : Skinner dan Porter (1992:418) antara lain kekuatan gempa bumi (magnitudo),
kedalaman sumber gempa bumi, jarak sumber
Intensitas terkuat terjadi di daerah episenter.
gempa ke lokasi, kualitas bangunan dan sebagainya.
Intensitas gempa bumi yang paling banyak
Makin besar magnitudo makin besar energi yang
digunakan adalah skala Mercally yang biasa disebut
dikeluarkan sumber gempa. Hal ini akan
MMI (Modified Mercally Intensity). Skala ini
mengakibatkan semakin besar pula bencana yang
mempunyai 12 tingkatan akibat gempa bumi,
ditimbulkannya. Kondisi setempat juga berpengaruh
dimulai dari yang lemah sampai yang kuat (Tabel
pada tingkat kerusakan bangunan. Faktor yang
2.1).
merupakan sumber kerusakan dinyatakan dalam
Untuk mengetahui besarnya intensitas dapat
parameter percepatan tanah. Sehingga data
menggunakan persamaan Gutterberg Richter yang
percepatan tanah maksimum akibat getaran gempa
menyatakan hubungan antara intensitas gempabumi
bumi pada suatu lokasi menjadi penting untuk
dan magnitudo (Sulaiman ,1989)
menggambarkan tingkat resiko gempa bumi pada
I0 = 1,5 (M-0,5) (2.11)
suatu lokasi tertentu. Semakin besar percepatan
dengan I0 adalah intensitas (MMI), M adalah
tanah maksimum disuatu tempat, semakin besar
magnitudo (M)
resiko gempa bumi yang terjadi. Perumusan ini tidak
selalu benar, bahkan dari suatu metoda lainnya tidak
2.4. Percepatan Tanah
selalu sama. Namun cukup memberikan gambaran
Percepatan dan intensitas akibat getaran gempa tentang resiko tinggi terhadap kerusakan gempa
bumi merupakan dua parameter yang saling bumi pada suatu daerah.
berhubungan. Kedua parameter ini sangat penting
dalam perencanaan bangunan tahan gempa.
Percepatan tanah adalah percepatan gelombang yang 3. METODE PENELITIAN
sampai ke permukaan bumi dengan satuan cm/detik2
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
(gal) dan diukur dengan alat yang disebut
adalah mengumpulkan data sekunder dari stasion
accelerograph. Namun alat ini belum tersedia di
geofisika Padang Panajang dan dilakukan
BMG Padang Panjang, maka percepatan tanah
pengolahan sedemikian rupa dengan software
dihitung dengan cara empiris.
seismologi yang ada.
Secara umum model empiris percepatan tanah
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap,
dapat dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
yaitu :
TeknikA 76
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
TeknikA 77
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
TeknikA 78
No. 29 Vol.1 Thn. XV April 2008 ISSN: 0854-8471
TeknikA 79