Anda di halaman 1dari 6

PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN

( AS 05 )

A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Kamis / 30 Desember 2010
Waktu : 07.30 Wib - Selesai
mpat : Laboratorium Pengujian Bahan Bangunan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

B. TUJUAN PRAKTIKUM

a. Tujuan Umum

Dapat mengetahui kekenyalan/keplastisan aspal yang dinyatakan dengan panjang


pelumaran aspal yang dapat dicapai aspal sebelum putus, pada suhu dan kecepatan
tertentu.

b. Tujuan Khusus
1. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian daktalitas dengan baik dan benar
2. Dapat menggunakan peralatan dalam pengujian daktilitas aspal secara tepat
3. Dapat melakuan pencatatan dengan analisa data hasil pengujian daktalitas yang dilakukan
4. Dapat menyimpulkan besarnya harga daktalitas aspal yang diuji berdasarkan standar yang
diacu

C. Referensi
1. ASTM D 5 - 86
2. AASTHO T 49 - 1990
3. Stephan Brown N. (1994). Shell Bitumen Hanbook. Shell Bitumen UK
4. Tangensndbond (1990) High Way Arid Travik Engineering
5. SNI 06 2432 - 1991
D. DASAR TEORI
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal, apabila
digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara menarik benda
uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25C dengan dengaa toleransi
5 %.

Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap


retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah
akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan mengalami
perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup
tinggi.

Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa
hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah 100
200 cm.
Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik antara
cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm.

Adapun tingkat kekenyalan dari aspal adalah :


< 100 cm = getas
100 - 200 cm = plastis
> 200 cm = sangat plastis liat
sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa
karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa prakin dengfan
senyawa panjang, maka daktalitas rendah. Demikian aspal didapatkan dari blowing, dimana
gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut sedangkan yang banyak
mengandung parakin karena susunan rantai hidrokarbonya dan kekuatan strukturnya
kurang plastis.
E. PERALATAN DAN BAHAN
a. Peralatan
Mould Ductility (cetakan) kuningan
Plat alas cetakan
Bak perendam
Pengukur suhu
Spatula
Mesin Uji
Alat pemanas untuk mencairkan aspal keras
b. Bahan
Aspal keras
Air bersih/air suling
Gliserin
Garam

F. KESELAMATAN KERJA

1. Memaki Jas lab selama pratikum berlangsung


2. Konsentrasi dalam pelaksanaan pratikum
3. Menjaga peralatan dengan baik
4. Gunakan alat sesuai fungsinya
5. Memahami prosedur pelaksanaan

G. PROSEDUR PELAKSANAAN

a. Persiapan Sampel

Panaskan aspal hingga mencair


Susun bagian cetakan kuningan
Lapisi bagian atas dan bawah cetakan serta permukaannya plat atas cetakan serta
permukaan plat atas cetakan dengan bahan campuran gliserin. Gliserin akan berfungsi
sebagai agar aspal jika telah dingin dan akan di buka tidak melekat pada kuningan tersebut
Pasang alat cetakan diatas plat dasar
Tuangkan aspal yang tyelah mencair dari kedalamn cetakan, lakukan dengan hati hati dan
pemanasan dilakukan sampai 50 100 C diatas titik lembek lalu tuangkan hingga penuh
Dingaikan cetakan pada ruangan 30 40 menit lalu pindahkan benda uji kedalam bak yang
telah disediakan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesikasinya) selama 30 menit

Ratakan contoh yang berlebihan dengan spatula

b. Persiapkan alat tarik

Sampel didiamkan selama 85 95 menit pada suhu 25o c dalam bak perendam,an ,
kemudian lepaskan cetakan sampel dari alasnya dan lepaskan cetakan kecuali bagian
ujungnya
Sambil menunggu perendaman persiapakan tempat alat tarik nya
Mesin Uji diisi air hingga setengah bak cukup dan beri garam untuk me nyamakan berat jenis
air dan aspal agar aspal tidak terapung.

c. Langkah pengujian daktalitas

Pasang cetakan dicincin yang telah diisi sampel pada alat mesin uji dan jalankan mesin uji
sehingga menarik sampel secara teratur dengan kecepatan 5cm/menit sampai sampel
putus, perbedaan kecepatan 5 % mesin diizinkan
Pada saat pengujian, apabila sampel menyetuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air maka pengujian dianggap gagal dan tidak normal, untuk menghindarinya
karena itulah ditambahkan garam.
Bacalah jarak penampang cetakan pada saat sampel putus (dalam cm), selama percobaan
berlangsung sampai harus terendam 2,5 cm dibawah permukaan air (melayang) dengan
suhu 25 5c .
Hentikan pengujian jika aspal telah tertarik sepanjang 1 meter dan tidak putus.
Hasil yang perlu diperhatikan dalam pengujian sampel :
a. Apabila sampel menyentuh benda uji, pengujian dianggap gagal
b. Untuk menghindari itu maka air pengujian tersebut ditambahkan garam

H. DATA PEMERIKSAAN DAN HITUNGAN


Dari pengujian yang dilakukan, maka didapat hasil pengujian sebagai berikut:
Pengamatan I = > 100 cm / 147 cm
Pengamatan II = > 100 cm
Pengamatan III = > 100 cm

Karena alat pengujia dimatikan setelah melewati 100 cm, maka rata- rata pada benda uji
adalah > 100 cm,

I. Analisa Data
Daktalitas adalah salah satu cara dalam pengujian aspal dalam pengelompokan aspal yang
mana semakin tinggi nilai daktalitas maka aspal akan terbilang semakin plastis maka
semakin tinggi nilai penetrasinya dan sedikit suhu yang dibutuhkan untuk melembekan
aspal tersebut / semakin rendaj titik lembeknya. Jadi dalam mendesign perkerasan jalan
lentur setiap pengujian akan saling terkait satu sama lainnya begitu pula sebaliknya.

J. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembacaan pengukuran pada alat uji daktalitas adalah 101 cm
2. tingkat kekenyalan aspal berdasar nilai daktalitasnya :
Kecil 100 cm = Getas
100 200 cm = Plastis
Besar 200 cm = Sangat plastis
3. benda uji dikategorikan dalam keadaan plastis dan dapat digunakan sebagai sebagai bahan
perkerasan jalan.

J. LAMPIRAN

a. Data Kelompok
b. Skema Prosedur Pelaksanasan
c. Gambar Peralatan Pengujian
d. Gambar Peralatan Pengujian

Anda mungkin juga menyukai