Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR TRANSFORMASI

GEOMETRI

Apakah kalian pernah memindahkan atau


menggeser suatu benda dari suatu tempat
ke tempat lainnya? Apa yang akan terjadi,
apakah kah ada perubahan bentuk? Apakah
ada perubahan posisi? Di dalam
matematika kejadian ini disebut dengan
TRANSLASI. Jika kamu bercermin, apakah
ada perubahan bentuk? Apakah yang akan
berubah? Kejadian itu disebut refleksi.
Apakah kalian pernah mengikatkan suatu
benda dengan tali kemudian kalian putar?
Apakah benda akan berubah bentuk?
Apakah yang akan mengalami perubahan
jika suatu benda diputar? Kejadian ini
disebut Rotasi. Apakah kalian pernah
melihat suatu model pesawat terbang ,
apakah model dan pesawat aslinya sama?
Apakah yang berbeda? Ini disebut dengan
dilatasi
3.1 PERGESERAN (TRANSLASI)

A. TRANSLASI SUATU BENDA


Pernahkah kamu menggeser meja dari suatu tempat ke
tempat lainnya? Ketika kamu berhasil memindahkan meja
tersebut maka posisi meja akan berubah dari posisi
awal menuju posisi akhir. Gerakan memindahkan
meja tersebut merupakan salah satu contoh dari
translasi atau pergeseran.

B. TRANSLASI PADA KOORDINAT KARTESIUS


Jika suatu translasi (pergeseran) pada suatu benda dilakukan sepanjang garis
horizontal (sumbu x), maka translasi tersebut akan bernilai positif jika benda digeser
kesebelah kanan, dan bernilai negatif jika benda digeser kearah kiri.
Jika suatu translasi (pergeseran) pada suatu benda dilakukan sepanjang garis
Vertikal (sumbu y), maka translasi tersebut akan bernilai positif jika benda digeser
kesebelah atas, dan bernilai negatif jika benda digeser kearah bawah.

Segitiga ABC digeser sejauh 6 satuan ke kanan A

dan 3 satuan ke bawah membentuk bayangan B


segitiga A’B’C’.
A(−4,4) setelah translasi A’(2,1) A’
B(−2,3) setelah translasi B’(4,0) B’
C(−3, −2) setelah translasi C’(3, −5)
Diketahui bahwa pergeseran yang terjadi
adalah 6 satuan ke kanan dan 3 satuan ke C

bawah atau dapat kita tulis ( ) . dengan

hubungan yang didapat C’


A(−4,4) maka mencari A’(−4+6, 4+(−3)) = A’(2,1)
B(−2,3) maka mencari B’(−2+6, 3+(−3)) = B’(4,0)
C(−3,−2) maka mencari C’(−3+6, −2+(−3)) = A’(3, −5)
a
Untuk nilai yang sudah ditentukan a dan b yakni translasi ( ) memindahkan/menggeser setiap
b
titik P(x,y) dari sebuah bangun pada bidang datar ke P’(x + a, y + b). Translasi P ke P’ oleh
a
( ) dapat disimbolkan dengan :
b
P(x,y) P’(x + a, y + b)

3.2 PENCERMINAN (REFLEKSI)

A. PENCERMINAN SUATU BENDA


Apakah kamu ingat saat bercermin? Pada saat mendekati cermin
Pada saat mendekati cermin, maka bayanganmu juga akan mendekati
cermin. Ketika kamu bergerak menjauhi cermin, bayanganmu juga
akan menjauhi cermin.
Refleksi atau pencerminan merupakan salah satu jenis transformasi
yang memindahkan setiap titik pada suatu bidang (atau bangun
geometri) dengan menggunakan sifat benda dan bayangannya
pada cermin datar.
Sifat-sifat bayangan benda yang dibentuk oleh pencerminan, yaitu :
 Bayangan suatu benda/bangun yang dicerminkan memiliki bentuk dan ukuran yang
sama dengan benda/bangun aslinya.
 Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda aslinya ke cermin
 Bayangan bangun pada cermin saling berhadapan dengan bangun aslinya.

B. PENCERMINAN PADA DIAGRAM KARTESIUS


Refleksi atau pencerminan merupakan satu jenis transformasi yang memindahkan setiap titik
pada suatu bidang dengan menggunakan sifat bayangan cermin dari titik-titik yang
dipindahkan.
Pada gambar disamping menunjukkan contoh Refleksi
(Pencerminan) bangun datar ABCDE pada garis m.
Perhatikan bahwa ruas garis yang menghubungkan
titik dan bayangan tegak lurus terhadap garis m.
garis m disebut cermin atau Garis Refleksi untuk
ABCDE dan bayangannya A’B’C’D’E’.
1. Pencerminan Terhadap sumbu x
Perhatikan segitiga ABC dicerminkan terhadap
sumbu-x menghasilkan bayangan berupa segitiga
A’B’C’. dengan jelas dapat dilihat dari tabel dibawah
x

Dapat dilihat bahwa tidak terjadi perubahan nilai x


tetapi nilai y mengalami perubahan. Secara umum
pencerminan titik terhadap sumbu x yaitu

P(x,y) P’(x,−y)

2. Pencerminan Terhadap sumbu y y


Perhatikan segitiga ABC dicerminkan
terhadap sumbu-y menghasilkan
bayangan berupa segitiga A’B’C’.
dengan jelas dapat dilihat dari tabel
dibawah:

Dapat dilihat bahwa tidak terjadi perubahan nilai y tetapi nilai x mengalami perubahan.
Secara umum pencerminan titik terhadap sumbu x yaitu

P(x,y) P’(−x, y)
3. Pencerminan terhadap titik pusat (0,0)
Perhatikan gambar pencerminan disamping
segitiga RST dicerminkan terhadap titik O(0,0)
menghasilkan bayangan berupa segitiga R’S’T’.
untuk lebih jelas perubahan yang terjadi,
perhatikan tabel dibawah ini.

Dapat dilihat bahwa terjadi perubahan nilai x dan y.


Secara umum pencerminan terhadap titik O(0,0)
dapat dituliskan:

P(x,y) P’(−x, −y)

4. Pencerminan terhadap garis y = x


Perhatikan gambar pencerminan disamping
segitiga PQR dicerminkan terhadap garis y = x y=x
menghasilkan bayangan berupa segitiga P’Q’R’.
untuk lebih jelas perubahan yang terjadi,
perhatikan tabel dibawah ini:

Pada tabel terlihat bahwa terjadi perpindahan posisi


nilai x dan y dari titik awal menjadi titik bayangan. Secara umum Pencerminan
terhadap garis y = x dapat ditulis :

P(x,y) P’(y, x)
5. Pencerminan Terhadap garis y = − x
Perhatikan gambar pencerminan disamping y = −x
segitiga KLM dicerminkan terhadap garis y = −x
menghasilkan bayangan berupa segitiga K’L’M’.
untuk lebih jelas perubahan yang terjadi,
perhatikan tabel dibawah ini:

Pada tabel terlihat bahwa terjadi perubahan posisi


dan nilai x dan y dari titik awal menjadi titik
bayangan. Secara umum pencerminan terhadap sumbu y = −x dapat dituliskan sebagai
:
P(x,y) P’(−y, −x)

6. Pencerminan terhadap garis x = h


x=4
Perhatikan gambar pencerminan disamping
segitiga ABC dicerminkan terhadap
garis x = h menghasilkan bayangan
berupa segitiga A’B’C’.untuk lebih jelas
perubahan yang terjadi,
perhatikan tabel dibawah ini

Pada tabel terlihat bahwa tidak ada perubahan nilai y, tetapi perubahan pada nilai x
dengan h = 4
maka : untuk x = 2 menjadi x’ = 6 = 8 – 2 = 2.4 – 2 = 2.h – x
untuk x = 3 menjadi x’= 5 = 8 – 3 = 2.4 – 3 = 2h – x
Secara umum pencerminan terhadap garis x = h dapat dituliskan sebagai

P(x,y) P’(2h – x, y )

7. Pencerminan terhadap garis y = h y

Perhatikan gambar pencerminan disamping


segitiga ABC dicerminkan terhadap garis y = h
menghasilkan bayangan berupa segitiga A’B’C’.
untuk lebih jelas perubahan yang terjadi,
x
perhatikan tabel dibawah ini

y = −1

Pada tabel terlihat bahwa tidak ada perubahan nilai


x, tetapi perubahan pada nilai y,
dengan h = −1
maka : untuk y = 1 menjadi y’ = −3 = – 2 – 1 = 2.( −1) – 1 = 2.h – y
untuk y = 3 menjadi y’= −5 = −2 – 3 = 2.( −1) – 3 = 2h – y
Secara umum pencerminan terhadap garis y = h dapat dituliskan sebagai

P(x,y) P’(x, 2h – y )
3.3 PERPUTARAN (ROTASI)

A. ROTASI BENDA

Coba kalian perhatikan roda yang berputar. Roda dapat berputar searah jarum jam dan dapat
pula berputar berlawanan jarum jam, gerakan roda merupakan salah satu contoh dari rotasi.
Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi
yang memutar semua titik pada gambar sampai sudut
dan arah tertentu terdahap titik tetap. Titik tetap itu
disebut dengan pusat rotasi. Besarnya sudut dari
bayangan benda terhadap posisi awal disebut sudut
rotasi.

B. ROTASI PADA BIDANG KOORDINAT


1. Rotasi sejauh 900 dengan pusat rotasi O(0,0) berlawanan dengan jarum jam

Trapesium ABCD dirotasikan sejauh


900 dengan pusat rotasi O(0,0)
berlawanan jarum jam menghasilkan
bayangan trapesium A’B’C’D’ dengan
perubahan nilai x dan y sebagai
berikut:
Secara umum Rotasi sejauh 900 dengan pusat rotasi O(0,0) berlawanan dengan
jarum jam dapat ditulis sebagai :
R(x,y) P’(– y, x )

2. Rotasi sejauh 1800 dengan pusat rotasi O(0,0)

Trapesium ABCD dirotasikan sejauh


1800 dengan pusat rotasi O(0,0)
menghasilkan bayangan trapesium
A’B’C’D’ denganperubahan nilai
x dan y sebagai berikut:

Secara umum Rotasi sejauh 1800 dengan pusat rotasi O(0,0) dapat ditulis sebagai :

R(x,y) P’(–x, –y )
3. Rotasi sejauh 900 dengan pusat rotasi O(0,0) searah dengan jarum jam (Rotasi 2700
atau −900)

Trapesium ABCD dirotasikan sejauh


900 dengan pusat rotasi O(0,0)
berlawanan jarum jam menghasilkan
bayangan trapesium A’B’C’D’ dengan
perubahan nilai x dan y sebagai
berikut:

Secara umum Rotasi sejauh 900 dengan pusat


rotasi O(0,0) berlawanan dengan jarum jam
dapat ditulis sebagai :

R(x,y) P’(y, –x )

3.4 DILATASI (PEMBESARAN/PENGECILAN)

A. DILATASI SUATU BENDA


Semua transformasi yang telah dipelajari menghasilkan gambar yang sama dengan gambar
aslinya. Dilatasi merupakan transformasi yang mengubah ukuran (memperkecil atau
memperbesar) sebuah benda/gambar tetapi tidak mengubah bentuk bangun yang
bersangkutan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai kejadian yang
berhubungan dengan dilatasi. Contohnya : ketika melihat tayangan film melalui layar
proyektor dan tayangan di layar laptop, ukuran foto 2x3 dan 4x6 dan lain-lain.
Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana dilatasi dapat menghasilkan bayangan yang
lebih besar dan bayangan yang lebih kecil dari aslinya. Segitiga ABC didilatasi dengan pusat
O(0,0) sehingga menghasilkan segitiga A2B2C2 dan segitiga A3B3C3.
Perhatikan segitiga A2B2C2 dan segitiga ABC.
Berapakah panjang PA2 dibandingkan dengan panjang PA? PA 2 = PA

Segitiga A2B2C2 merupakan hasil dilatasi (mengecil) dari segitiga ABC. Bagaimana dengan
perbandingan kedua sisi yang lain? PB2 = PB; dan PC2 = PC

Perhatikan segitiga A3B3C3 dan segitiga ABC.


Berapakah panjang PA3 dibanding dengan panjang PA? PA3 = 2PA
Segitiga A3B3C3 merupakan hasil dilatasi (membesar) dari segitiga ABC. Bagaimana dengan
perbandingan kedua sisi yanga lain? PB3 = 2 PB; dan PC3=2PC

Perbandingan antara jarak titik bayangan dari titik pusat dilatasi dan jarak titik benda dari
pusat dilatasi disebut Faktor Skala

B. DILATASI PADA BIDANG KOORDINAT


Dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari koordinat tiap-tiap titik pada suatu
bangun datar dengan faktor skala k. Faktor skala menentukan apakah suatu dilatasi
merupakan pembesaran atau pengecilan. Secara umum dilatasi suatu koordinat (x,y) dengan
faktor skala k akan menghasilkan koordinat (kx, ky) atau

D(x,y) D’(kx, ky )

Contoh 1 :

Tentukan hasil bayangan titik P(−10, 8) setelah didilatasi dengan faktor skala dengan pusat

dilatasi di O(0,0)!

Penyelesaian :

P’(kx, ky) = P’( . (−10), . 8) = P’(−5, 4)


Contoh 2:

Diketahui segitiga ABC dengan titik masing-masing A(1,3), B(2,3), dan C(2,1). Gambar
segitiga ABC dan bayangan setelah didilatasikan dengan faktor skala 3 dengan pusat dilatasi
dititik asal O(0,0).

Penyelesaian :

Titik sudut Dilatasi faktor skala 3 Titik sudut segitiga


segitiga ABC pusat dilatasi O A’B’C’ hasil dilatasi
A(1,3) (3.1 , 3.3) A’(3,9)
B(2,3) (3.2 , 3.3) B’(6,9)
C(2,1) (3.2 , 3.1) C’(6,3)

Dilatasi dengan faktor skala k dengan pusat dilatasi di P(a,b)

Persegi panjang KLMN berkoordinat di K(2,0), L(3,0), M(3,2) dan N(2,2). Tentukan
koordinat K’L’M’N’ yang merupakan bayangan dari persegi panjang setelah didilatasi dengan
pusat dilatasi di titik P(1,4) dan faktor skala 2.

Penyelesaian:

Langkah 1:
Tentukan titik P dan gambar persegi panjang KLMN pada bidang koordinat
Langkah 2:
Buatlah garis dari titik P sehingga PK’=2PK; PL’ = 2PL; PM’ = 2PM; dan PN’=2PN.
sehingga diperoleh titik-titik koordinat bayangan K, L, M dan N adalah sebagai berikut:
K’(3,−4), L’(5, −4), M’(5,0) dan N’(3,0)
Hubungkan titik-titik K’,L’,M’ dan N’ seperti pada gambar dibawah
Titik K(2,0) di dilatasi dengan faktor skala 2 dan pusat dilatasi di P(1,4) menghasilkan
K’(3, −4) = K’(2.2 – 1, 2.0 – 4)

Titik L(3,0) di dilatasi dengan faktor skala 2 dan pusat dilatasi di P(1,4) menghasilkan
L’(5, −4) = L’ (2.3 – 1, 2.0 – 4)

Titik M(3,2) di dilatasi dengan faktor skala 2 dan pusat dilatasi di P(1,4) menghasilkan
M’(5,0) = M’(2.3 – 1, 2.2 – 4)

Titik N(2,2) di dilatasi dengan faktor skala 2 dan pusat dilatasi di P(1,4) menghasilkan
N’(3,0) = N’(2.2 – 1, 2.2 – 4)

Sehingga bayangan dari titik A(x,y) di dilatasikan dengan faktor skala k dengan pusat
dilatasi P(a,b) dapat dituliskan

A(x,y) A’(kx − a, ky – b )

Anda mungkin juga menyukai