Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PEKERJAAN DASAR PERPIPAAN REFRIGERASI DAN


UJI KINERJA TRAINER REFRIGERASI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Refrigerasi


Dosen pengampu Ega Taqwali Berman, S.Pd., M.Eng.

Disusun Oleh :
Fathan Muhammad Rehan (2209897)
Muhammad Hamonangan Tanjung (2206043)
Ridwan Awaludin (2207258)

KBK REFRIGERASI DAN TATA UDARA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2024
A. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum:
1) Mahasiswa mampu melakukan proses pemipaan pada sistem
refrigerasi menggunakan perkakas tangan.
2) Mahasiswa mampu melakukan proses pengujian kinerja trainer sistem
refrigerasi sederhana.
2. Tujuan Khusus:
1) Mahasiswa dapat menentukan jenis-jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2) Mahasiswa dapat menentukan jenis alat yang harus digunakan sesuai
jenis pekerjaan.
3) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan memotong pipa.
4) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan membengkokkan (bending)
pipa.
5) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan flaring pipa.
6) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan swagging pipa.
7) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaaan mengunci pipa
menggunakan nepel nut.
8) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan mengelas pipa.
9) Mahasiswa dapat mengecek kebocoran sistem refrigerasi sederhana.
10) Mahasiswa dapat mengecek komponen kelistrikan sistem refrigerasi
sederhana.
11) Mahasiswa dapat mengecek tekanan di dalam sistem refrigerasi
sederhana.
12) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan memvakum sistem
refrigerasi sederhana.
13) Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan mengisi refrigeran ke
dalam sistem refrigerasi sederhana.
14) Mahasiswa dapat mengecek suhu di dalam sistem refrigerasi.
15) Mahasiswa dapat melaksanakan uji kinerja sistem refrigerasi
sederhana.

2
B. Alat dan Bahan Praktikum
Alat:
1) Alat Utama:
a. Tube cutter

b. Bending tool

c. Flaring tools

d. Swagging tools
Swagging
punch

e. Las asitelin

3
f. Pompa vakum

2) Alat Ukur
a. Mistar baja

b. Manifold gauge

c. Thermometer digital

d. Timbangan refrigeran

3) Alat Bantu
a. Kunci pas

4
b. Kunci ring

c. Kunci pentil

d. Obeng plus (+)

e. Tang kombinasi

f. Tang potong

5
g. Tang kabel

h. Lakban

4) Alat K3:
a. Safety gloves

b. Safety shoes

6
c. Safety glass

d. Safety helmet

e. Baju kerja

2. Bahan:
1) Pipa tembaga

7
2) Falre Nuts

3) Double Naple

4) Pentil

8
5) Gas asitelin dan oksigen

6) Gas nitrogen

7) Refrigeran 134a

9
C. Tahapan Praktikum
1. Pekerjaan Dasar Perpipaan Refrigerasi
1) Pemotongan Bahan
Siapkan bahan yaitu pipa tembaga lunak berukuran ¼ inch dan panjang
ukuran 60 cm. Kemudian potong pipa 4 bagian menggunakan tube cuter
dengan masing masing bagian 15 cm

2) Pembengkokkan Pipa
Lanjutkan pembengkokan dengan menggunakan tube bander dengan
sudut 90o

3) Flaring Pipa
Selanjutnya menyambung pipa bagian bawah dengan metode flaring,
dengan catatan nut dimasukan terlebih dahulu kedalam pipa,
kemudian ujung pipa mekarkan dengan metode flaring dengan flaring
tools, seperti pada gambar berikut

10
4) Penguncian Nut
Setelah flaring, sambung kedua ujungnya kemudian kunci dengan
kunci pas ukuran 11 – 12 atau menggunakan kunci inggris

5) Swagging Pipa
Selanjutnya proses penyambungan dengan menggunakan metode
swagging dengan melebarkan bagian ujung pipa, dengan swagging
tools seperti pada gambar berikut

6) Pengelasan Asitelin
Pengelasan dilakukan dengan asitelin bagian kanan, kiri dan atas
dengan menggunakan safety

11
7) Pengisian Gas Nitrogen
Setelah pengelasan kemudian uji coba dengan memasukan Nitrogen
ke dalam rangkaian pipa yang telah tadi di buat melalui pentil,
8) Pengecekan Kebocoran
Tahap terakhir uji coba apakah ada kebocoran atau tidak dengan
memasukan benda kerja ke dalam ember yang berisi air, caranya jika
ada gelmbung yang keluar maka ada kebocoran dalam sambungan
swagging atau flaring, jika tidak ada maka rangkaiannya aman dari
kebocoran
2. Uji Kinerja Trainer Refrigerasi
1) Pengecekan Komponen
Sebelum pengujian dan memulai peraktikum langkah awal yaitu
mengecek setiap komponen utama refrigerasi seperti kompressor,
kondesnor, alat ekspansi dan evaporator. Cek awal komponen utama
yang pertama yaitu kompressor, cek dengan menggunakan avometer
pada bagian C S R kompresor, dan ternyata kompressor kami yang
kelompok 5 mengalami kerusakan yatitu C, S nya tidak berfungsi dan
harus diganti dengan yang baru.

Setelah pergantian kompressor kemudian menghubungkan setiap


pipa dalam sistem refrigerasi dengan menggunakan swagging.

12
2) Pengecekan Sistem Kelistrikan
Pengecekan kelistrikan kompressor
Dicek emnggunakan avometer pada bagian C,S,R. Setelah di cek nilai
CS = 30, SR = 60, CR = 21

Pengecekam kelistrikan rangkian pada trainer


Pengecekan staker, dan penyambungan rangkian listrik kulkas

3) Pemvakuman Sistem Refrigerasi


Setelah selesai pengecekan dan pemasangan kelistrikan dan rangkain,
selanjutnya proses vakum, yaitu menyedot udara dari dalam sistem
pipa refrigerasi agar tekana nya dibawah 0 atm. Divakum selama
kurang lebih 10 menit. Dan lihat apakah tekanannya naik lagi, jika
naik lagi maka ada kebocoran

4) Pengisian Gas Nitrogen


Setelah divakum, kemudian cek apakah tekanan dalam manyflod
gauge nya turun atau tetap, dilanjutkan di cek dengan mengisi gas
nitrogen untuk pengecekan berikutnya. Apakah ada angin yang keluar
atau tidak.
5) Pengecekan Kebocoran

13
Dicek menggunakan air sabun, yang ditempelkan menggunakan spon
pada stiap sambungan pipa atau jalur pipa, apakah gelembung
sabunnya tertiup keluar atau tidak, jika tertiup maka dipastikan ada
kebocoran.
6) Pemvakuman Sistem Refrigerasi
Setelah di cek dengan menggunakan vakum dan nitrogen, selanjutnya
vakum lagi, dan pastikan pemakuman yang sekarang bersih, yakni
tidak ada udara yang masuk kedalam pipa sistem refrigerasi, karna
tahap selanjutnya akan di isi dengan refrigrant 134A.
7) Pengisian Refrigeran
Pengisian refrigerant dilakukan dengan menggunakan manifold
gauge dimana selang kuning dipasang ke tabung refrigerant 134a
Sambil memakai timbangan untuk mengukur isi refrigerant yang akan
digunakan, selang biru (Low Pressure) masuk ke saluran suction dan
selang merah (high pressure) sambungkan ke discharg. Pastikan
selang high pressure dalam keadaan tertutup.

Buang terlebih dahulu udara yang ada pada selang kuning dengan
cara membuka sedikit regulator pada tabung refrigerant 134a dan buka
juga sambungan selang kuning diantara merah dan biru, agar udara
14
pada selang kuning terdorong keluar, buka regulator secukupnya,
setelah itu tutup kembali.
Isi refrigernt sampai tekanan pada manifold gauge nya diatas 0 atm.
Isi refrigerant dalam keaadaan sistem menyala.
Isi refrigerant dengan sedikit demi sedikit sampai jarum pada
manifold gauge stabil dan tidak turun lagi, usahakan agar tetap. Pada
umumnya baiknya disarankan pada tekanan 7 atm.
8) Pengukuran Suhu dan Tegangan Sistem
Setelah tekanan pada low pressure tealah setabil dalam 7 atm kurang
lebih, lanjut pengukuran suhu dengan menggunakan termometer
digital mini pada komponen evaporator dan kondenser. Untuk
mengukur tegannnya menggunakan watt meter
Tulis setiap menit perubahan suhu evaporator, suhu kondenser,
tekanan suction, tekanan discharg dan tegangan. Catat pada tabel
pebgukuran yang telah diberikan (lihat pada data hasil pengukuran di
bawah).

D. Pencatatan Data Praktikum


1. Data Hasil Pengukuran Hambatan Kumparan Kompresor

No. Terminal kompresor Hambatan

1 C-S 30 Ω
2 C-R 21 Ω
3 S-R 60 Ω

Jadi kondisi kompresor :

2. Data Hasil Pengukuran Tekanan


Tekanan suction (Ps) = 3 psig = 17,7 psia
Tekanan discharge (Pd) = 131 psig = 145,7 psia

15
3. Data Hasil Pengukuran Temperatur

T. Evap T. Kondensor
Waktu
(Co) (Co)
1 31 22,7 -28 30,3 32,8
2 32 9,9 -28 33,5 32,6
3 33 4,4 -28 34,1 32,4
4 34 0,3 -28 36,8 32,4
5 35 -3,9 -28 36,6 32,5
6 36 -7,5 -28 37,3 32,2
7 37 -10 -28 37,4 32,1
8 38 -13,6 -28 36,8 32,3
9 39 -16 -28 36,7 32,5
10 40 -17,9 -28 35,2 32,5
11 41 -19,7 -28 35,5 32,4
12 42 -21 -28 35,7 32,3
13 43 -22 -28 35,4 32,5
14 44 -23 -28 34,6 32,6
15 45 -24 -28 33,8 32,4
16 46 -24 -28 33,8 32,4
17 47 -25 -28 33,6 32,2
18 48 -26 -28 33,5 32,6
19 49 -26 -28 32,7 32,8
20 50 -26 -28 33,6 32,6
21 51 -26 -28 33,6 32,2
22 52 -27 -28 33,5 32,5
23 53 -27 -28 33,6 32,7
24 54 -27 -28 33,7 32,6
25 55 -27 -28 32,6 32,4
26 56 -27 -28 32,4 32,1
27 57 -28 -28 32,2 32,4
28 58 -28 -28 32,4 32,2
29 59 -28 -28 32,6 32,3
30 60 -28 -28 32,5 32,4

16
E. Analisis Data Praktikum

1. Penge-plot-an pada Diagram Ph R-134A


temperatur hasil pengukuran di-plot pada ph diagram R-134A, didapatkan data sebagai
berikut.
h1 = h5 = 45,34 BTU/lb
h2 = 100,59 BTU/lb
h3 = 120,35 BTU/lb
RE = h2 – h1 = 100,59 – 45,34 = 55,25
BTU/lb
Wk = h3 – h2 = 120,35 – 100,59 = 19,76
BTU/lb
qk = h3 – h5 = 120,35 – 45,34 = 75,01 BTU/lb
COP = RE/Wk = 55,25 ÷ 19,76 = 2,8

F. Kendala saat Praktikum dan Solusinya


1. Pemotongan pipa yang terlalu panjang
Saat memotong pipa tembaga, kami melakukan kesalahan pengukuran sehingga
sisa pipa tembaga yang sudah disambungkan dengan nepel nut menjadi terlalu
panjang, akibatnya adalah pipa yang seharusnya pas saat disambungkan ke
sambungan T menjadi terlalu panjang dan tidak bisa dimasukkan ke dalam
sambungan T. Solusi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut
adalah melakukan pengukuran kembali panjang pipa dan melakukan
pemotongan pipa menggunakan tube cutter.
2. Pemasangan sambungan nepel nut yang kurang kencang
Ketika selesai menyambungkan semua sambungan pipa dan mengisi rangkaian
pipanya dengan gas nitrogen, hal yang selanjutnya dilakukan adalah
pengecekan kebocoran dengan cara memasukkan rangkaian pipanya ke dalam
ember berisi air. Apabila ada gelembung yang keluar dari dalam rangkaian

17
pipa, maka itu menandakan ada bagian yang mengalami kebocoran pada bagian
tersebut. Pada rangkaian pipa yang kami buat, terdapat kebocoran yang dilihat
berasal dari sambungan nepel nut, oleh karena itu solusi yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan cara mengencangkan kembali
sambungan nepel nut tersebut.
3. Tidak adanya salah satu komponen kelistrikan dalam sistem refrigerasi
Pada awal praktikum, unit trainer kami tidak memiliki salah satu komponen
kelistrikan sistem refrigerasi, yaitu overload, oleh karena itu solusi yang
dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah meminta kepada dosen
pengampu mata kuliah praktikum ini, yaitu Pak Mutaufiq untuk mengadakan
salah satu komponen kelistrikan sistem refrigerasi tersebut.
4. Tidak bekerjanya salah satu komponen dalam sistem refrigerasi
Setelah pengecekan kelengkapan komponen dalam sistem, yanng dilakukan
selanjutnya adalah mengecek apakah setiap komponen dalam sistem dapat
bekerja dengan baik setelah dihubungkan ke sumber listrik. Pada kasus
kelompok kami, setelah seluruh komponen yang diperlukan terhubung ke
sumber listrik, salah satu komponen yang seharusnya bekerja dengan baik
ternyata tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, yaitu komponen
kompresor. Terlebih setelah dicek terminal kompresornya, ternyata hanya 1
terminal yang dapat diketahui. Oleh karena itu, solusi yang dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan mengganti kompresor yang
sudah rusak dengan kompresor yang masih bisa berjalan dengan baik dan
mengelas setiap sambungan pipanya ke dalam sistem.
5. Adanya kebocoran dalam sistem refrigerasi
Saat sistem sedang dites kebocorannya, yaitu dengan cara melihat ke jarum
manifold gauge yang terhubung ke sistem (apabila jarumnya turun ke angka 0
setelah didiamkan selama seminggu dalam keadaan mati atau tidak terhubung
ke sumber listrik) jarumnya tidak turun sehingga kami mengira kalau sistem
kami tidak mengalami kebocoran, namun saat manifold gaugenya dilepas dari
sistem dan dipasang kembali, ternyata jarum manifold gauge menunjukkan
angka 0 sehingga kami pun mencari sumber kebocorannya. Setelah
memperhatikan dengan seksama, ternyata sumber kebocoran berasal dari pentil
suction sistem yang mengeluarkan suara berdesis, hal ini baru bisa terdeteksi
setelah manifold gaugenya dilepas dari sistem, kami berasumsi bahwa karet

18
pentilnya sedikit terbakar akibat pengelasan kompresor baru yang
mengakibatkan keluarnya gas nitrogen sedikit demi sedikit setelah manifold
gaugenya dilepas dari sistem. Solusi yang dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut adalah dengan cara mengganti pentil yang lama dengan yang
baru.
G. Kesimpulan
Untuk mengetahui dan merancang suatu sistem refrigerasi yang baik dan benar,
diperlukan pengetahuan dan pengalaman terkait pekerjaan dasar perpipaan refrigerasi
seperti pengetahuan untuk menentukan jenis-jenis pekerjaan yang perlu dilakukan
beserta alat-alat yang diperlukannya dalam merangkai sistem perpipaan refrigerasi,
juga memahami bagaimana cara perawatan pada refrigerasi, agar sistem refrigerasi bisa
berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

H. Daftar Pustaka
Berman, E. T. (2020). Refrigerasi dan tata udara. Bandung: UPI PRESS.

Format Laporan Peraktikum (2023) Refrigerasi dan tata udara

I. Lampiran

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Anda mungkin juga menyukai