Anda di halaman 1dari 9

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Mata Kuliah : Topik : PENGUJIAN ASPAL Job Sheet : AS.03


MATERIAL DAN PERKERASAN JALAN  PENGUJIAN DAKTALITAS Pertemuan : H1

Kode : Semester : BAHAN BITUMEN Waktu : 6 jam

JOB : AS.03
PENGUJIAN DAKTALITAS BAHAN BITUMEN

A. Tujuan dan Sasaran Praktikum

Praktikum ini secara umum memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada praktikan
untuk dapat mengetahui kekenyalan bitumen / aspal yang dinyatakan dengan panjang
pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik
tertentu Daktilitas ini tidak menyatakan kekuatan tarik.

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan praktikan :

a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian daktalitas aspal


b. Terampil menggunakan peralatan pengujian daktalitas aspal dengan baik dan benar
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian daktalitas aspal
d. Dapat menyimpulkan besarnya nilai daktalitas aspal yang diuji berdasarkan standar
yang diacu.

B. Referensi
 AASHTO T – 51 – 89 ; 1990
 ASTM D 113 – 79
 Batson, R. G. dan Proudlove, J. A. (1968). Roads. Longmans, Green and Co Ltd. London.
 McElvaney, J. (1986). Properties of Road Making Materials.
 SNI – 06 – 2432 - 1991

C. Teori Dasar
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalam
penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan
mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan mengalami
perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup
tinggi.

Pemeriksaan daktilitas dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang yang dapat
terbentuk dari bahan bitumen pada 2 cetakan kuningan, akibat penarikan dengan mesin uji,
sebelum bahan bitumen tersebut putus. Pemeriksaan ini dilakukan pada suhu 25 ± 0.5 ºC
dan dengan kecepatan tarik mesin 50 mm per menit (dengan toleransi ± 5 %).

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik bahan bitumen yaitu
seberapa besar bahan ini menahan kekuatan tarik yang diwujudkan dalam bentuk
kemampuannya untuk memenuhi syarat jarak tertentu (dalam pemeriksaan ini adalah 100
cm) tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus setelah melewati jarak 100 cm, maka
dianggap bahan ini mempunyai sifat daktilitas yang tinggi.
Pada saat pengujian, apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air maka pengujian dianggap gagal tidak normal. Untuk menghindari hal
semacam itu maka berat jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan
menambahkan methyl alcohol atau sodium klorida. Apabila pemeriksaan normal tidak
berhasil setelah dilakukan 3 kali, maka dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bahan bitumen
tersebut gagal.

Mesin uji biasanya mempunyai alat ukur sampai dengan 100 cm. Hal yang sering terjadi
dalam pemeriksaan daktilitas adalah jarak penarikan benda uji umumnya selalu di atas 100
cm yang menunjukkan bahwa benda uji ini mempunyai daktilitas tinggi. Permasalahan yang
itmbul adalah akibat keterbatasan mesin uji dalam mengukur jarak putus benda uji, kita
tidak mengetahui seberapa besar daktilitas (kekuatan tarik) yang dimiliki atau yang dapat
dipikul oleh benda uji. Oleh karena itu, masih diperlukan jenis pemeriksaan lain yang dapat
mengukur kekuatan tarik (daktilitas) bahan bitumen ini, tidak hanya dengan mengukur
panjang putus benda uji tapi juga dengan mengukur kekuatan tarik (daktilitas) maksimum
yang dapat dipikul oleh bahan bitumen yang melewati jarak 100 cm.

Adapun tingkat kekenyalan aspal berdasarkan nilai daktalitas adalah :


 < 100 cm = getas
 100 – 200 cm= plastis
 > 200 cm = sangat plastis

Sifat daktilitas ini dipengaruhi oleh sifat kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa karbon
yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa paraffin dengan senyawa
panjang maka daktilitasnya rendah. Demikian aspal didapat dari proses blowing, dimana
banyak terdapat gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut sedangkan
yang banyak mengandung paraffin karena susutan rantai hidrokarbon kekuatan strukturnya
kurang plastis.

D. Prosedur Praktikum
D.1 Peralatan
1. Cetakan kuningan, cetakan ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang disebut clip
dengan sebuah lubang pada bagian belakang dan bagian samping cetakan yang
berfungsi sebagai pengunci clip sebelum cetakan ini diuji. Pada saat pengujian, bagian
samping ini harus dilepas.
2. Plat alas cetakan
3. Bak perendam, isi 10 liter yang dapat mempertahankan suhu permerikasaan dengan
toleransi yang tidak lebih dari 0,50C dari suhu pemeriksaan. Kedalaman air pada bak
ini tidak boleh kurang dari 100 mm di bawah permukaan air. Bak tersebut dilengkapi
dengan pelat dasar berlubang yang diletakkan 50 mm dari dasar bak perendam untuk

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 2


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

meletakkan benda uji. Air di dalam bak perendam harus bebas dari oli dan kotoran
lain serta bebas dari bahan organik lain yang mungkin tumbuh di dalam bak.
4. Pengukur suhu (Termometer)
5. Mesin uji yang dapat menjaga sampel tetap terendam, tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan dan dapat menarik benda uji dengan kecepatan tetap.
6. Alat pemanas untuk mencairkan bitumen keras

D.2 Bahan
- Aspal keras
- Air bersih / air suling
- Methyl alcohol teknik dan sodium klorida teknik

D.3 Keselamatan Kerja


Pemakaian peralatan dan pakaian keselamatan kerja dapat diatur dengan peraturan yang
mengikat pada para pengguna laboratorium bahan bangunan.

 Gunakan peralatan sesuai petunjuk prosedur praktikum dan atas petunjuk


pembimbing praktikum.
 Periksalah peralatan sebelum dipergunakan.
 Bersihkan peralatan dan ruang kerja setelah selesai praktikum

Hal ini dimaksudkan agar keamanan dan ketertiban dapat teratasi, baik pengamanan alat-
alat ataupun praktikan itu sendiri.

Untuk praktikum ini, praktikan harap memakai :

1. Sarung tangan
2. Jas lab
3. Masker
4. Alat-alat lain pengaman panas

D.4 Prosedur Pelaksanaan


Sebelumnya siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan.

a. Penyiapan Sampel
1. Susun bagian-bagian cetakan kuningan.
2. Lapisi bagian atas dan bawah cetakan serta permukaan pelat alas cetakan dengan
bahan campuran dextrin dan gilceryn atau amalgam.
3. Pasang cetakan daktilitas di atas pelat dasar.
4. panaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang.
Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan hati-hati, pemanasan
dilakukan sampai suhu antara 80 sampai 100 0C di atas titik lembek.

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 3


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

5. Tuangkan contoh bitumen dengan hati-hati ke dalam cetakan daktilitas dari ujung
ke ujung hingga penuh berlebihan
6. Dinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya
ke dalam bak yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan
spesifikasi) selama 30 menit.
7. Ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga
cetakan terisi penuh dan rata.

b. Pengujian Daktalitas Aspal


1. Sampel didiamkan pada suhu 250 C dalam bak perendam selama 85 sampai 95
menit, kemudian lepaskan cetakan sampel dari alasnya dan lepaskan bagian
samping dari cetakan.
2. Pasang cetakan daktilitas yang telah diisi sampel pada alat mesin uji dan jalankan
mesin uji sehingga akan menarik sampel secara teratur dengan kecepatan 5
cm/menit sampai sampel putus. Perbedaan kecepatan ± 5 % masih diijinkan.
3. Bacalah jarak antara pemegang cetakan, pada saat sampel putus (dalam cm).
Selama percobaan berlangsung sampel harus terendam sekurang-kurangnya 2.5
cm di bawah permukaan air dan suhu harus dipertahankan tetap (25 ± 0.5) 0 C.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

 Pada saat pengujian, apabila sampel menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air maka pengujian dianggap gagal dan tidak normal. Untuk
menghindari hal semacam itu maka berat jenis harus disesuaikan dengan berat jenis
sampel dengan menambahkan methyl alkohol atau sodium klrorida.
 Apabila pemeriksaan normal tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali, maka
dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bahan bitumen tersebut gagal.

D.5 Perhitungan dan Pelaporan


Laporkan hasil rata-rata dari tiga sample normal sebagai harga daktilitas contoh.

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 4


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

BAGAN TAHAPAN PELAKSANAAN


PELAKSANAAN PENGUJIAN DAKTALITAS ASPAL

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 5


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

GAMBAR PERALATAN UTAMA


PENGUJIAN DAKTALITAS ASPAL

Cetakan kuningan :
Alat untuk mencetak sampel
daktalitas aspal

Waterbath :
Alat untuk menyamakan suhu luar
dan suhu dalam kondisinya tetap
dengan konsep perendaman

Alat uji tarik daktalitas aspal :


Alat untuk menarik sampel daktalitas
aspal

Termometer :
Alat untuk menentukan besarnya
suhu air perendaman

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 6


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

SKETSA PROSEDUR PELAKSANAAN


PENGUJIAN DAKTALITAS ASPAL

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 7


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

D.6 Contoh Perhitungan dan Pelaporan

PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN


( Ductility of Bituminous Materials )
SNI 06 – 2432 - 1991
No. Contoh : 01 Sumber : Pertamina - Cepu
Tgl. Pemeriksaan : 02 Mei 2013 Macam : Aspal Keras Pen 60/70
Dikerjakan : Erman K. Untuk : Job Mix Formula AC-WC
Diperiksa : Mukhlis, ST.,MT Proyek : Proyek Overlay Jalan Bypass
Teluk Bayur – Duku

No. Kegiatan Uraian


Contoh dipanaskan
Pembacaan suhu oven :
1. Pembukaan Contoh Mulai Jam = 09.00
70 0C
Selesai Jam = 09.20
Didiamkan di suhu ruangan
2. Mendinginkan Contoh Mulai Jam = 09.25
Selesai Jam = 11.50
Direndam pada suhu 25 0C
Pembacaan suhu waterbath :
3. Mencapai Suhu Pemeriksaan Mulai Jam = 11.50
25 0C
Selesai Jam = 13.00

Daktilitas pada suhu 250C, 5 cm per menit Pembacaan pengukuran pada alat

Pengamatan I 104 cm

Pengamatan II 135 cm

Pengamatan III 125 cm

Rata-rata 121.3 cm

Catatan : Adapun tingkat kekenyalan aspal berdasarkan nilai daktalitas adalah :


 < 100 cm = getas
 100 – 200 cm = plastis
 > 200 cm = sangat plastis

Padang, 2 Mei 2013

Diketahui Kepala Labor Ketua Tim Penguji

( Fauna Adibroto, ST.,MT.) ( Mukhlis, ST., MT. )

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 8


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG

PRAKTIKUM LABORATORIUM

Evaluasi

Penilaian praktikum :
Bobot Penilaian
 Motivasi kerja individu ataupun team work. 20 %
 Prosedur kerja dan penggunaan peralatan 25 %
yang benar serta aspek keselamatan kerja.
 Ketelitian membaca data, analisa data, 25 %
pembahasan masalah dan kesimpulan.
 Pemahaman teoritis 30 %

Penilaian pemahaman teori :


Berdasarkan jawaban langsung (lisan) yang diberikan kepada praktikan berupa
pertanyaan-pertanyaan seperti di bawah ini :
1. Coba jelaskan secara ringkas pengertian daktalitas aspal !
2. Berdasarkan nilai daktalitas aspal, tingkat kekenyalan aspal dapat
dibedakan atas berapa ?
3. Apa pengaruh nilai daktalitas aspal dalam penggunaannya di lapangan ?
4. Sebutkan peralatan pengujian daktalitas aspal !
5. Coba terangkan prosedur pengujian daktalitas aspal !

Petunjuk Penilaian
Setiap nomor pada latihan di atas berbobot 20 %. Kemampuan anda menjawab soal
dengan benar mencerminkan penguasaan materi yang telah diberikan.

Jawaban yang benar Kategori Penguasaan Materi


< 20% Kurang Sekali
< 25 % Kurang
25 % - 50 % Cukup
50 % - 75 % Baik
> 75 % Sangat Baik

MODUL / JOB SHEET : PRAKTIKUM MATERIAL PERKERASAN JALAN JOB : AS.03 - 9

Anda mungkin juga menyukai