1. Teori Dasar
Aspal adalah material termoplastis yang secara bertahap mencair sesuai dengan
pertambahan suhu dan berlaku sebaliknya pada pengurangan suhu. Namun perilaku
material aspal tersebut terhadap suhu atau prinsipnya membentuk suatu spektrum /
Percobaan ini di lakukan karena pelembekan bahan asapal dan ter, tidak terjadi secara
lansung dan tiba tiba pada suhu tertentu, tetapi bahan gradual seiring penambahan
suhu.oleh sebab itu setiap prosedur yang di pergunakan diadopsi untuk menentukan
titik lembek aspal dan ter, hendaknya mengikuti sifat dasar tersebut artinya
penambahan suhu pada percobaan hendaknya berlansung secara gradual dalam jenjang
yang halus.
Dalam percobaan ini titik lembek ditujukan dengan suhu pada bola baja edngan berat
tertentu mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin
dengan ukuran tertentu sehingga plat tersebut menyentuh plat dasar yang terletak pada
a. Tujuan Umum
b. Sasaran Praktikum
a. Alat
1) Alat pemanas
2) Termometer
3) Cincin kuningan
4) Bola baja
8) Pelat kuningan
9) Spatula
10) Stopwatch
b. Bahan
2) Ethylene glycol
3) Air suling
4) Es batu
5) Bedak
4. Prosedur Percobaan
b. Ethylene glycol yang dicampur dengan bedak dioleskan ke cincin, pengarah bola
e. Pasang cincin ke pengarah bola baja, dan letakkan bola baja di atas sampel seteah
g. Masukkan dudukan benda uji ke dalam bejana gelas yang berisiair suling
h. Kemudian masukkan thermometer tepat diantara kedua sampel dan turunkan suhu
i. Nyalakan alat pemanas bersamaan dengan menyalakan stopwacth dan catat waktu
setiap kenaikan 5°C sampai bola baja menyentuh dasar dudukan benda uji.
5. Perhitungan
Sampel I : Dari hasil percobaan diperoleh titik lembek sampel I pada suhu
51,5°C.
Sampel II : Dari hasil percobaan diperoleh titik lembek sampel II pada suhu
51,3°C.
Sampel I + Sampel I I
Titik lembek rata-rata =
2
5 2,2°C+5 3,1°C
=
2
= 52,65 oC
6. Tabel Data
1 5 5 00’01”07° 00’01”07°
2 10 10 00’03”00° 00’03”00°
3 15 15 00’06”15° 00’06”15°
4 20 20 00’08”52° 00’08”52°
5 25 25 00’09”75° 00’09”75°
6 30 30 00’11”20° 00’11”20°
7 35 35 00’12”71° 00’12”71°
8 40 40 00’13”92° 00’13”92°
9 45 45 00’15”37° 00’15”37°
10 50 50 00’16”68° 00’16”68°
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium Jalan dan Aspal UKI Paulus Makassar
a. Kesimpulan
1) Dari hasil pengamatan diperoleh titik lembek rata-rata adalah 52,65°C yang
menandakan sampel aspal ini telah memenuhi syarat pengujian titik lembek
untuk bahan perkerasan jalan (Standar Bina Marga tentang titik lembek untuk
2) Kualitas dan jenis cairan penghantar, berat bola besi, jarak antara cicin dengan
3) Bila titik lembek terjadi dalam suhu yang besar maka akan membutuhkan
waktu yang lebih lama, begitu pun sebaliknya jika titik lembek terjadi dalam
suhu yang kecil maka akan membutukan waktu yang lebih sedikit.
b. Saran
1) Diharapkan para praktikan lebih aktif dan teliti dalam melaksanakan seluruh
lebih akurat.
2) Apabila ada hal yang kurang dimengerti baik selama pelaksanaan praktikum
maupun dalam proses pengolahan data, diharapkan untuk tidak ragu bertanya
kepada asisten.
5) Sebaiknya para praktikan harus berpakaian yang rapi dan tertib di dalam
laboratorium.
6) Diperlukan kerja sama yang baik dalam kelompok saat melakukan percobaan
kelompok.
kelompok, sehingga tidak ada perebutan alat dengan kelompok lainnya akibat
laboratorium.
8. Daftar Pustaka
- SNI 2434- 2011; Metode Pengujian Titik Lembek Aspal dan Ter.