Anda di halaman 1dari 15

Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

AS ­ 08

PEMERIKSAAN VISKOSITAS ASPAL 

(Viscosity of Bituminous Materials)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas aspal keras (dengan 

menggunakan alat Saybolt) maupun aspal cair (dengan menggunakan alat Engler).

Sedangkan sasaran praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu :

a) Mengerti dan menggunakan alat Saybolt dan Engler;

b) Menentukan viskositas aspal absolut dan kinematik.

2. Terminologi

a.   Furol 
Singkatan dari fuel and road oils;

b. Viskositas Saybolt Furol 
Waktu alir (dalam detik) yang diperlukan oleh 120 ml sampel untuk melalui lubang
furol di bawah kondisi tertentu. Nilai viskositas yang terjadi kemudian dinyatakan
sebagai Saybolt Furol Seconds (SFS) pada temperatur tertentu;

c. Viskositas kinematik 
Viskositas dari bitumen cair jenis cutback bitumen;

d. Aspal keras 
Aspal yang berbentuk padat pada saat keadaan penyimpanan (suhu ruang)

e. Cutback bitumen 
Aspal berbentuk cair yang merupakan hasil pencampuran aspal keras dengan bahan
pencair yang mudah menguap seperti bensin, solar dan minyak tanah.

3. Teori Dasar

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

Tingkatan   material   aspal   dan   suhu   yang   digunakan   sangat   tergantung   pada

kekentalannya. Kekentalan aspal sangat bervariasi terhadap suhu, dari tingkatan padat,

encer sampai tingkat cair. Hubungan antara kekentalan dan suhu adalah sangat penting

dalam perencanaan dan penggunaan material aspal. Kekentalan akan berkurang (dalam

hal ini aspal menjadi lebih encer) ketika suhu meningkat. 

Kekentalan  absolut atau kekentalan  dinamik  dinyatakan  dalam  satuan Pa detik

atau  poises  (1  poise  = 0.1 Pa detik).  Viskositas  kinematik  dinyatakan  dalam satuan

cm2/detik dan stokes atau centistokes (1 stokes = 100 centistokes = 1 cm2/detik). Karena

kekentalan kinematik sama dengan kekentalan absolut dibagi dengan berat jenis (kira­

kira 1 cm2/detik untuk aspal), kekentalan absolut dan kekentalan kinematik mempunyai

harga yang relatif sama apabila kedua­duanya dinyatakan masing­masing dalam poises

dan stokes. 

Pada praktikum ini, kekentalan/viskositas absolut dinyatakan oleh waktu menetes

(dalam detik) yang diperlukan oleh 120 ml sampel untuk melalui suatu lubang yang

telah   dikalibrasi,   diukur   di   bawah   kondisi   tertentu.   Waktu   ini   kemudian   dikoreksi

dengan suatu koefisien tertentu dan selanjutnya dilaporkan sebagai nilai viskositas dari

sampel tersebut pada suhu tertentu.  Sedangkan viskositas kinematik dinyatakan  oleh

waktu yang dibutuhkan oleh aspal cair dengan suhu 60° C untuk mengisi penuhnya labu

gelas.

4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 72 – 90)
4.1 Peralatan yang Digunakan
1. Alat Saybolt viscosimeter

2. Penyumbat lubang tabung viscosimeter;

3. Dudukan atau penyangga termometer;

4. Termometer untuk viskositas Saybolt (lihat gambar1);

5. Termometer untuk bak perendam;

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

6. Saringan dengan ukuran saringan no. 100

7. Labu penampung;

8. Cawan

9. Alat   pencatat   waktu   dengan  interval   0.1  detik   dan  mempunyai  ketelitian

hingga 0.1% bila diuji dengan menggunakan interval 60 menit;

10. Lubang universal, digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan (32

– 1000) detik;

11. Lubang   furol, digunakan untuk bahan yang mempunyai kekentalan yang

lebih besar dari 25 detik

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

4 5

8
6
                                                                         
Gambar 1. Alat Viskositas Saybolt dan lainnya
Sumber : Dok. Praktikum Jalan Raya 2018

4.2 Kalibrasi dan Standardisasi Alat

1. Kalibrasikan   Viscosimeter   dalam   periode   waktu   yang   tidak   lebih   dari   3

tahun sekali dengan mengukur waktu alir pada suhu 37.8° C (100° F) sesuai

prosedur   kalibrasi   standard   dengan   menggunakan   oli   standard,   sesuai

dengan Tabel 2 (terlampir)

2. Waktu alir dari viskositas oli standar seharusnya sama dengan waktu alir

dari viskositas Saybolt. Jika waktu alir tersebut berbeda lebih dari 0.2%,

hitung faktor koreksi, F, dengan cara sebagai berikut :

F = V / t

dimana : F   =   Faktor koreksi

V   =   Kekentalan standard

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

t   =   Waktu alir pada 37.8° C (dalam detik)    

3. Menggunakan faktor koreksi untuk kekentalan pada berbagai suhu apabila

kalibrasi   alat   viscosimeter   menggunakan   oli   standard   yang   mempunyai

waktu alir antara 200 – 600 detik;

Untuk Saybolt Furol Viscosimeter :

1. Kalibrasikan   Viscosimeter   dalam   periode   waktu   yang   tidak   lebih   dari   3

tahun sekali dengan mengukur waktu alir pada suhu 50° C (122° F) dengan

cara yang sama dengan prosedur yang digunakan pada Saybolt Universal

Viscosimeter,   dengan   menggunakan   viskositas   oli   standard   yang

mempunyai waktu alir minimum 90 detik;

2. Faktor   koreksi   diberlakukan   bila   waktu   alir   dari   viskositas   oli   standard

berbeda 0.1% dari waktu alir viskositas Saybolt.

4.3 Penyiapan Alat

1. Menggunakan   ujung   lubang   universal   untuk   oli   dan   contoh   yang

mempunyai waktu alir lebih besar dari 32 detik. Cairan dengan waktu alir

yang lebih besar dari 1000 detik tidak cocok diuji dengan menggunakan

lubang ini;

2. Menggunakan ujung lubang   furol  untuk oli dan contoh yang mempunyai

waktu alir lebih besar dari 25 detik;

3. Membersihkan seluruh viscosimeter dengan cairan pelarut seperti premium,

kemudian membuang  dan mengeringkan viscosimeter sampai semua cairan

pelarut tidak ada di dalam viscosimeter;

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

4. Dengan cara yang sama, labu penampung dibersihkan;

5. Menempatkan  viscosimeter  dan bak perendam di tempat  yang perubahan

suhu ruangnya kecil dan yang bebas dari uap air atau debu;

6. Menyumbat   bagian   bawah  viscosimeter  dengan   rapat   dan   kuat

menggunakan gabus penutup;

7. Menempatkan   labu   penampung   tepat   di   tengah­tengah   atau   di   bawah

viscosimeter  dengan jarak    100 – 130 mm sehingga aliran contoh tepat

masuk melalui tengah­tengah leher labu;

8. Meletakkan saringan No. 100 di atas viscosimeter;

9. Menuangkan media ke dalam bak paling sedikit 6 mm di atas garis batas

bagian atas cairan (over flow);

10. Mengatur pengontrol suhu dalam bak perendam sehingga suhu dari contoh

di   dalam  viscosimeter  tidak   berubah­ubah  lebih  besar   dari    0.05°  C  (

0.10° F) sesudah mencapai suhu pengujian;

11. Memasang termometer pada tabung viscosimeter.

12. Perbedaan suhu maksimum yang diperbolehkan antara bak perendam dan

sampel pada saat pengujian.

4.4 Penyiapan Sampel

1. Sampel adalah contoh uji sebanyak 120 ml;

2. Memanaskan   contoh,   yang   kental   dan   sulit   untuk   dituangkan   pada   suhu

ruangan, pada suhu 50° C beberapa menit sampai dapat dituang;

3. Jangan memanaskan bahan yang cepat menguap atau sedang menguap pada

wadah yang terbuka;

4. Apabila suhu pengujian di atas suhu ruang, panaskan contoh uji tidak lebih

dari 37° C di atas suhu penguapan.

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

4.5 Prosedur Pelaksanaan

1. Menyiapkan bak perendam dengan memilih suhu pengujian tertentu;

2. Suhu   pengujian   standard   untuk   mengukur   viskositas  Saybolt   Universal

adalah 21.1° C, 37.8° C, 54.4° C dan 98.9° C;

3. Jika suhu pengujian yang dipilih berada di atas suhu kamar, pengujian bisa

dipercepat dengan cara pemanasan contoh sampai mencapai suhu yang tidak

lebih dari 1.7° C di atas suhu pengujian;

4. Mengaduk   contoh   hingga   merata   kemudian   menyaring   contoh   melalui

saringan dan langsung memasukan ke tabung  viscosimeter  sampai pinggir

atas tabung viscosimeter;

5. Mengaduk contoh dalam viscosimeter dengan termometer viscosimeter yang

telah dilengkapi penyangga dengan kecepatan 30 – 50 putaran per menit.

Apabila   suhu   contoh   tetap   konstan   dengan   toleransi   0.05°   C   dari   suhu

pengujian selama pengadukan 1 menit, angkat termometernya;

6. Mengambil   contoh   yang   berlebihan   dengan   penyedot   sampai   batas  over

flow;

7. Mencabut gabus dari  viscosimeter  dan mulai menyalakan pencatat  waktu

saat contoh menyentuh dasar labu;

8. Mematikan   pencatat   waktu   apabila   contoh   tepat   pada   batas   60   ml   labu

viscosimeter;

9. Mencatat waktu alir (t) dalam detik sampai 0.1 detik terdekat;

10. Menutup lubang viscosimeter dengan alat penyumbat.

            Tabel 1. Termometer Kekentalan Saybolt ASTM

Termometer

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

Suhu ASTM
Pengujian Termometer Batas (° C) Ketelitian (° C)
Standar No.
21.11 17 C 19 – 27 0.1
25.0 17 C 19 – 27 0.1
37.8 18 C 34 – 42 0.1
50.01 19 C 49 – 57 0.1
54.4 19 C 49 – 57 0.1
60.0 20 C 57 – 65 0.1
82.2 21 C 79 – 87 0.1
98.9 22 C 95 – 103 0.1

           Tabel 2.  Kekentalan Saybolt Oli Standar

Kekentalan SUS pada SUS pada SFS pada


Oli Standar suhu 37.8° C suhu 98.9° C suhu 50° C
S3 36 ­ ­
S6 46 ­ ­
S20 100 ­ ­
S60 290 ­ ­
S200 930 ­ ­
S600 ­ 150 120
          

Keterangan : SUS = Saybolt Universal Seconds; SFS = Saybolt Furol Seconds.

 Tabel 3.  Media bak perendam yang disarankan

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

Suhu Perbedaan Fungsi


Pengujian Media Bak Perendam Suhu Kontrol
Standard yang Disarankan Maksimum Suhu Bak
(° C) (° C) (° C)
21.1 Air  0.05  0.05
25.0 Air  0.05  0.05
Air atau oli dengan
37.8 viskositas 50 sampai 70  0.15  0.05
SUS pada 37.8° C

Air atau oli dengan


50.0 viskositas 120 sampai ± 0.20 ± 0.05
150 SUS pada 37.8° C

Air atau oli dengan


54.4 viskositas 120 sampai  
150 SUS pada 37.8° C

Air atau oli dengan


60.0 viskositas 120 sampai ± 0.50 ± 0.05
150 SUS pada 37.8° C

Air atau oli dengan


82.2 viskositas 300 sampai  
370 SUS pada 37.8° C

Oli dengan viskositas


98.9 300 sampai 370 SUS ± 1.10 ± 0.05
pada 37.8° C\

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

Tabel 4.  Faktor koreksi

RED WOOD SAYBOLT SAYBOLT KINEMATICRED WOOD SAYBOLT SAYBOLT KINEMATIC


ENGLER ENGLER
NO. 1 FUROL UNIV. VISCOSITY NO.1 FUROL UNIV. VISCOSITY

(SECS) (DEGS) (SECS) (SECS) (CTS) (SECS) (DEGS) (SECS) (SECS) (CTS)

30 1.13 33.7 1.50 340 11.0 41 390 83


35 1.28 38.9 3.48 360 11.6 43 410 88
40 1.47 44.7 5.45 380 12.2 46 435 93
45 1.59 50.5 7.30 400 12.8 48 460 97
50 1.74 56.5 9.05 420 13.5 50 480 102
55 1.90 62.5 10.75 440 14.1 52 500 108
60 2.07 68.2 12.30 460 14.8 54 525 112
65 2.24 74.5 14.2 480 15.5 57 550 118
70 2.40 80.5 15.5 500 16.1 59 580 122
75 2.55 86.5 17.0 600 19.2 71 680 147
80 2.70 92.0 18.5 700 22.5 82 800 172
85 2.86 98.0 20.0 800 25.8 94 920 197
90 3.01 104 21.3 900 28.6 105 1050 221
95 3.18 110 22.7 1000 32.1 118 1150 245
100 3.43 116 24.1 1100 35 129 1250 270
110 3.62 127 27.2 1200 39 140 1360 295
120 3.90 132 29.2 1300 42 153 1500 322
130 4.11 149 31.7 1400 44 165 1600 345
140 4.33 20.2 160 34.1 1500 48 175 1700 370
150 4.80 21.2 169 36.5 2000 64 235 2850 495
160 5.18 22.1 183 39.1 2500 81 295 2900 625
170 5.50 23.1 194 41.5 3000 96 350 3450 740
180 5.80 24.1 207 44.0 3500 112 410 4000 860
190 6.20 25.1 219 46.8 4000 127 470 4600 970
200 6.47 26.1 229 49.0 4500 142 520 5100 1100
210 6.75 27.2 240 52 5000 160 575 5650 1220
220 7.1 28.2 253 54 5500 175 650 6300 1350
230 7.4 29.3 263 57 6000 190 700 6800 1490
240 7.8 30.4 275 59 6500 208 760 7900 1600
250 8.0 31.3 288 61 7000 225 810 8000 1710
260 8.3 32.2 300 63 7500 240 880 8600 1850
270 8.7 33.3 310 66 8000 259 930 9200 1995
280 9.0 34.5 320 68 8500 272 1000 9800 2100
290 9.3 35.0 335 71 9000 285 1080 10300 2220
300 9.6 36.7 341 73 9500 300 1110 10900 2330
320 10.2 39 365 78 10000 320 1190 11800 2500

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

5. Perhitungan

Dari hasil percobaan Viskositas, diperoleh data sebagai berikut :

- Temperatur  = 135 °C
- Waktu Pengamatan  = 150 detik
- Kinematik Viscositas Pengamatan  = 315,8 centistokes

Kekentalan dalam detik (SF) Saybolt Furol  telah  terkoreksi, yaitu :

SFS = waktu alir (t) x CTS

        = 150 x 315,8

        = 47370 centistokes

6. Diskusi

Penentuan   kekentalan   absolut   dengan   alat  Saybolt  ini   sebenarnya   kurang

praktis. Karena hasil yang didapat dari percobaan tidak bisa digunakan langsung, tetapi

harus dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan factor koreksi.

Dengan mengabaikan  ketidakpastian  di atas, sifat  kekentalan  material  aspal

merupakan   salah   satu   factor   yang   penting   dalam   pelaksanaan   perencanaan   campuran

maupun dalam pelaksanaan di lapangan. Dalam hal ini hubungan antara kekentalan dan

suhu memegang peranan penting Sebelum dilakukan perencanaan campuran, biasanya

kekentalan   material   aspal   harus   ditentukan   terlebih   dahulu,   karena   bila   tidak   akan

mempengaruhi sifat campuran aspal selanjutnya.

Dalam pengujian viskositas, digunakan beberapa jenis suhu pengujian, yaitu

120o  C, 140o  C, 160o  C dan 180o  C. Dari hasil pengujian ini diperoleh nilai kekentalan

saybolt   furol   yang   dinyatakan   dalam   satuan  centistokes.  Akan   tetapi   percobaan   yang

dilakukan   hanya menggunakan salah satu diantara beberapa suhu tersebut, yaitu suhu

135o C.

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

7. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa kekentalan aspal sangat dipengaruhi

oleh keadaan suhu. Jika suhu semakin tinggi, maka semakin rendah kekentalan aspal

tersebut. Begitupun sebaliknya, jika suhu semakin rendah maka semakin tinggi nilai

kekentalan aspal tersebut. 

Dari   hasil   pemeriksaan   viskositas   aspal   diperoleh  nilai  kekentalan   aspal

sebesar 315,8  centistokes  dimana nilai ini memenuhi spesifikasi Bina Marga untuk

aspal PEN 60/70 dengan nilai yang diisyaratkan ≥ 300  centistokes, sehingga aspal

yang diuji dapat digunakan sebagai campuran pekerjaan perkerasan jalan.

b. Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan labu penampung tidak diganti menjadi

cawan, karena pada labu penampung tekanan udara akan mempengaruhi kecepatan

aspal untuk mencapai lantai dasar dari labu penampung sedangkan jika menggunakan

cawan, tekanan udara tidak mempengaruhi kecepatan aspal untuk mencapai dasar dari

cawan. Ini akan mengakibatkan kurang akuratnya data yang akan di ambil. 

Selain  itu sebaiknya  mesin  saybolt furol  sudah  dihidupkan dan  diatur  suhu

pengujian   yang   akan   digunakan   pada   saat   sampel   sedang   dimasak,   hal   ini   untuk

mengefisienkan   waktu   sehingga   tidak   perlu   lagi   menunggu   agar   penghantar   panas

(Oli) mencapai suhu 135o C.

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

LAMPIRAN

Gambar 2. Pada saat ini aspal di panaskan, sampai 135°C
Sumber : Dok. Praktikum jalan raya 2018

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

Gambar 3. Alat Viskositas saybolt
(Pada saat aspal akan dimasukkan ke dalam lubang furol, dengan suhu 135°C ).
Sumber : Dok. Praktikum jalan raya 2018

Kelompok X
Tadulako University
Praktikum Jalan Civil Engineering’1 6

Gambar 4. Alat Viskositas Saybolt
(Pada saat sumbatan bagian bawah dibuka, kemudian aspal cair tersebut jatuh mengenai atas
cawan, kemudian stopwatch ditekan).
Sumber : Dok. Praktikum jalan raya 2018 

Gambar 5. Alat Viskositas Saybolt
(Pada saat ini, aspal cair telah mencapai batasan yang telah ditandai di cawan).
Sumber : Dok. Praktikum jalan raya 2018

Kelompok X
Tadulako University

Anda mungkin juga menyukai