Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013

ISSN: 2087-9946

KAJIAN AWAL TENTANG b Value GEMPA BUMI DI SUMATRA


TAHUN 1964-2013

Madlazim
Jurusan Fisika FMIPA UNESA
lazim@fisikaunesa.net

Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis tren gempa bumi di Sumatra dan
kemungkinan implikasinya terhadap gempa bumi yang akan datang dengan menggunakan b value
sebagai precursor. Data statistik gempa bumi yang digunakan adalah gempa bumi dengan magnitudo
mulai dari 4 sampai 8,5 dan dengan kedalaman 0 sampai 70 km. Selanjutnya data tersebut dianalisis
dengan metode statistik dengan formula empirik dari Gutenberg and Richter. Kecenderungan kejadian
gempa bumi semakin meningkat selama 49 tahun terakhir. Bahkan setelah gempa bumi tahun 2004
peningkatan kejadian gempa bumi semakin tajam. Hal ini diduga disebabkan oleh proses pencapaian
keseimbangan energi yang dialami oleh lempeng, sehingga terjadi gempa bumi-gempa bumi susulan
yang berkelanjutan sampai terjadi keseimbangan energi. Nilai konstanta b value gempa bumi di
Sumatra tergolong rendah, yaitu 0,865. Nilai ini menggambar tingkat stress yang tinggi, sehingga
peluang besar terjadinya gempa bumi besar akan terjadi lagi di Sumatra.

Kata kunci: b value, precursor , tren gempa bumi, gempa bumi yang akan datang

Madlazim 41
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946

1. PENDAHULUAN magnitudo relatif lebih besar sehingga


Kulit terluar bumi terdiri dari sejumlah sangat mungkin bisa menimbulkan tsunami.
lempeng atau bisa diistilahkan "piring" yang (2) zona sesar Sumatra yang juga dikenal
kondisinya hampir kaku yang secara sebagai sesar Semangko atau Sumatra Fault
perlahan bergerak melawan atau saling Zone (SFZ). Zona ini membelah pulau
menjauh satu dengan lainnya. Gerakan Sumatra menjadi dua, membentang
lempeng-lempeng ini merupakan fitur sepanjang pegunungan Bukit Barisan, dari
geologi yang menyediakan kondisi yang teluk Semangko di Selat Sunda sampai
memungkinkan terjadinya gempa bumi wilayah Aceh di Utara (Natawidjaja, 2002).
besar terjadi. Gempa bumi-gempa bumi Gempa bumi-gempa bumi yang terjadi
berpeluang besar dapat terjadi di batas antar di Sumatra merupakan implikasi
lempeng dan sesar di mana saja dan kapan geodinamik dari deformasi aktif di sekitar
saja, tetapi sedikit sekali pengetahuan Sunda dan Java trench. Vektor slip dari
manusia untuk memahami precursor atau geodinamik dari Sunda dan Java trench
peringatan pendahuluan sebelum gempa mendorong SFZ (McCaffrey, 1991).
bumi-gempa bumi tersebut terjadi. Gempa Di sepanjang lepas pantai barat
bumi yang paling ekstrim terjadi di dekat Sumatera, Lempeng Indo-Australia
atau di batas antar lempeng tersebut. menyusup di bawah Lempeng Euro-asia
Gesekan antar lempeng menimbulkan dengan arah yang miring (sekitar 40-45
tekanan dan regangan. Tekanan dan derajat). Penunjaman miring tersebut
regangan yang terjadi antar batas lempeng, mengakibatkan terbentuknya Zona Sesar
yang disebabkan oleh gerakan dari lempeng Sumatera (SFZ), yaitu suatu zona sesar
terhadap lempeng lain, yang "terpendam" di geser menganan, yang memanjang dari
batas lempeng dapat berupa energi elastis ujung utara hingga ujung selatan Pulau
yang tersimpan. Batuan pada lempeng Sumatera. Namun di sepanjang lepas pantai
memiliki batas elastisitas, ketika energi selatan Pulau Jawa, Lempeng Indo-
gesekan antar lempeng melebihi elastisitas Australian menyusup Lempeng Eurasia
batuan, maka akan terjadi proses pelepasan dengan arah normal sehingga tidak
energi. Energi ini dilepaskan secara tiba- terbentuk suatu zona sesar seperti yang ada
tiba, sehingga terjadi gempa bumi. Energi di Sumatera.
ini selanjutnya menimbulkan efek Panjang daerah sesar Sumatra 1900 km
gelombang elastis yang dapat menyebar dan melintasi beberapa busur vulkanik aktif
secara luas, sehingga dapat dirasakan di di sepanjang pulau Sumatra. SFZ
perairan maupun di daratan. Gempa bumi bersebelahan dan sejajar dengan sesar
kuat juga dapat memicu gunung berapi Mentawai. Pada ujung bagian utara, daerah
meletus, di sekitar atau lebih jauh, meskipun sesar Sumatra menyebar di laut Andaman.
hal ini tidak selalu terjadi, karena Pada bagian selatan berakhir di selat Sunda.
bergantung pada keadaan dapur magma Di antara zona subduksi dan SFZ ada
pada saat itu. juga sesar minor yang juga cukup aktif,
Di Sumatra terdapat dua kondisi geologi yaitu sesar Mentawai, sesar Andaman dan
yang dapat menyebabkan gempa bumi, yaitu beberapa sesar minor lainnya. Sumatra
zona subduksi yang merupakan batas antar Barat merupakan batas lempeng samudra
lempeng Indo-Australia yang menunjam ke (continental) yang terdiri dari dua sistem
lempeng Euro-Asia. Ada dua penyebab sesar, yaitu sistem sesar strike-slip yang
utama gempa bumi di Sumatra, yaitu: (1) berputar ke kanan (dextral) dan subduksi
zona subduksi lempeng yang terletak di antarmuka dip-slip yang memiliki pengaruh
perairan Sumatra yang berpotensi lebih besar (Lasitha et al., 2006).
menimbulkan gempa bumi dengan Konvergensi kemiringan yang menghadap

Madlazim 42
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946

ke utara dari lempeng Hindia dan Australia yang mampu menandingi keakuratan dari
bergerak menuju Asia Tenggara dengan formula empiris tersebut terkait
kecepatan 60 mm/yr (Prawirodirdjo et al., kemampuannya dalam menjelaskan masalah
1997). Konvergensi lempeng dibagi menjadi sesismisitas dengan lebih baik. Metode ini
slip yang parallel terhadap trench yang telah digunakan secara luas dan telah teruji
ditampung oleh sesar Sumatra dan slip yang secara meyakinkan keakuratannya. Secara
tegak lurus yang terakomodir oleh matematis formula tersebut dapat dituliskan:
antarmuka zona subduksi. Sesar Sumatra
telah menyebabkan belasan gempa dengan Log N = a - bM, denga M = 10a-bM.
kekuatan 7≤Mw≤7.7, juga beberapa gempa
bumi kecil yang terjadi hampir di semua N adalah jumlah gempa bumi, M adalah
segmen. magnitudo gempa bumi, a dan b adalah
Artikel ini akan menyajikan hasil riset konstanta real yang bernilai positif.
tentang kajian statistik tentang gempa bumi Konstanta a menggambarkan aktivitas
di Sumatra yang terjadi mulai 1964 sampai seismik dan b menggambarkan karakteristik
tahun 2013. Penelitian ini berupaya untuk tekanan yang dialami oleh medium medium.
menjawab permasalahan bagaimana tren Formula empirik dari Gutenberg and
gempa bumi di Sumatra dan kemungkinan Richter tersebut dapat menjelaskan dengan
implikasinya terhadap gempa bumi yang baik terkait sesismisitas gempa bumi dengan
akan datang dengan menggunakan b value magnitudo antara 4,5 sampai dengan 7,0,
sebagai precursor. Sedangkan untuk gempa bumi dengan
magnitudo di atas 7,0 formula tersebut perlu
2. METODE dimodifikasi karena kemungkinan besar
Daerah penelitian ini meliputi daerah terjadi deviasi linieritas, dengan nilai log N
Sumatra dengan batas lintang -10o sampai cenderung tidak linier terhadap M. Jumlah
dengan 10o dan bujur 90o sampai dengan gempa bumi dengan M lebih besar dari 7,0
110o. Data statistik gempa bumi yang sedikit, jumlah N cenderung kecil untuk M
digunakan adalah gempa bumi dengan besar (> 7,0). Oleh karena itu perlu
magnitudo mulai dari 4 sampai 8,5 dan dimasukkan faktor magnitudo momen (Mw),
dengan kedalaman 0 sampai 70 km. Untuk Mw = (2log M0)/3 -10,73, dengan M0 adalah
gempa bumi dengan magnitudo 8 ke atas momen skalar dalam satuan dyne-cm.
yang bersumber dari katalog International Selanjutnya dapat diketahui hubungan log N
Seismological Centre (ISC) dengan jangka = a - βlogM0. Dengan β ~ 2/3 (Kulhanek,
waktu mulai tahun 1964 sampai dengan 2005). Metode ini dimplementasi ke dalam
2013 (Gb. 1). Selanjutnya data tersebut software TSEIS web versi 1.0 yang bisa
dianalisis dengan metode statistik dengan diakses di http://wwweic.eri.u-
formula empirik dari Gutenberg and Richter tokyo.ac.jp/db/harvard/
(1944). Sampai saat ini belum ada metode

Gambar 1. Kondisi seismisitas di daerah penelitian

Madlazim 43
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946

3. HASIL DAN DISKUSI gempa bumi karena gempa bumi besar


Berikut adalah gambar yang memiliki dampak yang lebih besar
menunjukkan bagaimana variasi terhadap medium dan bangunan di
magnitudo gempa bumi sebagai fungsi permukaan bumi. Untuk gempa bumi yang
waktu dan jumlah semua gempa bumi berkekuatan 7 atau di atas dapat dengan
yang terjadi di Sumatra dalam 49 tahun mudah diidentifikasi oleh sejumlah
terakhir (Gb. 2 dan Gb. 3). Ketiga gambar seismograf. Gambar 2 menunjukkan
tersebut melibatkan semua gempa bumi bahwa magnitudo gempa bumi dari tahun
baik gempa bumi besar (mulai 7,0 sd 8,5) ke tahun cenderung lebih besar, puncaknya
maupun kecil dan sedang (mulai 4,0 sd pada tahun 2004 terjadi gempa mega besar
6,9) yang telah terjadi di daerah penelitian, dengan kekuatan 9,0 (Global CMT) atau
selama periode 49 tahun. Kelengkapan 8,5 (ISC).
data gempa bumi yang tersedia mulai dari Fluktuasi dalam jumlah gempa selama
magnitudo 4 sampai dengan 8,5 adalah bertahun-tahun seperti yang ditunjukkan
terkait dengan peningkatan perkembangan oleh Gambar 3 menunjukkan bagaimana
teknologi seismograf. Tentu saja, dalam 25 gempa bumi yang tak terduga, dan melihat
tahun terakhir, gempa bumi dengan dari tahun ke tahun dapat ditentukan
magnitudo yang lebih tergolong kecil telah analisis kecenderungan kejadian gempa
dapat direkam oleh seismograf karena bumi. Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa
peningkatan teknologi informasi dan ada kecenderungan kejadian gempa bumi
komunikasi serta jumlah stasiun yang semakin meningkat dari tahun ke
seismograf di seluruh dunia semakin tahun. Bahkan setelah gempa bumi tahun
membaik. Peningkatan ini telah membantu 2004 kecenderungan kejadian gempa bumi
pusat seismologi untuk menemukan semakin tajam. Hal ini diduga disebabkan
banyak gempa bumi kecil yang terdeteksi oleh proses pencapaian keseimbangan
dalam beberapa dekade sebelumnya. Oleh stress yang dialami oleh lempeng,
karena itu, tren kenaikan tidak terduga sehingga terjadi gempa bumi-gempa bumi
dalam ketiga gambar tersebut, meskipun susulan yang berkelanjutan sampai terjadi
kenaikan jumlah gempa bumi besar akan keseimbangan energi (http://earthquake.
menjadi lebih penting untuk penilaian tren usgs.gov/).

Tahun
Gamba 2. Magnitudo gempa bumi yang berjumlah 10.846 kejadian vs tahun terjadinya

Madlazim 44
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946

Gempa bumi besar jarang terjadi yang lebih besar pada jangkauan geografis
dibandingkan gempa bumi dengan kekuatan dan kerusakan, dan lebih mungkin untuk
rendah yang terjadi lebih teratur dan sering. secara akurat dicatat selama jangka waktu
Gempa bumi besar dinilai memiliki dampak yang lama.

Gambar 3. Kecenderungan gempa bumi di Sumatra

Kejadian gempa bumi masa lalu tidak Kajian perubahan b-value terhadap
bisa serta merta dianggap sebagai indikasi waktu sering dilakukan untuk membuktikan
yang jelas tentang tren gempa bumi masa layak tidaknya dijadikan sebagai precursor
depan (sayangnya banyak ilmuwan gempa bumi baik dalam skala short-term,
cenderung menganggap sering dengan medium term maupun long-term. Hasil studi
hanya memproyeksikan ke depan pada tren ini menemukan nilai rerata b value sebesar
yang ada, tanpa mempertimbangkan faktor- 0,865 (Gb. 4). Nilai ini kurang dari 1 seperti
faktor lain, seperti b value dan lainnya.) beberapa bulan sebelum terjadinya gempa
sehingga kita harus berhati-hati bagaimana bumi besar tahun 2004. Hasil penelitian
peristiwa masa lalu diinterpretasikan . Nuannin (2006) menunjukkan bahwa
Namun, yang jelas saat ini kita hidup dalam gempa-gempa besar dalam skala medium-
waktu ketika frekuensi gempa meningkat, term sering didahului dengan peningkatan
itu akan menarik untuk melihat apakah b-value sampai nilai 2,36 kemudian diikuti
dalam waktu dekat ke depan tetap terjadi penurunan sampai di bawa nilai 1 dalam
gempa bumi dengam tren yang semakin beberapa bulan sebelum kejadian gempa
meningkat seperti saat ini. bumi mega besar tahun 2004 di Sumatra.

Gambar 4. Frekuensi gempa bumi vs magnitudonya untuk menghitung b value.


Dari persamaan linier dapat diketahui nilai a = 6,750 dan nilai b = 0,865

Madlazim 45
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 3 No 1, Juni 2013
ISSN: 2087-9946

Hanya saja dalam penelitian ini, tidak tergolong rendah, yaitu 0,865. Nilai ini
dilakukan kajian variasi b value terhadap menggambar tingkat stress yang tinggi,
waktu dan ruang, sehingga tidak dapat sehingga peluang besar terjadinya gempa
diketahui daerah Sumatra bagian yang mana bumi besar akan terjadi lagi di Sumatra.
yang memiliki b value yang rendah dan
sebelum b value turun apakah didahului References
dengan b value yang naik. Kajian b value Gutenberg, B., and C. Richter (1944),
rerata ini tidak menunjukkan perubahan Frequency of earthquakes in California,
(variasi terhadap ruang dan waktu). Oleh Bull.
karena itu, kajian ini perlu dilanjutkan Seismol. Soc. Am., 34, 185-188.
kajian variasi b value terhadap waktu dan Lasitha, S., Radhakrishna, M., and Sanu,
ruang agar dapat digunakan sebagai T.D.., 2006. Seismically Active
precursor gempa bumi dengan lebih valid deformation in the Sumatra-Java
dan terukur. Trench-arc region: Geodynamic
Implications, Current Science, 90. No.
Ucapan Terima Kasih 5.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih McCaffrey, R, 1991, Slip vectors and
kepada tim ISC (http://www.isc.ac.uk/ ) stretching of the Sumatran fore arc,
yang telah menyediakan dan terus meng- Geology, 19, 881-884.
update katalog data gempa bumi. Ucapan DOI:10.1130/0091-
terima kasih juga saya sampaikan kepada 7613(1991)019<0881:SVASOT>2.3.CO
TSEIS web versi 1.0 yang telah ;2
menyediakan software implementasi dari Natawidjaya, D.H, 2002, Neotectonics of
statistik seismologi. the Sumatra Fault and Paleogeodesy of
the Sumatra Subduction Zone,
4. KESIMPULAN California Institute of Technology
Kecenderungan kejadian gempa bumi Pasadena, California (Thesis).
semakin meningkat selama 49 tahun Nuannin, Paiboon (2006). The Potential of
terakhir. Bahkan setelah gempa bumi tahun b-value Variations as Earthquake
2004 peningkatan kejadian gempa bumi Precursors
semakin tajam. Hal ini diduga disebabkan for Small and Large Events, Digital
oleh proses pencapaian keseimbangan Comprehensive Summaries of Uppsala
energi yang dialami oleh lempeng, sehingga Dissertations from the Faculty of
terjadi gempa bumi-gempa bumi susulan Science and Technology 183
yang berkelanjutan sampai terjadi nterseismic strain segmentation at the
keseimbangan energi. Nilai konstanta b Sumatra subduction zone, Geophysical
value gempa bumi rerata di Sumatra Research Letters, 24, 2601-2604.

Madlazim 46

Anda mungkin juga menyukai