Anda di halaman 1dari 2

Laporan Praktikum Bahan Jalan

3.10 PENGUJIAN DAKTILITAS


3.10.1 Maksud
Pengujian Daktillitas bertujuan untuk mengetahui ketahanan aspal
terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan.

3.10.2 Landasan Teori


Daktilitas atau kekenyalan aspal adalah kohesi dari partikel-partikel aspal
yang berusaha untuk terus bersatu agar tidak sampai terlepas satu sama lainnya, di
mana keadaan lepasnya antara partikel aspal tersebut disebut kondisi putus.
Daktilitas digunakan untuk mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara 2
cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu dan kecepatan tarik
tertentu. Daktilitas aspal yang lebih besar akan mengikat butir-butir agregat dengan
lebih baik, tetapi lebih peka terhadap perubahan temperatur.
Daktillitas aspal sangat diperlukan dalam suatu campuran bahan
perkerasan jalan dengan aspal sebagai bahan perekat dari agregat yang ada. Gaya
kohesi dari aspal tersebut merupakan usaha untuk mempertahankan agregat tetap di
tempatnya supaya tidak sampai terlepas. Mengetahui sifat kohesi aspal dapat dilihat
dengan salah satu ciri atau karakteristik nilai daktilitasnya. Semakin tinggi nilai
daktilitas aspal maka akan semakin baik mutu aspal yang diperoleh tersebut sebagai
bahan perekat atau pengikat campuran bahan pada perkerasan jalan (Rundawa,
2020).

3.10.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam Pengujian Daktilitas adalah sebagai
berikut.
1. Cetakan benda uji daktilitas dari kuningan;
2. bak perendam (waterbath);
3. alat uji daktilitas;
4. dan termometer.

76
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Bahan Jalan

3.10.4 Prosedur Percobaan


Langkah-langkah yang dilakukan dalam Pengujian Daktilitas adalah
sebagai berikut.
1. Melapisi seluruh permukaan pelat dasar dan bagian yang akan dilepas dengan
campuran gliserin dan talk atau kaolin untuk mencegah melekatnya benda uji
pada cetakan daktilitas.
2. Menuangkan contoh uji ke dalam cetakan mulai dari ujung ke ujung hingga
sedikit melebihi cetakan.
3. Mendiamkan benda uji pada temperatur ruang selama 30 menit sampai dengan
40 menit.
4. Memasukkan benda uji (pelat dasar dan cetakan daktilitas yang berisi aspal) ke
dalam bak perendam pada temperatur 25 C selama 85 menit sampai dengan
95 menit.
5. Melepaskan benda uji dari pelat dasar dari sisi cetakannya dan langsung
memasangkan benda uji ke mesin uji dengan cara memasukkan lubang cetakan
ke pemegang di mesin uji.
6. Menjalankan mesin uji sehingga menarik benda uji dengan kecepatan sesuai
persyaratan (50,000 mm/menit). Perbedaan kecepatan lebih atau kurang dari
2,500 mm/menit masih diperbolehkan.
7. Membaca pemuluran benda uji pada saat putus dalam satuan cm.

77
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai