PRAKTIKUM LABORATORIUM
JOB : AS.03
PENGUJIAN DAKTALITAS BAHAN BITUMEN
Praktikum ini secara umum memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada praktikan
untuk dapat mengetahui kekenyalan bitumen / aspal yang dinyatakan dengan panjang
pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus, pada suhu dan kecepatan tarik
tertentu Daktilitas ini tidak menyatakan kekuatan tarik.
B. Referensi
AASHTO T – 51 – 89 ; 1990
ASTM D 113 – 79
Batson, R. G. dan Proudlove, J. A. (1968). Roads. Longmans, Green and Co Ltd. London.
McElvaney, J. (1986). Properties of Road Making Materials.
SNI – 06 – 2432 - 1991
C. Teori Dasar
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak dalam
penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah akan
mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan mengalami
perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup
tinggi.
Pemeriksaan daktilitas dilakukan dengan cara mengukur jarak terpanjang yang dapat
terbentuk dari bahan bitumen pada 2 cetakan kuningan, akibat penarikan dengan mesin uji,
sebelum bahan bitumen tersebut putus. Pemeriksaan ini dilakukan pada suhu 25 ± 0.5 ºC
dan dengan kecepatan tarik mesin 50 mm per menit (dengan toleransi ± 5 %).
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui salah satu sifat mekanik bahan bitumen yaitu
seberapa besar bahan ini menahan kekuatan tarik yang diwujudkan dalam bentuk
kemampuannya untuk memenuhi syarat jarak tertentu (dalam pemeriksaan ini adalah 100
cm) tanpa putus. Apabila bahan bitumen tidak putus setelah melewati jarak 100 cm, maka
dianggap bahan ini mempunyai sifat daktilitas yang tinggi.
Pada saat pengujian, apabila benda uji menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air maka pengujian dianggap gagal tidak normal. Untuk menghindari hal
semacam itu maka berat jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis benda uji dengan
menambahkan methyl alcohol atau sodium klorida. Apabila pemeriksaan normal tidak
berhasil setelah dilakukan 3 kali, maka dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bahan bitumen
tersebut gagal.
Mesin uji biasanya mempunyai alat ukur sampai dengan 100 cm. Hal yang sering terjadi
dalam pemeriksaan daktilitas adalah jarak penarikan benda uji umumnya selalu di atas 100
cm yang menunjukkan bahwa benda uji ini mempunyai daktilitas tinggi. Permasalahan yang
itmbul adalah akibat keterbatasan mesin uji dalam mengukur jarak putus benda uji, kita
tidak mengetahui seberapa besar daktilitas (kekuatan tarik) yang dimiliki atau yang dapat
dipikul oleh benda uji. Oleh karena itu, masih diperlukan jenis pemeriksaan lain yang dapat
mengukur kekuatan tarik (daktilitas) bahan bitumen ini, tidak hanya dengan mengukur
panjang putus benda uji tapi juga dengan mengukur kekuatan tarik (daktilitas) maksimum
yang dapat dipikul oleh bahan bitumen yang melewati jarak 100 cm.
Sifat daktilitas ini dipengaruhi oleh sifat kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa karbon
yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa paraffin dengan senyawa
panjang maka daktilitasnya rendah. Demikian aspal didapat dari proses blowing, dimana
banyak terdapat gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut sedangkan
yang banyak mengandung paraffin karena susutan rantai hidrokarbon kekuatan strukturnya
kurang plastis.
D. Prosedur Praktikum
D.1 Peralatan
1. Cetakan kuningan, cetakan ini terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian yang disebut clip
dengan sebuah lubang pada bagian belakang dan bagian samping cetakan yang
berfungsi sebagai pengunci clip sebelum cetakan ini diuji. Pada saat pengujian, bagian
samping ini harus dilepas.
2. Plat alas cetakan
3. Bak perendam, isi 10 liter yang dapat mempertahankan suhu permerikasaan dengan
toleransi yang tidak lebih dari 0,50C dari suhu pemeriksaan. Kedalaman air pada bak
ini tidak boleh kurang dari 100 mm di bawah permukaan air. Bak tersebut dilengkapi
dengan pelat dasar berlubang yang diletakkan 50 mm dari dasar bak perendam untuk
PRAKTIKUM LABORATORIUM
meletakkan benda uji. Air di dalam bak perendam harus bebas dari oli dan kotoran
lain serta bebas dari bahan organik lain yang mungkin tumbuh di dalam bak.
4. Pengukur suhu (Termometer)
5. Mesin uji yang dapat menjaga sampel tetap terendam, tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan dan dapat menarik benda uji dengan kecepatan tetap.
6. Alat pemanas untuk mencairkan bitumen keras
D.2 Bahan
- Aspal keras
- Air bersih / air suling
- Methyl alcohol teknik dan sodium klorida teknik
Hal ini dimaksudkan agar keamanan dan ketertiban dapat teratasi, baik pengamanan alat-
alat ataupun praktikan itu sendiri.
1. Sarung tangan
2. Jas lab
3. Masker
4. Alat-alat lain pengaman panas
a. Penyiapan Sampel
1. Susun bagian-bagian cetakan kuningan.
2. Lapisi bagian atas dan bawah cetakan serta permukaan pelat alas cetakan dengan
bahan campuran dextrin dan gilceryn atau amalgam.
3. Pasang cetakan daktilitas di atas pelat dasar.
4. panaskan contoh bitumen kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat dituang.
Untuk menghindarkan pemanasan setempat, lakukan dengan hati-hati, pemanasan
dilakukan sampai suhu antara 80 sampai 100 0C di atas titik lembek.
PRAKTIKUM LABORATORIUM
5. Tuangkan contoh bitumen dengan hati-hati ke dalam cetakan daktilitas dari ujung
ke ujung hingga penuh berlebihan
6. Dinginkan cetakan pada suhu ruang 30 sampai 40 menit lalu pindahkan seluruhnya
ke dalam bak yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan
spesifikasi) selama 30 menit.
7. Ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang panas sehingga
cetakan terisi penuh dan rata.
Pada saat pengujian, apabila sampel menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada
permukaan air maka pengujian dianggap gagal dan tidak normal. Untuk
menghindari hal semacam itu maka berat jenis harus disesuaikan dengan berat jenis
sampel dengan menambahkan methyl alkohol atau sodium klrorida.
Apabila pemeriksaan normal tidak berhasil setelah dilakukan 3 kali, maka
dilaporkan bahwa pengujian daktilitas bahan bitumen tersebut gagal.
PRAKTIKUM LABORATORIUM
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Cetakan kuningan :
Alat untuk mencetak sampel
daktalitas aspal
Waterbath :
Alat untuk menyamakan suhu luar
dan suhu dalam kondisinya tetap
dengan konsep perendaman
Termometer :
Alat untuk menentukan besarnya
suhu air perendaman
PRAKTIKUM LABORATORIUM
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Daktilitas pada suhu 250C, 5 cm per menit Pembacaan pengukuran pada alat
Pengamatan I 104 cm
Pengamatan II 135 cm
Rata-rata 121.3 cm
PRAKTIKUM LABORATORIUM
Evaluasi
Penilaian praktikum :
Bobot Penilaian
Motivasi kerja individu ataupun team work. 20 %
Prosedur kerja dan penggunaan peralatan 25 %
yang benar serta aspek keselamatan kerja.
Ketelitian membaca data, analisa data, 25 %
pembahasan masalah dan kesimpulan.
Pemahaman teoritis 30 %
Petunjuk Penilaian
Setiap nomor pada latihan di atas berbobot 20 %. Kemampuan anda menjawab soal
dengan benar mencerminkan penguasaan materi yang telah diberikan.