Anda di halaman 1dari 8

DESAIN VALIDASI METODE UJI

CEMARAN LOGAM KADMIUM (Cd) dan TIMBAL (Pb) DALAM SAMPEL


MARGARIN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA)

Nama : Amanda Tasya Nurhaliza


NIM : 2220442
Kelas : 2E / PMIP

Metode Acuan : SNI 3541:2014 tentang Margarin


Matriks : Margarin
Instrumentasi : Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

I. SPESIFIKASI KRITERIA KEBERTERIMAAN

Batas toleransi
Acuan/
No Parameter Larutan Uji (Syarat Keterangan
Sumber
Keberterimaan)
1 LoD ;
NATA 2018
Blanko Pelarut Hasil Respon Positif
LDI Hal 24
NATA 2018
Blanko Sampel Hasil Respon Positif
LDM Hal 18
Standar Pb dan Respon positif,
NATA 2018
LOQ Cd terkecil presisi dan akurasi
Larutan Sampel r > (0 – 150)% atau NATA 2013
2
Linearitas Standar (50 – 150) % Hal 8
3 Sensitivitas - - -
4 Presisi NATA 2013
Matriks Sampel CV Hitung < 2/3 %
(% RSD) Hal 14
5 Spiking Sampel Bias Metode Clem NATA 2013
Akurasi (Recovery) (90 – 110) % Hal 15 - 16
6 Larutan sampel
U < 15% nilai uji EURACHEM
Ketidakpastian (U) 2000
II. Ruang lingkup :
Standar ini menetapkan istilah dan definisi, syarat mutu dan cara uji margarin.
III. Cara Uji ;
a. Prinsip :
Destruksi contoh dengan cara pengabuan kering pada suhu 450℃ yang dilanjutkan
dengan pelarutan dalam larutan asam. Logam yang terlarut dihitung menggunakan
alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan panjang gelombang maksimal
228,8 nm untuk Cd dan 283,3 nm untuk Pb.

b. Reaksi : -

c. Bahan :
a. Asam nitrat, HNO3 pekat;
b. Asam klorida, HCl pekat;
c. Larutan asam nitrat, HNO3 0,1 N;
d. Larutan asam klorida, HCl 6 N;
e. Larutan baku 1000 µg/mL Cd;
f. Larutan baku 200 µg/mL Cd;
g. Larutan baku 20 µg/mL Cd;
h. Larutan baku kerja Cd;
i. Larutan baku 1000 µg/mL Pb;
j. Larutan baku 50 µg/mL Pb; dan
k. Larutan baku kerja Pb.

d. Alat-Alat :
a ) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) beserta kelengkapannya (lampu
katoda Cd danPb) terkalibrasi (sebaiknya menggunakan Flame atau
tungku grafit);
b) Tanur terkalibrasi dengan ketelitian 1℃;
c) Neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg;
d) Pemanas listrik;
e) Penangas air;
f) Pipet ukur berskala 0,05 mL atau mikro buret terkalibrasi;
g) Labu ukur 1000 mL, 100 mL, dan 50 mL, terkalibrasi;
h) Gelas ukur kapasitas 10 mL terkalibrasi;
i) Gelas piala 250 mL;
j) Botol polipropilen;
k) Cawan porselen/platina/kwarsa 50 mL sampai dengan 100 mL; dan
l) Kertas saring tidak berabu dengan spesifikasi particle retention liquid 20
sampai dengan25 µm.

e. Pembuatan Larutan :
a. Larutan asam nitrat, HNO3 0,1 N;
encerkan 7 mL HNO3 pekat dengan aquabides dalam labu ukur 1000 mL
dan encerkansampai tanda garis.
b. Larutan asam klorida, HCl 6 N;
encerkan 500 mL HCl pekat dengan aquabides dalam labu ukur 1000 mL dan
encerkan sampai tanda garis.
c. Larutan baku 1000 µg/mL Cd;
larutkan 1,000 g Cd dengan 7 mL HNO3 pekat dalam gelas piala 250 mL dan
masukkan ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian encerkan dengan
aquabides sampai tanda garis, atau bisa digunakan larutan baku Cd 1000
µg/mL siap pakai.
d. Larutan baku 200 µg/mL Cd;
pipet 10 mL larutan baku 1000 µg/mL Cd ke dalam labu ukur 50 mL
kemudian encerkan dengan aquabides sampai tanda garis kemudian dikocok.
Larutan baku kedua ini memiliki konsentrasi 200 µg/mL Cd.
e. Larutan baku 20 µg/mL Cd;
pipet 10 mL larutan baku 200 µg/mL Cd ke dalam labu ukur 100 mL
kemudian encerkan dengan aquabides sampai tanda garis kemudian dikocok.
Larutan baku ketiga ini memiliki konsentrasi 20 µg/mL Cd.
f. Larutan baku kerja Cd;
pipet ke dalam labu ukur 100 mL masing-masing sebanyak 0 mL, 0,5 mL, 1
mL; 2 mL; 4 mL; 7 mL dan 9 mL larutan baku 20 µg/mL kemudian
tambahkan 5 mL larutan HNO31 N atau HCl 6 N, dan encerkan dengan
aquabides sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kerja ini
memiliki konsentrasi 0 µg/mL; 0,1 µg/mL; 0,2 µg/mL; 0,4 µg/mL; 0,8
µg/mL; 1,4 µg/mL dan 1,8 µg/mL Cd.
g. Larutan baku 1000 µg/mL Pb;
larutkan 1,000 g Pb dengan 7 mL HNO3 pekat dalam gelas piala 250 mL dan
masukkan ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian encerkan dengan
aquabides sampai tanda garis, atau bisa digunakan larutan baku Pb 1000
µg/mL siap pakai.

h. Larutan baku 50 µg/mL Pb; dan


pipet 5,0 mL larutan baku 1000 µg/mL Pb ke dalam labu ukur 100 mL dan
encerkan dengan aquabides sampai tanda garis kemudian kocok. Larutan baku
kedua ini memiliki konsentrasi Pb 50 µg/mL.
i. Larutan baku kerja Pb;
pipet ke dalam labu ukur 100 mL masing-masing sebanyak 0 mL, 0,2 mL; 0,5
mL; 1 mL;2 mL; 3 mL dan 4 mL larutan baku 50 µg/mL kemudian tambahkan
5 mL larutan HNO3 1 N atau HCl 6 N, dan encerkan dengan aquabides sampai
tanda garis kemudian kocok. Larutan baku kerja ini memiliki konsentrasi 0
µg/mL; 0,1 µg/mL; 0,25 µg/mL; 0,5 µg/mL; 1,0 µg/mL; 1,5 µg/mL dan 2,0
µg/mL.

f. Persiapan Sampel :
Persiapan contoh terdiri atas persiapan contoh untuk uji mikrobiologi, uji
organoleptik, dan ujikimia. Pengambilan contoh untuk uji mikrobiologi dilakukan
pertama, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan contoh untuk uji organoleptik
dan uji kimia.

g. Prosedur Pengujian Sampel :


a) Timbang 10 g sampai dengan 20 g contoh dengan teliti dalam cawan
porselen/platina/ kuarsa (W);
b) tempatkan cawan berisi contoh uji di atas pemanas listrik dan
panaskan secara bertahap sampai contoh uji tidak berasap lagi;
c) lanjutkan pengabuan dalam tanur pada suhu (450 ± 5)℃ sampai abu
berwarna putih, bebas dari karbon;
d) apabila abu belum bebas dari karbon yang ditandai dengan warna
keabu-abuan, basahkan dengan beberapa tetes air dan tambahkan
tetes demi tetes HNO3 pekat kira- kira 0,5 mL sampai dengan 3 mL;
e) keringkan cawan di atas pemanas listrik dan masukkan kembali ke
dalam tanur pada suhu (450 ± 5)℃ kemudian lanjutkan pemanasan
sampai abu menjadi putih. Penambahan HNO3 pekat dapat diulangi
apabila abu masih berwarna keabu-abuan;
f) larutkan abu berwarna putih dalam 5 mL HCl 6 N, sambil dipanaskan
di atas pemanas listrik atau penangas air sampai kering, kemudian
larutkan dengan HNO3 0,1 N dan masukkan ke dalam labu ukur 50
mL kemudian tepatkan hingga tanda garis dengan aquabides, jika
perlu, saring larutan menggunakan kertas saring ke dalam botol
polipropilen;
g) siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan
yang sama seperti contoh;
h) baca absorbans larutan baku kerja dan larutan contoh terhadap blanko
menggunakan SSA pada panjang gelombang maksimal sekitar 228,8
nm untuk Cd dan 283,3 nm untuk Pb;
i) buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (µg/mL) sebagai
sumbu X dan absorbans sebagai sumbu Y;
j) plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (C); dan
k) hitung kandungan logam dalam contoh.

Rumus Kadar :

𝐶
Kandungan Logam , (mg/kg) : 𝑥𝑣
𝑊

Keterangan:
C adalah konsentrasi logam dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram
per mililiter (µg/mL);

V adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter (mL); dan

W adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g).

IV. Tahapan Validasi metode Uji :


a. Uji LDI
Rumus :
LDI teoritis = rata-rata konsentrasi + 3SD

b. Uji LDM
Rumus
LDM teoritis = rata-rata konsentrasi + (t tabbel x SD sampel)

c. Uji LOQ
Rumus :
LOQ = rata-rata konsentrasi + 10SD
d. Uji Linieritas
Rumus :
∑𝒊{(𝒙𝒊 − 𝒙
̅)(𝒚𝒊 − 𝒚
̅ )}
̅)𝟐][∑𝒊(𝒚𝒊 − 𝒚
√{[∑𝒊(𝒙𝒊 − 𝒙 ̅ )𝟐]}
Keterangan:
r : Koefisien korelasi
Xi : Konsentrasi standar pada pengukuran ke-i (µg/mL)
Yi : Luas area standar pada pengukuran ke-i
n : Banyak ulangan

e. Uji Presisi
Rumus :
𝑆𝐷
%RSD = 𝑥 100%
x rerata

Keterangan:
SD : Standar deviasi pengulangan
𝑋̅ : Rata Rata pengulangan

f. Uji Akurasi
Rumus :
(𝐶3−𝐶1)
%Recovery = 𝑥100%
𝐶2

Keterangan:
C3 : Kadar contoh uji yang diperkaya (spike) (mg/L)
C1 : Kadar Contoh uji (mg/L)
C2 : Kadar standar yang ditambahkan (target value) (mg/L)

g. Estimasi
Dilakukan evaluasi estimasi ketidakpastian pengukuran kadar Pb dan Cd dalam
sampel margarin terhadap hasil data linearitas, presisi, dan akurasi

Rumus :
Perhitungan Ketidapastian Asal Kurva Kalibrasi (regresi)
𝑅𝑆𝐷 1 (𝑌𝑜−𝑌𝑟)2
Ketidakpastian asal kurva kalibrasi (µ reg) = √1 + +
𝑏 𝑛 𝑏2 Ʃ(𝑋𝑖−𝑋𝑟)2
Ʃ(𝑌𝑖−𝑌𝑟) 2
RSD Kurva Kalibrasi = √
(𝑛−2)

Keterangan :
Xi = Konsentrasi deret Standar ke-i
Yi = absorbansi standar ke-I (hasil pengukuran)
Yc = absorbansi hasil perhitungan berdasarkan persamaan kurva kalibrasi
Xr = rata – rata konsentrasi deret standar yang dibuat
Yr = rata – rata absorbansi hasil pengukuran deret standar
Yo = absorbansi rata – rata hasil pengukuran sampel
Xo = konsentrasi rata – rata analit terukur dalam sampel
N = jumlah deret standar yang dibuat

Perhitungan Ketidakpastian Asal Presisi Metode


𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
%SBR = 𝑥 100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Perhitungan Ketidakpastian Asal Labu Takar


1. 𝜇 𝐿𝑇 = √𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 2 + 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇 2
𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘
2. 𝜇 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 =
2
𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑋 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢ℎ𝑢
3. 𝜇 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 =
𝑘

4. 𝑘 = 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑐𝑡𝑎𝑛𝑔𝑢𝑙𝑎𝑟 = √3

Perhitungan ketidakpastian asal volume pipet


𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑒𝑟𝑎𝑐𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘
𝜇 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 =
𝑘
𝐾𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑒𝑟𝑎𝑐𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑋 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑢ℎ𝑢
𝜇 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 =
𝑘
𝜇 𝑉𝑝𝑖𝑝𝑒𝑡 = √𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖 2 + 𝐸𝑓𝑒𝑘 𝑇 2

Perhitungan Ketidakpastian Akurasi


(𝑆𝐷)
%Recovery = 𝑥 100%
𝑥

Ketidakpastian Gabungan
𝜇𝐶𝑠𝑥 (𝜇𝑟𝑒𝑔) 2 (𝜇𝐿𝑇)2 (𝜇𝑃𝑀)2 (𝜇𝑚) 2
1. =√ + + + + (𝜇 𝑟𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦)2
𝐶𝑠 𝐶𝑠𝑉𝑜 𝑉 𝐿𝑡 𝐶𝑠𝑥 𝑚

2. Ketidakpastian diperluas (U) = 2 x 𝜇𝐶𝑠𝑥


3. Pelaporan kadar analit dan estimasi gabungan yang diperluas = Csx ± U

Anda mungkin juga menyukai