Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sulthan Erlangga

NIM : 201450019
Kelas : Logistik 2A

PENGENDALIAN MUTU PRODUK MIGAS


Resume Perbandingan Karakteristik Produk Aviasi (Avgas dan Avtur)

• Tabel Perbandingan Karakteristik Produk Aviasi (Avgas dan Avtur)

No Karakteristik Avgas Avtur


Min. Max. Min Max
1 Penampakan Jernih, terang dan secara Jernih, terang dan secara
visual bebas dari zat visual bebas dari zat padat
padat dan air tidak dan air tidak terlarut pada
terlarut pada bahan bakar bahan bakar saat
saat temperature kamar temperature kamar
2 Warna, Penampakan Visual Hijau Dilaporkan
3 Kontaminasi Partikulat - - 1,0
Partikulat, pada titik Channel ISO Code
pembuatan, jumlah kumulatif Counts (Lihat
partikel dari seluruh alur Catatan 3)
≥ 4 μm (c) Dilaporkan 19
≥ 6 μm (c) Dilaporkan 17
≥ 14 μm (c) Dilaporkan 14
≥ 21 μm (c) Dilaporkan
≥ 25 μm (c) Dilaporkan
≥ 30 μm (c) Dilaporkan 13
4 Korosi Bilah Tembaga Kelas 1 Kelas 1
Komposisi
Angka Asam - 0,015
Aromatik - 25,0
Total Aromatik - 26,5
5 Berat Jenis Pada Temperatur Dilaporkan 775 840
15 0C
6 Total Sulfur - 0,05 - 0,30
7 Sulfur Merkaptan - 0,0030
8 Uji Doctor Negatif
9 Komponen non Dilaporkan
hydroprocessed
Komponen mildly Dilaporkan
hydroprocessed
Komponen severly Dilaporkan
hydroprocessed
Komponen Sintetik Dilaporkan
10 Getah Purwa - 3,0 - 7
11 Titik Beku - Minus 58 - Minus 47
12 Titik Nyala 38 -
13 Energi Spesifik 43,50 42,80 -
14 Tekanan Uap Reid pada 38,0 49,0
Temperatur 37,8 oC
15 Knock Rating
Lean Mixture Motor Method 99,60 -
Octane Number
Research Octane Number - -
Performance Number 130,00 -
16 Distilasi
Titik Didih Awal Dilaporkan Dilaporkan
Perolehan 10% - 75 - 205,0
Perolehan 40% 75 -
Perolehan 50% - 105 Dilaporkan
Perolehan 90% - 135 Dilaporkan
Titik Didih Akhir - 170 - 300
Penjumlahan Temperatur 135 -
Perolehan 10% + 50% Bahan
Bakar Menguap
Residu - 1,5 - 1,5
Loss - 1,5 - 1,5
17 Stabilitas Oksidasi, 16 Jam
Potential Gum - 6
Presipitasi - 2
18 Viskositas pada Temperatur - 8,000
pada Temperatur Minus 20 oC
19 Titik Asap 25 -
20 Kandungan Naftalen - 3,00
21 Kandungan Tetraethyl Lead 0,28 0,85
(TEL)
22 Water Reaction
Perubahan Volume - 2
23 Konduktivitas Elektrik Lihat Catatan 7 50 600
24 Warna, Lovibond
Biru 1,7 3,5
Kuning 1,5 2,7
Tidak Dicantumkan

• Resume
Dari tabel di atas menjelaskan karakteristik ketiga produk aviasi (Avgas, dan Avtur)
memiliki beberapa karakteristik yang sama maupun berbeda.
o Pada parameter karakeristik yang pertama, yaitu Penampakan. Kedua produk tersebut
memiliki persamaan pada karakteristik ini, yaitu Jernih, terang dan secara visual bebas dari
zat padat dan air tidak terlarut pada bahan bakar saat temperature kamar.
o Warna dan penampakan visual pada produk avgas yaitu hijau dan produk avtur hanya di
laporkan saja.
o Kontaminasi Partikulat pada produk Avtur tidak ada Batasan miniman sedangkan Batasan
maksimal adalah 1,0 mg/l. pada produk Partikulat pada titik pembuatan, jumlah kumulatif
partikel dari seluruh alur Batasan disantukan Channel Counts dan Batasan maksimalnya
dapat dilihat di ISO Code pada catatan 3. Untuk ≥ 4 μm (c) ≥ 6 μm (c), ≥ 14 μm (c) Batasan
minimalnya hanya dilaporkan dan Batasan maksimalnya masing-masing 19, 17, 14.
Sedangkan pada ≥ 21 μm dan ≥ 25 μm Batasannya hanya dilaporkan. Dan ≥ 30 μm Batasan
minimal dilaporkan dan Batasan maksimalnya 13. Untuk produk avgas semua karakteristik
ini tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Korosi Bilah Temabaga pada kedua produk adalah kelas 1
o Berat Jenis 15 oC pada produk Avgas hanya dilaporkan sedangkan pada produk Avtur
Batasan antara 775-840.
o Total Sulfur pada produk avgas memiliki Batasan maksimal sebesar 0,05 %m/m dan produk
Avtur memiliki Batasan maksimal 0,30 %m/m.
o Sulfur Mercaptan pada produk Avtur memiliki batsan maksimal 0,0030 %m/m dan pada
produk Avgas hanya dilaporkan saja.
o Sulfur Mercaptan pada produk Avtur memiliki nilai negatif dan pada produk Avgas tidak
dicantumkan pada SK Dirjen Migas.
o Komponen non hydroprocessed, Komponen mildly hydroprocessed, Komponen severly
hydroprocessed, dan Komponen sitentik pada produk avtur hanya dilaporkan saja, pada
produk Avgas tidak dicantumkan pada SK Dirjen Migas.
o Getah Purwa pada produk avgas memiliki Batasan maksimal 3,0 mg/100 ml dan produk
Avtur memiliki Batasan maksimal 7 mg/100 ml.
o Titik Beku pada produk avgas memiliki Batasan maksimal minus 58 oC dan produk Avtur
memiliki Batasan maksimal minus 47 oC.
o Titik nyala pada produk Avtur memiliki Batasan minimal 38 oC dan pada produk Avgas
tidak dicantumkan pada SK Dirjen Migas.
o Energi Spesifik pada produk avgas memiliki Batasan minimal sebesar 43,5 MJ/kg dan
produk Avtur memiliki Batasan minimal sebesar 42,80 MJ/kg.
o Tekanan Uap Reld pada Temperatur 37,8 oC pada produk Avgas memiliki rentang 38-49 kPa
dan pada produk Avtur tidak dicantumkan pada SK Dirjen Migas.
o Pada produk Avgas terdapat Knock Rating dengan Lean Mixture Motor Method Octane
Number Batasan minimal sebesar 99,60 dan Performance Number Batasan minimal 130,00.
Sedangkan pada produk Avtur tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Titik Didih Awal pada produk Avgas dan Avtur hanya dilaporkan saja.
o Temperatur pada % Bahan Bakar menguap pada produk Avgas untuk perolehan 10%
Batasan maksimal sebesar 75 oC, perolehan 40%, Batasan minimal sebesar 75 oC, perolehan
50% Batasan maksimal sebesar 105 oC, perolehan 90% Batasan maksimal sebesar 170 oC.
Sedangkan Pada produk Avtur untuk perolehan 10% Batasan maksimal sebesar 205 oC,
perolehan 50% dan 90% hanya dilaporkan saja.
o Titik didih akhir pada produk Avgas memiliki Batasan suhu maksimal pada 170 oC dan pada
produk Avtur pada suhu 300 oC.
o Penjumlahan Temperatur Perolehan 10% + 50% Bahan Bakar Menguap dengan Batasan
minimal 135 oC. Sedangkan pada produk Avtur tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas
o Residu pada kedua produk tersebut memiliki Batasan maksimal yang sama dengan jumlah
1,5 %v/v.
o Loss pada kedua produk tersebut memiliki Batasan maksimal yang sama dengan jumlah 1,5
%v/v.
o Untuk Potensial Gum pada produk Avgas memiliki Batasan maksimal 6 mg/100 ml.
Sedangkan pada produk Avtur tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Untuk Presipitasi pada produk Avgas memiliki Batasan maksimal 2 mg/100 ml. Sedangkan
pada produk Avtur tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Viskositas pada Temperatur pada Temperatur Minus 20 oC pada produk Avtur memiliki
Batasan maksimal 8,000 mm2/s. Sedangkan pada produk Avgas tidak dicantumkan dalam
SK Dirjen Migas.
o Titik Asap pada produk Avtur memiliki Batasan minimal sebesar 18,0 Mm. Sedangkan pada
produk Avgas tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Kandungan Naftalen pada produk Avtur memiliki Batasan maksimal 3,00 % v/v. Sedangkan
pada produk Avgas tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Kandungan Tetraethyl Lead (TEL) pada produk Avgas memiliki Batasan minimal sebesar
0,28 g Pb/l dan Batasan maksimal sebesar 0,56 g Pb/l. Sedangkan pada produk Avtur tidak
dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Water Reaction untuk Perubahan Volume pada produk Avgas memiliki Batasan maksimal
2 ml. Sedangkan pada produk Avtur tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.
o Konduktivitas Elektrik pada produk Avgas terdapat pada catatan 7 (Jika Static Dissipator
Additive sudah ditambahkan ke dalam bahan bakar, konduktivitas pada titik, waktu, dan
temperature pengiriman ke pembeli harus berada dalam rentang 50 s.d. 600 pS/m) sedangan
pada produk Avtur memiliki Batasan minimal sebesar 50 pS/m dan Batasan maksimal
sebesar 600 pS/m.
o Warna, Lovibond untuk warna biru pada produk avgas memiliki rentang 1,7-3,5. Sedangkan
pada produk Avtur tidak dicantumkan dalam SK Dirjen Migas.

• Quality Control Utama Untuk Produk Aviasi (Avgas dan Avtur)


• Berdasarkan mata kuliah Sistem Logistik Bahan Bakar untuk Penerbangan yang telah kami
dapat pada semester 2, Quality Control yang utama untuk produk Aviasi sendiri terdapat 3
pemeriksaan, yang pertama pengecekan secara visual (Visual Check), Pemeriksaan Control
(Control Check), dan Pengujian Conductivity. Untuk pengecekan secara visual sendiri yang
dilakukan pengecekan untuk Penampilan (Appeareance), yaitu dilihat dengan
menggunakan mata telanjang. Yang dilihat warna dan apakah ada kontaminan dalam
produk tersebut, kemudian pengecekan menggunakan Chemical Water Detector, yaitu
pengecekan kandungan air ayng terkandung dalam produk tersebut. Pada pengecekan
Control (Control Check), yaitu pengujian density, karena pada pengujian density dapat
dilihat apakah produk tersebut terkenan kontaminan dari produk atau bahan kimia lainnya.
Selanjutnya pengecekan Freezing point, pengecekan freezing point ini sangat penting
karena pada saat pesawat berada di atas ketinggian tertentu suhu berada di minus derajat
Celsius. Hal ini dilakukan pengecekan agar tidak ada pembekuan bahan bakar di atas
ketinggian yang dapat menyebabkan kecelakaan atau gangguan mesin. Pengecekan
Conductivity Dilakukan untuk memeriksa angka Conductivity Unit (CU) pada penerimaan
produk dan penimbunan. Jika angkanya kurang dari batasan ketentuan, harus ditambahkan
STADIS 450. Batasan ketentuan angka CU lebih tinggi dari batas minimal spesifikasi,
untuk mengantisipasi penurunan akibat aktifitas distribusi dan penimbunan.

Anda mungkin juga menyukai