Anda di halaman 1dari 8

MODUL 3

DAKTILITAS BAHAN-BAHAN BITUMEN


(AASHTO T-51-74)
(ASTM-113-69)

1. Dasar Teori
Pengujian daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal, apabila
digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara menarik
benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C dengan toleransi
± 5 %.
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal terhadap retak
dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan daktilitas yang rendah
akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena lapisan perkerasan
mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu aspal perlu memiliki
daktilitas yang cukup tinggi.
Sifat daktilitas dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa
hidrokarbon yang dikandung oleh aspal tersebut. Standar regangan yang dipakai adalah
100 – 200 cm.
Pada pengujian daktilitas disyaratkan jarak terpanjang yang dapat ditarik antara
cetakan yang berisi bitumen minimum 100 cm. Adapun tingkat kekenyalan dari aspal
adalah :
a. Daktilitas kurang dari 100 cm = getas
b. Daktilitas berkisar antara 100 - 200 cm = plastis
c. Daktilitas lebih dari 200 cm = sangat plastis liat
Sifat daklitas ini sangat dipengaruhi oleh kimia aspal yaitu akibat susunan senyawa
karbon yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa prakin dengan
senyawa panjang, maka daktilitas rendah. Demikian aspal didapatkan dari blowing,
dimana gugusan aspal hidrokarbon tak jenuh yang mudah menyusut sedangkan yang
banyak mengandung parakin karena susunan rantai hidrokarbonnya dan kekuatan
strukturnya kurang plastis.

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


2. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan adalah mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik
antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan
tarik tertentu.

3. Peralatan
a. Ductility of Bitumen Materials

Gambar 3. 1 Ductility of Bitumen Materials

b. Pencetak

Gambar 3. 2 Pencetak

c. Cawan

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


Gambar 3. 3 Cawan

d. Penjepit

Gambar 3. 4 Penjepit

e. Kompor

Gambar 3. 5 Kompor

4. Benda Uji
a. Aspal

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


Gambar 3. 2 Aspal

b. Dekstrin

Gambar 3. 7 Dekstrin
c. Gliserin

Gambar 3. 3 Gliserin

d. Methanol

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


Gambar 3. 9 Methanol
5. Prosedur Praktikum
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan;
2. Panaskan aspal hingga mencair;
3. Sambil menunggu aspal cair, oleskan dekstrin pada plat pencetak bagian tengah
kemudian setelah itu oleskan pula gliserin pada plat pencetak bagian tengah,
gliserin berfungsi sebagai pelumas, agar pada saat aspal telah dingin dan akan di
buka tidak melekat pada kuningan tersebut ;
4. Pasang alat cetakan di plat dasar;
5. Setelah aspal mencair, masukan aspal ke dalam plat pencetak kemudian diamkan
selama 30 menit;
6. Setelah didiamkan lepaskan pencetak yang berisi aspal dari pelat kemudian
masukan ke dalam air bersuhu 25°C yang sudah diberi methanol sebanyak 2 liter
dan tunggu selama 90 menit;
7. Setelah didiamkan, simpan cetakan di titik 0 dengan jarak 2,1 cm lalu klik tombol
start pada mesin daktilitas yang akan menarik aspal dengan kecepatan 5cm/menit;
8. Catat jarak aspal tersebut ketika aspal putus saat ditarik oleh mesin daktilitas;

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


6. Pelaporan
Dari pratikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sbb :
Tabel 3. 1 Pelaporan Modul 3
MODUL 3
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN BITUMEN
Kelompok : 11 Tanggal : 04-01-2018
Jurusan : Teknik Sipil Asisten Lab : M.Sanjani.
Universitas : UNJANI
DATA PRAKTIKUM
Benda Uji Sample 1 Sample 2
Titik 0 (cm) 2.1 2.1
Titik Putus (cm) 102 114
Panjang Titik Putus 99.9 111.9
Rata-Rata 105.9

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


7. Catatan
Pada saat melakukan uji daktilitas, mesin penguji harus dituangkan methanol
agar berat jenis aspal dan air sama. Untuk dekstrin dan gliserin hanya dioleskan
dibagian tengah pencetak saja dan apabila benda yang diuji pada mesin daktilitas
menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air maka pengujian
dianggap gagal. Hentikan pengujian jika aspal telah tertarik sepanjang lebih dari
1 meter dan tidak putus.

8. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan didapatkan titik putus untuk sample 1 yaitu
pada jarak 99.9 cm dan untuk sample 2 yaitu pada jarak 111,9 cm. Maka didapatkan
rata-rata titik putus dari kedua sample yaitu pada jarak 105,9 cm. Dari hasil data
tersebut maka aspal yang digunakan merupakan aspal dengan kategori plastis dan
tergolong aspal yang baik untuk digunakan sebagai bahan perkerasan jalan.

Persetujuan Asisten

( nama mahasiswa ) Muhammad Sanjani

Nurul Hasanah (2411151117) Page 178


Nurul Hasanah (2411151117) Page 178

Anda mungkin juga menyukai