Anda di halaman 1dari 9

TROMBOSIS VENA DALAM

Ima Arum Lestarini


Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

Abstrak
Penyakit tromboembolik menunjukkan hubungan dengan trombosis yaitu proses pembentukan bekuan darah
(trombus) dan resiko emboli. Trombosis Vena Dalam (TVD) adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam
vena sekunder / vena dalam oleh karena inflamasi /trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian.
Penyebab utama trombosis vena belum jelas, tetapi ada tiga kelompok faktor pendukung yang dianggap
berperan penting dalam pembentukannya yang dikenal sebagai TRIAS VIRCHOW yaitu abnormalitas aliran
darah, dinding pembuluh darah dan komponen factor koagulasi. Standar baku emas untuk diagnosis TVD
adalah venografi intarvena, di mana bahan kontras diinjeksikan pada vena kemudian difoto rontgen untuk
melihat di mana terdapat obstruksi vena. Pemeriksaan ini invasif sehingga jarang dilakukan.Diagnosis yang
didasarkan pada temuan fisik saja tidak dapt diandalkan, sedangkan untuk penatalaksanaan TVD secara
optimal, perlu diagnosis yang obyektif. Guna mempermudah pendekatan diagnosis, digunakan sistem skoring
untuk menentukan besarnya kemungkinan diagnosis klinik serta pemeriksaan laboratorium, Compression
ultrasonography, dan venografi, yang dijadikan bukti diagnosis obyektif.
Kata kunci : trombosis vena dalam, skor wells

Pendahuluan dari ekstrimitas bawah. Penyakit ini dapat


Istilah penyakit tromboembolik menyerang satu vena bahkan lebih. Vena-
menunjukkan hubungan dengan trombosis vena di betis adalah vena-vena yang paling
yaitu proses pembentukan bekuan darah sering terserang. Trombosis pada vena
(trombus) dan resiko emboli. Trombosis poplitea, femoralis superfisialis, dan segmen
Vena Dalam (TVD) adalah kondisi dimana segmen vena ileofemoralis juga sering
terbentuk bekuan dalam vena sekunder / terjadi. Banyak yang sembuh spontan, dan
vena dalam oleh karena inflamasi /trauma sebagian lainnya berpotensi membentuk
dinding vena atau karena obstruksi vena emboli. Emboli paru-paru merupakan resiko
sebagian. Trombosis Vena Dalam (TVD) yang cukup bermakna pada trombosis vena
menyerang pembuluh-pembuluh darah dalam karena terlepasnya trombus kemudian
sistem vena dalam. Serangan awalnya ikut aliran darah dan terperangkap dalam
disebut trombosis vena dalam akut. arteri pulmonalis.1,2
TVD dapat bersifat parsial atau total.
Kebanyakan trombosis vena dalam berasal

43
3
Gambar 1. Trombosis vena dalam

Patofisiologi Kerusakan pembuluh darah


Penyebab utama trombosis vena belum Cedera dinding pembuluh darah,
jelas, tetapi ada tiga kelompok faktor diketahui dapat mengawali pembentukan
pendukung yang dianggap berperan penting trombus. Penyebabnya adalah trauma
dalam pembentukannya yang dikenal langsung pada pembuluh darah, seperti
sebagai TRIAS VIRCHOW yaitu fraktur dan cedera jaringan lunak, dan infus
abnormalitas aliran darah, dinding pembuluh intravena atau substansi yang mengiritasi,
3,4,5
darah dan komponen factor koagulasi seperti kalium klorida, kemoterapi, atau
antibiotik dosis tinggi.
Stasis vena
Stasis aliran darah vena, terjadi bila aliran Hiperkoagubilitas
darah melambat, seperti pada gagal jantung Keseimbangan antara faktor koagulasi
atau syok; ketika vena berdilatasi, sebagai alamiah, fibrinolisis serta inhibitornya
akibat terapi obat, dan bila kontraksi otot berfungsi mempertahankan keseimbangan
skeletal berkurang, seperti pada istirahat hemostasis normal. Hiperkoagulabilitas
lama, paralisis ekstremitas atau anastesi. darah, terjadi paling sering pada pasien
Hal-hal tersebut menghilangkan pengaruh dengan penghentian obat antikoagulan
dari pompa vena perifer, meningkatkan secara mendadak, penggunaan kontrasepsi
stagnasi dan pengumpulan darah di oral dan sulih hormon estrogen dan kanker
ekstremitas bawah. TVD pada penderita terutama jenis adenokarsinoma dapat
stroke terjadi pada tungkai yang mengalami mengaktifkan faktor pembekuan sehingga
paralisis. meningkatkan risiko TVD.4

44
6
Gambar 2. Patofisiologi dari TVD

Faktor Risiko4,7-10 TVD yang terjadi sebelumnya dan


TVD kadang terjadi pada vena yang kerusakan vena
normal, namun demikian faktor risiko yang Jika sisi dalam vena rusak, kemungkinan
dapat menyebabkan TVD adalah : menjadi TVD meningkat, seperti pada :
1. Vaskulitis (inflamasi pada dinding
Imobilitas ( kurang gerakan ) vena) dan keadaan seperti
Imobilitas akan menyebabkan kemoterapi dapat merusak vena dan
melambatnya aliran darah pada vena dan meningkatkan risiko TVD.
meningkatkan terjadinya bekuan darah. 2. Fraktur tungkai
Contohnya : 3. Komplikasi dari tindakan invasif pada
1. Pasca operasi lebih dari 30 menit, vena
karena pada saat anestesinya aliran
darah vena menurun. Oleh karena itu Hiperkoagulabilitas
pasca operasi, biasanya diberikan Pada kondisi ini pembekuan darah lebih
suntikan heparin untuk mencegah cepat dari normal seperti pada :
terjadinya TVD. 1. Pengobatan (pil keluarga berencana,
2. Sakit dan perawatandapat estrogen)
menyebabkan imobilisasi seperti 2. Kanker
stroke 3. Merokok
3. Kehamilan, termasuk 6-8 minggu post 4. Polisitemia
partum
4. Obesitas Kondisi Medis dan Genetik
5. Perjalanan jauh dengan kereta atau Pada beberapa kondisi kanker dan terapi
pesawat dapat meningkatkan risiko kanker menghasilkan substansi dalam darah
terjadinya TVD yang dapat menyebabkan bekuan. Gagal
jantung dimana kerusakan pada jantung
menyebabkan pompa jantung tidak normal

45
dan efektif sehingga bisa terjadi pooling dan Leiden trombofilia yang dapat menyebabkan
bekuan. Penyakit genetik seperti Faktor V bekuan abnormal.

Tabel 1. Faktor Risiko dan presdisposisi kondisi terjadinya tromboemboli vena


Faktor pasien :
 Riwayat sebelumnya*
 Umur > 40 tahun
 Kehamilan
 Obesitas
 Status hiperkoagulabel yang diturunkan : mutasi faktor V Leiden, defisiensi (protein C,
protein S, antitrombin), mutasi gen protrombin
Kondisi yang mendasari dan faktor didapat
 Keganasan, terutama penyebaran adenokarsinoma
 Penggunaan estrogen : kontrasepsi oral, sulih hormon
 Paralisis*
 Imobilitas lama
 Pembatasan gerak dan paralisis ekstremitas bawah
 Pembedahan, terutama tungkai bawah, pelvis dan abdomen*
 Pembedahan dengan anestesi > 30 menit
 Trauma
 Penyakit seperti IMA, stroke iskemik, gagal jantung kongestif, gagal nafas akut
 Cedera tungkai bawah*
 Heparin induced thrombocytopenia
 Keadaan hiperkoagulabel yang didapat : antibodi antifosfolipid, lupus antikoagulan,
hiperhomositeinemia, polisitemia
*Faktor risiko utama yang sering menyebabkan TEV

Diagnosis terkumpul di lengan atau tungkai. Gejala dan


Standar baku emas untuk diagnosis TVD tanda klasik :
adalah venografi intarvena, di mana bahan 1. Nyeri tekan pada tungkai atau betis
kontras diinjeksikan pada vena kemudian bila terjadi di tungkai dan di lengan
difoto rontgen untuk melihat di mana terdapat atau leher jika mengenai ekstrimitas
obstruksi vena. Pemeriksaan ini invasif atas.
sehingga jarang dilakukan. 2. Pembengkakan terlokalisir pada
daerah yang terkena disertai pitting
2,4
Gejala dan tanda oedema. Untuk TVD distal
Gejala dan tanda pada TVD berhubungan pembengkakan sampai di bawah lutut
dengan terjadinya obstruksi aliran darah balik dan TVD proksimal sampai daerah
ke jantung yang menyebabkan darah pantat.

46
3. Perabaan kulit hangat dan untuk penatalaksanaan TVD secara optimal,
kemerahan di sekitar daerah TVD perlu diagnosis yang obyektif. Guna
terutama di bagian belakang dan mempermudah pendekatan diagnosis,
lutut, terdapat pelebaran vena digunakan sistem skoring untuk menentukan
superfisial dan pada obstruksi berat besarnya kemungkinan diagnosis klinik serta
kulit tampak sianosis. pemeriksaan laboratorium, Compression
4. Kadang TVD tidak memberikan gejala ultrasonography, dan venografi, yang
4
yang nyata, gejala timbul setelah dijadikan bukti diagnosis obyektif.
terjadi komplikasi misalnya terjadi Scarvelis dan Wells mengenalkan
emboli ke paru. keadaan klinis yang dapat memprediksi
adanya TVD seperti pada tabel 2.11
Diagnosis yang didasarkan pada temuan
fisik saja tidak dapt diandalkan, sedangkan

Tabel 2 . Skor Wells untuk kecurigaan klinis trombosis vena dalam


Karakteristik Klinik Skor
Kanker aktif (sedang dilakukan terapi dalam 6 bulan terakhir) 1
Paralisis, paresis atau imobilisasi pada tungkai 1
Tirah baring > 3 hari atau operasi besar dalam 12 minggu terakhir 1
Nyeri tekan terlokalosir sepanjang distribusi vena dalam 1
Bengkak pada seluruh tungkai 1
Bengkak pada tungkai > 3 cm dibandingkan sisi yang tidak sakit 1
Edema pitting pada tungkai sisi sakit 1
Diagnosis alternatif yang menyerupai TVD -2
Kolateral vena superfisial (non-varicose) 1
Pernah terjadi TVD sebelumnya 1
Pretest probability :
- High >2
- Moderat 1 atau 2
- Low <1

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bifurcation) dengan sensitifitas 97%


untuk diagnosis TVD : dan spesifitas 94%.12 Bila hasil
1. Compression Ultrasonography abnormal, diadnosis trombosis vena
CU merupakan pemeriksaan non dapat ditegakkan, bila hasil normal
invasive pilihan untuk membantu maka diulang pada minggu
menegakkan diagnosis pada berikutnya. Konversi dari normal ke
kecurigaan TVD secara klinik. abnormal pada pemeriksaan CU
Prosedur ini cukup teliti untuk ulang terdapat pada 2% pasien. CU
mendeteksi TVD proksimal kurang sensitive untuk TVD distal,
simtomatik (femoral, popliteal, calf TVD asimtomatik dan TVD berulang.

47
2. D-dimer trombosis proksimal dan vena betis
Pemeriksaan kadar d-dimer (hasil yang terisolasi. Kelemahan
pemecahan fibrin ikat silang yang pemeriksaan ini adalah :
dipecah oleh plasmin), merupakan a. Bersifat invasif
pemeriksaan tambahan CU guna b. Menimbulkan rasa nyeri
meningkatkan ketepatan diagnosis c. Mahal dan memerlukan keahlian
TVD. Kadar d-dimer biasanya khusus dalam tekniknya
meningkat pada TVD dan / atau EP d. Membutuhkan waktu yang lama
(Emboli Paru). Peningkatan kadar d- e. Kemungkinana komplikasi
dimer menunjukkan adanya produk trombosis
degradasi fibrin dalam kadar yang f. Alergi dan gangguan faal ginjal
abnormal tinggi. Peningkatan kadar akibat cairan kontras
ini mempunyai arti bahwa telah Karena alasan tersebut,
terjadi trombus yang bermakna dan pemeriksaan non invasif seperti CU
pemecahannya dalam tubuh , namun dan d-dimer, dikombinasi dengan
belum dapat menunjukkan lokasi 13. pemeriksaan fisik, banyak digunakan
Kadar normal dapat membantu untuk sebagai pengganti venografi.
menyingkirkan TVD, namun kadar 4. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
yang meningkat tidak spesifik dan MRI sangat akurat untuk diagnosis
mempunyai nilai ramal positif yang TVD, termasuk TVD distal (betis),
rendah. Peningkatan kadar d-dimer pelvis dan trombosis asimptomatik
bisa sebagai respon non spesifik dari pada wanita hamil. Teknik ini sangat
penyakit yang terjadi bersamaan. potensial untuk membedakan
3. Venografi thrombus lama dan baru, serta tidak
Venografi merupakan pemeriksaan memerlukan kontras. Namun
baku emas dari TVD. Keunggulan harganya masih relatif mahal.
venografi adalah mampu mendeteksi

48
Berikut adalah alogaritma untuk diagnosis TVD.

Gambar 3. Alur untuk mendiagnosis TVD

Penatalaksanaan seperti steptokinase, urokinase dan tissue


Penatalaksanaan TVD adalah untuk plasminogen activator bekerja melarutkan
mencegah bertambah besarnya bekuan, trombin. Obat ini terutama digunakan pada
mencegah emboli paru, sindroma post penderita emboli paru yang luas disertai
trombosis dan terjadinya TVD berulang. gangguan kardiorespirasi dan risiko
14
Terapi farmakologi yang digunakan biasanya perdarahan yang kecil.
adalah antikoagulan dan trombolitik. Selain terapi farmakologi, juga dilakukan
terapi non farmakologi untuk pencegahan
Antikoagulan secara mekanik yaitu 2,7,8:
Antikoagulan digunakan untuk mencegah 1. Penggunaan kaos kaki yang dapat
terjadi bekuan yang semakin besar, dan memberi penekanan (Compression
mencegah pembentukan bekuan darah. Jika Elastic stockings). Digunakan pada
terapi antikoagulan diberikan segera setelah pagi hari dan seharian saat
TVD terbentuk, maka akan menurunkan aktivitas, dilepas pada saat akan
risiko terjadinya emboli paru. Antikoagulan tidur, dapat digunakan pula saat
yang biasa dipakai adalah heparin dan istirahat dengan posisi menaikkan
8
warfarin. tungkai pada saat tiduran.
2. Menaikkan tungkai, yaitu posisi kaki
Trombolitik dan betis lebih tinggi dari pinggul,
Berbeda dengan antikoagulan yang posisi ini diharapkan dapat
berfungsi mencegah perluasan maupun memperlancar aliran darah vena.8
kekambuhan trombosis, obat trombolitik

49
3. Intermittent pneumatic compresion, Angiografi merupakan pemeriksaan baku
alat ini dapat memberikan emas untuk emboli paru, tetapi sangat invasif
penekanan dari luar secara teratur dan bisa timbul komplikasi yang lebih fatal.
pada tungkai bawah atau tungkai Pemeriksaan ekokardiografi dapat dilakukan
bawah dan paha; besarnya tekanan untuk mendeteksi disfungsi ventrikel kanan
35-40 mmHg selama 10 detik / yang akan meningkatkan risiko kematian
menit. sehingga perlu pengobatan yang lebih
15
4. Mobilisasi awal untuk meningkatkan agresif.
aliran darah vena pada kondisi
stasis. Pencegahan
Pencegahan TVD dapat dilakukan
Komplikasi Emboli Paru dengan cara :
Trombus yang terlepas menjadi embolus 1. Pemberian injeksi heparin dosis rendah
akan mengikuti aliran darah ke jantung dan pada pasien dengan risiko TVD yang
akan dialirkan ke cabang – cabang arteri di direncanakan operasi dan akan terjadi
paru sehingga akan menghambat aliran imobilisasi setelah operasi. Pada pasien
8
darah . Penderita dengan EP sering dengan risiko rendah disarankan untuk
mengeluh sesak mendadak disertai memakai compression stockings.
hemoptisis atau nyeri dada atau nyeri dada 2. Kurangi merokok dan berat badan yang
dan tiba-tiba kolaps disertai syok bahkan dapat meningkatkan terjadnya TVD.
4,8
kematian mendadak . Sekitar 10% 3. Selama perjalanan jauh ( > 6 jam )
penderita TVD yang tidak ditangani dianjurkan banyak minum air,
berkembang kearah emboli paru di mana menghindari alkohol, melakukan
menyebabkan gejala yang berat atau olahraga sederhana untuk tungkai, serta
8
kematian. menggunakan kaos kaki compression
stockings.

Daftar Pustaka Dalam : Kumpulan makalah symposium.


Thrombosis in special organ. Badan
1. Demaria A. Deep vein thrombosis Penerbit Universitas Diponegoro.
explained. (cited 9 September 2008) (3 Semarang. 2006: 1-3
sheet). Available from URL : 5. Linkins LA., Kearon C. Venous
http://www.cnn.com/2001/WORLD/asiap thromboembolism. In : O’Shaughnessy
cf/01/24/dvt.medical/index.html D, Makris M, Lilicrap D (Ed). Practical
2. Anonymus. Deep vein thrombosis. (cited hemostasis and thrombosis. 1st Ed.
9 September 2008) (3 sheet). Available Massachusetts. Blackwell. 2005 : 101-13
from URL : 6. Doctor corner. Deep venous thrombosis.
http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_vein_th (cited 9 September 2008). Available from
rombosis URL : http://your-
3. Venous institute of buffalo. Deep vein doctor.com/healthinfocenter/medical-
thrombosis. Available from URL : conditions/cardiovascular/cardiac-
http://www.venousinstitute.com/vein_trea conditions/vascular-dz/dvt.html
tment_deep_vein_thrombosis.html 7. Anonymus. Deep vein thrombosis. (cited
4. Suharti C. Pathogenesis and clinical 9 September 2008) (3 sheet). Available
feature of thrombosis in special organ. from URL

50
http://www.mayoclinic.com/health/deep- Care Test (POCT). Badan Penerbit
vein-thrombosis/DS01005 Universitas Diponegoro. Semarang.
8. Anonymus. Introduction. Deep vein 2006:31-40
thrombosis. (cited 9 September 2008) 14. Turpie AGG, Chin BSP, Lip GYH.
Available from URL : Venous thromboembolism : treatment
http://www.nhsdirect.nhs.uk/articles/articl strategies. BMJ. 2002: 325:948-50
e.aspx?articleid=122 15. Ageno W. Treatment of pulmonary
9. Michiels JJ, Reeder-Boertje SWI, van embolism ; same as deep vein
den Bos RR, Wentel TD, Neumann HAM. thrombosis treatmement? DVT forum.
Prospective studies on diagnosis and 2002; 5:7-8
management of deep vein thrombosis 16. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH.
(dvt) and the post-thrombotic syndrome Kapita selekta Hematologi. Edisi 4.
(pts): filling up the gap part 1: deep-vein Jakarta: EGC, 2005: 104-15; 272;
thrombosis (dvt): the rotterdam 17. Sherlock S. Alih bahasa Andrianto P.
approach. Available from URL : Penyakit hati dan sistem saluran
http://www.jmed.ro/index.php?articol=37 empedu. Edisi 2. Jakarta: Widya Medika,
2 1995: 597-627
10. Anonymus. Introduction to deep vein 18. Amirudin F. Karsinoma hepar. Dalam
thrombosis (DVT). Available from URL : Soeparman (ed). Ilmu Penyakit Dalam
http://www.medicinenet.com/deep_vein_t Jilid 1 edisi ketiga. Jakarta : Balai
hrombosis/article.htm Penerbit FK UI, 1996 : 310-6
11. Scarvelis D, Wells P. Diagnosis and 19. Mangarengi F, Pakasi R, Hardjoeno. Tes
treatment of deep-vein thrombosis. bilirubin serum. Dalam: Interpretasi hasil
CMAJ 2006;175 (9): 1087–92. tes laboratorium diagnostic. Lembaga
12. Turpie AGG, Chin BSP, Lip GYH. Penerbitan Universitas Hasanudin.
Venous thromboembolism : Makasar, 2003: 265-70
pathophysiology, clinical features and 20. Fauza Y, Rusly B, Hardjoeno. Tes
prevention. BMJ. 2002: 25:887-90 enzimatik hepar. Dalam: Interpretasi
13. Suromo L. D-dimer sebagai parameter hasil tes laboratorium diagnostic.
tambahan untuk trombosis, fibrinolisis Lembaga Penerbitan Universitas
dan penyakit jantung. Dalam : Petanda Hasanudin. Makasar, 2003: 271-85
penyakit kardiovaskuler sebagai Point of

51

Anda mungkin juga menyukai