Anda di halaman 1dari 11

Nama : Sulthan Erlangga

NIM : 201450019
Kelas : Logistik 2A
Mata Kuliah : Pengendalian Mutu Produk Migas

o
Cara Kerja Dalam Menentukan Viskositas Kinematik Pada Suhu 40 C
Menggunakan Metode Uji ASTM D445

Metode pengujian pada ASTM D445 ini ditujukan untuk menentukan viskositas kinematik dari
cairan transparan dan buram. Metode pengujian ini menetapkan prosedur untuk penentuan
viskositas kinematik, ν, produk minyak bumi cair, baik transparan maupun buram, dengan
mengukur waktu volume cairan mengalir di bawah gravitasi melalui viskometer kapiler kaca
yang dikalibrasi. Viskositas dinamis, η, dapat diperoleh dengan mengalikan viskositas
kinematik, ν, dengan massa jenis, ρ, cairan.

Alat dan Bahan


• Viskometer • Pengatur Waktu (Stopwatch)

• Viscosity Bath • Ultrasonic Bath,

• Pemanas sampel,

• Penahan viskometer, digunakan


untuk menahan secara vertical
dalam jarak 1 oC ke segala arah.
• Thermometer, sebaiknya
menggunakan 2 thermometer
dengan koreksi yang ditetapkan
harus sesuai 0,04.Labu ukur
• Larutan Pembersih Asam Kromat • Pelarut Pengering Rendaman (Aseton)

Prosedur umum untuk menetukan Viskositas Kinematik

• Sesuaikan dan pertahankan penangas viskometer pada suhu uji yang diperlukan dalam
batas yang diberikan dalam 6.3.1 dengan mempertimbangkan kondisi yang diberikan
dalam Lampiran A2 dan koreksi yang diberikan pada sertifikat kalibrasi untuk termometer.
Note:
6.3.1 Kontrol untuk setiap rangkaian pengukuran waktu aliran, kontrol suhu cairan mandi
harus sedemikian rupa sehingga dalam kisaran dari 15 °C hingga 100 °C, suhu
media mandi tidak bervariasi lebih dari 60,02 °C dari suhu yang dipilih sepanjang
viskometer, atau antara posisi masing-masing viskometer, atau di lokasi
termometer. Untuk suhu di luar kisaran ini, penyimpangan dari suhu yang
diinginkan tidak boleh melebihi 60,05 °C.
Lampiran A2
• Termometer harus dipegang dalam posisi tegak di bawah kondisi perendaman yang sama
seperti saat dikalibrasi.

• Untuk mendapatkan pengukuran suhu yang paling andal, direkomendasikan untuk


menggunakan dua termometer dengan sertifikat kalibrasi yang valid (lihat 6.4).
Note:
6.4 Alat Pengukur Suhu dalam Rentang dari 0 ° C hingga 100 ° C—Gunakan termometer
cair-dalam-kaca yang telah dikalibrasi dengan akurasi setelah koreksi 60,02 ° C atau
lebih baik, atau termometer kontak digital

• Mereka harus dilihat dengan rakitan lensa yang memberikan pembesaran sekitar lima kali
dan diatur untuk menghilangkan kesalahan paralaks.

• Pilih viskometer yang bersih, kering, dan dikalibrasi yang memiliki kisaran yang
mencakup perkiraan viskositas kinematik (yaitu, kapiler lebar untuk cairan yang sangat
kental dan kapiler yang lebih sempit untuk cairan yang lebih cair). Waktu aliran manual
untuk alat ukur kekentalan tidak kurang dari 200 detik atau waktu yang lebih lama dicatat
dalam Spesifikasi D446. Waktu aliran kurang dari 200 detik diizinkan untuk viskometer
otomatis, asalkan memenuhi persyaratan 6.1.2.
Note:
6.1.2 Peralatan otomatis dapat digunakan selama mereka meniru kondisi fisik, operasi
atau proses dari peralatan manual. Setiap viskometer, alat pengukur suhu, pengatur
suhu, rendaman pengatur suhu atau pengatur waktu yang disertakan dalam
peralatan otomatis harus sesuai dengan spesifikasi untuk komponen ini. Waktu
aliran kurang dari 200 detik diizinkan, namun koreksi energi kinetik harus
diterapkan sesuai dengan Penghitungan Viskositas Kinematik dari Spesifikasi
D446. Koreksi energi kinetik tidak boleh melebihi 3,0% dari viskositas yang
diukur. Peralatan otomatis harus mampu menentukan viskositas kinematik dari
standar referensi viskositas bersertifikat dalam batas. Presisi telah ditentukan untuk
viskometer otomatis yang diuji pada jenis sampel dan tidak lebih buruk dari
peralatan manual (yaitu, menunjukkan variabilitas yang sama atau kurang).

• Rincian spesifik operasi bervariasi untuk berbagai jenis viskometer yang tercantum pada
Tabel A1.1. Petunjuk pengoperasian untuk berbagai jenis viskometer diberikan dalam
Spesifikasi D446.
Note:
• Jika suhu uji di bawah titik embun, isi viskometer dengan cara normal seperti yang
disyaratkan pada 11.1. Untuk memastikan bahwa uap air tidak mengembun atau membeku
di dinding kapiler, tarik bagian uji ke kapiler yang berfungsi dan bola pengatur waktu,
letakkan sumbat karet ke dalam tabung untuk menahan bagian uji di tempatnya, dan
masukkan viskometer ke dalam bak mandi. Setelah penyisipan, biarkan viskometer
mencapai suhu bak, dan lepaskan sumbatnya. Saat melakukan penentuan viskositas
manual, jangan gunakan viskometer yang tidak dapat dilepaskan dari penangas suhu
konstan untuk mengisi bagian sampel.

• Penggunaan tabung pengering yang dikemas longgar yang ditempelkan pada ujung
terbuka viskometer diizinkan, tetapi tidak diharuskan. Jika digunakan, tabung pengering
harus sesuai dengan desain viskometer dan tidak membatasi aliran sampel dengan tekanan
yang dibuat dalam instrumen.

• Viskometer yang digunakan untuk cairan silikon, fluorokarbon, dan cairan lain yang sulit
dihilangkan dengan menggunakan bahan pembersih, harus disediakan untuk penggunaan
eksklusif cairan tersebut kecuali selama kalibrasi. Subjek viskometer tersebut untuk
pemeriksaan kalibrasi pada interval yang sering. Pencucian pelarut dari viskometer ini
tidak boleh digunakan untuk membersihkan viskometer lainnya.

Prosedur Viskositas Kinematik Cairan Transparan

• Menghilangkan gelembung atau gas yang ada di sampel produk menggunakan Ultrasonic
Batch selama 5 menit.
• Mengukur sampel menggunakan alat viskometer dengan sampel mengalir, ukur dalam 0,1
detik, waktu yang dibutuhkan untuk perpindahan dari waktu pertama ke waktu kedua.
• Ulangi prosedur ke-2 untuk pengukuran kedua, dan catat hasil pengukuran.
• Hitung nilai viskositas dari kedua hasil pengukuran, apabila nilai viskositas kinematika
sesuai dengan angka yang dinyatakan (lihat 17.1.1) gunakan rata-rata nilai yang ditentukan
untuk dilaporakan. Apabila tidak sesuai nilai viskositas tidak sesuai, maka ulangi
pengukuran sampai sesuai nilai sesuai yang dinyatakan setelah pembersihan dan
pengeringan menyeluruh pada viskometer.
• Apabila suhu dan bahan tidak tercantum dalam (17.1.1) maka, gunakan 1,5% sebagai
perkiraan determinabilitas.

Prosedur Viskositas Kinematik Untuk Sisa Bahan Bakar Minyak dan Cairan Buram

• Tempatkan viskometer aliran balik tabung-U BS/IP/RF, Zeitfush Cross arm, atau Lantz
Zeitfuchs untuk sampel yang akan diuji dalam penangas viskometer pada suhu uji yang
ditentukan.
• Viskometer yang sebelum dimasukkan ke dalam bak perlu dipanaskan terlebih dahulu ke
dalam oven selama 10 menit sebelum diisi sampel.
• Panaskan sampel pada wadah aslinya pada suhu antara 60℃ dan 65℃ selama 1 jam.
• Setelah memanaskan sampel, aduk sampel dengan kuat selama kurang lebih 20 detik
dengan batang kaca atau baja yang cukup panjang untuk mencapai dasar wadah.
• Aduk dan pastikan sampai tidak ada lilin atau lumpur yang menempel pada batang
pengaduk.
• Tutup kembali wadah dengan rapat dan kocok dengan kuat selama satu menit/60 detik.
Setelah itu tuang sampel pada dua labu dan tutup longgar (labu kedua diperlukan untuk
melakukan analisis ulang).
• Panaskan labu pertama sampai dengan suhu sekitar 100℃ dan 105℃ selama 30 menit.
• Keluarkan labu ukur pertama dari pemanas, tutup rapat dan kocok selama 60 menit.
• Isi viskometer dengan sampel, sesuaikan volume sampel sesuai tanda pengisian.
• Biarkan viskometer terisi cukup waktu untuk mencapai suhu uji.
• Ukur sampel yang mengalir dengan bebas hingga 0,1 detik, catat waktu yang diperlukan
untuk memindahkan tanda waktu yang pertama ke yang kedua.
• Catat hasil pengukuran dan lakukan perhitungan viskositas kinematik dalam mm 2/s dari
setiap waktu aloran yang diukur.
• Untuk bahan bakar minyak residu, jika dua nilai viskositas kinematik yang ditentukan
sesuai dalam penentuan, gunakan rata-rata dari nilai yang ditentukan dalam ASTM D 445
(17.1.1) untuk menghitung hasil viskositas kinematik yang akan dilaporkan. Catat
hasilnya.
• Jika nilai kedua (pengulangan) diperlukan, maka ulangi analisis setelah pembersihan
menyeluruh.
• Jika viskositas kinematik yang dihitung tidak sesuai, ulangi pengukuran waktu aliran
setelah pembersihan menyeluruh dan pengeringan viskometer dan penyaringan sampel.
Jika bahan atau suhu, atau keduanya, tidak tercantum dalam ASTM D 445 (17.1.1), untuk
suhu antara 15 °C dan 100 °C gunakan sebagai perkiraan determinabilitas 1,0%, dan 1,5%
untuk suhu di luar kisaran ini; harus disadari bahwa bahan-bahan ini dapat bersifat non-
Newtonian, dan dapat mengandung padatan yang dapat keluar dari larutan saat waktu alir
sedang diukur.
Perhitungan
Hitung masing-masing viskositas kinematik yang ditentukan berdasarkan hasil v1 dan v2, dari
waktu aliran yang diukur, t1 dan t2, dan konstanta viskometer (C) dengan menggunakan
persamaan berikut:

v 1,2 = C . t 1,2
dimana:
v 1,2 = Nilai viskositas kinematik untuk v1 dan v2, masing-masing (mm2/s)
C = Konstanta kalibrasi viskometer (mm2/s2)
t 1,2 = Waktu aliran terukur untuk t1 dan t2 (s)

Cara Kerja Dalam Menentukan Titik Nyala Menggunakan Metode Uji ASTM
D93

Metode pengujian ini mencakup penentuan titik nyala produk minyak bumi dalam
kisaran suhu dari 40 °C hingga 370 °C dengan peralatan gelas tertutup Pensky-Martens manual
atau peralatan gelas tertutup Pensky-Martens otomatis, dan penentuan titik nyala biodiesel
dalam kisaran suhu 60 °C hingga 190 °C dengan peralatan cawan tertutup Pensky-Martens
otomatis. Metode uji ini memiliki tiga prosedur uji. Prosedur A dapat diterapkan untuk bahan
bakar distilat (solar, campuran biodiesel, minyak tanah, minyak pemanas, bahan bakar turbin),
minyak pelumas baru dan yang sedang digunakan, dan cairan minyak homogen lainnya yang
tidak termasuk dalam ruang lingkup Prosedur B atau Prosedur C.

Alat dan Bahan

• Pensky-Martens Closed Cup (manual) • Pensky-Martens Closed Cup


(Otomatis)

• Thermometer • Barometer, dengan akurasi ± 0,5


• Sumber pengapian kPa
• Toluen atau Aseton
Pengambilan Sampel

• Pengambilan sampel sesuai dengan intruksi yang diberikan dalam ASTM D4057, D4177,
atau E300
• Pastikan setidaknya 75 mL sampel yang diambil sehingga bahan yang akan diuji tercukupi.
Ukuran wadah harus dipilih sedimikian rupa sehingga tidak lebih dari 85% atau kurang dari
50% ukuran penuh.
• Spesimen uji yang berurutan dapat diambil dari wadah yang sama.
• itik nyala tinggi yang keliru dapat diperoleh jika tindakan pencegahan tidak diambil untuk
menghindari hilangnya bahan yang mudah menguap. Jangan membuka wadah jika tidak
perlu, untuk mencegah hilangnya bahan yang mudah menguap atau kemungkinan masuknya
uap air, atau keduanya. Hindari penyimpanan sampel pada suhu lebih dari 35 °C atau 95 °F.
Sampel untuk penyimpanan harus ditutup rapat dengan segel bagian dalam. Jangan
melakukan transfer kecuali suhu sampel setidaknya setara dengan 18 °C atau 32 °F di bawah
titik nyala yang diharapkan.
• Jangan simpan sampel dalam bahan permeable gas, karena bahan yang mudah menguap
dapat terdifusi melalui diding.
• Sampel yang sangat kental harus dipanaskan dalam wadahnya dengan melonggarkan tutup
untuk menghindari tekanan berbahaya, pada suhu terendah yang cukup untuk mencairkan
padatan apa pun, tidak melebihi 28 °C atau 50 °F di bawah titik nyala yang diharapkan,
selama 30 menit. Jika sampel kemudian tidak sepenuhnya dicairkan, perpanjang periode
pemanasan untuk periode tambahan 30 menit seperlunya. Kemudian dengan lembut agitasi
sampel untuk memberikan pencampuran, seperti mengorbitkan wadah secara horizontal,
sebelum dipindahkan ke cangkir spesimen. Sampel tidak boleh dipanaskan dan dipindahkan
kecuali suhunya lebih dari 18 °C atau 32 °F di bawah titik nyala yang diharapkan. Ketika
sampel telah dipanaskan di atas suhu ini, biarkan sampel mendingin hingga suhunya
setidaknya 18 °C atau 32 °F di bawah titik nyala yang diharapkan sebelum dipindahkan.
• Sampel yang mengandung air terlarut atau air bebas mungkin didehidrasi dengan kalsium
klorida atau dengan menyaring melalui kertas saring kualitatif atau sumbat longgar dari
kapas penyerap kering. Pemanasan sampel diizinkan, tetapi tidak boleh dipanaskan untuk
waktu yang lama atau lebih besar dari suhu 18 °C atau 32 °F di bawah titik nyala yang
diharapkan.

Persiapan Alat

• Dapat menggunakan peralatan manual maupun otomatis pada permukaan yang stabil,
seperti meja.
• Pengujian harus dilakukan di ruangan yang bebas dari angina atau kompartemen
• Siapkan peralatan manual atau otomatis untuk pengoperasian sesuai dengan instruksi pabrik
untuk mengalibrasi, memeriksa, dan mengoperasikan peralatan. PERINGATAN-Tekanan
gas tidak melebihi 3 kPa (12 in) dari tekanan air.
• Bersihka dan keringkan seluruh bagian gelas uji dan selurun peralaan sebelum memulai
pengujian agar kebersihan peralatan terjmain.
Prosedur A

Peralatan manual:

• Pastikan wadah sampel diisi dengan kebutuhan kapasitas volume yang ditentukan. Isi
cawan uji dengan benda uji hingga tanda isian di dalam cawan uji. Suhu cawan uji dan
benda uji harus paling sedikit 18 °C atau 32 °F di bawah titik nyala yang diharapkan. Jika
terlalu banyak benda uji yang ditambahkan ke gelas uji, buang kelebihannya dengan
menggunakan spuit atau alat serupa untuk penarikan cairan. Tempatkan penutup uji pada
cangkir uji dan tempatkan rakitan ke dalam peralatan. Pastikan perangkat lokasi atau
pengunci terpasang dengan benar. Jika alat pengukur suhu belum terpasang, masukkan alat
ke dalam dudukannya.
• Nyalakan api uji, dan sesuaikan dengan diameter 3,2 mm hingga 4,8 mm (0,126 inci
hingga 0,189 inci), atau nyalakan penyala listrik dan sesuaikan intensitasnya sesuai dengan
instruksi pabrik. (PERINGATAN-Tekanan gas tidak boleh melebihi 3 kPa (12 in.) dari
tekanan air) (PERINGATAN-Berhati-hatilah saat menggunakan api uji gas. Jika harus
dipadamkan tidak akan menyalakan uap di dalam gelas uji, dan gas untuk nyala api yang
kemudian masuk ke ruang uap dapat mempengaruhi hasilnya) (PERINGATAN-Operator
harus melakukan dan mengambil tindakan pencegahan keselamatan yang sesuai selama
penerapan awal sumber pengapian, karena benda uji yang mengandung bahan dengan
nyala rendah dapat memberikan kilatan yang sangat kuat secara tidak normal ketika
sumber pengapian pertama kali diterapkan) (PERINGATAN-Operator harus melakukan
dan mengambil tindakan pencegahan keselamatan yang sesuai selama melakukan metode
pengujian ini. Suhu yang dicapai selama metode pengujian ini, hingga 370 °C (698 °F),
dianggap berbahaya) (PERINGATAN-Sebagai praktik keselamatan, saat menggunakan
peralatan otomatis atau manual, sangat disarankan, sebelum memanaskan gelas uji dan
spesimen, untuk mencelupkan ignitor untuk memeriksa keberadaan bahan volatil yang
tidak terduga)
• Terapkan panas pada tingkat sedemikian rupa sehingga suhu, seperti ditunjukkan oleh alat
pengukur suhu, meningkat 5 °C hingga 6 °C (9 °F hingga 11 °F) menit.
• Putar alat pengaduk pada 90 r/menit menjadi 120 r/menit, pengadukan ke arah bawah.
(PERINGATAN-Perhatian yang cermat terhadap semua detail yang berkaitan dengan
sumber penyalaan, ukuran nyala api uji atau intensitas penyala listrik, laju kenaikan suhu,
dan laju pencelupan sumber penyalaan ke dalam uap benda uji diinginkan untuk hasil yang
baik)
• Aplikasi Sumber Pengapian: Jika benda uji diharapkan memiliki titik nyala 110 °C atau
230 °F atau lebih rendah, gunakan sumber pengapian saat suhu benda uji 23 °C ± 5 °C
atau 41 °F ± 9 °F di bawah titik nyala yang diharapkan dan setiap kali sesudahnya pada
pembacaan suhu yang merupakan kelipatan 1 °C atau 2 °F. Hentikan pengadukan benda
uji dan gunakan sumber pengapian dengan mengoperasikan mekanisme pada penutup uji
yang mengontrol rana sehingga sumber pengapian diturunkan ke ruang uap cangkir uji
dalam 0,5 s, dibiarkan dalam posisi diturunkan selama 1 s, dan dengan cepat diangkat ke
posisi atas.
• Jika benda uji diharapkan memiliki titik nyala di atas 110 °C atau 230 °F, gunakan sumber
pengapian pada setiap kenaikan suhu 2 °C atau 5 °F, dimulai pada suhu 23 °C ± 5 °C atau
41 °F ± 9 °F di bawah titik nyala yang diharapkan. (PERINGATAN-Sebagai praktik
keselamatan, saat menggunakan peralatan otomatis atau manual, sangat disarankan bahwa,
untuk titik nyala yang diharapkan di atas 130 °C, celupkan ignitor setiap 10 °C selama
pengujian sampai suhu sampel mencapai 28 °C di bawah suhu yang diharapkan. titik nyala
dan kemudian ikuti prosedur pencelupan yang ditentukan. Praktek ini telah terbukti
mengurangi kemungkinan kebakaran, dan, rata-rata, tidak secara signifikan
mempengaruhi hasilnya. Sebuah studi terbatas telah menunjukkan bahwa praktik
mencelupkan ini tidak memiliki efek yang dapat diamati pada pengulangan metode
pengujian)
• Saat menguji bahan untuk menentukan apakah bahan yang mudah menguap kontaminasi
terial hadir, tidak perlu mematuhi batas suhu untuk aplikasi sumber pengapian awal.
• Saat menguji bahan di mana ash yang diharapkan suhu titik tidak diketahui, bawa bahan
yang akan diuji dan tester ke suhu 15 °C ± 5 °C atau 60 °F ± 10 °F. Ketika bahan diketahui
sangat kental pada suhu ini, panaskan spesimen ke suhu awal.. Terapkan sumber
pengapian, mulai setidaknya 5 °C atau 10 °F lebih tinggi dari suhu awal.
• Catat sebagai titik nyala yang diamati pembacaan pada alat pengukur suhu pada saat
aplikasi sumber pengapian menyebabkan kilatan berbeda di bagian dalam cangkir uji.
Sampel dianggap telah menyala ketika nyala api besar muncul dan secara instan merambat
ke seluruh permukaan benda uji. (PERINGATAN—Untuk campuran tertentu yang
mengandung hidrokarbon terhalogenasi, seperti, metilen klorida atau trikloroetilena, tidak
ada kilatan yang berbeda, sebagaimana didefinisikan, diamati. Sebaliknya terjadi
pembesaran yang signifikan dari api uji (bukan efek halo) dan perubahan warna api uji
dari biru menjadi jingga kekuningan. Pemanasan dan pengujian sampel ini secara terus-
menerus di atas suhu sekitar dapat mengakibatkan pembakaran uap yang signifikan di luar
cawan uji, dan dapat menjadi potensi bahaya kebakaran)
• Ketika sumber pengapian adalah nyala api uji, aplikasi kation api uji dapat menyebabkan
lingkaran cahaya biru atau api yang membesar sebelum titik nyala yang sebenarnya. Ini
bukan flash dan harus diabaikan.
• Ketika titik nyala terdeteksi pertama kali, aplikasi, pengujian harus dihentikan, hasilnya
dibuang, dan pengujian diulangi dengan benda uji yang baru. Aplikasi pertama dari sumber
pengapian dengan spesimen uji baru harus 23 °C ± 5 °C atau 41 °F ± 9 °F di bawah suhu
di mana titik nyala terdeteksi pada aplikasi pertama.
• Ketika titik nyala terdeteksi pada suhu yang lebih besar dari 28 °C atau 50 °F di atas suhu
aplikasi pertama dari sumber pengapian, atau ketika titik nyala terdeteksi pada suhu yang
kurang dari 18 °C atau 32 °F di atas suhu pertama penerapan sumber penyalaan, hasilnya
harus dianggap mendekati, dan pengujian diulangi dengan benda uji yang baru. Sesuaikan
titik nyala yang diharapkan untuk pengujian berikutnya ini ke suhu hasil perkiraan.
Aplikasi pertama dari sumber pengapian dengan spesimen uji baru harus 23 °C ± 5 °C atau
41 °F ± 9 °F di bawah suhu di mana hasil perkiraan ditemukan.
• Ketika peralatan telah didinginkan ke brankas penanganan suhu, kurang dari 55 °C (130
°F), lepaskan penutup uji dan cangkir uji dan bersihkan peralatan seperti yang
direkomendasikan oleh pabrikan.

Peralatan Otomatis:

• Peralatan otomatis harus mampu melakukan membentuk prosedur termasuk pengendalian


laju pemanasan, pengadukan benda uji, penerapan sumber pengapian, deteksi titik nyala,
dan pencatatan titik nyala.
• Mulai peralatan otomatis sesuai dengan: instruksi manufaktur. (PERINGATAN-
Kegagalan memasang alat pengukur suhu sampel dengan benar, saat menggunakan
peralatan otomatis, dapat mengakibatkan pemanasan yang tidak terkendali pada bagian uji
dan berpotensi menimbulkan kebakaran. Beberapa peralatan otomatis menyertakan
ketentuan untuk menghindari kejadian ini)

Perhitungan

Amati dan cata tekanan barometer sekitar pada saat pengujian. Ketika tekanan berbeda dari
101,3 kPa (760 mmHg), perbaiki titik nyala sebagai berikut:

Titik nyala yang diperbaiki 5 C10,25 ~ 101,32 K!

Titik nyala yang diperbaiki 5 F10,06 ~ 7602 P!

Titik nyala yang diperbaiki 5 C10,033 ~ 7602 P!

Di mana:
C = Titik nyala teramati (oC),
F = Titik nyala teramati (oF),
P = Tekanan udara sekitar (mmHg), dan
K = Tekanan udara sekitar (kPa)
Setelah koreksi tekanan barometrik, bulatkan suhu ke 0,5 °C (1 °F) terdekat dan catat.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai