Anda di halaman 1dari 40

METODE UJI SIFAT KIMIA

MINYAK BUMI
CRUDE OIL/ MINYAK MENTAH KOMPONEN LAIN ;
SULFUR, LOGAM DLL

SENYAWA KIMIA

SENYAWAAN • Senyawaan paraffinic,


HIDROCARBON olefin,Nafthenic, aromatic

SENYAWAAN NON • Senyawa organic dan an


HIDROCARBON organik
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti pembelajaran ini
peserta mampu memahami metode uji sifat kimia dari
minyak bumi

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND


METODE UJI SIFAT KIMIA

2. SULFUR IN PETROLEUM
1. SALT IN CRUDE OIL
AND PETROLEUM PRODUCTS
ASTM D3230
ASTM D4294
SALT IN CRUDE OIL
ASTMD 3230
A. RUANG LINGKUP

• Metode uji ini meliputi penetapan klorida (sebagai garam) dari crude oil
dalam range konsentrasi 3,5 – 500 mg/kg atau 1,0 lb/1000 bbl – 150 lb/1000
bbl (PTB) sebagai konsentrasi klorida/ volume crude oil.

• Metode uji ini mendasarkan pada pengukuran daya hantar listrik yang disebabkan
oleh garam – garam klorida dalam crude oil yaitu garam natrium, calsium dan
magnesium. Juga garam – garam klorida yang lain yang terkandung dalam crude oil.
• Definisi istilah khusus dari standard ini :
1. g/m³ atau PTB (lb/1000 bbl)
2. Salt in crude oil (garam klorida, Calsium dan Magnesium larut dlm crude)
atau ada organik lain yg mungkin muncul
B. TERMINOLOGI

• Definisi istilah khusus dari standard ini :


1. g/m³ atau PTB (lb/1000 bbl)
2. Salt in crude oil (garam klorida, Calsium dan Magnesium larut dlm crude)
atau ada organik lain yg mungkin muncul
C. RINGKASAN METODE

Contoh
Homogen + lart
• Preparasi
Mix Alcohol →
Beaker Glass

Dicelupkan
Pasangan • Arus terbaca
Elektroda

Pembacaan • Kurva
Konsentrasi kalibrasi
D. SIGNIFIKANSI DAN PENGGUNAAN

1. Digunakan untuk menentukan perkiraan kandungan klorida minyak


mentah, pengetahuan penting dalam memutuskan apakah crude perlu
dilakukan desalting atau tidak, efesiensi proses desalter juga dapat
dievaluasi.
2. Klorida berlebihan dalam crude menghasilkan tingkat korosi yg lebih
tinggi pd unit penyulingan dan memiliki efek merugikan pada katalis yg
digunakan dlm unit2 ini.
3. Metode pengujian ini adalah cara yang cepat dan sesuai untuk
menentukan perkiraan kandungan klorida dlm crude dan berguna untuk
pengolahan minyak mentah
E. PERALATAN

1. Electrometric chloride apparatus terdiri :


a. Milliammeter, 0 – 1 mA dc dengan skala 0 – 1 mA ac,
tahanan internal 88 Ohm
b. Jembatan Rectifier, full wave, kapasitas 0,75 A pada 60
Hz, suhu ambien, minimum 400 Peak Reverse Voltage
(PRV)
c. Voltmeter AC, rectifier type, 2000 Ohm/V, range 0 – 30 V
d. Variable Voltage Autotransformer, input 105 – 117 V,
50/60 Hz, output 0 – 132 V, 1,75 A capavity
e. Transformer, plate supply 240 V, center tap, 50/60 Hz, 250
mA dc capacity
2. Test Cell Components
a. Beaker, 100 mL, leher panjang
b Elektrode
3. Pipet 10 ml
4. Pipet Volume 25 ml
D. REAGEN DAN BAHAN

1. Purity of Reagents
Sesuai dengan spesifikasi American Chemical Society mempunyai
kemurnian cukup tinggi.

2. Purity of water
kemurnian terhadap air harus dipahami sebagaimana didefinisikan
oleh tipe II sesuai spesifikasi D1193
REAGEN DAN BAHAN

63
37 1. Mix Blanko
volume tiap 1 L + max 0,25
3. volume 1
methyl 3mL air Alcohol mA pada
butanol
alkohol. Solvent 1,25 V

1.00g ± → 2.
0.01g 25mL 100mL CaCl2
4. H2O
CaCl2 dg MAS 10 g/L

1.00g ± → 3.
5. 25mL
0.01g
H2O
100mL MgCl2
MgCl2 dg MAS 10 g/L
1.00g ± → 4.
25mL
6. 0.01g
H2O
100mL NaCl
NaCl dg MAS 10 g/L

10mL 20mL 70mL 5. Lart


7. Lart Lart Lart Garam
(CaCl2) (MgCl2) (NaCl) Pekat

10mL 6. Lart

8. Lart
garam
1000mL Garam
dg MAS Encer
pekat
BAHAN KIMIA DAN MATERIAL TAMBAHAN

9. Hexane Ragent Grade, (Naphtha, Petroleum ether) …. Sangat flammable


berbahaya jika dihirup

10. Oil, Refined Neutral


Bebas klorida, viskositas 20 cSt pada 40C dan bebas aditif.

11. Xylene, reagent grade, minimum purity …


mudah terbakar, vapor harmful
Pengambilan Sampel :

• Pengambilan sampel sesuai dengan metode uji ASTM D4928


• Pastikan sampel benar benar homogen
• Sampel yang cukup kental dihangatkan sampai mencair sebelum diambil
sampelnya
• Sampel minyak mentah yang mengandung air dan sedimen pada dasarnya
tidak homogen, Adanya air dan sedimen mempengaruhi kondutivitas
sampel sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mendapatkan
sampel yg homogen dan representative.
E. PERSIAPAN PERALATAN

Tempatkan peralatan ditempat


yang datar, misalnya meja kerja

Siapkan alat sebelum


dioperasikan sesuai dengan Bersihkan dan keringkan
petunjuk dari pabrik pembuat semua bagian test beaker,
alat (manufacture) untuk elektrode, dan kelengkapan
kalibrasi, memeriksa dan yang lain sebelum memulai
pengoperasian peralatan. pengujian, dan yakinkan
(peringatan voltase pd bahwa tidak ada sisa solvent
elektroda sebesar 250 V ac, yang melekat pada peralatan
berbahaya) telah bersih.
F. KALIBRASI

Kurva kalibrasi dan Diamkan 5 Tempatkan elektroda


contoh, perbedaan menit, tuangkan ,pastikan ujung
suhu < 3 ºC ke dalam gelas elektroda berada dibwh
beaker kering permukaan larutan, Baca
arus pada voltase
tertentu
Pengukuran blanko
(xylene or MAS), max → + sd 100mL
0,25 mA pada 125 V MAS Lakukan hal yang sama
untuk nilai standard yang
lain
Tambahkan
Siapkan glass-stoppered larutan garam
mixing cylinder encer (minimal Buat grafik dari
utk 3 titik) keseluruhan nilai
sesuai tabel standar
15 mL Xylene + 10 mL
Neutral Oil + 10mL
Xylene (utk cuci pipet) Kocok kuat 60S
+ 15 mL Xylene
G. PROSEDUR

Siapkan glass-stoppered mixing cylinder

15 mL Xylene + 10 mL Contoh Uji + 10mL Xylene (utk cuci pipet bekas sampel) + 15 mL Xylene ( sd
vol 50ml xylene)

Kocok kuat 60s

→ + sd 100mL MAS kocok 30s (50 ml MAS)

Diamkan 5 menit

Baca arus pada voltase tertentu (voltase yg sama dengan standard kalibrasi)

PERHITUNGAN
H. PERHITUNGAN

1. Kurangkan arus contoh uji yang diperoleh dengan arus


blanko
2. Plot arus contoh uji terhadap kurva kalibrasi
3. Hitung konsentrasi garam dalam mg/kg dengan rumus:
1000 X
Garam , mg / kg 
d

2853 Y
Garam , mg / kg 
d

X = konsentrasi garam, g/m3


Y = konsentrasi garam, lb/ bbl atau PTB
d = density contoh uji pada 15 oC, kg/m3
I. LAPORAN

Konsentrasi pada pengujian ini dinyatakan mg/kg sebagai alternatif


bisa juga dalam g/m³ atau lb/1000 bbl atau PTB
J. PRESISI
Repeatability Reproducibility

X = the average of two test results in mg/kg


Y = the average of two test results in lb/1000 bbl
SULFUR IN PETROLEUM AND PETROLEUM
PRODUCTS
BY ENERGY-DISPERSIVE X-RAY FLUORESCENCE SPECTROMETRY

ASTM D4294
1. RUANG LINGKUP
Metode uji ini mencakup penentuan total sulfur dalam produk minyak bumi yang merupakan
fase tunggal dan cair, pencairan dengan panas sedang atau larut dalam pelarut hidrokarbon.
Bahan bahan ini mencakup bahan bakar seperti diesel, nafta, kerosine, residu, lubricating
base oil, hydraulic oil, jet fuels, crude oil, gasoline (tanpa timbal), dan distillate lainnya.
Konsentrasi sulfur berkisar 0.00 – 5.00 % massa dengan kisaran rentang standard yang
berbeda.

2. METODE UJI
Contoh ditempatkan dalam alur sinar yang diemisikan dari sumber X-ray. Hasil
eksitasi khas radiasi X diukur, dan hitungan akumulasi dibandingkan dengan
hitungan dari standar kalibrasi yang telah dipersiapkan sebelumnya yang
mengapit rentang konsentrasi contoh yang diuji untuk memperoleh konsentrasi
sulfur dalam % massa. 3PP1
Slide 24

3PP1 365 Pro Plus; 23/08/2021


Tabel 1 Konsentrasi Species A yang mengganggu

Konsentrasi dalam tabel 1


ditentukan oleh perhitungan
jumlah koefisien penyerapan
massa kali fraksi massa dari
setiap elemen yg ada,
perhitungan dibuat untuk
pengenceran sampel yg
representative yg mengandung
3% zat pengganggu dan 0,5%
sulfur
Significansi dan Penggunaan

Metode ini memberikan pengukuran sulfur total yg cepat dan tepat dalam produk minyak bumi dengan waktu
analisis 1-5 menit per sampel

Pengetahuan tentang konsentrasi sulfur diperlukan untuk tujuan pemrosesan


Kualitas banyaknya produk minyak bumi dengan jumlah sulfur yang ada

Metode pengujian ini menyediakan sarana untuk menetukan apakah kandungan sulfur minyak bumi memenuhi
batas spesifikasi yang telah ditentukan

Gangguan
Disebabkan oleh kedekatan garis karakteristik sinar x dari elemen yang ada dalam sampel dan kemampuan
detector terbatas, akibatnya garis2 menghasilkan puncak spectral yg tumpeng tindih satu sama lain.
Interferensi spectral dapat timbul dari sampel yg mengandung alkil timbal, silicon, fosfor, kalsium, kalium dan patikel
katalis jika ada pada konsentrasi lebih besar dari 1/10 dari konsentrasi sulfur yg diukur
Efek matrik disebabkan oleh variasi konsentrasi unsur dalam sampel.Variasi ini secara langsung mempengaruhi
penyerapan sinar X dan mengubah intensitas terukur dari setiap elemen, misalnya aditif peningkat kinerja, aditif
logam berat dll
Note 1.
Bahan Bakar beroksigen dengan kandungan etanol dan methanol melebihi batas tabel 1
dapat diatasi dengan metode pengujian ini tetapi presisi dan biasnya tidak berlaku.

Note 2
Untuk sampel dengan kandungan oksigen tinggi >3 wt% dilakukan pengenceran sampel,
tetapi memiliki tingkat kesalahan yg cukup tinggi, penambahan matrik pengencer dilakukan
untuk memastikan hasil yg akurat.

Sampel yg mengandung lebih dari 4,6% massa sulfur dapat diencerkan tetapi memiliki
kesalahan yg lebih tinggi daipada sampel yg tidak diencerkan.

Sampel yg mudah menguap seperti bensin bertekanan uap tinggi atau hidrokarbon ringan
kemungkinan tidak presisi yg dinyatakan sebagai penyebab hilangnya cahay selektif selama
analisis
3.INTERFERENSI

Interferensi spectral dihasilkan bila beberapa komponen memancarkan X-ray


dan detector tidak dapat memisahkan dari emisi X-ray sulfur. Sebagai hasilnya
diperoleh puncak spectral yang overlab satu dengan yang lainnya

5. SAMPLING
1. Pengambilan contoh sesuai Practice D 4057 atau D 4177,
contoh segera dianalisis setelah ditempatkan dalam sample cell.
Sample cell harus bersih dan kering, bebas dari noda fingerprint.
Impurities dan ketebalan film yang bervariasi berpengaruh pada
pengukuran. Setiap roll film baru harus diverifikasi.
4. PERALATAN
Energy-dispersive X-ray Fluorescence Analyzer :
1.Source of X-ray Excitation,
2.Sample Cell & transparan film,
3.X-ray Detector,
4.Filters,
5.Display or Printer.
5. REAGENT DAN BAHAN

Mineral Oil, White (MOW),


X-ray Transparent Film ACS reagent grade or less
than 2 mg/kg sulfur

Sample Cells Di-n-Butyl Sulfide (DBS),


6. STANDARISASI/KALIBRASI

Persiapan
sample cell
lengkap

Hitung jumlah MOW


dan DBS yg dibutuhkan
Timbang sesuai
perhitungan
Hitung ulang
dari real S = [(DBS x SDBS) + (MO x SMO)] / (DBS + MO)
penimbangan
dengan:
S = %mass sulfur,
DBS = berat DBS, g,
Seri standard siap SDBS = %mass sulfur dalam DBS, biasanya 21.91 %,
MO = berat mineral oil, g,
SMO = %mass sulfur dalam mineral oil.
S = [(DBS x SDBS) + (MO x SMO)] / (DBS + MO)

Contoh Target standard 1% Sulfur Content = 0,01

Diketahui
Konsentrasi Sulfur pada DBS = 98% = 0,98
Konsentrasi Sulfur pada MO = 0,01% = 0,0001

0,01 = (mdbs x 0,98) + (mmo x 0,0001)/ (mdbs+mmo)


0,01 = (mdbs x 0,98) + (50gr x 0,0001)/ (mdbs+50gr)
mdbs=10gr
Persiapan Kalibrasi Standar
• Siapkan 2 seri standar kalibrasi dengan konsentrasi nominal seperti pada tabel 2
dengan mengencerkan setiap standar primer dengan matrix diluent yang sesuai

Tabel 2 Nominal calibration standars

Range 1 2
Sulfur mass % 0.0020 to 0.1 0.1 to 5.0
St 1 0.000 0.000
St 2 0.0020 0.100
St 3 0.0050 0.500
St 4 0.0100 1.00
St 5 0.0300 2.50
St 6 0.0600 5.00
St 7 0.1
5. STANDARISASI/KALIBRASI

Seri standard
dalam sample
cell

Setting peralatan
Setting worksheet
Lakukan
pembacaan
tiap standard

Kurva kalibrasi
6. PENGUKURAN

Persiapan
sample cell
lengkap
Timbang contoh dg
massa sama seperti
standard
Lakukan setting
alat sama seperti
setting standard Lakukan
pembacaan

Data hasil didapatkan


Prosedur
 Pastikan sample cell terisi sampel dengan kedalaman yang signifikan untuk
pengukuran kurang lebih 75% dari sample cell
 Sampel dengan viscositas tinggi perlu dipanaskan untuk memudahkan
penuangan.
 Pastikan tidak ada gelembung udara
 Ukur tiap sampel sesuai instruksi kerja alat

Perhitungan
Konsentrasi sulfur dalam sampel secara otomatis akan didapatkan dari
kurva kalibrasi dalam alat

Pengendalian mutu
Untuk mendapatkan diagram statistic control sebagai pendukung kalibrasi yang
valid maka dapat digunakan quality control sampel, yaitu sampel petroleum
product yang stabil dan mutu dianalisis secara berkala sehingga didapatkan
data statistic sebagai control mutu
9. KETELITIAN

Repeatability Reproducibility
% massa, r = 0,02894(X+ 0.1691) 0,1215(X + 0,05555)
THANK YOU

39

Anda mungkin juga menyukai